We're Perfect Fools

Prologue

[Kim Taehyung x Jeon Jeongguk]

.

Fiction | Rate T | BTS | KookV and VKook
Romance. Drama. College!AU.

[!] Male Slash. Strong Language. Suggestive Content.

.

.

© Alestie.

.

.

.

Jeongguk hanya terlalu menyukai ketenangan.

Bukannya tidak suka bersosialisasi; Jeongguk tidak tahan dengan orang cerewet; sememikat apapun tampilan luarnya.

Sebagai mahasiswa prospektus yang spesial, Jeongguk terpaksa menerima sifat pilantropik seniornya ketika SMA, Min Yoongi, untuk mengikuti tour guide keliling kampus. Awalnya ia pikir, ini ide yang tidak buruk. Jeongguk butuh wawasan soal kampus barunya, tentu.

Sayangnya, Jeongguk terlalu menyukai ketenangan.

Dan ketika sang pemandu wisata berjalan mundur, sesekali menekan dan meng-swipe iPad di dekapannya, dengan telaten menjelaskan satu per satu detil kampus barunya; Jeongguk benar-benar merasa mati kutu. Bahkan pemuda itu membercandainya dengan gaya bicaranya yang komunikatif, menceritakan tentang pengalaman pertamanya ketika kuliah dulu, menjelaskan tentang regulasi universitas dan tingkat keamanannya. Tetapi Jeongguk nyaris tak merespon sama sekali.

Terkutuklah Yoongi-hyung yang menjadikan tur ini one-on-one.

(Paket deluxe limited-edition special for Jeon Jeongguk, katanya).

Kini Jeongguk mencapai pada batasnya.

"Kau lihat bangunan eksterior pastel di belakang sana? Itu Asrama Puteri. Kami mempunyai batas curfew time hingga pukul sepuluh malam," pemuda itu terkekeh ceria, merapatkan wajahnya pada Jeongguk dan menangkup tangannya berbisik, "Tetapi tidak masalah. Ada kanal rahasia yang menghubungkan Asrama Putera dan Puteri lima ratus meter ke selatan dari tangga utama lantai dua; andaikata kau ingin—"

Jeongguk menghentikan langkahnya tiba-tiba.

Pemuda itu mengatupkan bibirnya dan mengerdip beberapa kali.

Kemudian tanpa aba-aba, Jeongguk meremas salah satu pundak pemuda itu; seringai terukir dari bibirnya sinis. Bola matanya turun dan menemukan name tag yang tertera menyala di sisi kanan dada pemuda itu dan mengejanya pelan.

"Kim Taehyung-ssi,"

Obsidian Jeongguk menelusuri detil pemuda di hadapannya dari puncak kepala hingga ujung tumit dengan tatapan tidak sopan. Pemuda itu bungkam seketika. Kedua manik kembarnya membulat dengan binar penuh harap; berasumsi jika Jeongguk akhirnya tertarik dengan program guiding-nya dan memiliki satu dua pertanyaan untuk dilontarkan kepadanya.

Jeongguk mengeliminasi jarak di antara mereka,

"Bagaimana jika kau hentikan saja basa-basinya—"

Jemari Jeongguk tergerak untuk mengangkat dagu sang pemuda, membuat pemuda itu mengernyitkan kening merasa aneh. Jeongguk mendesis dengan suara tertahan, tetapi cukup keras untuk dapat didengar oleh beberapa pelalu lalang yang melintas penuh tatapan tanya ke arah keduanya.

"—dan katakan padaku,"

Sekali lagi, Jeongguk mengamati pemuda di hadapannya dengan intens dari atas ke bawah, kemudian bersiul kurang ajar. Jeongguk menggelengkan kepalanya menyadari betapa ramping dan mempesonanya postur pemuda di hadapannya. Tubuh proporsionalnya dibalut seragam ambassador Universitas Hanyeong berwarna merah marun yang dipadu dengan jins khakis dan sneakers tinggi.

Rambutnya oranye menyala; setiap telinganya ditindik piercing hitam tiga buah, bahkan bibir bawahnya terpasang labret. Dari lengan kanannya yang terekspos karena seragam kemeja yang ditekuk hingga siku; Jeongguk dapat melihat arloji Rolex keluaran terbaru, limited-edition.

Bulu mata panjang, tatapan mata tajam dan iris selembut karamel. Mengintimidasi tetapi begitu menggoda.

Sudut bibir Jeongguk terangkat pongah,

"Jadi—"

"—kapan aku bisa mulai memakaimu, Taehyung-ssi?"

.

.

Beberapa persekon kemudian, Jeongguk mengerjapkan matanya dan merasakan tubuhnya telah tersungkur di atas tanah; sebelah pipinya terasa luar biasa panas, dan ia segera mengangkat wajahnya.

Kini, pemuda itu mendelik penuh kebencian, kedua mata indahnya memincing jijik. Kepalanya setengah terangkat keki, alisnya mengernyit tidak suka, wajahnya merah padam antara marah besar dan merasa luar biasa dipermalukan.

Merasa begitu direndahkan.

"Merangkaklah di neraka paling jahanam—"

Pemuda itu menggertak dengan suara bergetar penuh emosi,

"—bajingan cabul kampungan."

.

.

Jeongguk mematung; matanya mengerdip kikuk.

(Dia tidak pernah ditolak sebelumnya, jadi, yeah).

Sambil mengusap sebelah pipinya yang terasa menyengat (dan Jeongguk baru bisa mengingat bahwa pemuda di hadapannya baru saja menampong wajahnya dengan iPad-nya sekuat tenaga—sialan), Jeongguk kembali mengukirkan seringai angkuhnya.

"Wow, berani sekali."

Intonasi Jeongguk seperti menyanjung; tetapi penuh sarkasme.

"Kau baru saja, secara resmi, menjadikan bintang tamu istimewa Hanyeong sebagai musuh."

.

.

"Heh,"

Pemuda yang berdiri di hadapannya terkekeh mengejek. Wajahnya berubah 180 derajat dari tampang ramahnya ketika guiding beberapa saat lalu.

"Peduli setan," tandasnya tanpa gentar,
"Makan, tuh, bintang tamu istimewa."

.

.

Dengan senyum terhibur, Jeongguk mengangkat sebelah alis,

"Kau musuhku mulai hari ini, Kim Taehyung-ssi. Akan kuingat-ingat namamu."

.

.

Dan pemuda itu tersenyum lebar sebelum meludahi wajah Jeongguk tanpa aba-aba,
Jeongguk melotot dengan ekspresi tidak percaya.

"—persis seperti yang kuinginkan, Keparat Jeon."

.

.

Jeon Jeongguk,
Mahasiswa Teknik Kimia semester satu;
bintang Pop papan atas, dingin dan arogannya luar biasa;

Kim Taehyung,
Mahasiswa Studi Relasi Internasional semester lima;
pemandu tur kampus, konfrontatif dan nyaris tak bisa diam walau sebentar saja.

.

Persamaan keduanya hanyalah;

Mereka sama-sama idiot maksimal,

.

.dan luar biasa kekanakan.

.


Coming Soon


Author's Note:

Annyeong, chingudeul~! XD

Pertama, ane mau bilang kalo ANE GANGERTI ABIS NULIS APAAAAN! :'D /dor/ Mungkin ane lelah jadi cuman pengen nulis fic ringan, klisé gak jelas, komedi2 seksi(?), berplot minim dan berbahasa kebun binatang kayak gini /disembeleh/ Don't think it too seriously!

Kedua, ini dubious role! (AGAIN) dan kedepannya di fic ini; ane nulis nama 'Jungkook' dengan sebutan 'Jeongguk'. No reason, just personal preference. Meskipun kebelakangnya bakal ada yang lebih dominan. Just guess it ;)

Ketiga, this is not chaptered fic! Bakalan jadi twoshot, mungkin. Soalnya ini cuman semacem stress reliever dan ane punya chaptered fic dua ekor yang kudu diprioritaskan. Ugh.

That's it! Kelanjutan ff ini sepenuhnya di tangan readers bersuara! Kasih pendapat kalian ke kolom review~ Bakal ane delete konsep ini misal nggak banyak yang tertarik.

Waiting your kind opinion!

.

Lots of V and Kook's love,

Alestie.
[ find me on twitter! :) – alestierre ]