[Chapter 2A: Girl's Action]

Warns : vulgarism, adult contents, wild!soo.

Start!

Wangi khas bayi memenuhi kamar berwarna soft pink itu. Kyungsoo terlihat tengah mematut dirinya didepan kaca yang seukuran dengan tubuhnya.

Seragamnya terlihat lebih ketat dan pendek dari biasanya. Riasannya seperti biasa, natural. Terakhir, ia menyematkan pita dirambutnya. "Kau memang cantik, Kyungsoo." Pujinya untuk dirinya sendiri.

Secara penampilan dan tingkahnya hari ini, Kyungsoo tampak berbeda. Ternyata itu untuk mendukung aksinya nanti yang masih dirahasiakannya. Dengan langkah riang, gadis cantik itu keluar kamarnya.

Langkah kakinya telah sampai di anak tangga terakhir, ia berdiri menghadap meja makan. Lagi, senyum getir ia ulas, melihatnya membuat ia merindukan masa lalunya. "Aah, tak ada gunanya meratapi itu. Lebih baik aku segera berangkat dan melakukan aksiku." Ucapnya mencoba menghilangkan rasa sesak di dadanya.

"Geurae. Ayo kita pergi." senyumnya—paksa.

.

"Pagi, Jongin-ah." Sapaan Taeyeon terdengar di telinga Jongin kala ia tengah memakan sarapannya. Kakak perempuannya itu mengambil tempat di depannya, "Apa yang kau lakukan? Mencari tahu latar belakang murid-muridmu?" pertanyaan itu dilontarkannya setelah bibirnya bertemu dengan bibir cangkir berisikan kopi didepannya.

Seulas senyum Jongin berikan sebagai jawaban. "Ya, noona. Tebakanmu benar, kebanyakan dari mereka anak-anak broken home. Latar belakang beberapa dari mereka cukup mengejutkan kalau kau mau tahu." Ia tersenyum penuh makna pada Taeyeon.

Taeyeon membulatkan matanya, menaruh atensi pada ucapan Jongin. "Benarkah? Apa saja kalau aku boleh tahu,"

"Oh Sehun dan Park Chanyeol, memiliki hobi menari dan lihai dalam urusan rap juga sama-sama telah bertunangan. Riwayat kotor mereka diantaranya; pernah menjadi model untuk sebuah majalah dewasa, pernah menjadi bintang film porno dan terlibat beberapa kasus perkelahian, hal terakhir itu hampir dialami semua murid-murid itu.

Lalu ada Byun Baekhyun dan Xi Luhan, mereka tunangannya Park Chanyeol dan Oh Sehun, berbakat dalam bidang vokal dan menari. Riwayat kotor mereka ada beberapa; menjadi model majalah dewasa, model untuk beberapa lukisan porno, anggota tetap bar kelas atas dan penggila pesta 'liar'.

Ada juga Do Kyungsoo, belum bertunangan, berbakat dalam bidang tarik suara. Pernah menjadi penari striptease, tidur bersama beberapa pria muda tampan-kaya dan wanita simpanan seorang pengusaha muda selama sebulan."

Taeyeon bereaksi dengan hebat, ini benar-benar mengejutkan. "Baru beberapa orang dan aku sudah begitu terkejut mendengarnya, ya tuhan, itu benar-benar buruk Jongin-ah!" matanya membulat, "ini memang bukan kasus parah untukku, tapi, ini benar-benar berlebihan untuk remaja berusia 18-19 tahun seperti mereka. Oh, terkutuklah orangtua mereka yang telah membuatnya seperti ini."

"Itulah mengapa aku bersemangat mengajar kelas mereka. Bajingan-bajingan kecil seperti mereka butuh cara khusus untuk dapat berubah." Senyum miring yang diukir Jongin sedikit membuat perasaan Taeyeon tak karuan. "Aku akan mengajar mereka dengan caraku sendiri. Tenang saja, hal itu tidak akan terulang lagi. Aku memastikan itu tidak akan terjadi." Dan ucapan Jongin selanjutnya sedikit mengurangi rasa khawatir itu.

Taeyeon mengulas senyum dan mengelus lembut kepala adik lelakinya itu. "Yah, lakukanlah. Aku percaya padamu."

"Pasti, aku adikmu, noona."

.

Bel masuk berbunyi tepat 10 menit lagi, namun kelas masih kosong tanpa ada seorang murid pun. Kyungsoo yang datang pertama, oh, dia harus merayakan ini sepertinya. Ratu terlambat kelas spesial menjadi murid pertama yang masuk kelas. Bravo.

Kyungsoo mendudukkan dirinya dikursinya. Duduk bersila dengan punggung tersandar. Matanya terpejam, bibirnya bergerak-gerak kecil; menyanyi, lirih. Ini hal yang sering dilakukannya untuk menghentikan dirinya menangis.

Dia memiliki masalah dan merasa enggan untuk bercerita pada Baekhyun. Itu bukanlah masalah besar, jadi bisa diatasinya sendiri. Bahkan gadis itu sudah memiliki setumpuk masalah, Kyungsoo hanya tidak ingin memberatkannya saja.

Sehun datang saat Kyungsoo membenamkan wajahnya dilipatan tangannya. Pemuda itu mengangkat alisnya, lantas menghampiri Kyungsoo. Tangannya terulur menempel pada dahi gadis itu.

"Apa yang kau lakukan?"

Sehun mengangkat bahunya acuh, "Memeriksa apakah kau sakit, kau terlihat seperti itu, omong-omong." katanya lalu duduk dikursinya, didepan Kyungsoo. Posisinya menghadap Kyungsoo. Matanya menatap Kyungsoo intens.

Balasan delikan mata dari Kyungsoo. "Apa kau memandangku seperti itu?" Ia menyentil dahi Sehun.

"Tidak boleh? Tenang saja, aku tidak punya maksud apapun. Hanya ingin menatapmu saja." Jawab Sehun santai.

Helaan nafas dari Kyungsoo. Gadis itu mengelus lembut kepala Sehun, "Kau pasti memiliki masalah, terlihat jelas dari matamu. Ceritakan padaku, kita bisa bertukar cerita tentang masalah kita." tuturnya lembut. Dan Sehun tidak bisa menolaknya. Terkadang ia menyesal kenapa tidak dari dulu memacari Kyungsoo.

"Tua bangka bajingan itu kembali lagi, Soo. Otomatis ibuku akan luluh lagi padanya, semua usahaku untuk membuatnya melupakan tua bangka sialan itu gagal lagi. Aku tidak tahan melihatnya. Melihat ibuku menangis saat dia pergi lagi, itu membuatku gila. Tidak bisakah dia lenyap saja dan berhenti menghancurkan kami?" Sehun tampak begitu rapuh. Ada sedikit genangan air mata, namun dengan keras ditahan untuk tidak jatuh olehnya.

Kyungsoo bangkit, menuju kearah Sehun dan mendudukkan dirinya dipangkuan Sehun. "Dengarkan aku," Ia menangkup wajah Sehun, mengusap pipinya lembut. "Aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi, kau juga harus memikirkan perasaan ibumu. Kau tahu, mereka telah bersama dalam kurun waktu yang begitu lama bahkan hampir separuh hidupnya mereka habiskan bersama.

Katakanlah ayahmu seorang bajingan yang meninggalkan anak istrinya hanya karena masalah kecil. Tapi, kau tidak boleh melupakan cinta yang melingkupi mereka, terutama ibumu. Ia akan tetap mencintainya seburuk apapun perlakuan ayahmu padanya. Jadi, saat ayahmu datang lagi padanya, sekeras apapun ia berusaha menolak, ia gagal. Cintanya masih terlalu besar untuk ayahmu."

Sehun memejamkan matanya. "Perkara cinta bukanlah masalah besar menurutku. Tetapi kehadirannya yang selalu disaat tidak tepat. Dia selalu muncul disaat Ibu sudah mulai berhasil menghapusnya sedikit-sedikit dari hatinya. Itu bukan sekali, tapi berkali-kali! Dia mengacaukan segalanya." Ia menatap Kyungsoo. Putus asa.

"Kau salah bila menganggap cinta bukanlah masalah besar. Sekarang biarkan saja ibumu dan ayahmu bersama." Sehun meliriknya dengan tatapan protes, dengan cepat ia menjelaskan maksudnya. "Kau harus terus mengawasi mereka. Saat kau merasa bahwa tindakan ayahmu akan melukai ibumu, disitulah kau muncul. Memisahkan mereka dan menjauhkan ayahmu sejauh mungkin. Itu hal terbaik yang bisa kau lakukan, menurutku."

"Akan kupertimbangkan." Sehun menjawab singkat, kepalanya terlalu sakit.

"Pasti. Kau harus mempertimbangkan untuk melakukannya. Aku memaksa." Ucap Kyungsoo setengah bercanda. Dia tersenyum, menyenderkan kepala Sehun kebahunya, melingkarkan tangannya di leher Sehun. "Ini pelukan seorang ibu untuk anaknya." katanya.

"Hei, kau lebih pantas menjadi kekasihku alih-alih ibuku. Atau kalau kau ibuku, mungkin aku akan menidurimu sesering mungkin." Sehun tertawa kecil, menggesekkan hidungnya dileher Kyungsoo. Wangi, batinnya.

Kyungsoo mengelus kepala Sehun. "Benarkah? Tapi kurasa kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih, kau sudah punya Luhan dan aku memiliki seorang incaran. Kau mau meniduri ibumu sendiri? Ckck, kau mau menjadi anak durhaka, Oh Sehun?" Ia tersenyum.

"Oh, aku mau jadi anak durhaka untukmu. Mungkin setelah menidurimu, aku akan membawamu lari dari ayah dan menikahimu lalu kita bisa hidup bahagia." Sehun melanjutkan omongan ngelanturnya.

Sebuah kecupan disematkan Kyungsoo ke kepala Sehun. Dia sering melakukannya. "Itu terlalu drama, Oh. Menggelikan."

Percakapan aneh itu terus berlanjut dengan posisi yang tidak berubah. Seperti itulah mereka. Kyungsoo selalu bisa menjadi penenang yang baik untuk Sehun. Dia bertindak sebagai seorang kakak untuk Sehun. Padahal Sehun berharap lebih dari itu (dulu).

.

Bel sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun siswa didalam kelas belum bertambah. Hanya Kyungsoo dan Sehun yang masih dalam posisi sama. Baekhyun dan Chanyeol datang dua menit kemudian.

"Hei-hei. Masih terlalu pagi untuk bermesraan. Pergi cari tempat jika kalian ingin tusuk-tusukan." Baekhyun menyapa mereka dengan untaian kata manisnya. Gadis itu duduk dikursinya, disamping kanan Kyungsoo. Dan Chanyeol disebelahnya.

"Sejak kapan kalian memutuskan untuk pacaran? Sepertinya kami ketinggalan berita." Chanyeol berkata setengah bercanda.

Mata Kyungsoo memutar malas mendengarnya. "Jangan aneh, Chan. Ini bentuk kedekatan kami sebagai seorang saudara. Benar tidak?" Ia menyikut Sehun, meminta dukungan dari lelaki itu. "Tentu saja. Ini skinship antara adik-kakak. Yang langka, pastinya."

"Terserah, padahal kalian lebih cocok jadi pasangan." Kyungsoo dan Sehun bertatapan lalu tertawa. "Omong-omong, apa kau siap menjalankan rencanamu hari ini, Kyung?" Chanyeol mengubah topik, kesal.

Sontak senyum nakal dibibir Kyungsoo mengembang. "Jadi. Semuanya sudah kupersiapkan dengan matang. Tunggu saja pertunjukannya." Kyungsoo tersenyum manis pada mereka, mengecup bibir Sehun lalu menurunkan dirinya dari pangkuan pemuda itu. Mereka bertiga hanya berdecak sebal memandangi Kyungsoo.

"Kau memang benar-benar si jalang Do Kyungsoo." Ucap Baekhyun malas.

Tepat setelahnya, seluruh murid memasuki kelas dengan wajah malas. Diikuti oleh Jongin dibelakang mereka.

Kyungsoo tersenyum begitu manis. "Showtime, baby." Ucapnya.

.

Suasana kelas masih sama dengan kemarin; tidak bersahabat. Jongin tidak mempermasalahkan itu. Pandangannya mengedar ke seluruh kelas, "Selamat pagi semua. Kuharap hari ini tidak akan seburuk kemarin. Mari kita saling membantu satu sama lain, oke." ucapnya dengan seulas senyum.

"Ya, saem. Hari ini pasti akan 'lebih baik' dari kemarin." Hanya Kyungsoo satu-satunya murid yang menyahuti ucapan Jongin. Gadis itu tersenyum. 'Tunggu saja, Kim.'

Jongin tersenyum menanggapinya, lalu meraih buku didepannya, "Baiklah. Mari kita belajar tentang—"

"Maaf aku memotong ucapan anda, saem." Kyungsoo tersenyum—pura-pura—tidak enak. "Aku punya usulan. Bagaimana jika hari ini kita mengulang perkenalan kemarin saja?" Ucapannya menghadirkan tatapan tajam dari teman sekelasnya dan tatapan heran dari Jongin.

"Yah, kau tahu perkenalan kemarin tidak begitu menyenangkan. Tidak salah untuk mengulangnya lagi, bukan?" Kyungsoo meyakinkan Jongin.

Jongin mengangkat bahunya, "Baik. Kalau itu yang kau mau." Senyumnya. "Baiklah, mari kita mulai kembali perkenalannya."

Kembali Kyungsoo menyela. "Iya, apa lagi nona Do?"

"Sebaiknya perkenalan dimulai oleh murid-murid dulu. Kau bisa memperkenalkan dirimu nanti setelah kami semua." Kyungsoo melirik temannya, apa-kau-gila adalah maksud dari tatapan dari mereka semua. Dibalasnya dengan tenang-saja-ini-bagian-dari-rencana.

"Oke. Silahkan." Jongin mempersilahkan.

.

Perkenalan dimulai oleh Sehun, Kyungsoo yang memaksanya. Dan tidak ada alasan bagi Sehun untuk menolaknya.

Sehun memandang datar ke depan, sesekali tersenyum tipis pada Luhan atau Kyungsoo. "Namaku Oh Sehun. Kalian sudah tahu semua tentangku, kurasa tidak perlu lagi aku bicara panjang lebar."

Delikan dari Kyungsoo, sorakan teman-teman dan senyuman Jongin adalah bentuk respon atas perkenalan Sehun. Chanyeol terlihat begitu bersemangat, "Good job, Oh. Aku suka gayamu." Ucapnya lalu tertawa.

Sehun membungkukkan kepalanya lalu duduk dikursinya. Yang maju selanjutnya adalah Chanyeol. "Park Chanyeol imnida. Tunangan Byun Baekhyun, sahabat tersayang Oh Sehun, Xi Luhan dan Do Kyungsoo." Ucapnya dengan senyum lebar.

Matanya melirik Jongin, "dan orang yang akan menyingkirkan manusia busuk itu dari kelas ini." Tambahnya dengan senyuman miring.

"Kami pegang kata-katamu, Park." Teman-teman bersorak dan Chanyeol tersenyum mengejek pada Jongin. Pemuda bermarga Park itu lantas kembali ke tempatnya.

Jongin tersenyum. Bajingan-bajingan itu menggelikan sekali.

"Masih ada yang ingin memperkenalkan diri? Kurasa semuanya sudah diwakili oleh Sehun dan Chanyeol?" Ucapannya dihadiahi tatapan heran oleh mereka. "Ck, dasar dungu. Maksudku kehidupan pribadi kalian dan tujuan utama kalian; mengusirku dari kelas ini. Itu semua tergambar jelas dari sikap dan bahasa yang disampaikan oleh dua bajingan tadi."

Suara tepukan tangan membuat sebelah alis Jongin tertarik keatas. "Kenapa kau bertepuk tangan? Kau menyelamati seseorang?"

Itu Taemin.

"Nah, kalau kau sudah tahu bahwa kami menolakmu mengapa kau masih bersikeras ingin disini? Persetan dengan kewajibanmu sebagai seorang guru itu, mengapa kau sangat ingin menolong kami? Apakah itu memberi keuntungan buatmu? Apa pihak sekolah membayar lebih untuk hal itu? Apa itu menolong kami menguntungkanmu? Oh come on, man. It doesn't make any sense. Stop it and go away from us." Makinya sembari membuat gesture mengusir.

Tawa Jongin terdengar, "Oh astaga, masih ingin membicarakan masalah kemarin hm? Baiklah, akan kupersingkat jawabannya untukmu agar otak dungumu itu bisa memahaminya. Aku melakukannya atas kemauanku, aku tidak butuh uang karena jika aku haus akan uang aku bisa menggoda wanita kaya dan dengan sukarela memberikanku berlimpah uang. Jelas saja aku mendapatkan keuntungan dari itu semua, aku akan mendapatkan gelar hebat dari warga sekolah dan membuat diriku berguna karena mengurus bajingan-bajingan seperti kalian, setidaknya kalian bisa melupakan semua masalah keluarga sialan itu. Kita ada dalam pihak yang sama, jadi ayolah, apa salahnya untuk saling membantu hm?"

"Jadi maksudmu selama ini kau tidak berguna?" sahut Taemin mengejek.

"Bukan begitu, bodoh. Itu anggapanku, jika aku berhasil mengubah perangai busuk kalian, aku menepati janjiku sendiri."

"Bicaramu berbelit-belit. Aku pusing mendengarnya. Hentikan khotbahmu dan pergilah dari sini." Maki Taemin untuk kedua kalinya.

"Kau tuli? Berkali-kali kukatakan aku tidak akan keluar, mengapa aku harus keluar?" tanggap Jongin santai. Lelaki itu memutar penanya malas. "Berhenti mengajakku berdebat untuk hal tidak berguna seperti tadi."

"Oh astaga! Bisakah kalian hentikan perdebatan bodoh ini! Kalian merusak sesi perkenalan ini" dan rencanaku, batin Kyungsoo. Gadis itu berdiri dan melemparkan tatapan tajam pada Taemin.

Taemin membalasnya dengan tatapan sinis, "Persetan dengan perkenalan ini, Do jalang! Ini semua karenamu, ide busukmu itu membuatku mual!" makinya.

"Mwo? Cih! Lihat saja, kupastikan kau akan berterimakasih padaku untuk ini nanti." Desis Kyungsoo geram. Kemudian ia melayangkan pandangannya pada Jongin, memasang senyum manisnya. "Saem, maaf ya. Kita lanjutkan lagi perkenalannya. Biarkan saja perempuan gila itu." Ucapnya sambil melemparkan tatapan sinis pada Taemin.

Jongin merespon dengan senyuman, mempersilahkan. "Tentu saja."

Perkenalan dilanjutkan oleh Baekhyun dan Luhan. Dua gadis itu maju sekaligus dengan alasan mempersingkat waktu. Dengan wajah datar mereka memperkenalkan diri. Kyungsoo melototi mereka dengan tatapan senyumlah-sialan namun dianggap angin lalu.

"Aku Byun Baekhyun dan ini Xi Luhan. Tidak banyak yang ingin kami katakan, hanya jangan tertipu dengan sikap polos Do Kyungsoo. Gadis itu punya seribu kelicikan dibalik wajah polosnya. Dan kami ingin ia membuktikan bualannya tentang rencananya itu." Ucap Baekhyun dengan seringainya.

"Secepatnya. Bila perlu hari ini juga." Luhan menambah.

Kerutan dalam muncul pada kening Jongin. Ada sesuatu yang disembunyikan gadis-gadis itu. Lebih dari sekedar sikap tersembunyi Kyungsoo seperti yang mereka sebutkan. Tentang rencana, hell, entah mengapa hatinya berdebar penasaran karena itu.

Kyungsoo memberikan seringaian pada dua gadis itu setelah mereka duduk ditempat mereka. "Kalian akan menjilat ludah kalian sendiri nanti, gadis jalang." Katanya lalu maju kedepan melanjutkan perkenalan.

"Do Kyungsoo imnida. Uhm, aku hanya seorang gadis biasa dengan kehidupan 'luar biasa'. Aku bersahabat baik dengan dua pasangan gila disana," tunjuknya pada empat sahabatnya, "Aku juga ingin memberitahu satu rahasia besarku pada kalian semua." Ucapnya dengan senyum manis penuh arti.

Jongin memasang wajah ingin tahunya, tertarik. Firasatnya pasti tidak salah.

"Rahasianya adalah.. aku menyukai Kim Jongin saem dan menginginkannya berada diatasku."

Seluruh kelas kecuali Luhan dan Baekhyun merespon dengan wajah kaget. Dua gadis itu tertawa terbahak.

"Good job, honey. We're proud of you. Mmuah." Sorak mereka disusul dengan lengkingan tawa. Kyungsoo membalasnya dengan kecupan jarak jauh.

Jongin kembali dari keterjutannya. Ia memberikan pandangan jijik pada Kyungsoo. "Tidak kusangka. Sejak awal aku sudah merasa ada yang aneh denganmu. Diantara seribu manusia aneh hanya kau satu-satunya yang normal sementara kau berpakaian sama dengan mereka." Tawanya.

Kyungsoo mendekati Jongin, menatapnya mengejek. "Memang dasarnya kau itu bodoh, Jongin-saem sayang. Kalau saja otakmu sebagus perkataanmu itu kurasa kau tidak akan mudah tertipu olehku. Apa kau merasa malu sekarang? Atau merasa dipermalukan?" Oloknya.

Seisi kelas tertawa. Do Kyungsoo memang tidak ada tandingannya dalam memperolok orang lain. Gadis itu benar-benar membuktikan perkataannya.

Namun Jongin tidak mau kalah. Permainan tidak akan menarik jika harus berhenti di tengah jalan, bukan?

"Oke, aku mengaku kalah olehmu, nona Do. Tapi, bukan berarti itu bisa membuatku keluar dari sini. Aku akan terus disini." Tekan Jongin. "Dan soal 'ajakanmu untuk tidur bersama' itu, aku tidak akan mengindahkannya. Seleraku berkelas, gadis dengan dada rata dan jepitan longgar sepertimu tidak membangkitkan gairahku. Kau mungkin bisa menggaet lelaki-lelaki itu keatas ranjang, namun aku, tidak akan mudah untuk kau taklukkan." Jongin mendekatkan wajahnya pada Kyungsoo dengan senyum miringnya.

Adrenalin dalam diri Kyungsoo bangkit. Jongin menantangnya, kalau begitu akan ia akan tunjukkan seberapa hebatnya seorang Do Kyungsoo dalam menaklukkan seorang lelaki.

Dengan berani gadis itu meletakkan tangannya di tengkuk Jongin, menariknya seakan ia hendak melumat bibir Jongin. "Kau ingin menciumku? Silahkan. Biar kurasakan sehebat apa bibirmu itu akan memabukkanku?" Tantang Jongin.

"Sayang sekali aku tidak ingin memberikan ciumanku padamu kali ini, saem sayang. Aku akan menggodamu lebih hingga kau akan bertekuk dibawah selangkanganku." Kyungsoo mendekatkan wajah mereka hingga mereka hampir bertemu, sekali lagi ia mengingatkan Jongin. "Aku bukan tipe orang yang melakukan sesuatu dengan setengah-setengah dan aku benci dengan orang seperti itu. Jadi, Kim Jongin-saem, jangan mencoba untuk lari ditengah permainan karena aku tidak akan pernah memaafkanmu. Buktikan dirimu adalah seorang pria sejati." Dan sebuah kecupan pun disematkan bersamaan dengan remasan pada selangkangan Jongin dari tangan lancang Kyungsoo. "Kau munafik, saem. Perkataanmu berarti sebaliknya." Ejeknya.

Jongin tersenyum, terkejut. "Baiklah, kutunggu bukti dari ucapanmu itu. Apakah kau berhasil menaklukkanku, dan, jangan lupa beritahu aku apa tujuan itu semua. Dan ternyata, kau benar-benar jalang. Hanya dengan kecupan saja kau sudah benar-benar basah." Ejeknya balas.

Dan sekali lagi, kelas spesial mencetak riwayat baru dalam kegiatan belajar-mengajar mereka. Dua hari Kim Jongin mengajar, berturut-turut kejadian besar terjadi. Perkenalan yang disambut dengan begitu hangat dan manis oleh murid-murid. Dan pengungkapan sisi asli murid penuh tipu daya. Akankah hari ketiga akan terjadi kejadian serupa atau lebih menggemparkan? Sepertinya kedatangan Kim Jongin akan memberikan warna baru pada buku cerita kelas spesial. Cinta, Pertemanan atau Permusuhan?

[Chapter 2A: Girl's Action; END]

back with the second chapter ^^ sori lama update, blank selama berbulan-bulan soalnya, alur yang udah dipikirin ancur semuanya :3 yah hasilnya pun super gak memuaskan, mana dibagi dua pula :3 chap depan kyungsoo bakal bener-bener ngegoda jongin :3 chap ini pemanasan dulu ditambah pemanis dari hunsoo, kkk~ :3

nyampah dikit, kalian gimana perasaannya pas kaistal dikonfirm dating? :3 gua sih nyes-nyes sedep gituh :v satu sisi gua seneng, satu sisi gak suka :3 tapi kaisoo ship emang perlu diacungin jempol banget, karna kaisoo ship gak kek shipper sebelah yang membabi-buta pas b******n konfirm dating, santai-santai aja keknya :v cinta banget sama kaisoo ship :*

sebagai fans yang baik, mendingan dukung aja kaistal moga langgeng dan kyungsoo bisa nyusul, jadi gak galau berkepanjangan :v mau gimanapun jugak, manusia gak pernah bisa ngelanggar takdir dari tuhan, sefanatik apa lu sama kaisoo nyatanya mereka emang gak lebih dari sekedar temen dekat :')

and, big thank for the review-follow-favorite :* it means so much for me :* luv u so much guys :*

see you next chap! bubay! keep love kaisoo, okay!

[Aceh. kaifucksoo. 020416]

Spoiler for next chap!

"Wajah tampan. Tubuh bagus. Penis besar-panjang-berurat. Kau pria idamanku, Saem!"

.

"Tidakkah kau ingin membenamkan wajahmu disini? Meliukkan lidah serta memainkan gigimu dipucuknya? Aku ingin kau didalamku, Saem.."

.

"Aku becek, Saem. Maukah membersihkannya dengan mulutmu? Ah, bila perlu menggaruknya dengan penismu."

...