Cali Boy
KaiHun
©jeonghunea
Romance, fluff, M
Sehun side
california ya?
seperti apa?
dari kemarin aku terus memikirkan negara bagian pesisir amerika serikat. aku belum pernah berkunjung ke amerika sama sekali, ingin tapi pekerjaan ayah selalu berada dalam negara asia. Aku juga ingin kan berlibur kesana, kemarin krystal—teman sekelasku mengajak berlibur ke tanah kelahirannya.
Aku pikir kulitku tidak akan bersahabat dengan cuaca disana. Seoul saja, terik matahari seperti menembus ke celah-celah kulit, memakai sunscreen dengan spf tinggi tak cukup untuk melindungi kulit mongoloid ini. Ah, entahlah aku tidak begitu mengerti. Yang pasti krystal—teman sekelasku bilang disana adalah tempat menyenangkan untuk berpesta, menikmati angin di pantai, membiarkan kulit putihmu terbakar menjadi tan. Krystal berkali-kali menjemur tubuhnya disana, kulitnya bukan menjadi coklat, tapi terbakar gosong. Ya tuhan, apa dia bercanda?
"bagaimana sehun? setidaknya kau bisa mencari pacar disana" baekhyun membuyarkan pikiranku, ia juga ikut andil dalam liburan musim panas ini.
Terima kasih, no aku gak bisa bahasa inggris, tuan byun!
"new york?" ungkapku. Di dalam gambaranku, new york lebih menyenangkan.
krystal menggeram, "sehun, my trip in San fransisco!"
baekhyun angguk-angguk, aku bingung lagi. disana bisa ketemu britney spears nggak? mengigit lagi rotiku, mengunyahnya lagi. Krystal melihatku prihatin, tangannya menghapus sisa makanan yang belepotan di sekitar mulutku.
"sehunnie, carilah lelaki untuk menggantikanku melakukan ini" ujarnya, antara kasihan dan peduli padaku. Oh tuhan, sebanyak apapun aku mencari, aku tidak pernah tertarik pada mereka. Sekedar menyukai mereka, tapi tidak membuatku merasakan geli dalam perut karena ribuan kupu-kupu yang terbang. Aku sering melakukan blind date, gym, sekedar ke club untuk mencari pria tampan, tapi.. susah untuk bisa mengetuk hatiku.
sepulang sekolah aku tidak mampir bermain ke game center, hari ini club basket menyiksaku, kami mengajari adik kelas untuk turnament perlombaan lusa. Sekolah hanya merekrut adik kelas, kami sudah waktunya fokus ujian masuk kuliah. Oh god, bahkan aku tidak sempat berganti seragam di sekolah, terlalu capek. Aku butuh air hangat dan salt bath aroma vanilla sekarang.
TIN TIN TIN!
TIN TIN TINN!
siapa sih berisik?
aku menengok ke luar jendela. Sebuah porsche hitam terparkir di sana, kulihat lelaki paruh baya keluar dari porsche nya. Dia mengenakan pakaian formal kerja. menutup pintu mobil, berjalan menuju pintu depan, memencet bel berulang kali. Sementara porsche disana berjalan sendiri menuju halaman kosong di dekat garasi. Aku meneliti wajah itu dari jauh.
Eh, dia tidak datang sendiri ya?
"paman Josh!?" aku buru-buru membuka pintu, tampak lelaki paruh baya tersenyum hangat. Senyumnya masih sama saat 2 tahun yang lalu.
Dia menaruh tas kerja hitamnya merentangkan tangan untuk memelukku. Ya Tuhan sudah lama sekali ya, tapi tubuh paman masih tegap dan kokoh. Dia masih suka bermain bola tidak ya?
Paman tinggal di Manhattan. Istrinya orang korea, biasanya beliau ke seoul untuk menemui kakek nenek atau ada urusan bisnis. Menikah dengan orang korea memang tidak mudah, hingga ia bisa berbahasa korea lancar dan sering mengunjungi seoul sesekali.
"howdy?"
"fine paman, kau sekarang tambah—" pandangan terpaku pada sosok lelaki yang kini muncul di belakang paman.
Oh jesus…
"tampan" ucapku tak sadar. Paman terkekeh, ia mengusak rambutku gemas, "tentu saja, aku selalu tampan kapanpun"
J-jadi…
dia siapa?
Oh god.
Ini-baru-ciptaanmu-yang-paling-paling-paling-paling—tidak bisa membuatnya bernafas.
Kalo kata krystal sih i hate him, but he's so hawt!
"oh.. kenalkan, ini anak paman" paman beralih pada anak lelaki di belakangnya, membawanya berdiri di depanku. nafasku tercekat, ya tuhan. Dia makhluk berjenis apa hingga membuatku kehabisan oksigen seperti ini. Tubuhnya tinggi dan tegap. Dia tidak seperti ayahnya caucasian, wajahnya prefer asian. Gen ayahnya mungkin jatuh pada matanya coklat bening, rahangnya tegas membuatnya tampak maskulin, alis tebal, tubuhnya yang tegap.
Dia seperti hollywood star, kamu tahu taylor lautner?
pokoknya ganteng!
"kai"
"A.. aku sehun. Oh sehun"
.
.
paman josh mengobrol di ruang tengah bersama ayah dan ibu. Katanya mereka akan stay disini untuk beberapa minggu, mengingat bisnis paman di seoul tidak sebentar. ibu sangat menginginkan Kai menginap disini, jadi mereka tidak perlu membuang uang untuk tinggal di hotel. Kai si tampan ini menemani ayahnya bekerja. Repot bila beliau mengurus sendiri seperti setahun lalu hingga jatuh sakit. Anak itu daridulu sudah diajari mengorganisir segala tentang bisnis.
"this is your room!" ucapku berbicara inggris seadanya.
moment yang paling menyebalkan adalah… ketika penampilanmu dilihat oleh lelaki semenarik Kai. Ugh, aku tidak tahu apa yang ia pikirkan saat pertama kali melihatku. Keringatku masih tercetak jelas di kaos olahraga, rambutku lembab keringat acakan tak teratur, dan wajahku dekil. Buruk!
"thanks, i can speak korean anyway" Kai tersenyum, mengangkat tas dan memasuki kamar tamu.
bibirnya tidak terlihat seperti senyuman, melainkan.. smirk.
Brengsek.
sialan. Bagaimana aku bertahan dengan keadaan ini?
.
.
Author side
Kai berdiri di depan pintu kamar sehun, setelah 13 jam landing di gimpo airport ia harus mengantar ayahnya ke kantor sebentar di daerah gangnam. Ia menyesali tidak mampir memberi makanan tadi.
Kreet
"hey, sehun. sorry mengganggu. jika tidak keberatan… bisa antar aku membeli fast food di sekitar sini?"
lelaki bersurai hitam itu mengernyit, hair dryer di genggamannya menenggelamkan suara hingga harus mengulang perkataannya lagi. bau wangi yang menguar di dalam kamar sehun membuat Kai terbatuk. Ya tuhan , apa anak itu menumpahkan parfumnya.
"okay okay tunggu sebentar"
sehun mengenakan sweaternya, rambutnya ia biarkan setengah kering. Ucapan Kai tadi seakan mengajaknya pergi… kencan. Oh gosh, ia bisa gila jika pergi berdua dengan jongin nanti, bagaimana jika disangka psycho nanti!?
"maaf lama, bagaimana perjalanan em?"
sehun menutup pintu mobil, ia menatap Kai yang kini memakai kacamata hitam beringsut menyalakan porschenya hingga terdengar suara mesin. Ya tuhan….. kedua kali, dia bersikap kurang ajar di hadapannya. Tampan, kau akan menculikku kemana?, besit sehun dalam hati.
"sangat melelahkan, tapi terbayar dengan keindahan seoul " ungkapnya. Sehun tersenyum,"aku… aku bisa mengantarmu berkeliling seoul, setelah pulang sekolah!"
"it was great idea, aku dengar dari dad kau sekolah disopa. benar?"
"yap"
"kenal Wendy son?" kini Kai membelokan mobilnya di pertigaan distrik 3.
"dia sekelas denganku. Kenapa?" selidik sehun.
"kami berjanji bertemu di sini" jawabnya.
"o..oh begitu ya" jawab sehun kecewa, "teman? Pacar?" lanjutnya lagi. Kai tertawa tidak menjawab.
jadi…
kesini untuk menemui wanita ya?
MEMANGNYA SIAPA YANG PEDULI!
.
Mereka akhirnya sampai di restoran italy. Hari ini tampak ramai, sehun hampir tenggelam di dalam lautan orang-orang berlalu lalang. untung lelaki berkulit tan itu menggandeng lengannya agak tidak hilang, ya tuhan seharusnya Kai yang harus di jaga bukan sehun!?
"woy sehun!"
"hoy! Paboya!"
suara teriakan menginterupsinya untuk menoleh ke belakang. Krystal dan baekhyun berada di bangku pojok melambai-lambai kearahnya. Jinja jinja, memalukan sekali dua makhluk itu teriak-teriak di tempat umum. Sehun pura-pura tidak mendengar, menggandeng Kai menjauh dari sana. Apalagi ia membawa sepupunya, mereka akan membanjiri banyak pertanyaan absurd. Bukan krystal dan Baekhyun kalau belum mendapatkan mangsanya, mereka beranjak mendekati sehun dan Kai yang menjauh.
"yeobbo~ eodiga hmmm?" krystal merangkul leher sehun seolah tawanan—entah kenapa suara krystal menjadi berat seperti om-om genit.
kedua mata mereka bergulir pada Kai. Menatapnya penuh selidik.
baekhyun meneliti Kai dari atas sampai bawah, "whoa, sudah ada kemajuan tuan oh. Kau… lolos kriteria, tampan…, lumayan tubuh besarmu bisa melindungi sehun dari mara bahaya. Nuguseyo? Kau sekolah dimana?"
Demi Tuhan rasanya sehun ingin membekap bibir baekhyun dengan bongkahan es batu ke mulutnya. Sehun berusaha membekap bibir baekhyun yang terus nyerocos, tapi krystal menghalanginya dengan merangkul erat hingga tidak bisa bernafas.
Kai mengerutkan kening, "excuse me?"
sehun menahan nafasnya, menarik kedua anak itu agak menjauh dari Kai."dia.. dia sepupuku. Okay guys, sekarang tinggalkan kami berdua"
krystal dan Baekhyun terkejut, mereka menatap sehun tak percaya. Krystal berkali-kali menyebutkan nama tuhan, baekhyun masih shock.
"jinja? aku benar-benar tak akan memaafkanmu sehun, kenapa kau tidak pernah bilang memiliki sepupu tampan, hah?!" baekhyun berbisik gemas.
"ohmygod, sehun! kau harus mengenalkan aku padanya!" krystal berdesis kesal.
"aku juga baru tahu paman josh punya anak sebesar itu, aku pikir balita!"
"ya tuhan,paman josh? Pamanmu yang bule itu?" tebak baekhyun.
"dia dari california? Ohgod, jodoh memang tidak kemana ya" krystal tersenyum haru mengetahui kai satu kebangsaan dengannya.
"Okay guys, sudahi mimpi kalian okay. Dia…milikku" jelas sehun gemas melihat teman-temannya begitu agresif (dia juga agresif anyway)
"no no no sehun, ingat dia sepupumu!"ungkap krystal dan baekhyun bersamaan.
"EHEMM!" suara husky itu menginterupsi sehun, krystal dan baekhyun. Krystal mendekat pada kai. mengulurkan tangannya tanpa tahu malu, "hey, aku krystal jung by the wa—" baekhyun mendorong krystal, kemudian menjabat tangan jongin, "Byun Baekhyun, glad to see you, handsome"
sehun memutar bola matanya malas, menyeret krystal dan baekhyun menjauh.
'kau masih hutang penjelasan pada kami bocah!" teriak mereka di kasir. Ya tuhan!
.
.
"maaf ya, temanku memang sedikit gila"
pandangan sehun tidak berhenti pada Kai yang lahap menyantap makanannya. Kai pasti tersiksa menahan lapar menunggu dirinya selesai mengobrol tadi. Ketika makan wajah Kai menggemaskan, kedua pipi itu mengembung seperti anak kecil. Ya, tuhan… lucu sekali.
"no problem, teman-temanmu mengasyikan kelihatannya"
Sehun membuka kunci iphonenya, ada pesan baru di LINE.
krystal jung
Ya, paboya! Jangan diam saja. ajak dia kencan!
Baekhyun
Ya, paboya (2) keluarkan charmingmu!
"kau suka? Aku bisa membuatkanmu makanan yang lezat" tawar sehun.
Kai tersenyum senang,"whoa, really? Buat diriku menyukai makanan korea, aku hanya tidak terbiasa makan masakan asia"
"geurae, aku akan membuatkanmu. Agar kau bisa… merindukanku—a.. ah merindukan seoul maksudku" sehun tertawa kecil salah tingkah. Kebiasaan buruknya keluar.
.
.
.
what-the-fuck
sehun mengumpat terus menerus. Pikirannya berkecamuk, bayangan memasak makanan enak lenyap, harusnya ia tidak usah sok-sokan bisa memasak! Ia tahu ini akan terjadi, mengingat kebiasaan buruknya tidak berfikir sebelum bertindak. Ini semua salah Kai, anak itu menyihir sehun karena membuatnya mengiyakan semua hal yang mustahil. Jadi, bagaimana sehun harus memulai?
Ia memasang apron checkered blacknya, mulai mengikuti semua perintah yang ada dalam panduan resep di iphone. Ia mangambil bahan-bahan dalam kulkas, mengolahnya dengan hati-hati. Karena frustasi semua tidak berjalan lancar, ia memutuskan untuk menelepon temannya.
"jadi, kamu hanya memasukan garam bersama bawang bersamaan. Lalu baru masukan dagingnya ke dalam sana" suara dari sambungan video call memandu sehun. lelaki berambut hitam itu mengangguk paham, melaksanakan segala perintahnya.
"KALO BEGINI SIH GAMPANG!" seru sehun enteng, ia tak dapat menyembunyikan senyum untuk mencoba makanan buatannya.
"Ya! Jangan berteriak idiot! ini baru permulaan. sekarang tumis ayamnya" kyungsoo, lelaki di sebrang sana terus memerintah. Untung ada kyungsoo, temannya yang jago meskipun saat memerintah seperti militer. Besok ia akan memberi bulgogi buatannya, tidak ada penolakan. Dia harus menghabiskan hingga tak tersisa.
"sehun! sehunnie…"
Sehun menghentikan kegiatan memasaknya, ia terdiam sejenak. Suara itu bukan dari kyungsoo. Suara itu berasal dari lantai atas, tentu bukan milik orangtuanya bahkan paman josh, as u know mereka belum pulang hingga sore ini, urusan bisnis menyita waktu sangat panjang.
Tunggu…?
Tadi dia memanggil sehunnie?
Manis sekali…
terdengar seperti 'honey'
"O…OMO!? kau tadi dengar kyung?! Dia memanggilku sehunnie! Sehunnie!" sehun tak dapat mengendalikan dirinya untuk terus berloncatan kesana kemari sambil menggoyang-goyangkan iphone. Kyungsoo disana mengerutkan dahi bingung, "yayaya, berhenti menjadi orang gila oh sehun "
"tunggu disini, aku akan menemui pangeranku" ia meletakan iphonenya di meja, dan segera menemui jongin di lantai atas.
"Ya! Sehun! sehun!"
.
.
SIALAN
Ini namanya cobaan level akhir, kenapa setiap saat Kai selalu menggodanya seperti ini sih?! Mommy… jebal Sehun tak kuasa lagi, bertahan hingga berminggu-minggu dengan Kai, ini baru sehari, jantungnya hampir meledak setiap melihatnya. Dan kini ia harus di hadapkan pemandangan kurang ajar di depan kamarnya.
Kai shirtless.
Ya tuhan… ampuni dosa sehunnie kecil ini. Dia.. tidak lagi bersikap galak pada adik kelas, tidak lagi-lagi memilih makanan, tidak lagi-lagi bermain ke game center, tapi tolong godaan setan ini lenyapkan sesaat saja. Ia tidak kuat untuk menopang dosa sebesar ini.
"sehun?"
" …. tampan…?" jawabnya lirih, masih terpaku.
otot – ototnya terbentuk. Tubuhnya seperti atlet, perutnya tercetak abs disana. Kulitnya yang coklat membuat kesan seksi, ini persis seperti gambaran krystal saat mendekripsikan pria california disana. Mereka banyak menghabiskan waktunya untuk bermain di pantai, surfing, bermain voley dan berenang. Tak peduli terik panas membakarnya. Seme seperti ini yang dulu sehun kagumi, di korea ia hanya menemukan lelaki dengan kulit pucat.
jongin terkekeh, "youre looking kind of cute in that black apron"
cute? Siapa yang cute?
Yang pasti menurut sehun yang paling menggemaskan itu Kai! Ia ingin memeluk tubuh atletis itu. mencubit-cubit absnya, hingga membuat merah.
"showerku tiba-tiba tidak berfungsi"
"a.. a.. nyalakan saja, nanti air panasnya akan menyala" jawab sehun gugup.
"tidak bekerja, sehunnie" Kai menekankan ucapannya.
Sehun menepuk pipinya"a..aku bisa memperbaikinya"
.
.
"Kau harusnya menekan tombol ini" sehun berjinjit menunjukan tombol-tombol pada panel shower yang agak jauh darinya. Kai berada di belakang sehun berkacak pinggang memperhatikan tata caranya. Perasaan sih sudah benar, tapi airnya tidak keluar.
"Oh, dan kau harus memutar suhunya" tangan sehun menggapai tombol kedua, memutarnya. voila!
BRUSSSHHHH
"AARGH.. SEHUN PANAS!" shower menyembur dari atas mengguyur tubuh Kai, sehun yang terkena cipratan memejamkan matanya erat seraya menutupi wajahnya karena rintikan air yang menerpa kuat. Ia meraba-raba dinding berusaha mencari tombol off disana.
Ya tuhan ini konyol sekali! Ia bagai orang buta mencari sesuatu dengan mata terpejam. Dirasa sudah ketemu, tangan Kai berada di atas tangannya, ikut membantu mematikan tombol disana.
keduanya kini basah semua.
"ah.. em maaf" tubuh sehun ikut basah kuyup, tubuh mulusnya tercetak disana. Sehun tersenyum malu mengingat kejadian konyol tadi.
Tangan mereka belum lepas dari tombol kontrol, bersentuhan satu sama lain. Sehun menarik nafas melihat tubuh Kai yang basah. Terlihat jelas lekuk tubuh Kai di depan matanya, mereka saling berhadapan sekarang di dalam room shower, entah pintu kaca di sana sudah tertutup dari tadi. Jarak sempit mereka membuat suasana awkward, kedua mata Kai menyorot pada sehun. menatapnya dalam,sehun kali ini tidak berani bertatapan langsung. Ia mengalihkan ke lantai bawah yang sudah becek karena air panas yang berubah hangat. Kai menarik pinggang sehun hingga menempel, mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling bersentuhan. Nafas mereka saling memburu, tanpa sadar tangan sehun bergerak merangkul leher Kai.
"si..alan, kau hot sekali"bisik sehun tepat di depan bibir Kai — merasakan sensasi geli. jongin meraup bibir tipis sehun, melumatnya ganas. Menggigit bibir menggoda itu, sehun mengerang, lidah Kai memasuki rongga mulut sehun, memainkan lidah sehun yang kini lincah mencari-cari lidahnya, lalu memainkannya. Demi tuhan mereka berdua good kisser, tapi tetap saja Kai yang berkuasa, lidah Kai kuat untuk memanjakan tubuh sehun membuat lelaki bermarga oh itu mengerang beberapa kali. Mengecupi bibir itu bertubi-tubi, lalu menghisapnya kuat. Bibir tebal milik Kai turun mengecupi leher putih sehun, menyedotnya bagai vampire, hingga timbul bercakan ungu.
"enghhh kaihhh"
kali ini ia menarik lengan sweater itu hingga pundak mulus sehun terekspos, ia menggigit menjilati disepanjang sana, mengecupi ketiak sehun. tangannya aktif meremas pantat sehun, meremas pinggang ramping sehun, mengusap-usap sepanjang punggung dan turun meremas pantat seksi itu.
"you have a cute booty, baby" bisik Kai. Sehun mendesah, tangannya meremas rambut hitam Kai yang basah.
Kai melepas paksa apron yang terbalut di tubuh sehun, "i think you more cute without apron"
kedua tangan sehun meremas bisep Kai, mengusap perut itu. Oh god, jadi ini rasanya menyentuh tubuh pria seksi, membuatnya terangsang kuat. ia menggesek-gesek miliknya ke junior Kai. Menekan kuat, mengelus junior besar itu dengan jemari lentiknya.
"ahhhh" Kai mendesah saat sedang menyedot puting pink milik sehun.
"ohh mmm kaihhhh…"
"SEHUN OMO APA YANG TERJADI!?"
teriakan cempreng wanita tiba-tiba membuat kai dan sehun menghentikan kegiatan mereka. "ouh shit", Kai melepaskan pagutan bibir sehun. mereka belum mulai, kenapa orangtua mereka pulang awal? Ia harus menyelesaikan adik kai yang meronta ingin di lepaskan. Sial sial sial!
sejenak sehun melebarkan matanya, "ASTAGA! AYAM GORENGKU!"
.
.
TBC sayang