Title : The Future I Have Drawn
Disclaimer : Inspiration of Fate - Series. Fate is not my own.
Author : Nafa
Character : Arturia Pendragon (Saber) , Gilgamesh (Archer), Diarmuid Ua Duibhne (Lancer), and the others
Genre : Drama, Romance, family, Hurt/Comfort, School-life
^.^
Chapter 1 : Prologue
Suara Alarm terdengar berbunyi nyaring di telinga Arturia. Tanpa menunggu lagi, ia segera meraih SmartPhone yang tergeletak diatas meja, disamping tempat tidurnya dengan tangan kanannya untuk mematikan alarm tersebut. Mata Emeraldnya terlihat masih sangat lelah, bahkan kelopak matanya terasa berat untuk dibuka. Hal tersebut memang sudah dapat dipastikan. Tadi malam dia baru sampai di kota ini. Ia juga mendesahkan kata-kata lelah, hingga pada akhirnya ia segera bangkit dari tempat tidurnya, menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya dengan air.
Selang beberapa menit kemudian, Arturia keluar dengan seragam sekolahnya, kemeja putih di dalam jas yang berwarna biru tua dan rok lipit selutut yang senada dengan warna jasnya. Dia segera menuju cermin untuk menyisir rambutnya dan mengikatnya dengan pita berwarna biru. Tanpa sengaja, ia melihat jam di dinding yang sekarang menunjukkan pukul 8.47 pagi. Setelah itu, ia segera mengambil tas sekolahnya dan lari kecil, keluar dari kamarnya. Ia bergegas memakai sepatunya dan membuka pintu. Ia sempat berbalik dan berkata,"Ayah, saya berangkat! Maaf tidak sempat membuatkan anda sarapan! aku akan pulang sekitar pukul jam 4 sore!" kata Arturia dengan suara keras hanya untuk membuat ayahnya mendengar. Akhirnya, dia menutup pintu dan berlari menuju sekolah barunya. Arturia hanya bisa berharap bahwa ia tidak akan mengacaukan hari pertamanya di sekolah.
Setelah ia kehabisan tenaga untuk berlari, dengan nafas yang berat, ia melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah yang saat ini sudah ditutup. Setelah itu, ia mengamati sekitar gerbang sekolah, terlihat tidak ada seorangpun disana. Akhirnya, dia berfikir untuk memanjat gerbang tersebut. Gerbang tersebut tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 2 meter. Arturia akhirnya berhasil menaiki gerbang tersebut hingga ia akhirnya melompat sambil memegangi roknya. Arturia melanjutkan untuk berlari menuju kantor.
Setelah sampai di Kantor, dia langsung mengetuk pintu, dan tanpa menunggu jawaban dia masuk.
"Good Morning, My name is Arturia Pendragon, student from England," Arturia memperkenalkan dirinya dalam bahasa Inggris dengan menundukkan badannya.
"Oh... miss Arturia..! I'm wait-waiting of you! umm... Acc-tuall-ly I can't spe-ak English flu-ent-ly.. sorry. My name is Taiga Fujimura," seorang guru perempuan muda menyambut Arturia dengan ramah. Dia adalah guru yang mempunyai rambut coklat sebahu dan senyuman yang ramah.
"Ow... maaf Fujimura sensei. Sebenarnya saya sudah bisa bahasa Jepang. Saya pernah mengambil kursus satu tahun yang lalu," Arturia menjawab dengan bahasa Jepang.
"Oh... begitukah, syukurlah! disini kamu akan kesulitan mencari teman jika kamu tidak bisa berbicara bahasa kita. Karena, banyak siswa yang tidak bisa berbicara Bahasa Inggris disini. Baiklah, mari saya antarkan ke kelas anda," Fujimura sensei memandu Arturia menuju kelasnya. Dia bahkan tidak berhenti berbicara, untuk hal-hal yang kurang penting. Arturia hanya bisa menanggapi dengan anggukan kepala atau senyuman. Sebenarnya, Arturia tidak menyukai orang yang banyak bicara, namun dia tidak membenci Fujimura-sensei, karena dia seorang guru yang ramah.
Arturia sampai dikelasnya, dia masuk di kelas 1-A yang berada di lantai 2. Semua teman sekelas Arturia melihatnya dengan tatapan kagum. Bahkan terdapat suara bisikan yang cukup terdengar sampai di telinga Arturia.
'manis sekali dia'
'cantiknya'
'wah...pirang'
Arturia hanya tetap diam. Pada akhirnya, Fujimura sensei mempersilahkannya untuk memperkenalkan diri.
"Perkenalkan, nama saya Arturia Pendragon. Siswa pindahan dari Inggris. Mohon bantuannya." Arturia memperkenalkan dirinya dengan serius.
Setelah itu, Fujimura sensei menyuruhnya untuk duduk dibangku paling belakang. Dia segera menuju tempat duduk yang telah dimaksudkan. Sebenarnya, dia lebih suka duduk di deretan paling depan. Namun, karena hanya ada satu tempat duduk yang masih tersisa. Dia pun tidak punya alasan lain untuk menolaknya.
Sensei segera memulai mengajar, seorang laki-laki yang duduk didepannya, tiba-tiba mengedipkan salah satu mata kearahnya. Siswa tersebut mempunyai mata crimson dan rambut pirang yang sama dengannya. Lalu dia berkata, "Aku Gilgamesh, Inggris ya.. Satu bulan yang lalu, ayahku memindahkanku kesekolah ini. Aku dari Uruk."
"Hmm.." Arturia menjawabnya dengan malas, karena dia hanya ingin memperhatikan sensei yang sedang mengajar.
"Tch... jangan mengabaikanku!" Gilgamesh mendecakkan lidah karena geram, bahkan dia sampai menaikkan suaranya. "jangan berani-beraninya mengabaikan seorang raja!" mata merahnya melotot marah kearah Arturia. Arturia hanya membalasnya dengan tatapan datar tanpa ekspresi kearahnya.
Sensei yang melihat tindakan Gilgamesh, memarahinya. "apa yang kau lakukan Gilgamesh? Jangan berteriak di kelas, apalagi berteriak kepada teman barumu!"
"aku hanya ingin memeperkenalkan diriku, namun dia dengan berani mengabaikan seorang raja, sensei. Dia harus mendapatkan balasannya nanti," Jawab Gilgamesh dengan nada angkuh.
"hei, tunggu! aku tidak mengabaikanmu. Lagipula, apa maksudmu dengan 'seorang raja' huh?" Arturia balas melotot kearahnya.
"ssst...kalian, sudah hentikan!" Sensei mendekati Gilgamesh. "Gilgamesh, memang benar bahwa kamu adalah anak dari pemilik sekolah ini. tapi, bukan berarti bahwa dirimu adalah seorang raja. Cepat, minta maaf kepada Arturia!" sensei menyuruhnya dengan suara halus, namun dengan tatapan serius. Arturia juga menatapnya.
Gilgamesh semakin marah dan menjawab, "seperti aku mau saja. Sudah lakukan saja pekerjaanmu dengan benar!" dan dia pun akhirnya berjalan keluar kelas tanpa izin.
Fujimura sensei hanya membiarkannya dan melanjutkan mengajar. Suara bel istirahat menggema diseluruh sekolah. Arturia segera merapikan buku dan alat tulisnya, hingga dua perempuan menghampirinya.
"Hai Arturia-san, namaku Rin Tohsaka dan dia Sakura Matou." seorang berambut coklat dikuncir dua memperkenalkan dirinya dengan ramah dan menunjuk teman disampingnya.
"Hai..." kata seorang berambut ungu, yang berdiri disamping Tohsaka.
"Senang berkenalan dengan kalian. panggil saja aku Arturia." jawab Arturia tersenyum.
"Arturia, apa kamu membawa bento?" Tohsaka menaikkan salah satu alisnya.
"Um... tidak." Arturia menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu ayo kita pergi ke kantin." Matou mengulurkan salah satu tangannya ke arah Arturia.
"Baik." Arturia menerima ajakan mereka.
"Emiya-kun, ayo ke kantin!" Tohsaka berteriak ke arah seorang siswa berambut merah bak api, yang duduk di pojok paling depan. Si rambut merah menanggapinya, dan berjalan mendekat dengan gugup. Arturia hanya menatapnya dengan bingung.
"Dia adalah Shirou Emiya. Sudah dapat dipastikan, dari tingkah lakunya, kemungkinan besar dia tertarik denganmu." Tohsaka berbisik di telinga Arturia.
"Um... itu tidak mungkin Tohsaka-san!" Arturia tersentak kaget. Tohsaka hanya membalasnya dengan tersenyum.
"Ah... panggil aku Rin. Ya sudah, ayo pergi!" Tohsaka hanya berjalan mendahului mereka bertiga.
Arturia mengikutinya, namun berjalan paling belakang setelah Sakura dan Shirou. Ia merasa senang bahwa ada yang mau berteman dengannya, bahkan setelah apa yang terjadi dengannya dan Gilgamesh. Arturia hanya mempercepat langkahnya mengejar ketertinggalan, hingga ketika ia berbelok untuk menuruni tangga, seseorang tiba - tiba muncul dan menabrakknya. Arturia terhuyung, dan tangan yang kuat dengan lincah menangkapnya yang hampir terjatuh dari tangga. Arturia merasa dirinya tidak nyaman dari posisinya yang sekarang, namun dia hanya diam karena terpukau akan suatu hal berwarna hitam kecil yang ada dibawah mata kananya.
"Kamu tidak apa - apa?" suara laki - laki itu membangunkan Arturia dari lamunannya.
"Um... ya. Trimakasih!" Arturia mulai pindah dari posisinya dan berdiri dengan kakinya sendiri.
"Sebelumnya maafkan aku, eto.. apa kamu siswi pindahan dari Inggris itu?" laki-laki itu menatap Arturia dengan lekat-lekat.
"Ya... namaku Arturia Pendragon. Bagaimana anda tahu?" Arturia mengangkat salah satu alisnya.
"Aku Diarmuid Ua Duibhne. Seragammu menjelaskannya. Sebenarnya, bahkan sebelum kamu datang ke Sekolah ini, semua siswa sudah tahu bahwa akan ada siswa pindahan dari Inggris. Dan satu hal lagi, ada sesuatu yang mencolok pada diri anda." Diarmuid menunjuk rambut pirang Arturia, dan menampakkan sebuah senyum yang membuatnya lebih tampan.
"Yah itu-" Arturia tidak dapat menyelesaikan perkataannya.
"Aku melihat anda tadi pagi di gerbang sekolah." Diarmuid mengatakannya masih dengan tersenyum. Arturia menundukkan kepalanya menahan malu.
to be continue...
Notes : Maafkan saya, apabila masih ada banyak kekurangan dan kesalahan dalam hal penulisan dan hal lainnya.
Di Jepang, sekolah masuk pukul 8.50 pagi.
Disini saya membuat karakter Fujimura sensei sebagai guru matematika dan wali kelas 1-A.
bagi yang belum tahu saja, ^^ meskipun saya yakin bahwa sudah banyak yang mengetahui istilah - istilah berikut :
Sensei = guru
Bento = bekal
Mohon berikan saya motivasi untuk menulis lebih, yaitu hanya dengan anda ikut berpartisipasi dalam memberikan review. Terimakasih ^.^
