My Life Change

Meanie—MinWon Couple (OTP pertama di fandom ini) :33

Seventeen FF

Tokoh bukan punya saya, saya Cuma pinjam/nyolong sebagai bahan tokoh, cerita punya saya dan yg pastinya para tokoh itu akan ternistai dan ooc berat di sini.

Rating T, tapi mungkin M untuk bahasa yang saya gunakan/banyak yang vulgar/kalo iya sih -_-

Drama, AU, Romance, dll

Typos, OOC level 99, Genderbend for uke :3 Don't Like Don't Read, RnR

.

.

Wonwoo, seorang pemuda yang terkenal karena kebiasaannya yang suka sekali bebicara buruk dan kasar. Dimanapun dan pada siapa pun.

Orang lain bahkan sudah memperingatinya untuk tidak berkata kasar, karena itu tidak sopan. Tapi, mau bagaimana pun dia berusaha mencegahnya, Wonwoo tidak bisa.

Pada akhirnya ia terbiasa. Dan orang-orang pun sudah tak terlalu peduli lagi.

Tapi, yang namanya orang tersinggung saat dikatai olehnya pasti selalu ada. Terutama Mingyu, adik kelasnya yang merangkap sebagai teman baru kenal enam bulan yang lalu. Mingyu tak habis pikir bagaimana kakak kelas yang ia ekhem—sukai—ekhem, mengatainya dengan kata-kata tidak pantas di dengar oleh anak kecil. Dan pemuda itu tersinggung lalu sakit hati. Tapi ia sekuat mungkin untuk bersabar.

Ntah sampai kapan kesabaran itu akan bertahan, hanya Mingyu yang tahu.

Lalu, orang tersinggung selanjutnya adalah orang yang baru pertama kali ia temui misalnya orang tua, wanita, kemudian anak-anak geng/preman yang pastinya akan langsung mengamuk dan Wonwoo akan menjadikan Mingyu ataupun Minghao sebagai tameng untuk menolongnya. Seperti biasa, Mingyu akan bersabar dan Minghao tidak terlalu mempermasalahkan hal ini, sebaliknya, kekasihnya akan tidak terima mengetahui Minghao berkelahi.

Wonwoo hanya bisa tertawa menikmati tanpa rasa bersalah.

"Hey, tiang listrik berjalan! Pinjamkan aku sepeda bututmu!" seru Wonwoo kala ia mengunjungi kelas Mingyu tanpa malu.

Mingyu terbengong di tempat, seisi kelas melihat kearah Wonwoo kemudian kearahnya. Mingyu memutar matanya lalu kembali membaca buku ditangannya.

"Yah! Jangan mengabaikanku, idiot!" seru Wonwoo tidak terima.

"Lebih baik kau menanggapinya." Bisik Minghao.

Mingyu menghela napas, ia kemudian berdiri dan berjalan kearah Wonwoo dengan malas.

"Tidak bisa, hyung." Ucap Mingyu.

Wonwoo menatapnya bingung, "Kenapa?"

"Karena aku tidak mau." Jawab Mingyu.

"Kenapa kau tidak mau?" tanya Wonwoo.

"Karena yang meminjam itu kau, Hyung." Jawab Mingyu.

"Kenapa denganku?" tanya Wonwoo.

"Karena jika sudah ditanganmu, itu akan rusak. Hal ini sudah ketiga kalinya, aku tidak mau lagi terjadi." Jawab Mingyu.

"Tolonglah, aku tidak akan merusaknya lagi." ucap Wonwoo.

"Tidak, hyung." Jawab Mingyu, dalam hati dia menghitung dari angka lima.

Lima… empat… tiga… dua…

"Pelit. Jelek. Nyebelin…blablabla"

Mingyu tersenyum datar saat sumpah serapah keluar dari mulut pemuda itu.

"Baiklah! Aku pergi dulu, sampai nanti tiang listrik berjalan yang pelit!" seru Wonwoo lalu pergi.

Mingyu menatap kepergian Wonwoo dalam diam.

.

.

.

"Ini menyebalkan! Berat sekali! Andai Mingyu mau meminjamkan sepeda jeleknya itu padaku!" omel Wonwoo sendiri sambil membawa tas plastik berisi beberapa buku yang baru saja ia beli.

DUK!

Wonwoo menabrak seorang gadis dan keduanya terjatuh di trotoar. Meringis kesakitan, ia menatap gadis berambut pink yang jatuh terduduk di hadapannya kini. Wonwoo berdiri, membersihkan celananya. Ia terlihat kesal.

"Sial! Apa kau tak punya mata? Enak sekali menabrakku! Minta maaf." Ucapnya pada gadis itu.

Gadis itu mendongak dan menatapnya dengan mata membulat, lalu dengan cepat berdiri dengan wajah kesal.

"Apa kau bilang?" tanya gadis itu sengit.

"Apa kau tak punya mata? Menabrakku? Minta maaf!" ulangi Wonwoo.

"Enak saja! Kau yang menabrakku! Kenapa harus aku yang meminta maaf?" tanya gadis itu tidak terima.

"Tidak. Kau yang menabrakku!" seru Wonwoo.

"Aku tidak menabrakmu dan aku tidak akan meminta maaf padamu! Kaulah yang harus minta maaf padaku!" seru gadis itu kesal.

"Gadis sialan. Kau…"

"Apa?!" suara gadis itu meninggi, "Kau sebut aku sialan?!"

"Ya. Kau gadis jelek gendut sialan!" ucap Wonwoo.

"Apa?"

Wonwoo mendengus, "Apa-apaan rambut pink ombre itu? Norak!"

"Apa?"

Gadis itu bergetar, ia berusaha menahan air mata yang mungkin akan segera lolos dari matanya. Wonwoo menatap gadis itu sinis.

"Minta maaf, jelek." Ucap Wonwoo.

Gadis itu menggigit bibir, ia kesal. Sudah pasti seorang gadis benci dikatai jelek, gemuk. gendut dsb. walaupun kenyataannya memang begitu.

"Aku…" gadis itu membuka mulutnya, "Aku akan mengutukmu!"

Wonwoo membulatkan matanya.

"Aku akan mengutukmu!" ulang gadis itu, matanya berkilat tajam, "Dua hari dari sekarang! Tubuhmu akan berubah dan rasakan seperti apa rasanya menjadi seorang wanita!" seru gadis itu.

"Dengan begitu kau harus berpikir lima kali untuk mengatakan hal kasar, dan kau tidak akan kembali menjadi semula!" lanjutnya kemudian pergi sambil terisak.

Wonwoo mematung. Terdiam tak bergerak sama sekali, memproses apa yang sudah terjadi. Begitu sadar, ia tertawa keras.

"Hahahah! Apa katanya tadi?! kutukan?" tanyanya masih sambil tertawa, "Zaman begini? Lelucon jelek apa itu?"

Wonwoo terus saja tertawa hingga ia tiba-tiba merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Ia berjongkok. Matanya berkedut tidak percaya. Kutukan itu mungkin benar-benar mengenainya. Ia meringis.

Sedangkan, di kejauhan Mingyu memperhatikan pemuda itu dengan sebuah seringaian lebar.

Wonwoo merasakan napasnya memberat. Ia terbaring di tempat tidurnya dengan seprai yang sudah tidak lagi terbentuk.

Wonwoo merasa frustasi. Perasaannya tidak nyaman sejak kemarin. Dan ia memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini.

Pagi-pagi saat ia terbangun, ia dikejutkan oleh kenyataan, rambutnya memanjang tanpa sebab. Ingin segera memotongnya tapi was-was—rambut panjang itu cukup mengganggunya.

Kruyuk~

Wonwoo lupa dengan kenyataan ia belum makan sama sekali. Jadi dia keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur untuk mencari makanan….

.

"Kenapa kau tidak masuk?" tanya Mingyu saat meneleponnya.

"Ehm… kau mencariku, tiang?" tanya Wonwoo.

"Tidak juga, biasanya kau akan datang kekelasku." Jawab Mingyu.

Wonwoo terkekeh, "Kau merindukanku?" tanyanya.

Ia mendengar Mingyu tertawa disana. Wonwoo tersenyum tipis mendengarnya.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Mingyu.

Wonwoo terdiam sementara, "Hm… insting?"

Mingyu tertawa lagi, "Kau sakit?" tanyanya.

"Begitulah." Jawab Wonwoo.

"Get well soon." Ucap Mingyu.

"Mhm—hmm.. thanks? Tiang listrik berjalan yang pelit."

"Kalau aku pelit aku tidak akan mengatakannya padamu." Ucap Mingyu cepat.

Wonwoo terkekeh.

"Oh ya, sebetulnya, bisa dibilang kau ini tiang listrik juga. Tinggimu tidak jauh berbeda denganku." Ucap Mingyu.

"Haha! Aku tidak mau disamakan denganmu, sialan." Ucap Wonwoo.

"…."

"…."

"…."

"Ugh!"

"Hyung?"

Tut-tut-tuuuut-

Wonwoo kembali menghela napas panjang, rasa sakit kembali mendera tubuhnya.

Ia terdiam untuk beberapa menit.

Ngomong-ngomong, kemarin dia dikutuk menjadi apa? Wanita? Dan tidak akan kembali?

Wajah Wonwoo memucat.

Itu tidak mungkin!

.

.

Hello, bertemu lagi denganku :D

maaf karena di ff ini setengah anak seventeen ganti gender XDD

ada yang bisa nebak, siapa aja selain wonwoo yang nanti kujadikan cewek? Btw, itu ada satu clue, rambut pink ombre/slap :3

maaf juga kalau ini aneh. Ff ini just for fun aja dan ff ini setiap chap nya Cuma kutulis sebanyak 1k+ kata, tapi gak sampai 2k+. Jadi kalau pendek, mohon jangan protes, kalau 1 chap langsung banyak itu capek bikinnya.

Jadi apakah ada yg suka dengan ff ini?

Buat yang udah baca harap review ya, ya, ya! :3 /maksa/bawagolok