PROSPECTS

Naruto milik Masashi Kishimoto.

PROSPECTS milik acya-chan1234 :v

Warning!: aneh bin gaje, ide pasaran, typo(s), OOC, dll.

OoOoOoOoOo

Hinata diam membeku. Memandang sosok yang tak jauh darinya. Selalu begini. Setiap bertemu dengannya, pasti mata Hinata mulai berkaca-kaca. Seperti ada sesuatu dalam hatinya yang ingin membuatnya menjerit dan menangis sejadi-jadinya.

Hinata pun segera tersadar saat temannya, Tenten. Menepuk bahunya pelan.

"Hinata, ayo! Nanti kita terlambat samapi ke rumah Kiba." Tegur Tenen.

"Hah? Iya. Baik. Ayo." Hinata dan Tenten pun melanjutkan perjalanan mreka.

'Selalu begini.. Setiap bertemu dengamu, aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya penyesalan yang ada..'

OoOoOoOoOo

'Cause sooner or later,,, we'll wonder why we gave up,, the truth is everyone knows,,'

Melihat nama yang tertera dilayar bertuliska 'Sakura', Hinata menggangkat panggilan telepon yang masuk ke handphonen-nya.

'Halo..'

'Hinata,, hari ini aku senang sekali. Naruto dan aku baru saja pergi jalan bersama. Aku sangatt senanggg. Akhirnya hubunganku dengan Naruto mulai membaik..'

Memang, hubungan Sakura dan Naruto sempat renggang dikarenakan kesalahpahaman Saura terhadap Karin. Yang jelas-jelas adalah sepupu Naruto :3

'Benarkah? Syukurlah kalo begitu. Lain kali kau harus mendengarkan dulu penjelasan Naruto-kun.'

'Hehehe.. Iya Iya. Ngomong-ngomong bagaimana hubunganmu dengan Sasuke?'

?

'Sudah lah Sukura. Aku akan mencoba merelakannya. Lagipula, aku sendiri yang terlalu berharap padanya. Jelas-jelas dia sudah memiliki kekasih.' Hinata menyeka air mata yang hendak membasahi pipinya.

'Maaf aku tidak bermaksud untuk menyakitim. Hanya saja, mengapa kau tak langsung menerima Sasuke saat dia menyatakan perasaanya padamu?'

'Bukankah kau tau itu Sakura? Jika-'

'-yayaya, aku tahu. Kau dan Sasuke hanya behubungan melalui telepon. Dan Sasuke langsung menembakmu selang beberapa minggu kalian berkomunikasi. Tapi, jika Sasuke tulus padamu, mengapa tidak langsung kau terima saja?'

'Tapi itu terlalu singkat bagiku. Saat itu aku belum merasa nyaman dengannya.'

'Rasa nyaman itu bisa muncul seiring waktu. Lalu apa? Kini kau merasa nyaman dengannya, tepat saat dia telah pergi meninggalkanmu? Ayolah Hinata... Kau itu sulit sekali jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, kau akan sulit melupakan. Contohnya saja Naruto. Dulu kau menyayanginya kan? Sejak kita masuk sekolah dasar. Dan bahkan, kau baru bisa merelakannya akhir-akhir ini. Jika kau amat menyayangi Sasuke, kau harus bertahan!'

'Sudah Sakura-chan. Yang aku inginkan sekarang itu hanya satu. Aku ingin jatuh dan amnesia. Agar aku lupa. Lupa semua tentang dia.'

'hh.. yasudahlah. Sekarang sudah malam, Oyasumi Hinata.'

'Oyasuminasai Saukra-chan.'

'klik'

Sambungan telepon pun terputus. Hinata menarik selimutnya dan memejamkan matanya. Sebelum pergi tertidur, setetes air mata menetes melewati celah kelopak matanya.

OoOoOoOoOo

Hari ini Hinata pulang sendiri. Tenten sedang ada kegiatan ekstrakulikuler. Sakura pulang bersama Naruto. Kiba, Lee dan Shino ada kerja kelompok. Sementara sang kakak sepupu, Neji. Harus segera pergi ke kantor Hyuuga Corp karena diminta oleh sang paman, Hyuuga Hiashi. Dengan terpaksa ia harus menunggu bus seorang diri.

Dengan langkah gontai, Hinata melewati lorong-lorong sekolahnya. Ia berjalan sambil bersenandung kecil. Hari ini sangat membosankan baginya. Namun, rasa bosan itu tergantikan dengan rasa sakit tatkala melihat pemandangan di hadapannya. Sang pujaan hati yang sedang berpegangan tangan dengan kekasihnya. Terasa lebih menyakitkan ketika sang gadis bergelendot manja pada lengan sang pria. Ditambah dengan sang pria yang mengelus-elus puncak kepala sang gadis dengan satu tangannya yang bebas.

Terasa sangat menyiksa bagi Hinata saat berada di belakang dua sejoli itu dan menyeksikan adegan menyakitkan itu. Tak kuasa dengan perasaan yang berkecamuk dalam hatinya, Hinata berlai kencang dan tak sengaja menyenggol bahu Sasuke.

"Sasuke-kun, dia siapa?" tanya karin.

"Hn. Entahlah. Ayo cepat kita pulang." Sasuke mempercepat laju langkahnya.

'Ada apa dengamu, Hinata?'

OoOoOoOoOo

Hinata terus berlari dan berlari, hingga keluar gerbang sekolah. Ia berhenti tepat di tengah jalan raya dan mengatur nafasnya yang erengah. Tiba-tiba, dari arah kanan, muncul sebuah mobil yang melaju sangat kencang. Sang pengemudi membunyikan klakson dengan amat kencang. Namun, Hinata tak dapat mengerakan kakinya. Kakinya seakan lemas tak bertenaga. Dan semuanya terjadi begitu cepat. Hinata tak mengingat apa-apa. Yang terakhir kali ia ucap hanya.

'Sa-suke-kun...'

'Duarrr...'

Tabrakan hebat pun terjadi. Para warga yang kebetulan ada di sekitar tempat kejadian, segera berkerumun. Sasuke dan karin yang baru saja keluar dari gedung sekolah, hendak mendekat namun urung. Karena mobil polisi dan mobil ambulance sudah menuju ke sini. Tenten yang merasa firasatnya memburuk, mencoba keluar gedung sekolah dan mendekat ke tempat kerumunan para warga. Ternyata firasatnya benar. Yang tertabrak adalah...

"HINATA!"

To be continue...

ohayou minna-san!

maaf baru bisa sempet share fanfic lagi :D

ngomong-ngomong ini fic baru :D fanfic 'The Stories' masih dalam proses x_x

aku juga mau minta saran. untuk fic ini, kalian ingin Hinata dengan siapa? Sasuke atau Gaara? ngomong-ngomong aku munculin Gaara di chap berikutnya yah!

semoga kalian menikmatinya! :) ;)

Mohon Review nya!

Aku minta kritik dan sarannya! ;)

See you :*