Title : Luhan hyung

Author : emasnyasuho

Main cast : HunHan (Sehun x Luhan)

Genre : School life, friendship (sisanya tentuin aja sendiri)

WARNING! YAOI; Shounen-Ai; BL; BoyXBoy

Rated : T

Sumary : Sehun sangat mengidolakan sunbaenya bernama Xi Luhan tapi namja berparas putih ini tidak seperti kebanyakan fans lainnya yang selalu menjerit keras ketika bertemu idolanya. Hal itulah yang membuat Kai –sahabat seperjuangannya- merasa jengah melihatnya dan memaksa Sehun untuk segera memacari Luhan. "Cepatlah kau pacari dia "/ "Tapi Kai aku takut Luhan hyung tidak menerimaku?''/ Hunhan

.

.

.

.

Tap

Tap

Tap

Derapan langkah kaki di trotoar jalan semakin keras seiring semakin lajunya namja berkulit putih susu ini berlari "Hah .. Hah..'' sesekali terdengar deru napasnya yang kelelahan ''Ayolah sedikit lagi'' karena tidak ada seorang pun yang menyemangatinya –seperti seorang atlit lari maraton di pertandingan dengan penuh penonton- namja ini mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Namja ini sungguh laju ketika sedang berlari dengan keadaan terburu-buru begini sampai tahu-tahu saja sudah berdiri di depan gerbang dengan hembusan napas tidak teratur.

''Terlambat lagi''

Ucapan itu sukses membuat namja ini menoleh setelah napasnya sudah kembali teratur ''hehehe'' cengirnya dengan menggaruk tekuknya.

''Pulang sana aku tidak akan membukakan pagar sekolah untukmu Tuan Oh'' seseorang yang sedari tadi berucap ini diketahui adalah satpam sekaligus penjaga pintu gerbang, kebetulan juga dia sudah nemja ini ''Ajjushi jangan seperti itu padaku'' remaja yang memakai tag bernama Sehun atau Oh Sehun ini melemas karena sudah berlari sejauh kira-kira 2 Km.

Ajjushi penjaga gerbang ini sama sekali tidak menghiraukan Sehun yang kini sudah duduk menunduk bersandarkan gerbang besi di belakangnya, malah terlihat lebih fokus pada buku bacaannya seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

''Ajjushi bisa bukakan pintu gerbang untukku'' seseorang –yang pasti bukan namja malang ini- berdiri di depan pintu gerbang dan dengan santai meminta dibukakan pintu gerbang. Sehun mendongak mencari tahu siapa seseorang yang meminta dibukakan pintu gerbang, seketika itu juga Sehun tersenyum cerah.

''Oh, Luhan? tentu saja'' Sehun melolot melihat Ajjushi penjaga gerbang itu dengan santai, ramah dan penuh senyum membukakan gerbang untuk seseorang yang dia panggil Luhan sedang dirinya malah di campakan bak seonggok sampah.

''Gomawo Ajjushi''

Setelah sepenuhnya Luhan masuk Ajjushi itu cepat-cepat menutup gerbang kembali ''Ajjushi kenapa aku tidak dibukakan pintu?'' Rengek Sehun memegangi gerbang besi itu ''Itu karena kau sering terlambat'' Jawab Ajjushi itu santai melanjutkan membacanya dengan santai tanpa gangguan.

Sepertinya harapan Sehun sudah tidak ada lagi, akhirnya dengan berat hati dia menganggak kakinya meninggalkan jauh gerbang sekolah. Sebelum ...

Krekkk

"Sehunahh masuklah!" Sehun menoleh dan melihat seseorang memanggilnya, mengetahui siapa yang memanggilnya Sehun buru-buru berlari masuk ke dalam gerbang di iringi tatapan Ajjushi penjaga gerbang yang menatap tajam Kau beruntung Sehun hmm kira-kira begitulah maksud tatapannya itu tapi bukan Sehun namanya kalau tidak memiliki sifat acuh tak acuh.

"Gomawo Luhan hyung" Sehun berterima kasih pada Luhan dan membalasnya dengan mengangguk mengagguk ''tidak masalah''

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Sepanjang jalan Luhan hanya menunduk mungkin merasa keadaan ini sangat canggung berbeda dengan Sehun yang sesekali menatap langit menyembunyikan senyum bahagianya bertemu Luhan. Oh ini benar-benar anugrah untuk Sehun.

Tapi dengan cepat berubah menjadi melototot ketika melihat sebuah pipa besar berwarna putih terjun bebas dari lantai atap gedung sekolah dan bisa mengenai siapapun yang berada di bawahnya termasuk Luhan dan Sehun.

Sehun tanpa komando menarik cepat Luhan menjauh dari bahaya dan ketika sudah jauh segera memeluknya erat melindunginya. Luhan yang terkejut dan tidak mengerti maksud Sehun memandanginya bagai orang bodoh.

Brakk

Luhan yang berada di pelukan Sehun menatap nanar pipa besi yang terlihat sangat berat itu di tengah lapangan. Sekarang dia sudah mengerti maksud Sehun menariknya dan memeluknya seperti ini.

Suara dentingan besi tersebut membuat semua murid yang berada di kelas tak jauh dari lapangan terkejut keluar melihat obejek pembuat keributan itu.

''Astaga apa kalian tidak apa-apa?" tanya Ajjushi penjaga gerbang yang juga ikutan kaget dan lebih kagetnya lagi melihat Sehun memeluk Luhan ''Tidak apa-apa Ajjushi'' jawab Luhan tidak begitu kentara terdengar karena tenggelam di dada Sehun "Oh syukurlah, kalau begitu cepatlah masuk kelas " Ajjushi itu mulai jengan melihat Sehun dan Luhan berpelukan. Semua murid yang tidak sengaja ikut kaget juga kembali masuk ke kelas karena di marahi oleh guru-guru mereka.

"Sehun" panggil Luhan di dada Sehun namun tidak ada reaksi apapun dari orang yang memeluknya yang ada hanya "hiks.. Hiks..'' tangisan serta tubuh bergetar.

Luhan mendengarnya tersentak kaget, dengan sekuat tenaganya melepaskan pelukannya pada Sehun dan ternyata dugaan Luhan memang benar kalau Sehun yang menangis ''Sehunah kau kenapa?'' tanya Luhan panik melihat ke wajah Sehun yang menunduk menyembunyikan tangisnya.

Merasa tidak ada jawaban Luhan melongokkan wajahnya ke Sehun ''Aku takut kau terluka Luhan hyung'' ucapan Sehun membuat hati Luhan menghangat.

Sebegitu takutnya kah Sehun jika Luhan terluka sampai menangis sesegukan begini? Entah tiba-tiba perasaan apa yang muncul mungkin terharu, iba dengan kepedulian Sehun, atau lainnya ?

Sehun membuka sebotol soda lalu menuangnya di dua gelas, cukup terisi penuh kedua gelas itu Sehun memberikannya pada Kai –teman sekaligus tamunya yang seenak udelnya masuk ke kamarnya ketika dia sedang tertidur pulas- tentu saja dengan senang hati Kai menerimanya dan meminumnya hingga tetes terakhir.

Setelah habis isi gelasnya Kai lanjut mengoceh lagi "Masih jadi fans pada Luhan?'' tanyanya. Sehun alih-alih menjawab dia justru malah berpikir bagaimana kuatnya Kai meminum soda dengan sekali tenggak dengan porsi sebanyak itu. Hei itu bukan air putih, kau meminumnya seperti meminum alkohol? Begitulah pikiran Sehun.

Pak

Kai tersenyum karena membuat lamunan Sehun terhambur dengan tepukan tangannya ''Berhenti mendiamiku atau aku pulang?'' ancam Kai, dengan cepat Sehun mencegahnya "Eh jangaan .. jangan.." Kai tersenyum puas mengerjai temannya ini.

Saat Sehun sudah sepenuhnya pergi dari lamunannya, kai mengeluarkan ponselnya dari sakunya hendak mencari sesuatu ''Aku punya sesuatu yang menarik'' Sehun awalanya memandangnya datar tapi berubah menjadi sangat tertarik di saat Kai mengucapkan kata 'menarik'

"Apa itu?'' tanya Sehun semakin penasaran dengan apa yang akan di tunjukkan Kai dan ..

''Tada'' Kai menunjukkan layar ponselnya. Seketika Sehun membulatkan matanya melihat layar ponsel Kai yang sungguh menjadikan Sehun diam mematung tidak sanggup berkata apa-apa bahkan hanya untuk membuka mulut terkejut dengan apa yang dia lihat.

''Bu.. bu..kankah itu Luhan hyung?'' tanya Sehun hati-hati pada Kai yang tersenyum geli melihat tingkah sahabatnya ini ''Hmm tentu saja'' jawabnya sambil mengangguk.

''Lalu bagaimana kau bisa memotretnya dengan keadaan seperti ini?''Sehun sepertinya terlalu penasaran sekaligus senang bagaimana tidak foto di layar ponsel Kai ini adalah foto Luhan yang errr -sangat seksi yakni tanpa memakai atasan dan hanya memakai celana sekolah membuat Sehun memanas sendiri "Aku fotografer handal Sehunahh'' Kai menjawabnya dengan penuh kebanggaan, Sehun memutar bola matanya malas jengan melihat sahabatnya yang selalu menyombongkan dirinya demi apapun Sehun berjanji akan menendangnya ke tengah jalan kalau saja dia bukan sahabatnya. Beruntunglah dirimu Kai.

Merasa terlalau lama Sehun memandangi ponselnya, Kai merebutnya paksa mematikan cahayanya dengan menekan tombol di sebelah kanan ponselnya "Jadi bagaimana?'' Sehun menaikkan alisnya sebelah tanda kalau dia bingung dengan yang di maksud 'jadi' oleh Kai maksudnya apa?

Kai belum menjawab hanya memandang Sehun dengan tatapan 'Sehun terlalu polos' tujuannya agar Sehun sadar sendiri maksud ucapannya apa? Tapi ternyata dugaan Kai benar Sehun memang polos.

"Hahhh" Kai menghela napasnya malas kemudian mencabut salah satu poster Luhan yang terpajang indah di dinding kamar Sehun yang bahkan Kai selaku sahabatnya sendiri tidak tahu dimana Sehun mendapatkannya. Setelah sepehunnya terlepas Kai membentangkannya tepat di wajah Sehun sampai menutupi wajahnya sediri "Jadi begini" sahut Kai

"Maksudnya apa sihh sebenarnya?'' Sehun sepertinya sudah lelah dengan kode-kode milik Kai "Jadi sampai kapan mau jadi fansnya Sehunah?" yang di tanya tidak menjawab nampak berpikir keras "Entahlah untuk saat ini aku masih mengidolakannya"

"Lihat gambar di depanmu ini" perintah Kai membuat Sehun lekat-lekat melihat seseorang namja yang begitu cantik bak seorang yeoja siapa lagi kalau bukan Luhan "Lihatlah dia bahkan sudah ada di hadapanmu. Kau ini salah satu fans terberuntung karena kemungkinan mendapatkan idolanya hampir 100 persen"

"oh begitukah?''

Kai mengangguk mantab ''Dia bahkan menyukaimu'' dirasa Sehun sudah sadar Kai pun menempelkan kembali poster Luhan di dinding kamar Sehun.

"Bagaimana kau tahu kalau Luhan hyung juga menyukaiku?" tanya Sehun penuh curiga ''Sehunah kenapa kau ini terlalu polos, apa kau sendiri tidak melihat rona merah di wajah Luhan ketika berdekatan denganmu? Kau lupa yah kejadian di tangga beberapa hari lalu?'' sepertinya Kai harus menampar pipi Sehun dulu supaya dia sadar. Sehun tampak bepikir keras mengingat-ingat bagaimana kejadian beberapa hari lalu itu.

.

.

"Luhan!"

Sedang membolak-balikkan buku bacaannya Luhan menoleh pada kim songsaenim yang berada di depan kelas "Ne songsaenim, Ada apa?" tanya Luhan sopan, padahal sih Luhan cukup kesal karena acara membaca novelnya di ganggu belum lagi ceritanya sudah di saat yang menegangkan.

"Kau sudah selesai mengerjakankan?" Luhan mengangguk menampilkan ekpresi bingung. Memang benar Luhan sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan Kim songsaenim yang kira-kira jumlahnya 20 lebih itu. Maklumi saja Luhan murid pandai.

"kalau begitu bisa kau tolong bawakan buku-buku itu kembali ke perpustakaan?" Kim songsaenim menunjuk tumpukan buku yang tentu saja tidak sedikit.

Luhan menengguk air liurnya kasar meliat tumpukan buku-buku besar dan tebal itu, kalau saja kelasnya dekat dengan perpustakaan sungguh tidak akan masalah tapi sialnya perpustakaan ada di lantai dasar sedang kelasnya ada di lantai 4. Cara terbaik untuk sampai dengan cepat ke bawah adalah lewat lift sayang lift sedang tidak di remomendasi di sekolah ini pilihan kedua sangat mudah cukup terjun bebas saja dan dalam sekejap saja sudah tergeletak tidak bernyawa di sana.

Oh iya lupakan masalah itu sekarang Luhan sudah keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan buku-buku membosankan itu.

Luhan menaiki anak tangga menuju kelasnya lagi, tapi pada anak tangga ke lima..

Srett

"akhh"

Grepp

Nyawa Luhan selamat berkat seorang namja tampan berkulit putih di depannya dengan tangan mencengkram lengan Luhan takut Luhan terjatuh. Mulut Luhan seperti di jahit tidak sanggup berkata apa-apa entah kaget, takut atau mungkin gugup.

Sungguh kalau boleh Luhan jujur dia tidak pernah merasa segugup ini bila di depan namja, belum lagi beberapa hari lalu Luhan mengetahui kalau seorang murid namja bernama Sehun tepatnya Oh Sehun menyukainya dan sangat mengidolakannya. Awalnya Luhan begitu tidak suka mengetahui itu dan berdoa agar tidak bertemu dengannya, tapi doanya tidak terkabul dan sekarang Luhan sudah bertatap muka dengannya.

Satu kata di pikiran Luhan saat ini untuk namja yang mencengkram lengannya ini yakni "Tampan"

"Mm—" gumaman namja tampan itu mampu membuat Luhan mengembalikan kesadarannya. Luhan akan memarahi jantungnnya yang tidak bisa dengan tenang berdetak nanti, karena demi Tuhan jarak mereka sangat dekat.

"Kau baik-baik saja?" remaja tampan itu tampak memeriksa dari kepala hingga telapak kaki Luhan apakah ada luka atau tidak "Ah .. Ne... aku baik-baik saja. Terimakasih"

Ya ampun Luhan ingin lari saja daripada harus terlihat gugup seperti ini. Tanpa pikir panjang Luhan berlari menaiki tangga, sungguh saat ini Luhan sangat gugup, malu dan lihat pipinya bahkan sudah berubah menjadi merah. Luhan merutuki dirinya 'semoga saja Sehun tidak melihatnya'

Sehun memang tidak melihatnya apalagi menyadarinya tapi tidak dengan namja lain berkulit coklat manis yang berdiri menonton secara live, ia menyeringai jahil. Kai.

.

.

"Bwahahahahahahaha"

Tawa Sehun sangat menggema di seluruh ruangan kamar Sehun sampai-sampai Kai menutup telinganya menjaga agar tidak menjadi tuli tiba-tiba karena mendengar teriakan Sehun.

"Jadi saat itu dia terlihat malu? Tapi kenapa aku tidak menyadarinya?" Sehun berhenti ketawa dan tampak berpikir betapa bodohnya dia tidak menyadari kejadian saat itu.

Pletak

Jitakan sukses meluncur dari tangan Kai ke kepala Sehun yang mengelus-elus kepalanya "Makanya hilangkan sifat dinginmu didepannya?''

"Aku tidak yakin kau benar-benar mengidolakannya kalau kau terlihat biasa saja bila bertemu dengannya" Kai memberikan tatapan intimidasinya pada Sehun dan Sehun malah membalasnya dengan tatapan tajam serta dinginnya.

Dalam sekejap saja Sehun menyudahi tatapan tajamnya kemudian berubah menjadi merengek pada Kai "Lalu aku harus bagaimana Kai?"

"Arrrrrgghhh Sehunah kau ini bodoh atau apa?" Kai mengeram frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya. Betapa polosnya manusia ciptaan tuhan ini.

"Hahhh" okeh, Kai mulai menetralkan kekesalannya "Cepatlah kau pacari dia "

Sehun langsung tersenyum cerah membayangkan Luhan menerima cintanya dan lagi raut wajahnya berubah menjadi tampak bingung .

"Tapi Kai aku takut Luhan hyung tidak menerimaku?''

"omong kosong"

Ujian akhir sekolah adalah salah satu yang paling di takuti dan paling menyebalkan si SMA Jeong Sang selain Siwon saem yakni guru terkiler di SMA itu.

Bukan hanya murid saja yang di buat pusing tujuh keliling karena musti menambal nilai tugas atau ulangan harian yang bolong tapi guru juga ikut pusing terlebih menghadapi anak-anak nakal yang nilainya kosong.

Pagi itu kelas Luhan sudah dipenuhi dengan sorakan senang siswa-siswi. Menurut kalian apa yang membuat siswa –siwi itu senang?

Luhan yakin semua murid juga pasti akan senang bilang kelas kosong jam pelajaran karena tidak ada gurunya. Ya saat ini kelas Luhan begitu nasibnya tapi tentu saja itu sangat mnguntungkan bagi siswa-siswi termasuk Luhan dia bisa bebas membaca novel yang baru dia belii beberapa hari lalu.

Krekk

Kelas yang awalnya lebih ribut dari pasar dalam sekejap saja menjadi kicep. Diam. Hening

"Sudah jangan pada ribut. ini ada tugas dari Leeteuk saem , harus dikumpul hari ini! Bagi yang tidak mengumpul jangan harap bisa dapat nilai tuntas!" jelas Kim Junmyeon –sang ketua kelas tampan- sambil menuliskan tugas yang di berikan di papan tulis

Sangat kentara sekali siswa-siswi itu mendesah sebal jam kosong mereka tanpa guru sudah tiada karena tugas sialan ini, oh jangan lupakan juga ancaman yang tidak main-main.

Kim Junmyeon hendak kembali ke bangkunya tapi ada sesuatu yang dia lupakan "Cari jawabannya boleh di perpustakaan" sayangnya semua siswa-siswi menatap cuek sekaligus berdecak sebal.

.

.

.

Di perpustakaan Luhan memilih bangku di paling pojok dan paling jauh dari jangkauan penjaga perpus, maklumi saja Luhan tidak suka di perhatikan karna itu membuatnya seperti dimata-matai belum lagi suara dari mulut-mulut murid yeoja yang sedang bergosip, terkadang Luhan bingung dengan yeoja-yeoja itu jiika ingin bergosip kenapa musti ke perpustakaan yang jelas-jelas tempat untuk membaca bukan bergosip.

Kini sudah 3 tumpukan buku yang baru saja dia ambil tapi sayangnya belum ada satupun dari ketiga buku itu mengandung jawaban dari soalnya akhirnya Luhan mencoba mencari buku yang lain di rak buku lain pula.

Sibuk mencari di rak buku paling belakang tidak sengaja Luhan menemukan sosok namja berdiri memunggunginya dari belakang dengan kepala menunduk 'mungkin sedang membaca sambil berdiri' begitulah pikiran Luhan.

Tapi sungguh bukan itu yang dia pikirkan. Luhan menatap lekat-lekat tubuh tegap nan atletis itu sebelum dia mengambil kesimpulan dari objek yang di amatinya "Oh Sehun?" bisiknya pelan takut terdengar.

Pakk

"Akh"

Sebuah buku mendarat bebas di kepalanya.

Luhan meringis tertahan dengan mulut dibekap oleh tangannya. walaupun dia sempat mengeluarkannya di awal tadi.

Tanpa pikir panjang Luhan buru-buru keluar dari rak itu tak lupa mencomot asal buku di hadapannya tujuannya untuk menutupi wajahnya.

TBC

Haii.. Author bawa ff HunHan lagii.. Hehe,, Gatau mau bilang apa, tapi apa ceritanya aneh? Jika iya, tolong koreksi anehnya dimana.. Karena author masih awam..

Oke, mind to rnr babe?