Dear My Cinderella Story

Chapter 1 : My New Prince

Inspiration : K-Drama — The Heirs — and a little bit changes from me :D —, Aluto—Michi~To You All

oOo

Prakata dari Author:

Awalnya aku ga suka nonton K-Drama. Apalagi yang diulang sampai empat kali -_-; . Rasanya lebih bagus nonton J-Anime—yeah!—Tapi, seseorang dari PM yang namanya Anynomous—benar-benar Anynomous, lo!—request untuk membuat fic dari K-Drama The Heirs, setelah nonton…Yah, lumayan keren, lah XD . Ceritanya mirip Anime Jepang, jadi aku tanpa sadar udah ngetik naskah kasarnya di MS word. Ini adalah naskah yang udah selesai setelah dikembangkan selama dua tahun—plakk—. So, Happy Reading Guys!— And Don't Forget To Leave Your Review XD —

Special Thanks For Anynomous!

oOo

Konoha Gakuen

"Wah, lihat siapa dia!"

"Anak baru, ya?"

"Dia keren juga,ya?"

"Aku harap aku masuk di kelas yang sama dengannya…"

"Namanya siapa, ya?"

"Rasanya dia pernah kulihat di tv sebelumnya,"

"Hush! Lihat, dia datang kemari!"

"Eh? Dia mau kekelas A?"

oOo

Dear My Cinderella Story© By Uzumaki Mai

Disclaimer: I Don't Own Naruto. Naruto© Character is Owned By Masashi Kishimoto-sensei

Rate : T Slight M

Pair: NaruSaku—Always—, ShikaIno, SasuKarin, KibaHina

oOo

Sakura's POV—Start

Sialan. Hari ini banyak sekali tugas dari Kakashi-sensei. Kalau saja dia memberikan keterangan yang mudah dipahami olehku—dan yang lain—, pasti aku tidak akan menjerit histeris dirumah saat membaca PR yang diberikannya tempo beberapa minggu lalu ini ;

Yaitu soal Logaritma berjumblah lima soal.

Hah? Kau bilang 'Hanya lima'? Semuanya beranak cucu, tahu! Satu soal diisi oleh pertanyaan yang sampai diberi A sampai huruf J! Yang artinya satu soal memuat sepuluh pertanyaan lagi! Arrrrrgggh—! Belajar disekolah favorit memang memiliki resiko tersendiri. Dan inilah salah satunya.

Untungnya, sensei-ku itu sering terlambat dan selalu beralasan 'Gomen, aku terlambat karena tersesat di pertigaan jalan yang bernama kehidupan'. Jadi, aku masih memiliki cukup waktu untuk meminta salah seorang temanku untuk membantuku mengerjakan soal ini. Dan kalau dia berbaik hati, mungkin dia memberikanku izin untuk meng-copy-paste—baca: Memfotokopi— tugasnya. Yang artinya, aku harus segera sampai dikelas secepat mungkin. Ah, aku hampir sampai kekelasku!

BRUKH

"ADUH!"

Aku meringis keras ketika aku menabrak sesuatu didepanku. Yang membuat bokongku langsung menyentuh lantai dengan tidak eloknya.

Aku menggeram, lalu cepat-cepat menoleh kearah sesuatu yang ada didepanku dan hendak memaki-makinya. Walau aku tahu itu adalah hal yang gila.

"Eh…"

"Sumimasen… Apa kau terluka, nona?"

Mataku membulat ketika aku melihat bahwa aku tidak ditabrak—atau menabrak—sesuatu, melainkan seseorang!

"Ah—um…I-Iya…A-Aku b-baik,"

Ucapku dengan terbata-bata. Dia mengulurkan tangannya dengan sopan padaku. Seperti sedang mengulurkan tangan pada seorang Lady.

Aku dapat melihat jemarinya yang panjang, benar-benar lentik… Aku tersentak, lalu menerima uluran tangannya dengan agak ragu. Genggamanku nyaris lepas kalau dia tidak cepat-cepat menangkap pinggangku. Gila! Kulitnya benar-benar halus!
Mulutku terbuka lebar ketika mataku menangkap sepasang mata biru. Mata itu berwarna biru—seperti samudra yang dalam—, tajam dan menusuk. Dan aku juga dapat melihat kalau mata itu tampak berkilauan atau tepatnya, berbinar-binar.

WAAA WAAA

Aku baru menyadari kalau aku menjadi sorotan murid-murid yang lewat. Dan aku baru sadar kalau hampir seisi sekolah menyaksikan adegan romant—maksudku, memalukan ini.

"A-Arigatou,"

Ucapku. Lalu buru-buru melepaskan diri dari kungkungannya.

"Sama-sama,"

Dia berujar dengan tenang. Seperti sudah ribuan kali mengalami hal yang serupa.

Aku hendak berbicara lebih jauh dengan penyelamatku ini. Tapi, niatku terhalangi karena aku baru ingat kalau kelas horor Kakashi-sensei akan dimulai lima menit lagi! Sialan, karena dia, aku—

"Siapa nama—"

"A-Aku permisi dulu!"

Seruku lalu berlari menuju kelasku yang berjarak beberapa meter lagi tanpa menghiraukan pertanyaannya yang barusan kupotong.

Sakura's POV—End

"Hmm, menarik…"

oOo

"Kudengar kau bertabrakan dengan anak baru, ya?"

Tanya Yamanaka Ino pada sahabat merah mudanya yang sedang melaksanakan ritual meng-copy-paste tugasnya.

"Diamlah, Ino-pig. Aku harus konsentrasi,"

Sahut Sakura ketus lalu menghapus beberapa huruf diatas bukunya dengan penghapus.

"Bagaimana kejadiannya? Aku mau tahu!"

Tanya Ino dengan nada riang. Seolah-olah tidak menghiraukan kalimat yang dilontarkan Sakura beberapa detik yang lalu.

"Sakura—"

"Jangan bicara padaku, Ino-pig!"

BRAKK

"YA! SELAMAT PAGI SEMUANYA! HARI INI KITA AKAN OLAH RAGA DENGAN SEMANGAT MUDA MEMBARA!"

Tiba-tiba pintu kelas Sakura terbuka lebar—tepatnya, didobrak dengan kasar—oleh seorang guru bermodel rambut super aneh dan beralis tebal. Dia tersenyum lebar dan mengakibatkan giginya yang putih cemerlang yang menyilaukan mata seisi kelas.

"Selamat pagi, Guy-sensei! Dan tolong tutup mulut sensei sekarang, silau!"

"HARI INI KITA AKAN BERMAIN SEPAK BOLA!"

Seru Guy dengan semangat berapi-api.

"SIAP, GUY-SENSEI!"

Seru anak yang bermodel rambut yang sama.

"Ino…"

Tiba-tiba Sakura bergumam dengan nada yang—amat-sangat—putus asa.

"Hah? Bukankah kau bilang jangan bicara padamu?"

"Ino…Aku salah membawa roster…"

oOo

Sakura menghela nafas panjang sembari mengepel lantai kelasnya dengan ketus. Sesekali dia mendecak kesal merutuki nasibnya yang kurang mujur. Hari ini dia salah membawa roster, padahal semalam dia sudah benar-benar mengecek rosternya! Lalu kenapa sekarang—

Ah, benar juga. Semalam, dia harus pindah rumah karena dia kedatangan majikan baru, jadi dia pasti buru-buru menyusun rosternya. Dan, ya…Dia adalah seorang pembantu.

Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil saat dia berumur empat tahun. Sekarang umurnya tujuh belas, jadi kecelakaan itu terjadi tiga belas tahun yang lalu. Mungkin hanya firasatnya, kalau dikecelakaan itu ada yang janggal dan aneh. Namun, dia mengabaikannya karena saat itu dia masih berumur empat. Dan dia menganggapnya sebagai firasat anak kecil saja.

"Kau rajin sekali, ya?"

Sebuah suara mengagetkannya. Buru-buru dialihkannya pandangannya keasal suara.

Dibingkai pintu, seorang lelaki pirang bersandar dengan santai dengan kedua tangan masuk kedalam saku celananya. Dia tersenyum tipis, dan menambah nilai plus dalam kesempurnaannya. Matanya yang berwarna biru Azure itu melontarkan pandangan yang hangat dan ramah, yang membuat Sakura terpana sesaat.

"K-Kau…yang tadi?"

Tanya Sakura setelah memorinya melayang pada kejadian tadi pagi.

Lelaki itu tidak menjawab. Melainkan membentuk seulas senyum hangat di bibirnya. Dan Sakura langsung tahu kalau itu adalah jawaban atas pertanyaannya tadi.

"A-Arigatou…Dan g-gomene karena aku sudah menabrakmu."

"Tidak. Aku juga yang minta maaf, karena aku masih baru disini, jadi…Aku tidak tahu dimana letak kelasku dan jadi menabrakmu."

Gumamnya dengan pelan. Layaknya seperti bangsawan Inggris yang sedang berbicara.

"Kau…Pindahan?"

"Well, ya… Aku pindahan."

Kalimat 'well' yang dilontarkan lelaki itu sudah cukup untuk menguatkan intuisi Sakura kalau lelaki didepannya ini memang berasal dari negara tetangga.

"Naruto."

Ujar lelaki itu sambil mengulurkan tangannya pada Sakura.

"Huh?"

"Namaku. Naruto. Dan namamu? Kita tidak sempat berkenalan tadi pagi,"

"Ah! S-Soal itu…Aku buru-buru, jadi…"

"Aku tahu. Kakashi memang mengerikan kalau memberikan tugas,"

Selanya dengan sopan.

"T-Tahu dari mana kalau—"

"Ah, kau gadis Jepang, ya! Wah, aku memang menyukai gadis Jepang!"

Sela Naruto. Tapi dengan nada yang santai.

"S-Suka?"

"Haru no Sakura,"

"Hah? Tahu dari mana kalau namaku Haruno Sakura?"

"Jadi memang benar kalau namamu Haru no Sakura? Aku hanya sekadar menebak dari warna rambutmu,"

Ujar Naruto lalu mengambil beberapa helai rambut Sakura yang panjang lalu mengendusnya.

"H-Hei—"

"Rambutmu harum,"

"Eh?!"

'Katakan sekali lagi, Chanarou!'

Inner Sakura berteriak histeris.

"Ah, rasanya tidak pantas kalau Hime sepertimu mengepel… Aku bantu, ya!"

Seru Naruto riang lalu merebut pengepel Sakura.
"H-Hime? H-Hei! Jangan seenaknya mengambil alih tugasku!"

oOo

Kediaman Uzumaki

"Sakura-chan! Sakura-chan! Kemarilah,"

Uzumaki Kushina memanggil nama pembantunya dengan nada riang.

Sakura langsung berlari dari kamarnya dan melesat menuju tempat majikannya berada.

"Y-Ya, Kushina-sama?"

Sahut Sakura formal.

"Tolong, panggil aku bibi Kushina saja, ya?"

Ujar Kushina dengan senyuman yang manis.

Sakura terlena beberapa saat. Lalu tersenyum malu-malu.

"Iya, bibi Kushina."

"Nah, begitu! Sekarang, tolong kau urus juga anakku ini, ya…"

Ujar Kushina santai.

"A-Anak?"

"Iya! Dia baru pulang dari Amerika semalam. Mohon maklum, ya, dia ini agak liar dan merepotkan—"

"Siapa yang Kaa-chan bilang 'Liar dan merepotkan'?"

Sebuah suara memotong perkataan Kushina.

Sontak Sakura dan Kushina menoleh keasal suara. Dari tangga yang tak jauh dari mereka, turun sesosok lelaki pirang yang masih memakai seragam sekolahnya.

"Gomene, Gomene, Naru-chan…Ibu hanya ingin Sakura-chan lebih intensif untuk mengurusmu!"

Seru Kushina dengan riang. Bak anak remaja berusia tujuh belas tahun.

"K-Kau…"

Sakura bergumam dengan gemetar.

"Ohayou, Sakura-chan. Watashi 'wa namae 'wa Uzumaki Naruto desu, Douzo Yoroshiku, Onegaishimasu."

oOo

TBC TO CHAPTER 2

oOo