Naruto: Masashi Kismoto.
Love Live: Kimino Sakurako
Pairing: Naruto x Nozomi
Genre: Romance
Rate: M for Adult Theme!
Warn: OOC, Typo, AU, Lime or Lemon? Sequel Manager-san.
.
.
Love You, Manager!
.
.
A/N: Yap, sesuai janji. Chapter 2 ini akan ada Lemon, serta Epilogue. Ngomong-ngomong soal Epilogue, enaknya di taruh Chapter 3 atau 2? Di sini aja yah? Oke, silahkan menikmati! Satu lagi. Maaf, bila banyak kata-kata vulgar.
Kamar Naruto.
"Engghh…. Naruu…" suara lenguhan seorang wanita terdengar di sebuah kamar yang besar. "…Akh…" wanita tersebut kembali mendesah akibat sentuhan yang diberikan oleh lelaki yang menindihnya. Lelaki tersebut bernama Naruto Namikaze, seorang lelaki tampan yang menjadi Manager dari wanita yang sedang disentuhnya.
"Mendesahlah… aku ingin mendengar desahanmu ini…" gumam Naruto, ia kemudian mengecup bibir Nozomi dengan lembut. Kedua tangannya mulai bergerak ke bagian tubuh Nozomi. "Kau semakin seksi sejak pertama kali kita melakukannya…" Naruto kembali bergumam, kali ini bibir pemuda itu didekatkan sampai ke telinga sang gadis. Ia kemudian menggigit kecil daun telinga Nozomi dengan lembut, membuat gadis itu mendesah untuk kesekian kalinya.
"Berhentiihh…. Aku mau…."
Naruto menarik wajahnya, kemudian menatap Nozomi dengan tatapan lembut. "Kau mau keluar? Atau…"
"Dasar. Aku mau buka baju. Tidak adil kan, kalau kau yang telanjang?" Kali ini Naruto mengangguk paham. Lelaki itu membiarkan orang yang dicintainya itu untuk membuka pakaiannya. Nozomi membuang gaun miliknya itu di atas tumpukan pakaian Naruto, kemudian ia menarik wajah Naruto untuk menciumnya lagi.
"…Emmmphhh….mhhh…." lenguhan demi lenguhan keluar dari kedua bibir pasangan tersebut, kemudian Nozomi mulai memasukkan lidahnya ke dalam mulut Naruto untuk bertarung melawan lidah milik pemuda itu.
Naruto sendiri menerimanya dengan pasrah saat lidah dari Nozomi mulai bersilat dengan miliknya. Salah satu dari tangan pemuda itu mulai menggerayangi lagi bagian tubuh sensitive dari Nozomi, ia meremas lembut dada besar itu. Sementara tangan yang lainnya mulai menyusuri bagian bawah yang masih diselimuti oleh celana dalam berwarna ungu.
Nozomi menarik wajahnya sekali lagi. Lain halnya dengan Naruto, pemuda itu mulai menjilati leher jenjang Nozomi, sesekali ia memberikan sebuah Kissmark sebagai tanda bahwa wanita itu adalah miliknya, kedua tangan pemuda itu masih tetap berada pada tempatnya, membuat Nozomi mendesah keenakan.
Bibir Naruto kembali turun, kali ini berada di dada besar milik Nozomi. Pemuda itu menatap lapar tonjolan berwarna merah muda itu. "Kamu mau terus menatapnya atau melahapnya?" tanya Nozomi menggoda sang laki-laki tersebut.
Naruto tersenyum sebelum ia melahap salah satu dada besar milik Nozomi. Dengan cepat, Naruto melahap apa yang berada didepannya itu, sesekali ia menggigit kecil tonjolan berwarna merah muda itu. Nozomi mendesah keras saat Naruto menggigit tonjolan miliknya.
Kedua tangan gadis itu meremas kepala pirang Naruto, begitu juga dengan kedua kaki jenjangnya yang sekarang ini menghimpit tubuh Naruto. Gadis itu merasakan kenikmatan yang tiada tara dari Naruto. "Ahhh… Naruuhh…" Nozomi terus saja mendesah saat Naruto menjilati tonjolan berwarna merah muda itu.
Jilatan Naruto mulai turun ke bawah hingga ke Vagina milik Nozomi. Pemuda itu merenggangkan kedua kaki Nozomi yang menghimpitnya tadi. "Ini seperti pertama kita melakukannya, ya?"
"Jangan ingatkan aku dengan kejadian itu!?"
Naruto tertawa saat mendengar gerutuan Nozomi. "Oke, oke. Kita lanjut!" Naruto mulai mengelus Vagina milik Nozomi, membuat gadis itu mengerang kenikmatan.
.
Di luar kamar.
"Paman, Bibi? Apa yang kalian lakukan disana?" tanya Eli yang sekarang ini menatap bingung Minato dan Kushina yang berada didepan pintu kamar Naruto.
Orang tua Naruto terkejut saat mendengar pertanyaan yang di ajukan oleh keponakannya itu. "Ka-kami hanya berjalan-jalan saja kok," ujar Minato tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Eli menyipitkan matanya, ia mencurigai paman dan bibinya ini sedang mengintip kegiatan yang dilakukan oleh Naruto dan Nozomi. "Hm, lebih baik kalian melakukannya sendiri di kamar kalian, aku tidak mau bila para penghuni disini mencurigai kalian."
Minato dan Kushina hanya bisa tertawa kikuk mendengar pernyataan dari Eli. Mereka berdua langsung berjalan pergi meninggalkan Eli yang masih berdiri disana. Eli sendiri hanya menghela nafas, lalu tersenyum menatap pintu kamar milik Naruto.
"Semoga kalian bahagia…"
.
Kembali ke kamar Naruto.
"Ahhnn…." Nozomi kembali mendesah saat Naruto memasukkan Penis miliknya kedalam lubang Vagina. "… Lakukanlah… dengan lembut…" Naruto mengangguk, lalu ia mendorong penisnya masuk ke dalam Vagina Nozomi.
"Keh! Masih sama seperti saat pertama kita melakukannya…" desis Naruto merasakan denyut di dalam Vagina Nozomi. Pemuda itu mulai mengatur pelan pergerakan penis miliknya terhadap Vagina Nozomi. "Apa masih sakit?"
Nozomi menggelengkan kepalanya, ia kemudian mengalungkan kedua lengannya ke leher Naruto. Gadis itu menarik kepala Naruto untuk menciumnya kembali saat penis milik Naruto masuk kedalam lubang miliknya. Desahan tertahan kembali keluar saat Naruto mendorong lagi penisnya untuk masuk ke dalam Vagina milik Nozomi.
Naruto menarik wajahnya dari wajah Nozomi. Pemuda pirang itu menatap lembut wajah menggoda milik Nozomi, sesekali ia mencium kedua pipi tembem gadisnya itu. "Kenapa kamu sangat imut sih?" bisik Naruto disela-selanya ia mencium kedua pipi Nozomi.
Wajah Nozomi tambah memerah saat mendengar pujian dari Naruto, ia memukul pelan bahu Naruto. "Bodoh!" gumam Nozomi memalingkan wajahnya yang memerah. "…Lanjut… dan selesaikan urusan kita…Kyaa…!" Naruto mengangkat tubuh Nozomi.
Pemuda itu duduk di pinggir kasur miliknya. "Baik… Kita selesaikan sekarang!" kedua tangan Naruto yang sudah berada di pantat Nozomi mulai mengangkat dan menurunkan pantat besar gadis itu.
Nozomi lagi-lagi dibuat mendesah. "Pelan… Naruuhh… Kau terlalu cephaatt…." Dengan sekali angguk, Naruto memenuhi permintaan dari gadisnya itu. Ia mengurangi kecepatannya. "Na-naru… Akuh…." Nozomi memeluk kepala kuning Naruto dengan erat di dadanya.
"Hey…. Aku tidak bisa bernafas…" Nozomi terkejut, lalu menarik kembali tubuhnya. Gadis itu bisa melihat kalau nafas Naruto sudah terengah-engah. "Kau mau apa tadi?" tanya Naruto disertai seringai miliknya.
"Aku… uhh…" seringai Naruto semakin bertambah saat Nozomi memalingkan wajahnya malu. Naruto kembali menggerakkan pantat Nozomi. "Ahhnn…. Naruuh… Kau…" Naruto menghiraukan perkataan Nozomi. Wajah pemuda itu mendekat ke dada besar Nozomi, ia kemudian menghisapnya lagi.
Naruto menarik wajahnya lagi, lalu menatap Nozomi. "Aku apa…?" tanya Naruto masih dengan seringainya. Ia kembali mempercepat gerakannya. "…Kita selesaikan sekarang, dan cepat-cepat menikah!" Nozomi mendesah keras saat Naruto mempercepat gerakannya. Gadis itu memeluk kepala pirang Naruto.
"Akuhh…. Akuhhh…"
"Keh! Kita keluar bersama!"
Naruto terus saja menggerakkan pinggulnya untuk mencapai klimaks bersama dengan Nozomi, sementara tubuh gadis itu mulai mengejang saat cairan miliknya keluar.
"Na-naruuhh…"
"Ugh!"
Naruto bisa merasakan kalau cairan milik Nozomi sudah membasahi penis miliknya. Sementara itu Naruto mengeluarkan Sperma miliknya ke dalam Rahim milik Nozomi. Pemuda pirang itu kembali mencium bibir seksi Nozomi sembari menidurkan gadis itu di atas kasurnya.
.
.
Beberapa tahun kemudian…
.
.
"Ayah!" seru seorang anak laki-laki dengan rambut pirang serta mata Jade, anak tersebut berlari menuju orang yang dipanggil ayah olehnya.
Sang pria itu menoleh ke belakang. Senyumnya mulai mengembang, ia kemudian merentangkan tangannya untuk menangkap bocah kecil itu. "Menma…" balas pria itu yang sudah memeluk anak semata wayangnya. "Kau kemari dengan siapa?" tanya pria itu kepada anaknya.
"Aku sama ibu. Ah, ada bibi Eli juga disana!" balas Menma sambil menunjuk ke arah pintu masuk yang terbuka itu. "Ayah, apa ayah ada waktu? Ibu terlalu sibuk bersama bibi Eli. Kakek, dan nenek juga sibuk. Apa aku harus bersama bibi Nico?"
Pria itu tersenyum, kemudian mencubit hidung anaknya. "Kamu mau kemana memangnya?"
"Naruto, kamu mau mengajak Menma kemana?"
"Kita akan jalan-jalan ke taman bermain, apa kau mau ikut, Nozomi? Kita akan bersenang-senang disana." Balas Naruto kepada sang Istri yang sekarang ini berdiri didepannya.
Nozomi sendiri mengangguk akan ajakan Naruto. "Namun, kita masih di kantor, apa tak masalah kita pergi?" tanya Nozomi kembali, ia khawatir kalau-kalau pekerjaan Naruto akan berantakan.
Naruto tersenyum, kemudian mendekati sang istri sembari menggendong Menma. "Tak masalah. Aku bisa memberikan pekerjaan ini kepada Ayah, atau Shikamaru yang jadi sekertarisku."
"Jangan Ayah Minato. Beliau akan lelah jika kamu memberikan pekerjaannya. Bagaimana kalau Eli? Dia kan—"
"Kenapa namaku dibawa juga? Aku juga masih ada urusan bersama Kiba—"
"Jangan bilang kalau kalian sudah—"
"Diam!"
Naruto dan Menma tertawa mendengar pertengkaran yang dilakukan oleh Nozomi dan Eli. Pria pirang itu kemudian memeluk pinggang sang istri. "Lebih baik kita pergi sekarang. Aku akan menghubungi Shikamaru nanti, dan Eli. Salam untuk Kiba, ya?"
Wajah Eli mulai memerah saat digoda oleh sepupunya. "Di-diamlah!" seru Eli. Mereka bertiga berjalan keluar dari Kantor Agency Namikaze.
.
.
End
.
.
A/N: Maaf, hanya ini yang bisa saya tulis. Saya masih sibuk dengan urusan Dunia Nyata. Jadi, tidak bisa memaksimalkan Word serta Feelnya. Saya sendiri sangat sibuk akhir-akhir ini. Kebanyakan di toko mungkin.
Lemonnya maksa! Anjirr! Padahal saya sudah bolak-balik menulis Lemon, tapi kenapa ini terlalu maksa! Oke, saya mau menenangkan diri.
Emm, untuk beberapa Readers. Terimakasih telah mengingatkan saya akan istri saya yang galak. '-')a namun, dia sudah mengizinkan kok.
Oke, sekali lagi saya minta maaf sebesa-besarnya. Dan tolong A/N ini dibaca dengan seksama, jangan asal Komen. '-')/ *Sudah pusing Authornya*
Shinn Out! Adios!