.
.
.
the story never ends
disclaimer: masashi kishimoto
.
.
.
.
Bagian III
.
All Mine
.
.
Just wanna be with you
Only you
Always you
You're so beautiful to me
It's true
Amazed by you
I think I'm falling
.
.
.
.
"Aku … jatuh cinta padamu, Sasuke-kun. Selalu. Dan selalu seperti itu. "
.
.
.
SasuSaku
Is she my fangirl? Or … my wife?
.
.
.
.
.
When you're not aroud. Just shadows and rainfall. Wait till tomorrow. Can't wait.
Pria itu mengepak barangnya, lagi. Entah sudah yang keberapa kali. Nyaris tak terhitung olehku. Yang kulakukan hanyalah memandanginya dari sisi pintu kamarnya, maksudku kamar kami. Dan ia tak menyadari kehadiranku. Atau berpura-pura tak menyadarinya. Entahlah. Aku bahkan enggan bertanya.
Aku hanya memandanginya, lagi, dan lagi. Punggung tegap itu, yang pernah kupeluk. Yang memberikan kehangatan, rasa aman. Yang selalu dan selalu ingin kupeluk sepanjang waktu. Yang selalu saja … berakhir meninggalkanku.
Pria itu membalik badannya, menatapku tenang. Aku memalingkan wajahku. Enggan menatap mata hitamnya yang akan berakhir membuatku menangis, lagi. Namun dapat kudengar langkah kakinya mendekatiku. Hingga akhirnya suaranya terdengar sangat menyebalkan di telingaku.
"Aku harus pergi," katanya tenang. Aku tetap tak bergeming. Kudengar ia menghela napasnya yang kurasa ia tak mau berada dalam situasi seperti ini.
"Sakura …." Suaranya bagaikan magnet yang menarikku. Aku menatapnya. Mata hitam itu menjeratku secara làngsung. Mata yang selalu membuatku jatuh cinta. Dan mata yang kembali membuatku ingin menangis.
Aku menundukkan wajahku, menggigit bibir bawahnya, menahan tangisku. Tànganku terkepal kuat, bergetar tak karuan
"Ini tidak lama." Ia berusaha menenangkanku. Tangannya menyentuh bahuku. Aku masih menundukkan wajahku. Mataku semakin memanas. Dan ia menyadarinya. Namun aku tak peduli.
"Aku janji tidak akan lama, Sakura." Oh, bahkan sekarang Uchiha Sasuke terdengar seperti sedang merayuku. Tidak. Dia membujukku. Dan Uchiha Sasuke tak pandai melakukan itu, yang malah membuatku ingin tertawa.
Aku mengangkat wajahku, menatap kembali mata hitamnya. Berusaha mencari kebenaran dari kata-katanya. Dan ia tak berbohong.
"Janji?"
"Ya, aku janji padamu, Sakura." Yang tak kusadari, ada kemungkinan ia untuk mengingkarinya. Karena hingga kini, sudah dua tahun berlalu, ia tak juga kembali. Namun aku tetap menunggunya. Entah sampai kapan. Meski perasaan rindu itu semakin menyiksa.
.
Wait till tomorrow, I'll wait.
Sarada sudah sangat sibuk sekarang. Nyaris setiap hari ia pergi untuk menjalankan misi. Aku senang, tentu saja. Bayi kecilku kini sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang manis. Namun di satu sisi, aku merasa sedih. Suatu saat nanti putriku pasti akan meninggalkanku. Gadis kecilku itu pasti akan menikah dan tinggal bersama suaminya. Dan aku akan sendirian? Tidak. Seharusnya tidak seperti itu. Aku memiliki seorang suami, teman hidupku. Harusnya seperti itu jika ia tak sering bepergian meninggalkanku. Namun meski begitu, aku tak bisa menyalahkan suamiku. Dia pergi bukan untuk bersenang-senang. Dia pergi dengan memikul tanggung jawab yang besar. Demi desa, negara, demu kedamaian dunia, dan tentunya ia melakukan semua ini demi kami, keluarganya. Demi orang-orang yang ia sayangi dan ingin ia lindungi.
Karenanya aku tak bisa menyalahkannya. Bahkan untuk memasang ekspresi sedih pun seharusnya tak kulakukan. Karena ketika aku bersikap seperti itu, aku hanya akan memberatkannya, membuatnya merasa bersalah.
Aku terluka, Sarada terluka, ia akan jauh lebih terluka.
Karenanya yang dapat kulakukan hanyalah mendukungnya, memberinya senyuman yang hangat, memberinya cinta dan kasih sayang, juga memberikannya arti sebuah keluarga.
Aku akan menunggunya. Selalu dan selalu menunggunya.
Karena sejauh apapun ia pergi, selama apapun ia pergi, ia akan selalu kembali … padaku, Sarada. Pada keluarganya.
Karena aku dan Sarada adalah rumahnya, tempatnya untuk pulang.
Bagian III-All Mine-593 words-End
A/N: Gantian dari sisi Sakura. Abis bosen dari sisi Sasuke melulu. Hahaha.
Feelnya berasa gak sih? Nulisnya putus-nyambung melulu soalnya. :D
Beberapa keingetan ama Gaiden. Apalagi pas Sakura dateng nyamperin SasuSara trus minta maaf dan Sasuke malah kek nyalahin dirinya sampe bilang harusnya dia yg minta maaf. Beuh, Aa Sasu baper. Wkwkwkwkwk
Btw, makasih banyak buat yang udah baca dan review. Maaf gk bisa sebutin satu persatu. Dan maaf belum bisa bales reviewnya. Tapi, aku padamu lah, reader ku sekalian./cipokinsatusatu
Dan maaf klo ada typo. Hehehe
Yosh. Sampai jumpa di chapter selanjutnya. :D
Salam penuh cinta dari istrinya Mas Taka :*