FANTASY RUN AWAY
05 : Death Killer?
Kaisoo, Chanbaek, Hunhan, Chenmin, Kristao
Slight! Kyungxeveryone
EXO, SJ, DBSK, SHINee.
...
.
.
"Jadi apa yang diceritakkan oleh Luhan padamu" tanya Jongin saat mereka tengah duduk di mobilnya, ah apakah dia belum memberitahukan tentang mobil yang dia tumpangi ini.
Mobil yang sangat mewah bahkan Kyungsoo belum pernah melihat mobil ini. Desain yang sangat simple dengan warna hitam mengkilap, dan didalamnya terdapat berbagai macam barang yang bahkan belum pernah Kyungsoo temui di dalam keeksistensiannya hidup.
Tempat duduk yang sangat mewah dan entahlah sulit mendiskripsikan tentang mobil yang ini.
Kyungsoo tak mendengarkan pertanyaan dari Jongin, sepertinya dia sibuk dengan mobil yang membuat dia kagum dan lupa untuk menjawab pertanyaan dari namja yang ada disampingnya. Jongin menengok ke arah Kyungsoo karena dia tak mendapati jawaban dari yeoja itu. Jongin tersenyum saat mendapati bahwa yeoja itu tengah memandangi mobil buatannya sendiri dengan pandangan tak percaya.
"Mobil ini buatanku sendiri, Aquatrof itu nama yang kuberikan pada mobil ini" Kyungsoo langsung memelototkan matanya tak percaya saat mengetahui bahwa mobil ini adalah buatan dari Jongin, dia bahkan langsung menatap Jongin kagum. Astaga sepertinya namja ini benar-benar namja yang sangat sempurna yang pernah dia temui dihidupnya, benar-benar menyilaukan.
Sebelum Kyungsoo menanyakan arti nama yang diberi Jongin pada mobil ciptaannya sendiri Jongin sudah langsung menjelaskannya tanpa perlu diminta oleh kyungsoo sendiri.
"Nama itu kuberikan karena mobil ini dapat berjalan di air dan es, ahh kalau kau mau tahu kau orang pertama yang kuizinkan untuk masuk kedalalam mobil buatanku ini, Kyungsoo~ya" Jongin terkekeh melihat raut wajah tak percaya dari Kyungsoo, Kyungsoo benar-benar tak percaya bagaimana bisa mobil dapat berjalan di air dan es? Astaga itu agak mustahil kedengarannya.
Dan yang lebih parahnya lagi, dia adalah orang pertama yang diizinkan oleh pria itu untuk masuk kedalam mobil buatan dia sendiri? Astaga Kyungsoo nyaris pingsan sekarang sebelum suara pria itu menyadarkannya.
"Jangan pingsan dulu Do Kyungsoo, kalau kau kerumahku kau bahkan akan menemui benda yang lebih luar biasa dari ini. Ahh ini belum seberapa" ucap Jongin sambil memperhatikan jalanan lagi dengan senyum terkulum dibibirnya. Membuat Kyungsoo harus menahan tangannya untuk tidak menjitak kepala pria ini.
"Ahh, Kyungie~ya kumohon kau bernafas saat kita nanti akan membelah laut dengan mobilku ini"
...
"Bagaimana?" tanya Jongin saat mereka telah berhasil melaju dijalanan yang tak semestinya. Air, mereka berjalan dipermukaan air dengan kecepatan hampir mencapi 270km/jam.
Membuat Kyungsoo harus bersusah payah mengambil oksigen lebih melihat kecepatan yang belum pernah dia tempuh, memang dia sering mengendarai mobil diluar batas kenormalan, tapi Hanya saja kecepatan yang paling tinggi yang pernah dia capai 160km/jam, belum pernah mencapai 270 km/jam!
Dia tak mempedulikan ucapan dari namja yang dengan santainya malah menambahkan kecepaatannya lagi, hingga jarum spidometer itu menunjuk keangka yang sepertinya mengerikan bagi Kyungsoo 310km/jam? Apa namja yang berada disampingnya ini ingin membuatnya mati konyol karena nyaris kehilangan detak jantungnya?
Kyungsoo harus berusaha mati-matian untuk menyembunyikan wajah yang sepertinya memalukan bagi siapapun untuk melihatnya. Kyungsoo bahkan sempat tak percaya bahwa mobil ini benar-benar melaju dengan mulus diatas permukaan air lautan Jeju Island.
Kyungsoo seperti kehilangan seluruh kerja otaknya sekarang! Apakah dunia sekarang ini sudah benar-benar modern? Ahss etahlah itu tak penting lagi baginya, yang terpenting sekarang adalah, bagaimana caranya agar dia tetap bernafas sebelum dia sampai ditempat tujuannya?
"Sudah kubilangkan, bernafaslah Kyungsoo~ya. Ini belum seberapa" Kyungsoo langsung menoleh kearah sampingnya, melihat Jongin yang tengah terkekeh ditempatnya sambil memandang lurus ke arah jalanan.
Kyungsoo mencibir. "Cih! Ini belum seberapa katamu? Lalu yang seberapa itu bagaimana?" gumamnya sambil melengoskan pandangannya dari arah Jongin.
Tentu saja gumaman itu dapat didengar oleh Jongin, Jongin menoleh kesamping menatap Kyungsoo yang sedang mengendalikan ketakutannya dengan menggenggam tangannya sendiri.
Jongin yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya dari Kyungsoo, lalu dengan cepat memencet tombol merah yang tepat berada didepannya. Membuat dia melepas seatbellnya dan juga melepaskan alih kendali mobil itu pada mobilnya sendiri.
Mobil itu dengan otomatis berjalan sendiri tanpa dikendarai oleh Jongin, memang mobil ini dapat dijalankan otomatis tanpa ada orang yang mengendarai dan tanpa perlu takut jika mobil itu malah tenggelam atau malah berjalan tak tentu arah. Jongin telah memikirkan itu semua, dia telah memprogram mobil ini semaksimalnya.
Jongin menatap cemas saat melihat wajah Kyungsoo, sepertinya Kyungsoo tak bisa menutupi raut ketakutan diwajahnya, karena Jongin bahkan dapat melihat dengan jelas wajah yang sangat kentara itu sedang menggigit bibirnya sendiri dan mengalihkan rasa takutnya dengan menggenggam tangannya sendiri.
"Gadis bodoh!" ucapnya pelan membuat Kyungsoo menoleh kearahnya, dan saat itu pula Jongin merengkuh tubuh mungil wanita itu. menarik tubuh Kyungsoo mendekat, membuat Kyungsoo menyandarkan wajahnya pada dada bidang Jongin.
Kyungsoo tak tahu apa yang harus dia buat sekarang ini, dia ingin menolak tapi tubuhnya ternyata sangat menyukai itu. Kyungsoo tak pungkiri dia memang sangat menyukai tubuhnya direngkuh oleh pria itu, bahkan dia merasa tubuhnya sangat pas didalam pelukan namja itu, seolah-olah mereka memang telah ditakdirkan untuk mengisi satu sama lain.
Kyungsoo dapat merasakan dada bidang Jongin bergerak naik turun dengan teratur dan mendengar detak jantung Jongin yang entah kenapa dia sangat menyukai debaran itu.
Kyungsoo bernafas disana, bernafas ditempat yang baru, menghirup aroma tubuh yang menguar dari namja itu. merasakan manisnya wangi itu. Kyungsoo tahu sekarang, dia telah menemukan tempat bernafas yang sangat benar baginya. Membuat Kyungsoo tak mau pergi dari tempat bernafasnnya sekarang.
Jongin menghirup udara dileher gadis itu, mencoba merekam wangi gadis itu. wangi yang benar-benar memabukkan baginya. Jongin semakin merengkuh Kyungsoo dalam, kemudian dia memejamkan matanya disana.
"Kalau kau merasa takut, bilang saja... jangan membebani dirimu sendiri untuk berusaha mengendalikan perasaan takut itu sendirian ara?"
Kyungsoo mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Jongin, suara yang sangat lembut yang pernah dia dengar. Kyungsoo tersenyum ringan dibawah sana, merasakan kehangatan yang telah mereka ciptakan sendiri.
"Kau tahu, aku sangat cemas tadi saat melihatmu menampakkan raut wajah seperti itu, aku hampir kehilangan nafasku tadi, dan itu karenamu Kyungie~ya" Jongin tersenyum dileher Kyungsoo, terlalu kaget saat dia mengingat dia adalah vampire baru yang belum bisa mengendalikan dirinya dengan darah manusia, tapi ternyata Jongin tak merasa haus saat bersama Kyungsoo.
Seolah-olah jika Hanya sekedar dia berada dekat dengan gadis itu rasa hausnya terasa sudah terisi penuh, dia bersyukur saat mengetahui hal itu, mengingat wangi gadis ini yang sangat menyengat di indra penciumannya. Jongin menghembuskan nafasnya disana.
"Kyungie~ya" Jongin memanggil pelan Kyungsoo. Kyungsoo tesentak menyadari kalau ternyata Jongin sering memanggilnya seperti itu dan dia baru sadar saat ini, bagaimana dia mau sadar dan mengurusi hal lain! Jika ternyata Kyungsoo tak memperhatikan apapun lagi selain namja itu, bahkan jika dia sudah berhadapan dengan namja ini, dia sulit untuk mengalihkan pandangannya pada yang lain, Kyungsoo tahu bahwa ternyata fokusnya telah tersita Hanya pada namja ini.
Kyungsoo tersenyum 'Kyungie~ya'? panggilan itu terasa sangat manis diucapkan oleh namja ini. Kyungie~ya panggilan baru yang sangat dia sukai dan Hanya Jongin lah yang memanggilnya seperti itu. Kyungie~ya terasa ringan memang namun memiliki rasa yang begitu kuat yang sulit dijelaskan olehnya. Kyungsoo menyukai panggilan yang keluar dari mulut Jongin, Kyungie~ya dia menyukai itu.
"Ne" ucap Kyungsoo berusaha menyembunyikan perasaannya. Jongin mencium rambut Kyungsoo, menghirup aroma shampoo yang dia pakai. Membuat Jongin merasa sangat nyaman.
"Kau, eunghhh sulit mengatakannya memang. Hanya saja..."
Jeda sesaat, Jongin lalu membisikkan sesuatu ditelinga Kyungsoo, kata-kata yang dibisikkan Jongin itu langsung membuat Kyungsoo merasa dirinya tengah terbang dan tak menapakkan kakinya dibumi.
"Aku rasa, kau adalah oksigen sesungguhnya untukku, Kyungie~ya"
...
Kyuhyun langsung tersenyum saat dia melihat yeoja yang dicari-carinya tengah duduk dibangku kayu yang langsung mengarah ke sungai Han. Yeoja itu memakai dress warna hijau selutut dengan rambut yang dibiarkan nya terurai.
Membuat rambut yeoja itu ikut terbawa angin, setiap kali angin datang menerpanya. Dan itu juga yang membuat Kyuhyun langsung melepas seatbellnya dan membuka pintu mobilnya cepat lalu berlari kearah yeoja itu. yeoja yang telah membuat dia tak bisa tidur semalam, karena yeoja itu terus bergerak liar didalam otaknya.
"Hai" sapa Kyuhyun saat dia telah sampai didepan yeoja itu. yeoja itu mendongak lalu langsung tersenyum saat dia mendapati bahwa Kyuhyunlah yang telah menyapanya. Dia langsung menepuk samping tempat duduknya, menyuruh Kyuhyun untuk duduk disana, Kyuhyun pun langsung menurut untuk duduk disamping yeoja itu.
"Adikmu sudah baikkan?" tanya Kyuhyun, sebenarnya dia gugup harus berbicara apa, dan pertanyaan itulah yang pertama kali muncul diotaknya lalu dia realisasikan kedalam ucapannya. Yeoja itu menoleh kearah Kyuhyun. Lalu dia mengangguk.
"Ne, untung saat itu ada kau, kalau tidak.. aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada adikku saat itu. eumm gomawo Kyuhyun~ssi" Kyuhyun mendecak.
"Yak! Sudah kubilang jangan panggil aku dengan Kyuhyun~ssi! Panggil aku oppa, jika kau mau aku menerima ucapan terimakasihmu yang entah sudah keberapa ratus kali itu, tentunya." yeoja itu tersenyum melihat tingkah namja yang baru dia temui kemarin, namja yang entah kapan sudah membuat tidur malamnya terganggu oleh bayangan wajah namja itu. yeoja itu menyipitkan matanya, Kyuhyun memandangi yeoja itu dengan tatapan –bukankah-gampang-panggil-aku- oppa.
"Baiklah aku akan memanggilmu dengan embel-embel oppa dibelakangnya, jadi kau menerima ucapan terimakasihku kan, Kyuhyun oppa?" Kyuhyun menatap yeoja itu sambil tersenyum.
"Tanpa kau minta juga aku telah menerima ucapan terimakasih itu, Lee Sungmin."
...
"Jadi kau yang bernama Henry?" Henry mendecak malas saat pertanyaan yang sama itu diucapkan lagi walaupun dengan orang dan suara yang berbeda. Donghae menatap henry dari atas sampai bawah, lalu dia menganggukkan kepalanya mengerti.
"Ara" ucapnya cepat lalu menyilahkan dia untuk duduk diruangan yang dipenuhi oleh bahan-bahan kimia dan aroma obat yang sangat kentara diruangan itu, membuat henry menyesal mengikuti tawaran namja yang bernama Chen yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Bagaimana bisa dia mengucapkan kata 'iya' saat kantuk tengah menguasinya! Hashhh temannya nya itu memang sialan!
"Cepatlah aku tak suka bertele-tele! Apa yang bisa kubantu sekarang ini?" tanyanya gusar menghiraukan ajakan Donghae yang sekedar untuk sopan santun itu, hal itu langsung membuat Donghae terkekeh.
Donghae berdehem lalu menyuruhnya mengikuti dia menuju kesebuah ruangan yang didalamnya ada sebuah jenazah tadi pagi itu. wanita yang kira-kira berusia 23 tahun.
Henry mencibir saat dia memasuki ruangan yang penuh dengan alat-alat bedah dan juga ruangan trasparan yang terbuat oleh kaca.
Henry nyaris muntah saat Donghae membuka kain putih yang menutupi jenazah yang menurutnya hampir tak berbentuk, dan aroma yang sungguh tak sedap itu menguarkan begitu saja bersamaan dengan tarikan ringan Donghae pada kain putih itu.
"wanita ini ditemukan didaerah Gangnam, usianya diperkirakan berumur 23 tahun. Semua organ dalam tubuhnya hilang dan ini sepertinya korban dari pembunuh yang sama. Pembunuhan berantai atau kami menyebutnya dengan death killer yang tengah marak terjadi saat ini" Henry langsung mengangguk saat informasi yang baginya cukup mengerikan itu diceritakan oleh Donghae.
Membuatnya bergidik ngeri saat mengetahui itu. Donghae menghela nafasnya perlahan.
"tapi kami rasa cara pembunuhannya berbeda dari kasus death killer yang lain, coba kau lihat ini" Henry langsung mengikuti arah telunjuk Donghae yang menunjuk tepat dibagian leher jenazh itu.
"ini, seperti gigitan. Dan gigitan itu tak kami temui saat kasus death killer yang sebelumnya. Gigitan ini baru kami temui pada wanita ini saja" Donghae menjeda perkataannya sesaat.
"kami menyimpulkan ini gigitan..."
"vampire karnivora? sepertinya begitu, tapi aku tidak yakin! Lagipula bagaimana bisa wanita ini tak berubah menjadi vampire setelah gigitan itu. yang jelas ini bukan dari vampire karnivora, sepertinya ada sesuatu dibalik ini semua.!" potong Henry cepat membuat Donghae tersenyum miring. Cerdas! Pikirnya.
"benar! pikiranmu sama dengan ku, Henry~ssi"ujarnya, Henry tak mendengarkan dan bermaksud menjawab pujian dari Donghae itu. dia malah mengalihkan seluruh fokusnya pada tangan sebelah kiri yeoja itu. membuat dia tersenyum.
"sial!" umpatnya. Membuat Donghae menatap Henry dengan bingung.
"mereka pikir mereka bisa membohongiku dengan metode-metode yang mereka gunakan? Salah besar! aku tidak bisa tertipu dengan cara yang kekanakan seperti ini! Bodoh pelaku itu memang benar-benar bodoh mau membohongi seorang Henry rupanya!"
.
.
Donghae menyipitkan matanya pada vampire yang satu ini, terlalu sulit baginya untuk membaca setiap kelakuan namja yang baru pertama dia kenal itu, membuatnya hampir gila saja memikirkan setiap reaksi dari namja yang ada dihadapannya ini.
Henry menunjukan seringaian khasnya saat kerja otaknya menunjukkan sebuah titik terang. Dia tersenyum pada Donghae lalu mengedikan dagunya pada mayat itu. Donghae mengikuti arah dagu Henry, dia menatap mayat itu sekilas, lalu detik berikutnya dia menatap Henry dengan pandangan penuh tanya. Henry terkekeh.
"Sepertinya kau harus menyerahkan jabatanmu padaku kali ini Donghae~ssi" Donghae berjengit menatap bocah yang menurutnya sangat berbahaya ini. Henry meraih kain putih itu lalu menutup lagi yeoja yang sudah terbujur kaku itu dengan kain putih tadi.
Dia sedikit menahan nafas saat harus menutup wajah itu dengan kain putih, membuat tangannya sedikit gemetar tapi secepat kilat itulah dia langsung menarik kain itu dengan cepat sebelum rasa mualnya bertambah bergejolak.
Donghae terkekeh saat melihat tangan Henry yang sedikit bergetar saat menutup mayat itu dengan kain putih. Membuat Henry sedikit berdehem karena salah tingkah dan berusaha mengalihkan tatapan meremehkan dari Donghae. Dia menatap Donghae.
"Aku tidak takut pada yeoja yang tak bernyawa itu Donghae~ssi, jadi berhentilah berpikiran yang dapat menjatuhkan reputasiku" Donghae mengedikan bahunya sepertinya sulit baginya untuk bekerjasama dengan namja itu.
Dia mendesah "jadi apa yang kau temukan hingga membuatmu begitu percaya diri dan menyebabkanmu begitu berani untuk menyuruhku menyerahkan jabatanku padamu?"
Henry menyeringai penuh arti dengan senyum yang terkulum dibibirnya, dia menatap Donghae dengan pandangan begitu yakin membuat Donghae mencibir.
Henry mendesah "karena penemuanku ini memang sangat besar dan ahhh Lee Donghae~ssi sepertinya kemampuanmu dan keluarga V corp ini tidak seberapa denganku kecuali dengan kemampuan yeoja yang dielu-elukan itu, seandainya 'yeoja itu' masih ada aku yakin dia pasti dapat dengan mudah mengorek kasus ini mengingat kepintarannya yang diluar batas itu"
Donghae menyipitkan matanya, bagaimana bisa namja ini menyebut nama dongsaeng kesayangannya disaat seperti ini? dia tahu memang bahwa yeoja itu sangat terkenal di kerajaan vampire tapi bisakah orang asing yang baru berapa menit bertemu dengannya itu harus menyebutkan yeoja itu ditengah-tengah kasus yang membingungkan saat ini. hey! Hak apa dia menyangkut pautkan ini dengan dongsaengnya?
Henry mendengus. tahu akan situasi saat ini, dia tersenyum "Senang bertemu denganmu dan ahhh maaf aku lancang meyebut yeoja itu. tapi, bukankah ada alasan. jika seseorang menyebutkan yeoja itu?" Donghae tak menggubris pertanyaan dari Henry, Henry diam sesaat, lalu ia berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan itu dengan Donghae yang masih berdiri.
"Yeoja itu, yang telah mengajarkan ku dalam hal menganalisa. Dan sepertinya ajaran dari dia bermanfaat. Lihat sekarang" ujarnya sembari melayangkan tangannya keatas dia terseyum dibalik Donghae.
"Donghae hyung, aku rasa kita akan menjadi partner kerja yang sangat menarik, bukankah begitu?" Donghae terkekeh mendengar bocah itu memanggilnya dengan hyung. Donghae dengan cepat berbalik dan dengan sangat jelas dia tak berusaha sama sekali untuk menyembunyikan senyumannya dari Donghae membuat Donghae membalas senyuman dari bocah itu.
"Aku rasa iya" jawab Henry menjawab pertanyaannya sendiri.
"Asal kau mau mempertemukanku dengan yeoja itu, yeoja yang telah membuatku banyak berubah..." Donghae mendengarkan setiap pernyataan dari bocah itu, dia tersenyum. Bangga sepertinya karena dongsaeng kesayangannya itu dapat mengajarkan bocah yang menurutnya tengil ini.
Satu permintaan meluncur begitu saja dari mulut namja itu membuat Donghae menegang ditempat.
"Dan Donghae~hyung pasti kau mampu mengabulkan permintaanku yang ini kan? jadi pertemukan aku dengan Kim Jongin, karena... yeoja itu bilang bahwa namja itu benar-benar menyebalkan dimatanya dan juga mempesona dimatanya. Aku jadi penasaran, Namja mana yang bisa membuat yeoja keras kepala itu bisa tunduk dihadapannya..."
"dihadapan pria bernama Kim Jongin."
.
.
.
.
.
To Be Contineud...
Anyeongggg*diinjek*, HUNHAN chap depan... wkwkwk , pantengin aja kalo bsedia, masalah cerita ini bakal muncul sesuai waktu, pokoknye kyungsoo itu bagian dari vampire tapi...
arghh bingung gue jelasinnya, baca aje chap laen.
ff abal-abal gini yaudahlah ya, berani baca berani koment #todongpiso :p
karena koment lu pda buat gue semangat update #eyaaalesan
yaudah, cukup disini...
Pffttt, Okay gue tunggu bacotan lu pada okay.
tengkyu buat ripiu lu pada kemaren ye. #lemparluhan
