Shh! It's a Secret!

Disclaimer:

Kuroko No Basuke

Fujimaki Tadatoshi Shh! It's a Secret! Michiko Hayakawa

Warning!

Yaoi/BL Content, Ada Melonnya XD

Rate : M(Mature)

Genre:

Romance,Bit Humor,Ada Hurt dikit.

Pair:

Akashi Seijuuro x Kuroko Tetsuya[AkaKuro] ,Slight AoKaga

[Selamat membaca!]

Chapter 01:The Beginning

Ding ding ding

"Pesawat dengan nomor penerbangan Sn1234:v baru saja tiba, penumpang penerbang selanjutnya di mohon bersiap untuk penerbangan selanjutnya"

Pesawat Sn1234:v dari America baru saja tiba di bandara jepang. Banyak warga asing dari Negara asal manca negara yang keluar dari pesawat, termasuk seorang pemuda bersurai baby-blue yang mengenakan kemeja putih polos berbalut sweater biru tua dan celana jeans hitam seraya memegang ranselnya di pundak.

"Aku kembali lagi ke jepang, sudah 4 tahun semenjak aku tinggal di America." Ucap pemuda itu berjalan masuk ke bandara. Di cari koper miliknya, setelah lama mencari akhirnya dia menemukan koper biru muda pun mengambilnya lalu berjalan menuju pintu keluar.

Di lihat sekelilinya, banyak orang-orang yang berlalu lalang. Dan tentu saja semuanya adalah orang jepang termasuk beberapa orang asing dari Negara tipis, dia berjalan melewati lautan manusia yang terus berjalan.

Sebuah taksi berwarna kuning ada tepat di hadapannya, di masukkan kopernya di bagasi lalu memasukkan dirinya sendiri di kursi penumpang. "Jalan pak." Ucapnya pada sang supir. Supir itu pun menancapkan gasnya menuju tempat yang pemuda itu maksudkan.

Pemuda bersurai baby-blue itu bernama Kuroko Tetsuya, dia baru saja menyelesaikan kuliahnya di America. Dan kini dirinya telah di nyatakan lulus, dan mendapat S1. Walaupun sebenarnya dia masih berumur 17 tahun, kuroko adalah anak pintar dengan segudang ilmu pengetahuan di kepalanya.

Walaupun kuroko pintar, dia sebenarnya benar-benar lemah, tentu pada fisik. Karena itu dia tidak memiliki banyak teman sebaya, dan lebih memilih di rumah membaca karena itulah dirinya menjadi sepintar ini dan lulus kuliah di usia yang terbilang masih sangat muda.

Kuroko membuka ranselnya dan mengambil sebuah novel, di buka novel itu pada bagian pertengahan di mana dirinya terakhir kali membaca. Sang supir yang sejak tadi sibuk menyetir sweatdrop melihat Kuroko dari pantuan kaca, novel yang tengah kuroko baca adalah novel berbau BL yang di singakat Boy Love atau Homoseksual.

Kenapa pemuda sepintar dia membaca novel BL?

Hanya tuhan dan Kuroko yang tau.

Tidak. Sebenarnya Itu di karenakan kuroko menyukai bermacam buku, dan mengenal BL dari Ibu sahabat karibnya yang memberikan novel BL pada dirinya yang dulu masih berumur 10 tahun. Dan disitulah terjadi ketertarikan Kuroko pada novel BL.

Namun jangan salah sangkah, selama hidupnya dia belum pernah berganti pandangan dari novel kesesuatu yang lebih Mainstream. Dirinya menyukai Novel BL karena alur cerita dari semua Novel BL selalu penuh dengan tantangan dan perjuangan yang miris bahkan Klise.

Dimana tokoh dua Gay yang berjuangan demi cintanya, mengalami banyak sakit dan hina karena cinta terlarang yang mereka karena itulah kuroko menyukainya, dirinya terkagum dan merasa tersentuh dengan BL, namun bukan berarti dia sudah belok.Kuroko masih lurus, hanya saja dia sama sekali tidak tertarik berhubungan dengan wanita atau pria sedikit pun.

Dan tentu tidak ada yang tau itu, dengan wajah datar tanpa banyak orang yang tidak mengerti apa yang pemuda bersurai baby-blue ini pikirkan, jika pun mau mengerti harus berusaha mati-matian, karena selain memiliki poker face, kuroko juga memiliki aura keberadaan yang itu adalah salah satu lagi alasan mengapa kuroko tidak memiliki banyak teman.

Wajah datar, aura keberadaan yang tipis. Itu sudah lebih dari cukup membuat kuroko yang setengah dari 100% ada untungnya, seperti lulus kuliah lebih cepat dari praktis menghindari masalah seperti berkelahi atau pembully-an. Kuroko bersyukur atas karunia tuhan, itu yang dia pikirkan.

Kini Kuroko sampai di tempat tujuannya, tepatnya di depan apartemen yang terbilang mewah. Itulah rumahnya, rumah miliknya seorang, karena dirinya tinggal seorang keluarganya berada di Kyoto, kampung halamannya.

Kuroko dulu tinggal di sana bersama dengan kedua orang tuanya, namun semenjak kuroko lulus SMU dan melanjutkan ke jejang yang lebih pun pindah ke kampung halaman mereka menemani nenek kuroko yang kini tinggal seorang diri.

Secara pribadi Kuroko sama sekali tidak keberatan, melainkan merasa sedikit senang. Karena disinilah dia memulai hidup mandiri.

Diambil kunci apartemennya, dia pun memasukkan tas dan koper hempaskan tubuhnya ke sofa, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena perjalanan panjangnya. Hampir saja dirinya akan terlelap, Kuroko di kejutkan dengan suara ribut di sebelah apartemennya.

BOM!

Sontak dirinya bangkit dan menuju tempat tetangganya berada.

Ting tong

Di pencetnya bel terus-terusan, merasa sangat khawatir pada tetangganya yang sebenarnya rumah dari sahabat karibnya. Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita bersurai pirang memakai kacamata pink, terlihat dari postur tubuhnya yang tidak ada yang menyangka wanita itu sudah berumur 40 tahun.

"Tetsuya, I miss you so much! um!" wanita itu memonyongkan bibirnya lalu mendekati Kuroko, Kuroko menahannya sambil tersenyum tipis.

"Alex-san, lama tidak -san tidak berubah, masih seperti dulu."

Alex Garcia, itulah berdarah murni dari America itu menghentikan serangannya lalu tersenyum lebar,"Kamu berubah tetsuya, tubuhmu semakin tinggi hanya saja ke-Uke an mu tidak berubah. Kamu masih terlihat sangat manis seperti perempuan." Alex mencubiti pipi Kuroko gemas, Kuroko menatap datar Alex, walaupun sebenarnya dalam hati benar-benar kesal dengan pujian(?) alex yang menusuk harga dirinya.

Ah, Uke yang di maksud Alex adalah sebuah posisi dimana dalam Novel, Manga, Movie, dan juga macam hal lainnya, dimana salah satu pemuda berada di bawah 'menerima' sebuah batang tumpul yang akan di masukkan ke dalam sebuah lubang. Intinya ini adalah sebutan untuk pemuda yang mengambil posisi sebagai wanita dalam hubungan Gay.

Kalau masih tidak mengerti , anggap saja saat melakukan S** pemuda yang di bawah menerima p**** dari pemuda di atas dan memasukkannya ke dalam a***. SELESAI.

Kembali ke cerita..

Kuroko memegang tangan alex yang sendari mencubiti dan menusuk pelan pipi Kuroko. "Ngomong-ngomong suara apa tadi? Aku mendengar suara seperti ledakan dari dalam." Ucap Kuroko menatap Alex Tanya.

Alex tersenyum kaku seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."O-oh tadi? Itu Cuma bunyi oven yang meledak."

Kuroko membolakan matanya, "Oven?! Meledak?!" ulang Kuroko tak percaya.

"Ya, masuklah Tetsuya. Kamu pasti lelah, aku akan membuat teh untukmu." Alex pun masuk meninggalkan Kuroko yang masih mencerna soal oven yang meledak tadi. Dia pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen sahabatnya itu, dia terengah saat melihat keadaan dapur yang sangat mengenaskan.

Dimana dapur yang kuroko ingat selalu bersih dan rapi itu kini berubah dramatis. Sekeliling dapur berwarna hitam karena ledakan oven yang kondisinya sudah tidak bisa di ungkapkan, benda hitam yang kuroko yakini telur tergeletak di atas piring dengan indahnya, tumpahan susu vanilla yang membanjiri lantai, dan sampah yang berserakan akibat kecerobohan Alex.

PRANG

Suara pecahan terjadi di dapur, Kuroko mengintip dapur untuk melihat apa yang terjadi. Di lihatnya Alex yang sedang mengumpulkan pecahan-pecahan cangkir, "Ouch!" ringis Alex saat pecahan itu mengoresl jarinya.

"Biar aku saja Alex-san." Kuroko mengambil pecahan itu lalu memasukkannya ke dalam plastic.

"Thank you Tetsuya, you save me."

Kuroko mengangguk, diambilnya sapu dari lemari peralatan yang jaraknya tak jauh dari dapur. Di sapunya pecahan itu lalu di masukkan ke dalam plastic.

"Biar aku obati dulu jarimu Alex-san."

Alex menggeleng,"Tidak perlu Tetsuya, Aku sudah membuatmu repot. Kamu pasti lelahkan, lebih baik kamu pulang, nanti kamu semakin repot karena aku."

Kuroko menghela nafas panjang, di tarik pelan Alex menuju ruang tamu. "Duduk." Perintah Kuroko, Alex duduk sesuai dengan perintah Kuroko tanpa protes. Kuroko pun mengambil kotak P3K di dapur, lalu kembali ke tempat Alex berada.

"Dimana Taiga-kun?" Tanya Kuroko seraya mengoleskan obat pada jari Alex.

Alex menghela nafas panjang, melihat itu Kuroko menatap alex bingung. "Taiga pergi dari rumah." Ucap Alex sendu.

Kuroko terbelalak mendengarnya,"Pergi dari rumah?! Apa yang terjadi?" Tanya-nya penasaran, nada suaranya sedikit naik karena terkejut.

Alex kembali menghela nafas panjang, dirinya menyenderkan tubuhnya di sofa." Dia pindah sekolah ke Teiko Akademi, aku tidak tau langsung pergi dan meminta ijin pada pindah ke Teiko dengan marga Kagami." Kata Alex lelah.

Kuroko mengangguk, di tatapnya Alex yang Nampak sangat lelah, kesal dan sedih. Sudah 7 tahun pasca percerian Alex dan ayah Taiga. Dan alasan kenapa Alex marah pasti karena Taiga yang meminta ayahnya melakukan proses transfer sekolah pada ayahnya. Dan alasan kenapa alex sedih, tentu saja karena Taiga yang pergi meninggalkan Kuroko tidak mau bersikap tidak sopan, hanya saja Alex tidak berguna dalam urusan rumah tangga walaupun dirinya sendiri adalah ibu rumah tangga. Dan yang selalu melakukan pekerjaan itu adalah putranya, Taiga Garcia yang kini mengubah namanya menjadi Kagami Taiga.

"Sudah berapa lama?" Tanya kuroko.

"… 2 bulan.."

Kuroko semakin terkejut mendengarnya, kini dia mengerti kenapa apartemen sahabatnya itu seperti tempat sampah. Meninggalkan ibu ceroboh dan tidak bisa melakukan apa pun tanpa putranya selama 2 bulan? Ya tuhan, apa Taiga ingin membunuh ibunya?

"Apa Alex-san sudah menghubungi Taiga-kun?"

"Aku sudah menghubunginya berkali-kali, tapi dia tidak mau menerima telponnya. Aku jadi khawatir." Alex menggenggam tangannya erat, raut wajahnya berubah menjadi sendu nan khawatir. Kuroko tidak menyukai ini.

Di gigit bibir bawahnya kesal, Kuroko benar-benar kesal sekarang. Bisa-bisanya Taiga meninggalkan ibunya bahkan tidak menerima telpon dari ibunya sekali pun. Jika bertemu nanti Kuroko pastikan akan memukul perut Taiga dengan Ignite Pass. Serangan mautnya.

"Alex-san" Kuroko memegang kedua bahu Alex seraya menatap serius wanita paruh baya itu. "Aku akan membantumu, aku akan bertemu dengan Taiga-kun dan menanyakan alasannya." Lanjutnya serius.

"Benarkah? Apa yang akan kamu lakukan Tetsuya?"

Kuroko menelan air ludahnya susah,"A-aku akan bersekolah di Teiko."

Alex terbelalak mendengarnya, di tatapnya kuroko tak percaya."Are you serious Tetsuya?!"

Kuroko mengangguk,"Ini satu-satunya cara bertemu dengan Taiga-kun. Nekat memang, tapi aku harus tau alasan taiga-kun masuk Teiko."

Alex terdiam, Kuroko yakin Alex ragu nekat, tapi inilah yang bisa Kuroko lakukan. Jika pun Alex nekat bertemu Taiga di Teiko, Kuroko yakin Taiga tidak akan menemui Alex. Karena pribadi Alex dan Taiga sama, sama-sama keras kepala dan itu juga berlaku padanya.

"Baiklah, aku mengandalkanmu Tetsuya." Ucap Alex akhirnya menerima.

"Ya, percayakan semuanya padaku."

Malamnya Kuroko melakukan pencarian tentang Akademi Teiko. Kuroko pun akhirnya mengetahui ternyata Akademi Teiko adalah sekolah yang paling berprestasi dari seluruh jepang. Dan nyatanya teman kecilnya itu bisa masuk ke Teiko yang sangat sulit di masuki bahkan untuk orang yang memiliki harta lebih pun.

Kuroko tidak bisa menahan kekagumannya saat membaca semua detail Akademi Teiko. Selain pretasi, fasilitas Teiko pun benar-benar luar biasa. Lebih mewah dari Akademi semestinya. "Fasilitas hebat dan murid yang berprestasi, Teiko benar-benar luar biasa." Gumam Kuroko kagum.

Di tutup laptopnya lalu berjalan menuju tempat tidur, di tatap langit-langit kamarnya sambil berpikir keras. Dirinya akan memasuki Teiko, namun dirinya butuh perjuangan dan pembuangan harga diri. Menghela nafas frsutasi, Kuroko menyelimuti dirinya sampai kepala.

Kuroko baru menyadari memasuki Teiko dengan kapasitas otaknya lebih mudah dari yang dia saja bukan itu yang membuatnya sampai berpikir keras seperti ini, yang membuatnya frsutasi adalah dirinya akan masuk Teiko dengan penampilan yang luar biasa. Bahkan akan membuat sahabat karibnya itu pun menatapnya tak percaya.

Kuroko yakin itu.

To be continue