Sunshine becomes u

KyuMin

BL / Yaoi

Genre :

Romance / Fantasy

Disclaimer :

Ini hanyalah sebuah Fanfiction, tidak ada niat untuk melecehkan para tokoh. Dipersembahkan untuk KyuMin Shipper.


.

.

Chapter 1

.

.


Pria itu menyeringai, menatap jijik makhluk kering kerontang yang terbaring diatas kasur. Tubuh kehitaman itu ia tendang dengan penuh kemurkaan, menusukkan belati ditangannya berkali-kali. Sepasang foxy indahnya menyiratkan kebencian dan dendam yang amat dalam. Ada luka dari pancaran matanya.

Bunuh bunuh bunuh dan hancurkan.

Satu persatu suara itu menggema dikepalanya. Ia tidak tau sosok dibawahnya ini entah sudah korban yang keberapa. Dan ia tidak peduli. Pria itu bahkan berharap menyapu habis seluruh para penghisap darah itu dari muka bumi. Melenyapkan mereka hingga menjadi abu. Dan mengembalikan kedamaian dunia seperti beratus tahun yang lalu. Kezaman dimana para penghisap darah ini hanyalah sebuah mitos belaka, bukan kaum mayoritas seperti sekarang ini.

Ia menarik nafas. Rasa yang berbeda setiap kali ia berhasil membunuh satu penghisap darah. Kembali menatap jijik lalu menarik belatinya dari tubuh kaku kering kerontang itu. Seringai puas tersungging dari sudut bibirnya. Masih banyak Vampire diluar sana yang harus ia bunuh. Salahkan saja para makhluk kotor itu. Selain haus akan darah manusia, mereka juga haus akan seks. Sialan, mati saja mereka semua.

Cih. Pria itu berdecih. Seandainya ia tidak bergabung dengan pasukan pemberontak, mungkin ia tidak akan bisa semudah ini membunuh para Vampire. Dan seandainya Hangeng tidak menemukannya saat itu, mungkin ia sudah menjadi salah satu dari puluhan manusia yang menjadi peliharaan para makhuk sialan itu. Atau lebih buruknya ia akan menjadi budak seks mereka. Oh memikirkan berhubungan seks dengan Vampire saja membuatnya jijik setengah mati.

Tapi lihatlah sekarang, hanya dengan mengandalkan tubuhnya, ia berhasil membunuh para penghisap darah itu. Tentu saja tidak akan ada yang tau, karena 5 menit setelah Vampire mati, tubuh mereka akan menjadi abu. Jangankan untuk memberitahukan rekan mereka, berteriak minta tolongpun para makhluk terkutuk itu tidak akan sanggup.

Lee Sungmin nama pria itu. Ia mengambil kemejanya yang sempat dilepas oleh si Vampire. Cih, bermimpi saja makhluk terkutuk itu bisa memerawaninya. Diambilnya dompet sang Vampire, menyeringai ketika melihat isinya. Sepertinya Vampire yang ia bunuh ini dari kalangan atas. Bergegas ia keluar dari motel sewaan setelah mengemasi abu si vampire, mencari kendaraan menuju rumah. Ia lelah dan butuh istirahat. Besok ia akan kembali mencari mangsa.

.

.

Seoul tahun 2713, meski zaman semakin canggih namun manusia tidak bisa menghindari makhluk yang datang dari zaman kuno. Makhluk penghisap darah yang disebut Vampire oleh para leluhur mereka. Makhluk yang menurut catatan kuno tidak tahan terhadap cahaya matahari. Namun itu salah. Semua itu mungkin memang terjadi pada Vampire kuno. Tapi Vampire pada zaman ini mereka bahkan hidup normal layaknya manusia. Bekerja dan tidur. Yang membedakan hanyalah kebutuhan mereka akan darah dan seks. Serta kecepatan dan kekuatan mereka yang sanggup membunuh manusia sekali kedip.

Dunia dikuasai oleh para Vampire. Manusia yang tersisa ditempatkan berdasarkan kesehatan tubuh dan darah.. Mereka dibiarkan membuat keturunan sebanyak mungkin dan itu terdaftar dikementrian Vampire. Manusia pada zaman ini terbagi tiga, yang pertama adalah ternak para Vampire, mereka akan tinggal bersama Vampire. Rela memberikan darah bahkan tubuh demi sang majikan. Yang kedua adalah ternak untuk pengembangbiakan manusia. Mereka akan ditempatkan disebuah tempat, tugas mereka hanya membuat dan melahirkan keturunan. Sedangkan mereka yang tidak layak untuk dua bagian ini akan bekerja seperti manusia biasa. Hanya saja hidup mereka sepenuhnya adalah milik para Vampire. Budak. Itulah istilah yang tepat untuk mereka para buangan.

Jangan heran jika dijalan kau akan menemui Vampire yang berjalan bersama manusia. Mungkin manusia itu adalah inang yang akan menjadi tempat anak-anak penghisap darah mereka bersarang. Tentu saja mengandung bayi Vampire adalah hal yang berbahaya bagi manusia, ketika melahirkan si bayi akan merobek perut sang ibu dan menyebabkan kematian. Namun para Vampire tidak peduli. Bagi mereka meneruskan keturunan adalah hal yang wajib. Karena sangat langka para wanita Vampire bisa hamil. Entah kutukan atau apa, saat ini Vampire murni bisa dihitung jumlahnya. Karena itulah mereka menempati posisi tertinggi.

Pemerintahan dikuasai oleh Vampire. Bahkan demi menjaga kelangsungan makanan mereka, para makhluk penghisap darah itu membangun sebuah tempat khusus untuk mengembang biakkan manusia. Tentu saja ini murni anak manusia tanpa pencampuran.

Cara makan Vampire juga berbeda. Mereka tidak akan minum dari tubuh sang manusia seperti para leluhur mereka, tapi darah manusia akan dikeluarkan dengan alat dan disalurkan kedalam tabung besar melalui selang. Karena jika mereka meminum langsung dari manusia, maka itu sangat berbahaya bagi manusia. Bisa-bisa mereka kehilangan control yang mengakibatkan matinya para hewan ternak. Tentu saja menjaga kelangsungan hidup para ternak adalah prioritas mereka juga.

Tapi ada juga sisi gelapnya. Banyak para Vampire yang bisa meminum langsung darah manusia dari si empu. Dan ini melalui jalur illegal. Seperti bar-bar dan tempat hiburan malam lainnya yang menyediakan para manusia pemuas kebutuhan seks dan dahaga para Vampire.

Dunia memang kejam. Tapi begitulah cara manusia bertahan. Menurut kabar, manusia yang berhubungan seks dengan Vampire dan darahnya diminum langsung oleh Vampire bisa membuat manusia sedikit kebal terhadap senjata tajam. Seolah cairan dari sang Vampire adalah obat kebal. Tapi tentu saja mereka tidak kebal terhadap taring Vampire. Terlebih uang yang mereka dapatkan juga cukup menggiurkan. Karena itulah, daripada mati kelaparan, para manusia buangan lebih memilih untuk menjadi budak seks.

.

.

"Kau melakukannya lagi?" Eunhyuk menyerahkan segelas air putih pada sahabatnya. "Kau membahayakan dirimu sendiri, Min." Pria bergummy smile itu duduk dikursi. Menatap Sungmin yang berbaring dikasur mereka yang sempit. "Bagaimana kalau kau bertemu Vampire yang kuat. Dia bisa melakukan apa saja terhadapmu."

Sungmin mendesah lelah. "Itu kita pikirkan nanti saja, Hyuk-ah. Aku lelah. Lagipula ini sudah tugas kita."

Eunhyuk menarik nafas berat. "Tadi saat kau pergi ada beberapa prajurit kerajaan yang datang. Mereka mengecek rumah kita." Tutur Eunhyuk. Ia tau meski matanya terpejam. Tapi Sungmin mendengarkan perkataannya. "Mereka ingin memastikan apakah ada pasukan pemberontak dirumah ini."

"Lalu?"

"Tentu saja aku berhasil mengelabui mereka." Eunhyuk melemparkan sebungkus keripik kentang kearah Sungmin dan ditangkap dengan baik oleh sahabatnya itu. Huh, Sungmin cukup peka meski matanya tertutup. "Yang mereka tau aku tinggal sendirian dan mengurus bar pinggir kota. Cih, para prajurit sialan itu haus akan uang. Cukup aku berikan segepok uang, maka mereka tidak akan mengecek tubuhku."

"Itu bagus." Sungmin merobek bungkus keripiknya. "Setidaknya sampai saat ini mereka tidak tau identitas kita dan pasukan pemberontak lainnya." Ya Sungmin bersyukur. Berkat kecerdasan Eunhyuk, mereka yang sebenarnya punya tubuh bagus dan layak untuk dijadikan hewan ternak ini bisa menghindari pemeriksaan. Terlebih identitas mereka sebagai pasukan pemberontak tidak ketahuan.

Eunhyuk mengangguk. "Kau berhati-hatilah. Akan sangat berbahaya kalau kau bertemu dengan para bangsawan." Lanjutnya. "Selagi bisa aku akan terus mengelabui para prajurit itu."

"Hmm…" jawab Sungmin singkat. "Aku ingin istirahat." Ia menggeliat, menelan sisa keripik terakhir dimulutnya. "Malam ini aku akan datang terlambat. Ada pertemuan dengan pasukan."

Eunhyuk mengangguk. "Berhati-hatilah. Sepertinya pihak kerajaan sudah curiga kalau masih ada pasukan pemberontak yang tersisa. Akhir-akhir ini mereka sering berpatroli dan memeriksa tempat-tempat terpencil. Kau sampaikan saja isi rapatnya nanti padaku. Prajurit akan curiga jika aku tidak berada di club malam ini."

"Kau tenang saja." Sungmin menyeringai. "Mereka tidak akan menemukan kita dengan mudah. Dan aku akan menyampaikan pesanmu pada Hangeng hyung. Yang perlu kau lakukan hanyalah menjaga pasukan kita dari para makhluk sialan itu."

"Tapi aku masih mengkhawatirkanmu." Eunhyuk menatap Sungmin dengan raut khawatir. "Kau taukan aku sangat menyayangimu. Hanya kau satu-satunya keluargaku yang tersisa meski kita tidak ada hubungan darah sedikitpun."

"Arasseoyo." Sungmin melempari Eunhyuk dengan bantal. "Jangan bersikap dramatis didepanku." Pria itu berbalik memunggungi Eunhyuk. Ia tidak suka jika sosok yang lebih kecil beberapa bulan darinya itu mulai bersikap cengeng. Cih, Sungmin benci akan hal ini.

.

.

"Kau tidak meminum sarapanmu lagi?" Yesung menatap gelas penuh darah diatas meja. Sedikitpun gelas itu belum disentuh oleh pria yang kini tengah duduk bermalasan disofa sembari menatap jauh keluar jendela kaca besar dihadapannya. "Kyuhyun-ah. Jawab aku."

Kyuhyun menarik nafas berat. "Aku tidak menyukai darah mereka."

Yesung berdecih. Mengambil posisi duduk didepan sang adik. "Kalau kau seperti ini terus tubuhmu akan melemah, Kyuhyun-ah. Setidaknya kau cicipi darah mereka sedikit saja."

Kyuhyun menarik nafas tanpa mengalihkan tatapannya kearah jendela. "Apa gunanya aku meminum darah mereka kalau pada akhirnya aku tetap memuntahkannya."

Yesung mengerang frustasi. Ini memang menjadi masalah serius sang adik sejak ia lahir. Kyuhyun tidak bisa meminum darah manusia. Tubuhnya seolah menolak darah mereka. Selama ini Kyuhyun bertahan hidup dari ramuan yang dibuat tabib kerajaan, namun akhir-akhir ini Kyuhyun bahkan tidak bisa bertahan dengan ramuan itu. Entah karena apa setiap darah atau ramuan yang ia minum akan dimuntahkan kembali. Padahal sebagai seorang Vampire ia sangat membutuhkan darah.

Yesung dan kedua orang tuanya bukan tidak mencarikan solusi, sudah banyak manusia yang mereka tangkap dan mencobakan darahnya untuk Kyuhyun, namun tetap saja tubuh Kyuhyun menolak darah mereka. Bahkan keluarga Yesung sudah meminta pertolongan pada pihak kerajaan untuk mengobati Kyuhyun, namun tetap saja tidak berhasil.

"Malam ini kau harus ikut denganku."

"Kemana?"

"Mencarikan obat untukmu."

.

.

Disinilah Yesung, Kyuhyun dan Heechul sahabat mereka berada. Bar dipinggir kota seoul. Yesung mendapatkan saran ini dari seorang teman. Mungkin bukan ide yang buruk. Siapa tau salah satu sampah disini bisa menjadi penawar bagi Kyuhyun.

Heechul berdecih. Vampire bangsawan itu menatap jijik tempat kumuh dihadapannya. Ia juga menatap jijik sekumpulan pelacur yang berada diluar bar. Bermaksud lebih dulu mendapatkan pelanggan daripada teman mereka didalam sana. Manusia memang licik.

"Aku bahkan tidak tertarik pada makhluk kotor seperti mereka." Desis Heechul.

"Kalau begitu tutup saja penciumanmu." Yesung tidak bercanda. Vampire seperti mereka bisa menghentikan indra penciuman selama dua jam. "Aku berharap kedatangan kita malam ini tidak sia-sia." Ia melirik Kyuhyun. Sang adik terlihat semakin lemah akhir-akhir ini. Kulit pucatnya terlihat semakin pucat, serta lingkaran hitam diarea bawah mata yang membuat penampilannya semakin seram. Hanya jubah yang ia pakailah yang menandakan kalau ia seorang bangsawan kelas atas.

"Bisakah kita menyingkirkan para pelacur diluar?" Heechul kembali bersuara. "Aku jijik melihat mereka."

"Abaikan saja." Ucap Yesung pada yang lebih tua diantara mereka. "Kita kesini bukan mau mencari lawan, hyung. Tapi mencari penawar untuk Kyuhyun. Tolong singkirkan egomu sebentar saja."

Heechul melirik kearah Kyuhyun yang berdiri tanpa semangat disebelah Yesung. "Apa kau yakin para sampah disini bisa menjadi penawar bagi bocah sialan itu?"

Kyuhyun memutar bola mata. Heechul selalu memanggilnya dengan bocah sialan. Dasar pria setengah wanita. Seandainya pria nyentrik yang mengaku lebih cantik dari wanita itu bukan sahabat Yesung, mungkin ia sudah menendangnya jauh-jauh.

"Kita sudah mencarinya dikalangan atas bahkan diantara para ternak yang di kembangbiakkan, tapi tetap saja tidak ada yang cocok. Mungkin saja ditempat ini kita akan menemukan seseorang yang bisa membantu Kyuhyun."

"Terserah kau saja. Tapi kau jalan duluan, aku tidak suka para pelacur sialan itu memegang tubuhku." Heechul mendengus jijik, menatap sekumpulan pelacur yang tengah menunggu mereka dengan seribu pose yang membuat Heechul mual. Cih, laki-laki maupun wanita sama saja. Lihatlah para lelaki itu, bahkan mereka lebih agresif dari wanita.

Yesung menarik nafas berat. ia berjalan memimpin didepan. Sedangkan Kyuhyun berada ditengah dengan Heechul dibelakang mereka. Masih ia dengar umpatan kasar Heechul ketika salah satu pelacur memeganginya. Oh Heechul lebih berisik dari wanita.

Begitu melewati para pelacur, mereka dihadapkan pada lorong yang panjang dan gelap. Tapi mereka adalah Vampire, melewati tempat yang gelap bukanlah hal yang sulit bagi mereka. Ujung dari lorong yang panjang, mereka dihadapkan pada dua orang manusia berbadan kekar. Menatap mereka dengan garang. Oh Heechul ingin tertawa sekarang, apa mereka tidak tau tengah berhadapan dengan para Vampire bangsawan? Mereka bisa saja membunuh para kecoa busuk ini dengan mudah tanpa perlu mengotori tangan.

"Katakan passwordnya." Salah satu dari manusia itu menghadang para bangsawan berwajah rupawan.

"Apa passwordnya? Kami baru saja kesini hari ini." Yesung yang berada paling depan berucap setenang mungkin. Ia tidak akan membiarkan Heechul mengambil bagian ini. Bisa-bisa pria cantik itu mengeluarkan segala macam umpatan yang ia ketahui. Bukannya mendapatkan penawar untuk Kyuhyun, mereka malah akan berakhir dengan genangan darah.

"Kalian masih baru?" Pria disisi kanan menyipitkan mata. Menatap curiga kearah makhluk rupawan dihadapannya. Dari pakaian dan cara berbicara saja pria kekar itu tau, yang dihadapinya adalah Vampire bangsawan. Ia bisa mati jika mencari gara-gara dengan mereka. "kalian bukan pasukan kerajaan kan?"

Heechul berdecih. "Apa pakaian kami menunjukkan pakaian prajurit sialan itu?"

"Tidak, kami bukan pasukan kerajaan." Yesung cepat-cepat menjawab. "Kami kesini berkat seorang kawan. Kami hanya ingin mencari bunga." Ya, Zhoumi yang merekomendasikan tempat ini padanya mengatakan kalau ia menyebut kata bunga itu artinya mereka ingin mencari pelacur. Dan tentu saja orang-orang berbadan kekar itu paham.

"Baiklah, kalian boleh masuk." Ucap sang pria disebelah kanan. "Kalian bisa memilih para bunga didalam sana. Ada kamar didalam, tapi jika kalian mau, kalian juga bisa keluar membawa mereka. Tentu saja bayaran diluar lebih mahal."

"Oke, kami paham." Yesung masuk diiringi Kyuhyun dan Heechul yang masih sempat berdecih didepan manusia kecoa.

Begitu masuk, mereka dihadapkan pada ruangan segi empat yang dihiasi lampu kerlap-kerlip. Didepan mereka terdapat sofa-sofa yang diduduki para manusia dan Vampire. Lalu dilantai bawah terdapat Dance floor. Pada lantai atas mereka yakin itu adalah kamar untuk para Vampire memuaskan hasrat mereka. Ya night club ini khusus untuk para Vampire yang mencari darah illegal.

"Kalian butuh bunga?" seorang wanita dengan pakaian cukup terbuka menghampiri mereka.

Yesung menatapnya sesaat lalu beralih menatap sang adik yang tengah memandang orang-orang itu tanpa minat. Yesung mendesah kecewa. Jika malam ini mereka tidak menemukan darah yang cocok untuk Kyuhyun, maka ia tidak tau harus melakukan apa lagi.

"Nanti kami akan mencari." Yesung melemparkan senyum palsu. "Bisakah kau antarkan kami ketempat yang agak private? Adikku sedikit pemilih dalam hal bunga."

"Baiklah." Siwanita sengaja menggigit bibirnya. Ia berjalan melenggang-lenggokkan tubuhnya menuju tempat paling sudut dengan cahaya semakin minim. Tempat itu dibatasi oleh sekat-sekat sehingga kita tidak tau apa yang dilakukan para penghuni dibilik lainnya. "Bagaimana kalau aku carikan beberapa bunga andalan disini?" tawar siwanita.

Yesung melirik Kyuhyun yang memilih duduk paling sudut. "Apa kau punya?"

Si wanita tertawa. "Tentu saja aku punya. Kalian ingin pria atau wanita? Yang sudah berpengalaman atau yang masih baru?"

"Terserah kau saja." Ucap Yesung. "Semoga adikku menyukai mereka."

"Kalian tunggu disini." Siwanita berlalu pergi.

"Cih. Dasar pelacur." Gerutu Heechul. "Oii Yesung-ah. Aku ingin berdansa. Kalian tunggulah disini."

"Hyung…" Yesung berusaha menahan. Padahal baru tadi Heechul heboh ketika para pelacur itu memegangi tangannya.

Heechul berdecak. "Tenang saja, aku tidak akan berbuat onar." Ia melirik Kyuhyun yang masih berdiam diri, menatap dinding tanpa minat. "Kau harus mendapatkannya malam ini." Ia tulus. Heechul benar-benar mengkhawatirkan Kyuhyun. Sehari saja tidak meminum darah, kekuatan Vampire akan melemah. Apalagi Kyuhyun yang sudah tidak meminum darah lagi selama hampir sebulan, meski dengan paksaan sekalipun darah itu tetap termuntahkan. Ia bisa bayangkan betapa tersiksanya bocah bangsawan itu.

.

.

"Aku mendengar dari mata-mata kita kalau ada kaum bangsawan yang mengunjungi club malam ini." Hangeng sang ketua pemberontak menatap satu persatu anak buahnya. Sedangkan Sungmin yang merupakan wakil hanya duduk tenang disebelah sang ketua yang berwajah tenang itu.

"Bangsawan." Sungmin berdecih. "Boleh juga."

Hangeng melirik Sungmin. "Bagaimana kalau kali ini kau mendekati mereka tanpa membunuh? Kita perlu akses masuk ketempat mereka, Min. seperti yang pernah kita rencanakan. Mungkin ini adalah saat yang tepat."

Sungmin memutar bola mata. "Jangan bercanda, hyung. Kau pasti tau betapa aku sangat membenci mereka. Aku pasti akan membunuh mereka."

"Tolonglah, ini demi adikmu. Hanya kau yang pantas dalam tugas ini."

Sungmin mengepalkan tangannya. Masih jelas diingatannya 7 tahun yang lalu para bangsawan sialan itu mengambil sang adik untuk dijadikan peliharaan mereka. Masih jelas diingatannya bagaimana sosok sang adik menatapnya dengan pandangan penuh ketakutan.

"Aku tidak bisa, hyung." Ucap Sungmin dengan suara bergetar. "Apalagi mereka para bangsawan. Kau pasti tau bagaimana dendamnya aku pada mereka." Pria manis itu mengepalkan tangan. "Jika aku masuk kelingkungan mereka, itu artinya aku membiarkan Vampire sialan itu memiliki darah dan tubuhku."

Hangeng memegang bahu Sungmin dengan lembut. "Sungmin-ah, dengarkan aku. Kita harus mendekati para bangsawan itu. Membuat mereka menjadikanmu peliharaan sehingga kita bisa tau bagaimana keadaan adikmu dan yang lainnya. Apa mereka masih hidup atau…." Hangeng tidak meneruskan ucapannya, rahang Sungmin yang mengeras cukup sebagai tanda ia tidak harus melanjutkan ucapannya.

"Aku akan membunuh mereka."

"Setelah kau menemukan Adikmu kau baru boleh membunuh mereka."

Sungmin memejamkan mata sejenak. Ketika kembali membukanya, sepasang mata cokelat itu lebih berapi dari sebelumnya. Ya, ia harus menemukan keberadaan adiknya. Ia akan melakukan apapun termasuk menjadi umpan dan menyerahkan tubuh serta darahnya.

"Aku akan melakukannya."

"Bagus." Hangeng tersenyum. "Ini kesempatan kita, Min. sangat jarang ada bangsawan yang mau datang ke night club. Dan tolong jangan bertindak gegabah. Kau harus mengontrol emosimu. Bersikaplah sesuai rencana kita."

Sungmin menyeringai. Benar juga, mereka sudah lama menantikan kesempatan ini.

"Untuk sementara, tugasmu membunuh para Vampire akan digantikan oleh Kibum." Hangeng beralih pada sang pria dingin yang sedari tadi duduk paling belakang. "Ingat, hanya membunuh Vampire yang datang seorang diri, dan hanya boleh membunuh Vampire masing-masing satu orang permalam." Pria tampan itu melayangkan pandangan kesemua penjuru. Tersenyum ketika mendapatkan anggukan dari anggotanya. "Pertemuan ini bubar. Lakukan tugas kalian masing-masing.

.

.

Sungmin memasuki night club dengan perasaan bercampur aduk. Seperti apa bangsawan yang akan ia temui nanti? Apakah Vampire itu kejam dan suka menyiksa atau malah Vampire lemah yang bisa ia bunuh kapanpun ia mau? Namun hal yang paling menakutkan baginya adalah ketika mengingat ia harus menyerahkan tubuh dan darahnya pada si Vampire. Oh telan saja dia.

"Selamat malam Sungmin-ssi."

Sungmin tersenyum kearah salah seorang wanita yang ia kenal. Ia bernama Bora. salah satu anggota dari pasukan pemberontak. Cukup pintar dalam hal membunuh Vampire. Bisa dikatakan ia wanita terkuat dalam kelompok mereka.

"Dimana lebah?"

"Mereka berada dibilik nomor 13." Terang Bora. "Ada tiga, tapi yang satu tengah berdansa disana." Gadis cantik itu menunjuk lantai dansa dibawah sana dengan dagunya. "Kau bisa menghampiri yang berada dibilik. Yang satu seperti pesakitan. Aku bahkan tidak melihat semangat hidup dimatanya ketika mengantar minuman tadi. Tapi kuakui ia sangat tampan."

Oh satu rahasia lagi, para Vampire juga bisa memakan makanan manusia, namun itu hanya bagai cemilan bagi mereka. Nutrisi utamanya tetap didarah.

"Baiklah, aku akan menghampiri mereka."

Sungmin berlalu. Berjalan menuju bilik nomor 13 setelah sebelumnya memastikan penampilannya tidak berantakan. Berdecih ketika melihat para Vampire tengah bermesraan dengan manusia. Sedikit khawatir bagaimana jika para Vampire yang akan ia temui tidak menyukai lelaki? Ah itu bisa diurus nanti.

.

.

Yesung mendesah. Menatap Kyuhyun dengan tatapan frustasi. Bagaimana mungkin, sudah berapa manusia yang datang kepada mereka, baik itu lelaki maupun perempuan. Namun satupun tidak membuat Kyuhyun berminat. Jangankan mencicipi darah mereka, menatap para manusia itu saja Kyuhyun enggan.

"Setidaknya cobalah cicipi sedikit saja. Siapa tau darah mereka cocok untukmu." Yesung benar-benar frustasi sekarang.

Kyuhyun berdecih. "Mereka berbau seperti kotoran. Dan aku tidak mau repot menjilati tengkuk sialan mereka."

Yesung mendesah –lagi. Ia tidak tau sampai kapan Kyuhyun akan bertahan, ini sudah hampir sebulan dan kian hari Kyuhyun terlihat semakin tidak sehat. Ia tidak sanggup jika harus kehilangan sang adik. Mereka hanya tinggal berdua, sedangkan orang tua mereka berada dinegeri lain. Sifat mereka yang suka berpindah membuat keduanya tidak betah berlama-lama disatu tempat. Dan terakhir Yesung bertemu keduanya adalah 137 tahun yang lalu.

"Hyung."

Yesung tersentak dari lamunannya. Menatap heran kearah Kyuhyun yang tengah memejamkan mata sembari menghirup udara.

Apa lagi sekarang?

"Apa kau menciumnya?"

Yesung mengerut bingung. Mencium apa? Hanya ada aroma minuman disini serta aroma seks dan darah yang sama sekali tidak menggiurkan menurutnya.

"Ini wangi." Kyuhyun lagi-lagi menggumam.

"Kyuhyun-ah." Yesung terbeliak. Bagaimana mungkin Kyuhyun bisa mencium wangi darah seperti itu? Bagaimana mungkin setelah sekian lama ia baru sekarang mengatakan darah itu wangi? Apa yang terjadi?


.

1 Oktober 2015

Anak baik ninggalin jejak biar updatenya kilat.

.


Maaf saya malah update FF baru, sesungguhnya ini ide teramat sangat lancar diotak, bahkan saya udah ngetik beberapa chapter. Jadi yang mau update kilat saya juga minta sedikit penghargaan dari jerih payah saya berupa Review. Kalau ada yang ngasih saran, ide, kritikan dll malah saya terima dengan lapang dada.

Yang PM saya nanya akun sosmed saya, silahkan berhubungan dengan saya melalui akun FFN^^

Terimakasih