Noneomu eoryeopge saenggakhajineun mara no doo doo roo doo doo roo...

Sungmin yang tengah fokus menatap layar komputer miliknya terperanjat kaget mendengarkan nada panggilan ponsel miliknya. Ia mengumpat pelan karena kesal panggilan tersebut yang tak henti-hentinya berdering beberapa kali, seolah pemanggil tak menyerah begitu saja.

"Ya ?" Dengan kesal ia angkat panggilan tersebut. Sungmin memutar matanya malas ketika disebrang sana seseorang terus mengoceh.

"Aku mengerti, kau tidak perlu mengingatkan ku terus menerus. Kau membuat ku kesal !"

Belum sempat disebrang sana angkat bicara kembali, Sungmin terlebih dahulu menutup panggilan tersebut. Dengan cepat Sungmin membongkar ponsel miliknya, memisahkan batre ponselnya tanpa mematikan lagi benda tersebut.

ketika ia hendak kembali fokus pada layar komputernya, tanpa sengaja ia menatap pigura foto disudut mejanya. Didalam foto tersebut tampak 2 sejoli yang tengah tersenyum lepas sambil menatap kedepan dan sang pria merangkul mesra bahu wanita disebelahnya dengan balutan baju wisuda.

Sungmin mengeram kesal dan langsung membalik pigura tersebut sampai foto tersebut tak terlihat lagi.

"Apanya yang saling mencintai ? Menyebalkan !" Gerutunya sambil menatap kembali layar komputer.

Sungmin cukup penat dengan pekerjaanya. Dua jam tadi ia habiskan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Matanya butuh dimanjakan oleh sesuatu dan ia memutuskan hanya sekedar membrowsing seputar selebrity yang tengah menjadi bahan perbicangan. Menambah wawasan tidak buruk, fikirnya.

Ketika ia menjelah google, ia teringat email miliknya yang sudah lama tak ia buka. Mungkin disana ia bisa menghubungi salah satu teman lamanya. Disana terdapat satu email balasan yang belum ia baca. Tanggal penerimaan email tersebut bahkan sudah satu bulan berlalu.

'Ya Tuhan, aku tidak percaya kau akan segera menikah Sungmin. Ini sangat mengejutkan. Kita harus bertemu kalau begitu. Aku sangat merindukan mu.'

Sungmin tersenyum melihat kontak pengirim email tersebut hanya saja ia juga kesal melihat isi pesan tersebut yang mengatakan hal 'Pernikahan'. Ia bahkan tidak ingat kapan ia memberitahu sabahat masa SMA-nya tersebut tentang pernikahannya.

Dengan cekatan Sungmin mengetikan balasan email tersebut kemudian mengirimkannya.

"Hey Sungmin, kau akan mengambil cuti mu kapan eoh ?" Seorang yeoja berperawakan mungil menyembul dari bilik pembatas ruangan kerja mereka.

"Aku tidak akan mengambil cuti. Kau tidak perlu cemas." Jawab Sungmin asal.

Ryewook, wanita mungil tersebut mengerutkan dahinya tampak berfikir keras. "Hey ! Apa kau gila, lalu apa setelah upacara pernikahan kalian kau langsung kembali bekerja di kantor ?"

Sungmin cukup jengah ketika orang disekitarnya selalu membahas perihal pernikahannya. Membuat kepalanya selalu berdenyut sakit.

"Sudah kukatakan tidak ada pernikahan, kapan aku bilang akan menikah ?" Sungmin kembali mengomel kesal dan bergegas membereskan mejanya.

Ryewook hanya menghembuskan nafasnya dan menatap iba kearah Sungmin.

"Aku sudah beres, aku harus pulang sekarang sebelum dia mengomel. Itu membuat telinga ku sakit." Sungmin meraih tas miliknya dan menyampirkannya dipundak.

"Aku mengerti, kau hati-hati kalau begitu. Aku mungkin akan pulang larut."

Sungmin mengangguk dan pergi meninggalkan ruangan miliknya. Ia dan ryewook memang tinggal bersama semenjak kuliah sampai sekarang mereka bekerja ditempat yang sama. Jadi bukan hal baru lagi jika mereka memang sering pulang bersama, hanya saja hari ini berbeda. Ada sesuatu yang harus ia urus semenjak 2 minggu yang lalu dan itu cukup merepotkan.

Sungmin langsung menyetop salah satu mobil taxi yang kebetulan melewati perusahaannya, jadi ia tidak perlu repot-repot untuk menunggu taxi lagi.

Baru saja beberapa meter taxi yang tengah ditumpanginya bergerak menjauh dari area perusahannya, tiba-tiba saja sebuah mobil hyundai hitam memotong jalan taxi miliknya dan terpaksa supir taxi tersebut menghentikan laju mobilnya.

Sungmin sempat kaget karena taxi tersebut mengerem secara tiba-tiba sampai tubuhnya terhuyung kedepan.

Tok

Tok

Seseorang diluar mengetuk pintu kaca taxi tersebut dengan pelan. Sang supir menurunkan setengah kaca pintu mobilnya untuk melihat siapa pembuat masalah tersebut.

"Maaf tuan, tolong turunkan nona itu dari monbil anda." Pinta sang pria tersebut pada sang supir. Sang supir hanya mengerutkan dahinya dan sedikit kesal dengan tindakan pria diluar tersebut.

"Apa ?"

"Aku akan mengganti rugi atas semua ini, tolong turunkan wanita itu." Seolah mengerti, sang pria berinisiatif untuk membungkam sang supir. Sang supir kemudian melirik kebelakang menatap penumpangnya.

"Kau jangan dengarkan dia, kau akan kubayar 2 kali lipat. Cepatlah kemudikan mobilnya !" Sungmin setengah membentak sopir tersebut.

Tanpa banyak berfikir lagi sang pria tersebut mengeluarkan beberapa lembar won dari dompet dan menyerahkannya pada supir taxi tersebut.

Sang supir kemudian melirik sungkan kearah Sungmin dengan wajah penyesalan. Sungmin mendecih kesal.

"Aku akan membayar mu tuan, cepat kemudikan saja mobil mu !"

"Maafkan saya nona."

Supir tersebut menekan tombol kunci pintu penumpang agar terbuka secara otomatis. Dan saat Sungmin hendak menguncinya kembali, pria itu ternyata bergerak cepat membuka pintu tersebut dan ia tidak sempat menguncinya.

"Cepat keluar sayang." Sang pria bergerak mengulurkan tangannya namun Sungmin menepisnya dengan kasar.

"Aku tidak mau pergi bersama mu, pergi sana !" Usir Sungmin cukup kasar, namun sang pria tidak menampakan wajah kesalnya sama sekali.

"Cepat keluar Lee Sungmin." Sang pria kembali memerintah Sungmin untuk meninggalkan taxi tersebut hanya saja kali ini tidak ada nada lembut didalamnya dan tidak ada amarah hanya saja kata-kata tersebut lebih menekannya.

Sungmin sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika ia tak menuruti ucapan sang pria didepannya tersebut. Dengan terpaksa Sungmin akhirnya keluar juga dari dalam taxi tersebut.

Pria tersebut tersenyum manis dan merangkul bahu tunangannya tersebut dengan sayang hanya saja Sungmin kembali menolaknya dan bergerak cepat memasuki hyundai hitam milik pria tersebut. Pria tersebut terkekeh melihat tingkah tunangannya yang terlihat manis dimatanya. Sudah lama sekali mereka tak melakukan hal tersebut.

"Apa kau merasa lebih baik Sungmin-ssi ?"

Sungmin memutar bola matanya malas, "Tidak, aku merasa kesal jika berada didekatnya." Sekilas Sungmin melirik kesebelahnya.

Dokter bertubuh tambun tersebut terkekeh mendengar ucapan Sungmin sambil tangannya terus bergerak menuliskan sesuatu.

"Terimakasih sayang." Balas sang pria dengan mesranya tak menyambung dengan ucapan Sungmin.

"Lalu bagaimana ? Apa kau mengingat sedikit tentang pria yang membuat mu kesal ini ?" Dokter tersebut kembali bertanya, membuat Sungmin kesal saja. Sudah 2 minggu terakhir ini, ia selalu mendapatkan pertanyaan yang sama. Ia selalu menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban yang sama pula tetapi dokter tersebut bertingkah seolah ia harus mengatakan hal lain.

"Sudah kukatakan, aku tidak mengenal pria menyebalkan ini bagaimana bisa aku harus mengingatnya. Apa kalian bersekongkol eoh ?" Tuding Sungmin.

Dokter tersebut hanya tersenyum maklum, ini bukan hal baru baginya menangani pasien semacam Sungmin. Ia memberikan kode pada asistennya untuk membawa Sungmin.

"Suster Hwang, tolong bersikan luka dikening nona Lee dan ganti plester miliknya."

"Ne."

Seperti biasa, Sungmin hanya menurut demi keselamatannya juga. Luka dikeningnya sekarang tidak separah 2 minggu lalu hanya saja masih membutuhkan perawat yang memang harus steriel.

Setelah kedua yeoja itu pergi, tampak dokter bermarga Oh itu menatap serius kearah kekasih Sungmin.

"Sepertinya ingatan nona Lee tidak akan cepat kembali, dia bahkan tidak menunjukan perubahan berarti dari laporan ku selama 2 minggu ini."

Sang pria hanya mendesah kecewa tanpa mampu berkata apapun lagi. Semenjak kecelakaan 2 minggu lalu hidupnya cukup berubah drastis. Sikap tak bersahabat dari Sungmin cukup menganggunya. Bagaimana bisa Sungmin hanya melupakan dirinya saja sedangkan ia mengingat yang lainnya.

Sungmin bertingkah seolah ia tidak pernah sama sekali mengenal Kyuhyun sebelumnya. Awal gadis itu sadar ia bahkan berfikiran jika gadis itu memberikan lelucon saat menanyakan siapa dirinya pada kedua orang tua Lee Sungmin. Namun dokter mengatakan jika Lee Sungmin memang mengalami amnesia karena benturan keras dikepalanya membuat sebagian memori otaknya hilang begitu saja. Dan ia menjadi salah satu bagian yang terlupakan itu.

Dengan hati-hati Sungmin melirik sekilas arah sebelahnya. Sejak kepulangan mereka dari rumah sakit tadi tak ada percakapan lagi diantara mereka. Biasanya namja disampingnya itu selalu berbicara tentang masa lalu mereka yang entah Sungmin tak merasa melakukan hal tersebut.

Tapi malam ini namja disampingnya tersebut hanya diam dan lebih fokus menatap kedepan jalan. Sungmin merasa tidak suka saat diabaikan seperti itu. Ia mencoba mencari perhatian dengan berdehem pelan.

Berhasil, karena sang namja melirik kearahnya hanya saja sekilas dan kembali memperhatikan jalan.

Tak hilang akal Sungmin terus mencari perhatian kembali, "Khm ! Yaa ajushi aku haus, berikan aku air."

Kali ini pasti namja disampingnya itu tidak akan mengabaikannya lagi tapi sang pria hanya membuka dasbord mobil miliknya dan mengeluarkan sebotol air mineral dari dalamnya kemudian memberikannya pada Sungmin tanpa mengalihkan pandangannya pada jalan sama sekali.

Sungmin meneguk air tersebut dengan kesal, entah kenapa ia merasa dejavu terabaikan seperti ini. Apa ia sebelumnya pernah mengalami hal seperti ini ? Entahlah.

"Ajushi...aku juga lapar, aku bahkan belum memakan apapun semenjak siang tadi. Sedikit pun tidak." Sungmin bermonolog sambil memperagakan tangannya membentuk huruf C yang menyempit dengan ibu jari dan jari tengahnya.

Tanpa Sungmin sadari jika namja disampingnya tersebut menarik salah satu sudut bibirnya tersenyum kecil mendapati tingkah kekasihnya tersebut yang tengah mencari perhatiannya tanpa sadar.

"Itu bagus bukan, seorang calon pengantin wanita memang harus berdiet."

"Siapa yang calon pengantin ? Aku tidak akan menikah dengan mu !"

Sungmin kembali merajuk dan membuang wajahnya kearah kaca pintu mobil disampingnya. Sedangkah sang namja hanya terkekeh.

"Baiklah, kita pulang keapartemen ku."

Sungmin langsung mendelik tak suka kearah pria tersebut hendak menyuarakan protesnya. "Aku tidak mau, kau pasti merencanakan hal-hal mesum lagi !"

Sungmin ingat jelas seminggu lalu saat ia dipaksa menginap diapartemen milik tunangannya tersebut, ia kesal karena pria disampingnya tersebut mencium dan memeluknya ketika tertidur.

"Haha, bukankah kau paling suka jika aku mesum pada mu?" Kali ini mereka melebur dalam percakapan yang cukup menggoda sampai membuat pipi Sungmin merona.

"Kapan aku mengatakan itu ? kau pasti berbohong !"

Sang pria kembali terkekeh sambil mengacak gemas rambut lurus kekasihnya tersebut. Sungmin kemudian menepisnya kesal, ia masih berfikir apa ia memang pernah mengatakan hal tersebut.

"Kita akan tetap pulang ke apartemen ku."

"Aku tidak mau, kita makan saja dikedai dipinggir jalan kalau begitu !" Sungmin tidak masalah jika mereka hanya makan dikedai disekitar pinggir jalan yang mereka lewati asal ia tidak masuk kedalam kandang macan lagi.

"Apa kau tega membuang makanan yang ibu mu buatkan eoh ?"

"Apa ? Eomma ? Tapi kapan dia ada di Seoul ?"

Sungmin dan kedua orang tuanya memang tinggal ditempat yang berbeda. Mengingat semenjak kuliah dulu Sungmin memutuskan untuk meninggalkan busan dan pergi mencari pengalaman yang lebih lagi di kota besar seperti Seoul ini.

"Ibu mengatakan jika ayah harus menemui clientnya disini, saat ibu ingin mengunjungi mu tapi dia cukup kesulitan menghubungi mu."

Sungmin meruntuk didalam hatinya, ia menyesal mematikan ponselnya sore tadi dan melewatkan bertemu dengan ibunya.

"Ahhh menyebalkan, aku merindukan eomma." Rengeknya layak anak kecil yang kehilangan permen.

"Tawaran ku tidak berlaku sampai tiga kali Sungmin. Mau atau tidak ?"

Sungmin mulai berfikir jika pria disampingnya tersebut memang picik selalu memanfaatkan kesempatan.

"Baiklah, tapi aku tidak mau menginap !"

Pria itu mengedikkan bahunya, "Bukan hal besar."

Setelah menempuh perjalanan 30 menit lamanya, akhirnya mereka tiba juga didaerah apartemen mewah disekitar gangnam.

Kyuhyun membukakan pintu apartemen miliknya dan mempersilahkan Sungmin memasuki rumah kedua tempat pribadinya tersebut. Sungmin yang sudah tak sabar ingin melahap masakan ibunya langsung menghambur kearah dapur setelah mengganti sepatu hell-nya dengan sandal rumah tanpa menghiraukan pemilik rumah.

Sejujurnya Sungmin tidak berbohong mengenai dia sangat kelaparan dan belum menyentuh makanan siang tadi. Saat melihat beberapa kotak makanan yang belum terbuka membuat imajinasinya melayang membayangkan masakan ibunya yang pasti lezat.

Saat hendak membuka kotak tersebut seseorang memeluknya dari belakang. Sungmin terkaget dan berusaha melepaskan pelukan tersebut namun tunangannya tersebut masih bersikeukeh untuk tidak melepaskannya.

"Lepaskan ! Jangan berbuat macam-macam, aku akan berteriak jika kau melakukan hal mesum." Ancam Sungmin, membuat sang pria hanya semakin terkekeh.

Pria itu mengendurkan pelukannya dan mencium pucuk kepala Sungmin dengan sayang. Ketika Sungmin hendak membalikan tubuhnya, sang pria bergerak menahan tubuhnya agar tetap membelakanginya. Sungmin mulai berfikiran negatif ketika pria tersebut mulai meraih helaian rambutnya dari samping. Tubuhnya seakan mati rasa bahkan ia tak mampu untuk berteriak, lidahnya terlalu keluh ketika pria tersebut terus menajalankan rencananya.

Sungmin hanya memejamkan matanya begitu rapat ketika sang pria masih sibuk membelai rambutnya. Ia hanya takut membayangkan sesuatu dalam otaknya. Saat ia sadar jika sang pria hanya menggelung rambutnya sampai atas saja dan tak melakukan hal lebih seperti prasangkanya.

"Kau harus membersihkan tubuh mu dulu, jangan berkeramas kau ingat bukan perban dikening mu baru saja diganti. Aku akan menghangatkan makanan ini untuk mu."

Sungmin hanya mengangguk karena lidahnya masih terlalu kelu atas kejadian tadi dan langsung berlari kearah kamar sang tuan rumah.

Pria berumur 33 tahun tersebut tersenyum geli melihat tingkah Sungmin saat ini memang jauh lebih manis meski kadang sangat menyebalkan.

Sungmin mengutuk beberpa kali atas fikirannya yang cukup buruk. Bagaimana bisa ia tadi membayangkan hal-hal aneh hanya karena pria tua itu membelai rambutnya. Kepalanya berdenyut sakit ketika memikirkan hal tersebut dan lebih memilih memejamkan matanya sejenak.

Sungmin tergelagap ketika sandaran kepalanya diatas bathup merosot membuat kepalanya masuk kedalam air.

"Hah...uhuk uhuk apa aku masih hidup ?" Sungmin langsung meraba seluruh tubuhnya memastikan ia belum mati rasa. Sungmin bernafas lega karena ia masih merasakan seluruh tubuhnya yang telanjang.

Sungmin langsung beranjak dari bathup untuk membilas seluruh tubuhnya dari bekas busa tadi. Sial, rambutnya menjadi basah karena kejadian tadi, ia pasti akan habis oleh omelan pria tua itu.

Saat Sungmin selesai membilas tubuhnya dan hendak memakai bathrobeb ia mendengar suara ketukan keras dari luar pintu kamar mandi.

"Lee Sungmin, apa yang sedang kau lakukan ? Cepat keluar atau aku akan membuka pintu ini ?"

Sungmin panik bukan main dan bergegas merai bathrobe disudut kamar mandi tersebut.

"Yaa ajusi mesum jangan masuk, aku akan membunuh mu jika kau masuk !" Umpat Sungmin kencang sampai terdengar diluar sana. Ia cukup kelabakan karena ia lupa mengunci pintu tersebut, bisa saja pria itu masuk begitu saja dan melihat tubuhnya.

Namun seolah menulikan pendengarannya, pria tersebut masuk saja kedalam kamar mandi pribadinya. Ia kehilangan kesabarannya menunggu Lee Sungmin satu jam lamanya tapi kekasihnya tersebut masih tak jua keluar. Ia hanya takut terjadi sesuatu pada calon isterinya tersebut.

Beruntung Sungmin sudah selesai memakai bathrobe tersebut saat tunangannya tersebut menerobos pintu kamar mandi.

"Dasar pria tua mesum ! Sudah kukatan jangan masuk !" Sungmin berkacak pinggang menatap kesal pria didepannya tersebut.

Pria didepannya mengerutkan dahinya tak habis fikir Sungmin selalu menyebut dirinya pria tua mesum menyebalkan. Dia dan Sungmin hanya berjarak 8 tahun dan ia tidak terlalu tua diumurnya yang 33 tahun, Sungmin terlalu berlebihan.

"Siapa yang kau sebut pria tua eoh ? Hey, sudah kukatakan bukan, kau jangan berkeramas. Apa kau sengaja menggoda ku ?"

Sungmin gugup ketika pria tersebut semakin bergerak mendekat kearahnya, membuat dirinya semakin terpojok kearah wastafel.

"Kau ajushi mesum tidak tahu diri, jauh-jauh sana !" Sungmin memberontak ketika pria tersebut mempenjarakan tubuhnya disudut wastafel.

"Hey sudah kukatakan jangan memanggil ku dengan sebutan-sebutan itu !"

"Tidak, kau memang ajushi ! Pria tua mesum yang sangat menyebalkan ! Kau tidak akan bisa membuat ku berhenti memanggil mu seperti itu !" Cibir Sungmin begitu terlihat kekanakan.

Pria tersebut menyeringai seram, "Benarkah ?" Tantangnya.

Nyali Sungmin sedikit menciut sebenarnya, ia terlalu gugup didekat pria didepannya tersebut. Bau parfum khas milik pria ini bahkan sudah sangat tercium jelas diindra penciuamnnya dalam jarak sedekat ini membuat kepalanya sedikit pening karena entahlah baunya sangat memabukan seolah ingin memikat semua wanita mendekat kearahnya.

"Ya akan kukatakan. Ajuhsi ajushi ajushi ajushi ajushi...ajummptt."

Seketika Sungmin bungkam ketika pria didepannya mengecup bibirnya sekilas, namun Sungmin merasa jika ciuman tersebut terasa ringan dan lembut. Membuat hatinya berdebar bukan main.

"Sekarang kau berhenti bukan ?" Pria tersebut tersenyum penuh kemenangan dan bergerak mendekat kearah wajah Sungmin kembali.

"Mulai sekarang kau tidak boleh memanggil ku dengan sebutan ajushi ataupun pria tua mesum jika tidak ingin mendapatkan hukuman dari ku." Bisiknya seduktif ditelinga Sungmin membuatnya merinding bukan main dan merasakan sensasi aneh ditubuhnya.

"Panggil aku Kyuhyun, Cho Kyuhyun sayang~"

Chup~

Pria itu, Cho Kyuhyun mengecup perpotongan leher jenjang Lee Sungmin ketika mengakhiri percakapan mereka.

Sungmin terkejut melototkan matanya dan tubuhnya tegang seketika. Ia tidak mengerti kenapa ia bisa mengenal pria semesum Kyuhyun dulu dan bahkan mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Sungmin berfikir jika mungkin dulu kepalanya terbentur bukan sekarang.

TBC

Or End ?

Balik lg bwa ff baru :D semoga respon kalian mash baik, mengingat joyers+readers rasanya sudah berkurang ? Atau sider merajalela kkkk.