~ No Money ~

..

.

chapter 05

...

..

SNAP

'Sehun-shi!

Hening seketika usai suara senapan itu berbunyi.

"Eh?"

"See! Aku memiliki keberuntungan yang kuat bukan?" ujar Sehun tepat didepan Luhan yang menatapnya dengan tatapan yang masih cemas. Youngmin justru terkejut, ia mengira Sehun akan mendapatkan tembakan yang berisikan peluru tinta itu. tapi ternyata senapan itu malah bagian yang tak berpeluru.

"A-apa? itu tidak mungkin! bagaimana bisa kau tidak mendapatkan tembakan yang berpeluru?" kata Youngmin tak percaya.

"Apa yang kau katakan? kau berkata seakan ini semua tidak sesuai dengan apa yang kau inginkan begitu?" Sehun menyeringai tipis sambil beralih pada Chanyeol yang tak jauh darinya.

"Chanyeol bawa semua uang-uang itu!" pintanya lalu pada sekertarisnya itu.

"Dan kau Kim Jong Dae, jangan harap bisa melarikan diri dari sini!" Chen tersentak begitu mendengar suara ancaman dari Sehun yang tau ketika ia hendak diam-diam pergi dari tempat itu.

Youngmin terlihat menggeram, sedetik kemudian ia tersenyum aneh begitu ia telah menyadari sesuatu yang benar tak sesuai rencananya dalam permainannya malam ini.

"oh, aku tau sekarang, Oh Sehun apa yang telah kau lakukan. ck, dari awal kau berpura-pura menempatkan peluru yang berisikan tinta cairan itu, dan yang sebenarnya kau tidak memasukannya kedalam senapan itu bukan? apa ini sebuah trik?" ujar Youngmin yang telah menyimpulkan apa yang sebenarnya terjadi sekarang. kembali tersenyum menatap remeh kearah Sehun yang justru terlihat santai saja disana.

"tapi bukan berarti kau pikir bisa lolos begitu saja dengan semua ini, aku tak bodoh tuan Oh"

PUK

Youngmin melebarkan matanya terkejut saat Sehun menodongkan senapan ditangannya kearah depan tepat pada kepala pria lebih tua tersebut.

"M-mwoya? mau apa kau dengan senapan kosong itu?" tanyanya terkejut.

"itu salah." Sehun mengambil sesuatu dari kantung jas ia kenakan, menunjukkan sesuatu pada pria itu disana

"Eh?"

"Benar bahwa aku tidak menempatkan peluru tinta cairan itu disenapan ini, tapi aku telah menempatkan yang lain sebagai gantinya, dan kau tau apa itu?" jelas Sehun sambil bergerak menahan tubuh Youngmin dari arah belakang dengan cepat.

Membekapnya dengan begitu kuat agar tak bisa lepas. Youngmin yang masih terkejut pun beralih menatap pada arah meja didepan mereka, dimana diatasnya terdapat beberapa peluru asli yang tadi dikeluarkan oleh salah satu anak buahnya sendiri. saat itu ia kembali terkejut bukan main setelah mencoba menghitung peluru yang tersisa disana.

"satu, dua, tiga, empat, li-lima? a-apa pelurunya hanya lima? ja-jadi peluru itu?" histerisnya ia telah sadar sepenuhnya akan semua ini, Sehun seperti tengah mempermainkannya balik.

"benar. apa perlu aku membuktikannya padamu tuan Kim? jika apa yang kau pikirkan itu benar dan sebagai hadiah karena telah mendapatkan jawaban yang benar. kau sungguh tak menyadarinya, jika senapan ini memiliki enam peluru itu tandanya tembakan terakhir inilah milikmu!" Sehun tersenyum menang telah berhasil mengalahkan pria itu dari segala permainan dan juga rencana busuk Youngmin sebelumnya.

"Oh Sehun keparat!" geram Youngmin penuh emosi dirinya telah kalah yang bahkan dari permainannya sendiri untuk Sehun.

"aku nyatakan kau telah kalah, semuanya jangan ada yang berani mendekat jika tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada boss kalian! ini telah berakhir hahahaa...ini menyenangkan bukan?!"

"Brengsek Kau!"

Sehun tertawa kecil kini gilirannya tersenyum remeh pada Youngmin atas kemenangannya malam ini. merasa senang karena berhasil telah membuat pria itu tampak kesal setengah mati olehnya.

..

..

..

"Menurun!"

"Demammu sudah menurun, aku cukup cemas saat membawamu tadi dengan keadaan seperti itu" Sehun membereskan kotak P3k itu telah ia gunakan untuk memeriksa keadaan si mungil.

Duduk dikursi sebelah ranjangnya, dimana Luhan duduk berselimutkan selimut tebal ranjang itu. Setelah mereka kembali dari SM Club Sehun langsung memeriksa kondisi Luhan yang masih terbilang lemah karena demamnya.

"Tapi sekarang kau jauh lebih baik bukan?"

"heum" Luhan bergumam pelan.

"Luhan."

"Ne?"

"Aku ingin berbicara sesuatu padamu dan ini mengenai...Kim Jongdae" Luhan seketika menunduk diam saat Sehun menyebutkan nama sepupunya itu.

"Aku rasa apa yang sudah dilakukan sepupumu itu, tidak bisa dibiarkan lagi bagaimana pun juga dia-lah yang telah menjualmu" Sehun bangun dari posisinya

"I-itu..." hendak pergi dari kamar itu dengan membawa kotak P3k

"Tapi, aku akan membuat pengecualian khusus untukmu dan juga untuknya kali ini, membiarkannya aku rasa itu sudah cukup. Karena aku tau kau pasti sangat mengkhawatirkannya" Luhan menoleh memandang punggung tegak Sehun dengan sebuah senyuman kebahagiaannya disana.

"Gomawo, jeongmal gomawo..." seru Luhan tersenyum senang.

walau Sehun tak melihatnya tapi ia tau pasti si mungil begitu senang sekarang. Dan itu membuat Sehun justru menggeram dalam hati, merasa tak tahan terhadap si mungil dengan cepat Sehun berbalik. Melempar begitu saja kotak P3k yang ia pegang itu.

Bruk

"Ahh..." Luhan terkejut ketika Sehun tiba-tiba menghempaskan keranjang empuk itu, memeluk tubuhnya erat hingga tak terlihat.

"Aku tau...apa yang kau alami rasanya seperti apa, kau hanya sendiri dan sepupumu itulah yang menjadi satu-satunya keluargamu" ujar Sehun tenang

"Dan aku mengerti itu, tapi...tetap itu semua bukan apa-apa masih ada hal lain yang belum kau rasakan apa pun itu, satu yang aku suka ketika melihat wajahmu itu terlihat senang saat membicarakan soal lainnya" tak ada timbalan dari Luhan yang hanya diam tertegun mendengarkan ucapan pria yang masih memeluk tubuh kecilnya ini.

"Luhan, it can't be me? Tidak bisakah aku menjadi salah satu bagian darimu? Mari hidup bersama disini!?"

Sehun melepaskan pelukannya ditubuh Luhan, menatap dalam si mungil yang juga menatapnya teduh.

"Tapi..."

"Benar kita tidak begitu saling mengenal, baru kemarin aku membawamu tapi aku ingin kau tetap bersamaku menjadi keluarga"

Luhan tetap terdiam mendengarkan apa yang Sehun ucapkan kepadanya. Entah mengapa ada sesuatu perasaan yang ia tak tau itu apa, yang jelas saat Sehun mengajaknya untuk tinggil bersama itu yang membuatnya ingin menangis. Bahkan matanya pun sudah berkaca-kaca menatapi Sehun disana.

"Kau mau'kan Luhan?"

"Ne" Luhan tersenyum lembut bersamaan dengan jatuhnya air mata dipelupuk mata rusanya itu, menerima dengan tulus ajakan yang telah diberikan oleh Sehun padanya.

"Luhan..." gumam Sehun merendahkan wajahnya kewajahnya Luhan. Mempertemukan kedua belah bibir mereka dengan lembut dalam sebuah ciuman manis.

..

..

..

Sehun terus meresapi dalam manisnya bibir kecil yang ia jamah itu. Betapa lembut dan sangat terasa pas disela kedua belah bibir tipisnya. Melumat, menghisap sesekali ia gigit kecil bibir itu gemas. Hingga menghasilkan suara kecipak khas peraduan kedua bibir itu tersebut.

"Nnnmmhhh..."

si mungil tak bisa berbuat banyak hanya menggerakan sesekali bibirnya, menerima sentuhan bibir Sehun dibibir kecilnya. Menekan pelan salah satu bibir pria yang berada diatas tubuhnya itu. Secara berganti walau mungkin akan terasa asing yang Sehun rasakan, karena jujur Luhan pertama kalinya merasakan sensasi seperti itu, anggap saja ia amatiran dalam hal berciuman.

"Umphhaahhh..." lenguhnya ikut menyertai suasana yang mereka ciptakan bersama. Sehun semakin mendalami tautan mereka kala ia berhasil membuat Luhan membuka sedikit mulutnya, ia memainkan lidahnya dimulut hangat si mungil. Menjilat-jilat lidah tersebut agar ikut serta dalam permainannya.

"Nghh...S-Sehunahhh..."

Nafas Luhan memberat ia mulai kehabisan nafas sekarang, lantas dengan cepat ia mendorong tubuh Sehun agar ciuman mereka terlepas. Tepatnya tautan mereka pun terlepas langsung.

"C-chankaman! Hahh...hahh..." lekas Luhan meraup sebanyak mungkin oksigen hingga dadanya naik-turun, sedangkan Sehun hanya memandang wajah Luhan yang telah memerah sempurna dibawahnya ini.

"Se-Sehun-shi..." panggil Luhan begitu nafasnya telah teratur kembali.

"Hm?"

"Aku ingin menanyakan sesuatu hal."

"yah, apa itu?"

"hmn, jelaskan padaku mengenai perkataanmu tadi, mengenai alasanmu itu? Apa, apa yang harus aku ingat? Apa sebelumnya kita pernah bertemu? Jelaskan! Karena aku sama sekali tidak mengingat apa pun" tanya Luhan panjang lebar dengan tatapan penuh harapan agar Sehun lekas mengatakan kepadanya mengenai yang ia tanyanya itu.

Hhhh...

Sehun menghela nafas pelan satu tangannya ia gerakan untuk membenarkan poni halus Luhan.

"kau begitu ingin tahu?" si mungil mengangguk lucu.

"Sayangnya aku tidak bisa mengatakannya sekarang."

"Waeyo?" tangannya yang ia gerakan diponi Luhan, kini beralih pada pipi mulus si mungil mengelusnya lembut.

"Ada saatnya kau akan mengetahuinya sendiri heum, jadi jangan menanyakannya lagi" terang Sehun.

"Tapi..."

"Luhan!" si mungil bungkam saat Sehun berseru memperingatinya agar tak bersuara lagi. Ia diam menggigiti bibir bawahnya menurut. Sehun kembali merendahkan wajahnya mendekati wajah Luhan.

"Luhan...aku menginginkanmu malam ini" bisik Sehun dengan nafas beratnya dan Luhan bisa merasakannya, membuatnya sedikit terkesiap.

"Se-Sehun-shi, ja-jangan sekarang!" ucap Luhan terbatah karena ia tau apa maksud Sehun yang mengatakan hal itu kepadanya.

"Tidak bisa Luhan, aku menginginkannya sekarang!"

"Sehuunnn..." jerit Luhan saat Sehun sudah membuka dan menarik piyama yang ia kenakan membuangnya kelantai.

"A-aniya, ahh..." mendesah kecil akibat perbuatan pria diatas tubuhnya itu yang sudah tengah menjilat dan mengulum nipplenya.

"Ja-janganmmhhh...aahhh..."

Refleks Luhan mencengkram tangan Sehun yang hendak menyentuh sesuatu yang ada diselangkangannya itu dibawah sana. Tapi Sehun tak perduli nafsunya sudah sangat membara sekarang yang jelas begitu ingin dituntaskan.

"Luhan, tak ada penolakan heum!" geram Sehun, membuat si mungil takut diam seketika.

Sehun pun tersenyum dalam hati, membuka perlahan celana piyama beserta dalaman si mungilnya. Hingga kini Luhan naked sepenuhnya, Sehun menurunkan tubuhnya yang langsung berhadapan diselangkang si mungil. Ia buka lebar kedua paha Luhan mendekatkan wajahnya ke penis mungil itu. Tanpa aba-aba ia pun meraup milik Luhan dengan cepat, mengulumnya perlahan.

"Ahh...Se-Sehunnaahh..aahh..." desah Luhan kembali tak kuat tubuhnya jadi bergetar kecil merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan. Ia sampai membekap rapat mulutnya dengan kedua tangannya. Dan mata yang ia pejamkan erat membiarkan Sehun terus melakukan apa yang pria itu inginkan padanya saat ini.

..

..

..

"Sehun-shii...ahhh..."

"Hmm..." Luhan membuka perlahan kedua matanya yang langsung bertemu dengan kedua manik tajam Sehun.

"A-aniyaahhh..." Sehun tersenyum tipis mengecup sekilas bibir si mungil, tanpa memperlambat gerakannya dibawah sana. Sesekali akan membuat tubuh Luhan tersentak-sentak.

"Aahh...mmhhh...aah..." Luhan ingin kembali menutup mulutnya, namun Sehun dengan cepat menahannya.

"Luhan, jangan ditutup heum!" titahnya tegas

"Ta-tapihh...a-aaku...aahh...ti-tidak tahannhh..." Luhan sedikit menjerit kala gerakan Sehun menjadi, menumpuknya tepat pada titik kenikmatannya didalam sana.

Maka itu akan membuatnya semakin dekat dengan puncaknya sebentar lagi. Penis Sehun benar-benar terus menusuknya begitu dalam tak henti. Ia remas kuat sprai yang ia gapai sampai tak berbentuk lagi. Sehun bertindak menempelkan keningnya dikening Luhan, menatap dalam pada kedua manik indah bak rusa itu.

"Keluarkanlah Luhan!...keluarkan sayang..." bisiknya dengan mempercepat tempo gerakan pinggulnya itu. Sampai beberapa genjotan ia lakukan Luhan menjerit kuat dengan tubuh yang membusung kedepan dan...

"AAhhh...hahh...hhh..." desah itulah yang Luhan keluarkan sebagai tanda ia telah menuju klimaksnya, cairannya menyembur keluar membasahi perut rata berotot milik Sehun.

Tapi bukan berarti Sehun akan berhenti bergerak, ia bahkan belum menuju pada klimaksnya. Maka dari itu ia justru tak henti bergerak dengan gerakan yang jauh lebih cepat seakan tak membiarkan Luhan bernafas lega. Menggeram nikmat ketika lubang Luhan malah jadi terasa semakin mengetat. Hal itu jelas ia rasakan akibat penisnya terjepit kuat didalam sana. Ketika ia keluarkan dan hendak memasukannya kembali, ia mengerang keras kala lubang itu membawanya begitu dalam.

"Aahh...ngghhaahhhm..." dibalas desahan lagi oleh Luhan.

"ahh...Ssshhh..."

Hingga beberapa detik kemudian Sehun pada akhirnya menyemburkan spermanya memenuhi lubang Luhan didalam sana. Dengan nafas begitu tak beraturan ia berhenti bergerak dan tubuhnya ia bawa untuk lebih menindih tubuh yang lebih kecil.

"Hahh...hahh..." nafasnya terdengar kacau matanya tak lepas memandang wajah Luhan yang penuh peluh juga memerah hebat.

"Luhan..." panggilnya setengah berbisik.

"eumh?"

"Jangan lupakan perjanjian kita heum!" ujarnya lalu mendapatkan anggukan lemah dari sosok kecil itu dan ia pun tersenyum melihatnya.

"Luhan...kau milikku..."

Tanpa ada perkataan lagi setelah itu, Sehun kembali membawa Luhan dalam ciuman dalamnya. Yang mana kini jauh lebih terasa lembut dengan menyalurkan segala perasaan yang ia miliki untuk si mungilnya untuk berbagi bersama.

'mulai sekarang kau adalah milikku, dan sampai kapan pun hanya menjadi milikku...karena aku akn selalu bersamamu...'

..

..

..

~ TBC ~