S love J story

HunKai fiction

Happy reading!

.0.

.0.

-"Bilang saja kau lapar! Dasar hyung cadel." gerutunya.-

.0.

.0.

Tidak seperti biasanya, Sehun hanya tiduran di bangku taman halaman belakang rumah. Siang ini, biasanya laki-laki tampan itu sibuk dengan laptopnya, baca komik online atau tidak dia akan mengganggu anak tetangga sebelah rumahnya.

Ah, teringat olehnya tentang kejadian kemarin sore. Tentang anak tetangga sebelah rumah, si Kim tan alias pemuda Kim dengan kulit hitam/ups tan. Kemarin ia tidak sengaja melempar sepatu ke luar rumah dan tepat mengenai wajah manis si anak tetangga sebelah yang, entah timing yang tepat berjalan tepat di depan gerbang rumahnya yang kebetulan terbuka lebar. Bukannya ia minta maaf tapi malah kembali masuk ke dalam rumah. Menghiraukan pekikan kesal dari si pemuda manis. Uhm.

Yaah… ia tidak menyangka kalau kelakuannya yang membuang sepatu kakak naganya yang botak itu/uhuk/keluar rumah malah mengenai si anak tetangga.

Haah.. ia tidak mendengar suara pemuda itu sampai siang ini. Pasti bocah itu masih marah padanya.

Tapi ia sudah minta maaf malam tadi. Ia mengirim pesawat kertas yang bertuliskan 'maaf, Kim tan' dan jatuh tepat di depan jendela beranda kamar anak itu. Sehun tidak tau pasti kalau anak tan itu sudah mengambil pesawat kertasnya atau belum karena bagian bawah beranda itu tertutup. Tapi ia pastikan pesawat kertas itu tidak terbang lagi tertiup angin.

Haah..

Ia merasa bosan sekarang.

Rumah sepi karena sang kakak botak/ups ok, bagaimana kalau Kris. Ok. Si Kris sudah pergi kerja beberapa jam yang lalu. Kenapa Kris tidak pergi pagi? Itu karena ia harus mengantar calon kakak iparnya yang mungil manis itu dulu ke Incheon. Dan dari Gangnam ke Incheon butuh waktu beberapa Jam, jadilah si pak naga tua-panggilan kesayangan dari Sehun- berangkat siang.

Ok tinggalkan Kris dan nama panggilannya yang aneh dari si adik putih.

Oh ya, ngomong-ngomong mereka hanya tinggal berdua. Kedua orang tua Kris dan Sehun berada di China. Kris kerja di Seoul, Sehun ingin kuliah di Seoul. Orang tua mereka setuju dan chaaaa.. merekapun tinggal di Seoul, tepatnya di kawasan elit Gangnam.

Kembali pada Sehun yang bermalas-malasan. Dia tidak ada kuliah di hari kamis minggu ini.

Menggoyang-goyangkan kaki-kaki panjangnya yang terbalut celana jens dan sandal rumah berwarna orange terang. Kembali menatapi langit siang yang sedikit mendung. Dan kemungkinan hujan pasti ada. Angin juga berhembus lumayan dingin.

Ugh, Sehun tidak suka hujan.

Ctak!

"Uh?"

Tiba-tiba saja terdengar olehnya sebuah suara. Suara kaca yang di lempar sesuatu. Alis hitamnya terangkat, bertanya-tanya dari mana asal suara itu?

Ctak! Ctak!

Lagi, ia mendengar suara itu. Dan- ah! sepertinya suara itu berasal dari depan rumahnya. Apa ada anak-anak nakal yang melempar batu ke rumahnya? Ckh, awas saja kalau benar, akan aku jemur mereka di pagar rumah pak Han. Pikirnya asal.

Sehun bergegas menuju pintu depan dan tepat sesaat setelah laki-laki itu membuka pintu, syuuuuut ctak! Sebuah batu tepat mengenai jidat putih mulusnya.

"Awh! Yak! Siapa yang melempar batu, huh?!" teriaknya kesal. Mengaduh sakit sambil mengusap-usap jidat putih- ehm, merahnya.

"Aku. Mau apa kau Sehun-cadel-hyung? Itu balasan untukmu setelah kau melemparku dengan sepatu jelek kemarin! Sudah jelek bau lagi, iieuuuh, dasar jorok! Tampan-tampan tapi jorok!" seru si pemuda di depan rumah Sehun. Berkacak pinggang dan menatap sebal pada pemuda yang lebih tua di depannya itu. Meniup poni coklatnya yang sedikit menutup sepasang mata bulat indahnya. Fiuuh..

"Eoh, Kim tan! Yah, aku sudah minta maaf. Aku tak menyangka kau orangnya pendendam. Ugh, ini sakit. Kau tau." Balas Sehun, melangkah mendekati gerbang rumahnya yang tak terlalu besar. Menatap jengkel si Kim tan.

"Nama ku Jongin, mahasiswa pemalas. Dan aku tidak menemukan kata maaf dari mu dari kemarin," balas si anak tetangga, Jongin. Kim Jongin. Berpangku tangan, menatap sinis si mahasiswa pemalas.

"Kau belum melihat berandamu? Aku mengirim pesawat kertas tadi malam, asal kau tau. Dan aku bukan mahasiswa pemalas." Ujar Sehun, berdiri di depan Jongin yang terhalang gerbang berwarna hitam. Menatap datar pemuda yang lebih pendek darinya itu.

Jongin tidak langsung membalas ucapan Sehun. Ia terlihat sedang berfikir dan tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh, aku sedang sibuk dengan Soojung di ruang tengah tadi malam dan tertidur di kamar Jongdae hyung. Aku juga tidak melihat beranda tadi pagi," ucapnya santai setelah teringat olehnya kegiatannya tadi malam.

Satu alis Sehun naik, ia sedikit tidak suka mendengar nama gadis itu. Si Soojung yang kata Jongin just friend at school. Tapi ia berpikir kalau gadis itu menyukai pemuda tan di depannya. Pemuda manis dan seharusnya si bocah tan ini sadar kalau ia uhum suka uhum padanya.

Tapi tentu saja Sehun gengsi untuk menunjukkan rasa sukanya itu pada bocah SHS di depannya ini. Bocah yang jujur saja, pertama kali ia pindah ke Seoul dan menetap di rumah ini, pemuda itu sudah mengisi sedikit bagian kecil hatinya. Berhasil mecuri perhatiannya saat pemuda itu bercengkrama dengan santainya dengan teman-temannya, berjalan di depan rumah barunya. Dan setiap hari bertemu karena pemuda itu selalu melewati rumahnya dan beberapa kejadian yang terlewati hingga detik ini, membuat ia susah untuk menghilangkan wajah manis Jongin dari pikirannya dan perlahan berdampak pada hatinya.

Ya. Sehun suka Jongin. And mybe, he's falling in love?

"Kau sudah pulang? Ini kan masih siang? Kau membolos ya?" Sehun memancing percakapan. Dan sebenarnya ia juga penasaran kenapa pemuda dengan baju sekolah itu sudah berkeliaran didepan rumahnya. Sekarang kan masih jam sekolah, pukul 13. 45 di jam tangan Jongin. Oh!

"Guru-guru rapat, jadi pulangnya di percepat. Hyung sendiri? Tidak kuliah?" Jongin balik bertanya, kembali fokus pada laki-laki di depannya. Tapi seketika mata bulat pemuda itu menatap aneh Sehun yang bertingkah aneh menurutnya. Kenapa laki-laki didepannya ini menatapnya seperti itu?

Kedua mata sipit Sehun menatap gelisah pemuda didepannya, seakan ingin memakan si anak tetangga. Bibir tipisnya di kulum dan sedikit gigitan di sana. Mengerang pelan, membuat si Kim tan sedikit terkejut.

"Ughhh…" lenguh Sehun tanpa sadar.

"Hyung! Kau kenapa? Ke- kenapa menatapku seperti itu?" ujar Jongin sedikit takut.

"Aah? Ap- apa? Kau bilang apa, Jong? Urgmm.." balas Sehun aneh dan sedikit mengeram membuat Jongin dua kali lipat takutnya. Dan tiba-tiba saja rasa khawatir melandanya. Munginkah si hyung pucat ini sakit? Tapi sakit karena apa? Oh! Mungkinkah karena aku melempar batu tadi? Batu tadi kecil, tidak besar, tidak mungkin bisa membuat otak Sehun hyung itu bergeserkan? Pikirnya polos.

Lagian juga, batu yang ia lempar itu bersih. Ia sempat ambil di tepi jalanan tadi waktu pulang karena tiba-tiba saja dirinya teringat untuk balas dendam pada Sehun.

Aah eomma… apa yang harus Jongin lakukan kalau iya si hyung ini geger otak gara-gara Jongin? huaaah! Jongin panik! Jongin khawatir!

"Hyung, hyung sakit? Hyung tidak apa-apa? Hyung Jongin minta maaf," katanya, berusaha menyelipkan tangannya melewati celah pagar dan menggapai-gapai kepala Sehun.

Sedangkan Sehun, yang sekarang ekpresi wajah laki-laki itu berubah menjadi menahan sakit. Ok sepertinya Sehun sakit. Sakit apa sebenarnya? Dan kenapa kedua tangan putihnya pindah ke perut?

"Jong… ah, aku-" keluh Sehun. Menekan perutnya kuat-kuat. Tapi semakin membuat Jongin panik melihatnya.

"Hyung! Kau sakit? Hyung hyung, bertahanlah. Aish, dasar gerbang sialan. Ugh," keluh Jongin, sedikit mengumpat si gerbang yang menghalangi mereka.

"Jong,"

"Sehun hyung!"

"Jongin!"

"Sehun Hyuuuung!"

"Yah! Kenapa kau berteriak seakan aku akan mati, eoh?"

"Habisnya hyung pucat seperti mayat hidup."

Jawaban polos Sehun membuat wajah tampannya menjadi aneh karena mulut tipisnya sedikit melongo/?

"Hyung, wajahmu jadi semakin aneh. Jelek iih."

"Yak! Dasar kurang ajar."

"Hyung, kau masih sakit?"

"Menurutmu?"

Jongin terdiam. Kedua matanya menatap polos Sehun, membuat yang lebih tua jadi salah tingkah.

"Masuklah,"

"Uh?"

"Masuk, Kim. Lewati gerbang ini."

Cukup lama Jongin mengerti ucapan Sehun hingga pemuda itu menepuk jidatnya karena menyadari sedari tadi ia berada di luar gerbang. Aah.. pantas saja tadi aku kesusahaan menggapai kepala Sehun hyung. Ternyata ada gerbang yang menghalangi aku dengan Sehum hyung… lagi, pikirnya polos. Polos. Polos. Pols/plak!

Sehun hanya menatap datar bocah SHS itu yang masuk ke perkarangan rumahnya dan berjalan di sampingnya.

Dengan polosnya, Jongin masuk ke dalam rumah Sehun dan langsung berlari ke arah dapur, menimbulkan tanda tanya di kepala si pemilik rumah. Apa yang di lakukan si Kim tan di dapur? Ah tunggu, mungkinkah…

"Jongin!" teriak Sehun dan berjalan cepat menyusul Jongin ke dapur.

Belum kaki panjangnya memasuki area dapur, tiba-tiba saja-

PRANK!

.

.

.

.

Tbc!

Annyeong! Saya balik! saya comeback hehehhee… pendek yah? Sengaja v._.

Ada yang kangen? Gak? Ya udah… duh jadi pengen hiatus lagi. Tapi hutang masih banyak nih…*pout

Cerita baru lagi… yang lain belum kelar, beuh*pundung

Ff ini bakal twoshoot aja kok, ah entah saya bikin apaan lagi ini. Mungkin lebih dari twoshoot/? Ini juga Cuma selingan dan sedikit hiburan karena saya udah selesae magang/YEYY!/ tapi Cuma dapat libur lima hari setelah itu balik ngampus lagi…/cry/

Semua ff masih dalam proses(termasuk yang di discounti), kendala Cuma satu, saya nggak punya banyak waktu untuk menulis, jadinya lama untuk update. Terimakasih kalo masih ada yang nunggu… Ff ini pun Cuma bisa nyuri waktu, juga selingan ngetik … /syedih

Sekian,,,

Silahkan reviewnya kalo mau lanjut. Kalo lebih dari 10+ Rivw saya update cepat!