"Aku hamil lagi eonni hehe" jawab Jongin cengengesan.
"UAPAAAAA?!"
Again?!
Sumary : Jongin hamil anaknya dan Sehun yang ketiga. Tapi bukannya mendapat ucapan selamat Sehun malah dimarahi oleh hyung dan noonanya. Kenapa?
Warn : Gs!Kai, Gs!uke, typo(s), OOC
Pair(s) : Main!Hunkai , Slight!krisho lumin chanbaek
Disclaimer: Cast(s) milik diri mereka sendiri.
.
.
.
.
"Kau hamil lagi?! maksudku benar-benar hamil?!" teriak Baekhyun heboh.
"Tentu saja aku benar-benar hamil. Mana mungkin aku hamil bohongan" protes Jongin.
"Wah benar-benar Sehun itu. Kalian yang paling muda diantara kami tapi anak kalian sudah hampir tiga" kata Junmyeon masih setengah tidak percaya.
"Memang salah kalau punya banyak anak diusia muda?"
"Tidak sih. Tapi apa kau tidak lelah?" tanya Minseok.
"Lelah? lelah kenapa?" tanya Jongin polos.
"Semuanya. Lelah hamil. Lelah mengurus anak. Lelah mengurus suami"
"Mengurus anak dan suami lelah sih. Hamil juga lelah sih. Tapi mau bagaimana lagi kan sudah tugasku" jawab Jongin enteng.
"Tapi serius Jong kau terlihat lebih pucat sekarang" kata Baekhyun.
"Mungkin karena sedang hamil muda eonni. Kau tau mual, pusing dan lelah. Tapi aku baik-baik saja kok sungguh" jawab Jongin menyakinkan eonni-eonninya. Tapi Junmyeon masih terus mengamati wajah Jongin lekat-lekat sebelum menghela nafas kasar.
"Yifan akan benar-benar menghajar Sehun kalau melihat kondisimu" kata Junmyeon membuat Jongin meringis. Yifan dulu adalah tetangga Jongin sekaligus kakak kelas Jongin di smp, sma maupun universitas. Yifan selalu menganggap Jongin sebagai adiknya dan sedikit overprotektif kalau mengenai Jongin. Sehun saja dulu saat mau menembak Jongin harus mati-matian mendapat restu Yifan.
"Bukan hanya dihajar Jun. Sehun bisa-bisa dibunuh oleh Yifan" kata Minseok menambah-nambahi.
"Yah jangan gitu dong eonni. Kasian anak-anakku kalau tidak punya daddy. Dan kau Jun eonni lakukan sesuatu apa kau tega adikmu dihajar Yifan oppa" protes Jongin. Junmyeon sebenarnya kasihan sih pada adiknya Sehun.
"Ish tentu saja aku kasihan pada adikku. Tapi salah kalian berdua juga sih berkembang biak terus-terusan kayak kucing aja" omel Junmyeon membuat Jongin merengut karena dikatai kucing.
"Huh sudahlah udah terlanjur berisi. Gak mungkin juga kan dikeluarin. Lagipula kalau Sehun selamat dari Yifan belum tentu dia selamat dari Luhan dan Chanyeol" kata Minseok membuat Jongin keringat dingin. Matilah Oh Sehun. Jongin memang yang termuda diantara mereka jadi Chanyeol dan Luhan selalu memperlakukan Jongin seperti adik kecil mereka--walaupun tidak separah Yifan. Tidak peduli Jongin sudah mempuanya suami dan sudah jadi ibu dari dua anak tapi dimata mereka Jongin tetaplah adik kecil yang harus dijaga.
"Eonni selamatkan Sehun" rengek Jongin imut. Ah benarkan walaupun sudah menjadi ibu Jongin masilah adik kecil.
"Jadi sudah berapa minggu?" tanya Baekhyun kembali ke topik pembicaraan semula.
"6 minggu"
"Anak-anakmu sudah tau?" sekarang giliran Junmyeon yang bertanya.
"Sudah"
"Gimana reaksi mereka. Karena sebelumnya Haowen kan.. kau tau.. ngamuk-ngamuk" kata Baekhyun.
"Reaksi mereka cukup baik. Haowen mungkin karena dia sudah cukup besar sekarang dan sudah tau rasanya punya adik jadi dia nggak se agresif dulu. Sementara Taeoh dia malah excited buat jadi kakak" jelas Jongin.
"Serius? Wah aku iri Jesper dulu sempet ngambek" protes Baekhyun.
"Ziyu juga" tambah Minseok.
"Aku juga kaget eonni. Dia malah sering elus-elus perutku dan pingin adik cepet keluar" kata Jongin tersenyum sambil mengelus-elus perutnya. Sungguh dia senang sekali sekarang. Ah hamil anak ketiga tapi rasanya masih seperti hamil anak pertama. Jadi tidak sabar untuk memberitahu Sehun.
"Kau senang sekali ya?" tanya Baekhyun yang melihat Jongin senyum-senyum.
"Tentu saja eonni wanita mana yang tidak senang kalau sedang hamil" kata Jongin.
"Taeoh harus mengurangi frekuensi menyusunya juga karena kau sedang hamil juga"
"Iya eonni nanti akan aku bilang sama Taeoh"
Obrolan mereka berlanjut sampai sekarang pun saat mereka menyiapkan makan malam obrolan masih terus berlangsung.
"Apa kau akan langsung memberitahu Yifan?" tanya Minseok pada Jongin.
"Entahlah eonni"
"Jangan dulu Jong perlahan saja. Katakan saat mood mereka sedang baik" nasehat Junmyeon.
"Kalau begitu tolong katakan untukku eonni. Mungkin saat kalian selesai melakukan 'ritual' rutin kalian" kata Jongin.
"YAAA" teriak Junmyeon, Minseok dan Baekhyun berbarengan.
"Loh apa? Apa aku salah? Katanya saat mood mereka baik. Sehun moodnya akan baik kalau habis 'ritual' eonni" jawab Jongin polos.
"Suamimu saja yang dasarnya mesum" ejek Baekhyun. Lalu mereka melanjutkan acara memasak mereka dengan diiringi rengekan-rengekan Jongin yang meminta tolong.
"Aku pulang" terdengar suara dari pintu depan membuat Junmyeon segera berlari ke depan dan melihat Yifan sudah dikerubungi(?) oleh anaknya dan keponakan-keponakannya.
"Hai jagoan-jagoan paman Jes, Jack, Haowen dan Taeoh. Hai juga putra kecil daddy Zitao, dan putri daddy yang paling cantik Yixing" kata Yifan menciumi satu persatu bocah-bocah itu.
"Hai juga sayang" kata Kris memeluk Junmyeon dan mencium bibir Junmyeon mesra.
"Lakukan nanti oppa. Banyak anak kecil disini" protes Jongin manyun.
"Bilang saja kau ingin kupeluk juga. Kemarilah Kkamjong" dan Jongin hanya menurut berakhirlah mereka bertiga berpelukan-Yifan, Junmyeon dan Jongin.
"Minseok eonni bergabunglah dengan pelukan telletubies mereka. Kita punya Yifan oppa sebagai Tinky Winky, Jongin sebagai Dipsy, dan Jun noona sebagai Laalaa kita hanya kekurangan Po" ejek Baekhyun melihat mereka berpelukan.
"Jangan begitu Baek. Salahkah kalau aku memeluk anak dan istriku" tanya Yifan.
"Sejak kapan aku jadi anakmu oppa?" protes Jongin.
"Sejak kau pindah ke sebelah rumahku diusia 2 tahun. Kau anakku sejak saat itu" kata Yifan lalu beranjak menuju kamarnya.
"Airnya sudah aku siapkan Fan. Mandilah dulu setelah itu kita makan bersama" kata Junmyeon.
"Okay honey"
Selesai mandi Yifan pergi keruang makan disana sudah berkumpuk semua orang. Kecuali Sehun.
"Oh Yifan hyung" sapa Chanyeol.
"Hei Chan. Hei Luhan hyung" sapa Yifan balik yang hanya dibalas senyuman oleh Luhan.
"Dimana Sehun Jong?" tanya Yifan yang melihat Jongin cemberut dan mengaduk-aduk makanannya.
"Lembur. Lagi. Ah malas aku. Kerja terus. Kerja terus" omel Jongin.
"Daddy sibuk ya? Taeoh rindu daddy, Mom. Haowen hyung juga rindu daddy" adu Taeoh pada Jongin.
"Aku tidak rindu daddy kok. Buat apa? daddy saja tidak rindu Haowen" protes Haowen. Padahal dirinya rindu sekali pada daddynya. Ck anak ini memang agak tsundere.
"Daddy juga rindu Haowen kok" kata Jongin mengelus kepala Haowen. Setelah memastikan anak-anaknya makan Jongin kembali menatap makananannya. Jadi malas makan kalau begini. Pinginnya disuapin Sehun.
Hah. Apakah dia sudah mulai ngidam?
"Jongin makanlah jangan cuma diaduk-aduk" perintah Minseok.
"Aku pinginnya disuapin Sehun" rajuk Jongin.
"Jong jangan begitu. Ingatlah bukan hanya kau yang menbutuhkan makanan itu" kata Junmyeon mengkode Jongin bahwa sekarang ada bayi diperutnya yang harus diberi makan. Dengan terpaksa Jongin memakan makanannya sebelum eonninya menasehatinya yang semakin menjurus pada kehamilannya dan membuat oppa-oppanya tau.
Saat tengah asyik makan Taeoh tiba-tiba meletakkan beberapa potong sosis kesukaannya di piring Jongin.
"Taeoh kenaoa sosisnya dikasih Mommy? Bukankah Taeoh suka sosis?" tanya Jongin bingun melihat tingkah Taeoh. Tidak biasanya Taeoh membagi makanannya.
"Ne Taeoh suka. Sosis enak. Makanya Taeoh ingin berbagi sama adik yang ada diperut Mommy" jawab Taeoh polos.
"Uhuk" Chanyeol tersedak daging yang tengah ditelannya.
Aduh Taeoh sayang kalau kau bukan anak Mommy sudah Mommy sumpal mulutmu dengan sosis. Jongin melirik eonninya takut. Tapi nihil mereka semua hanya terdiam.
"Taeoh sayang benar diperut Mommy ada adiknya?" tanya Luhan sambil tersenyum manis. Manis sekaliiiii. Sampai membuat Jongin takut.
"Ne paman. Tadi kata dokter diperut Mommy ada adiknya Taeoh dan Haowen hyung" jawab Taeoh lagi. Aduh matilah Jongin. Jongin melirik kearah Yifan yang dari tadi tetap makan dengan tenang. Melihat tidak ada reaksi dari Yifan Jongin hampir menghela nafasnya lega tapi gagal saat Yifan membuka mulutnya.
"Jongin kau akan berbicara dengan oppa setelah ini" kata Yifan tenang.
"N-ne oppa" jawab Jongin pasrah.
"Hyung sepertinya aku ingin main bola setelah ini" kata Chanyeol tiba-tiba. Membuat para wanita disana bingung.
"Oh kebetulan aku juga Chan. Bagaimana kalau sepak bola?" tanya Yifan.
"Ide bagus Fan. Aku sudah tidak sabar untuk menendang 'bola' Sehun" tambah Luhan santai.
Glek.
'Bola' Sehun.
"Kita juga bisa bermain baseball dan basket dengan 'bola' Sehun" kata Yifan lagi.
"Oppaaaa~~" rengek Jongin.
Ah suamiku yang malang. Batinnya.
Sehun memasuki kediaman mewah milik keluarga Wu sepulangnya dari kantor. Ah sial niatnya dia ingin pulang cepat lalu makan malam bersama hyung dan noonanya tapi berkas-berkasnya tidak bisa ditinggal begitu saja. Jadinyalah dia pulang pukul 8 lewat seperti sekarang.
Ah sial lagi Taeoh pasti sudah tidur jam segini. Padahal dia rindu sekali pada Taeoh. Dan Haowen juga tentusaja .
"Oh Hyung bagaimana kabar kalian?" tanya Sehun saat memasuki ruang tamu dan disambut oleh hyung-hyungnya yang sedang memelototinya? well Sehun tidak tau. Kalau Yifan hyung sih tatapan matanya memang menyeramkan tapi kalau Luhan hyung dan Chanyeol hyung tidak biasanya mereka seperti ini.
"Kalian kenapa memandangku seperti itu?" tanya Sehun gugup dan jujur sedikit takut. Sehun sebenarnya bukanlah penakut. Hell no. Tapi Sehun yang tau jelas hyung-hyungnya boleh dong merasa takut secara mereka lebih seram dari satan kalau lagi mengamuk. Apalagi kalau menyangkut Jongin.
Tunggu.
Jongin.
Apa ini ada hubungannya dengan Jongin?
"Apa terjadi sesuatu pada Jongin?" tanya Sehun dan lagi-lagi hyungnya hanya diam.
"Oh kau sudah datang Hun" sapa Junmyeon pada adiknya.
"Ne noona" Sehun menoleh dan mendapati Noonanya Junmyeon bersama Minseok noona dan Baekhyun noona.
"Berhentilah memandangi Sehun seperti itu Lu" kata Minseok pada suaminya.
"Kau juga Chan. Kalau tatapan bisa membunuh aku yakin Sehun sudah mati dari tadi" kata Baekhyun santai.
Glek.
Sehun menelan ludahnya kasar.
Perasaannya makin tidak enak.
"Apa terjadi sesuatu pada Jongin? Dia dimana sekarang?" oke Sehun panik sekarang.
"Jongin ada di kamar. Dan ya terjadi sesuatu pada Jongin" kata Junmyeon.
"Apa?! Apa itu sesuatu yang buruk?"
"Tidak. Tenanglah" kata Baekhyun.
"Lalu kenapa?" tanya Sehun dan Yifan melemparkan amplop ke meja. Sehun dengan ragu mengambil dan membukanya. Dan isinya adalah
Foto hasil usg?
Milik siapa?
Minseok noona?
Ah tidak tidak.
Janin di foto itu terlihat sangat kecil. Lagipula kalau milik Minseok noona untuk apa diberikan pada Sehun kan.
"Apa ini?" tanya Sehun.
"Kau buta?" balas Yifan dingin.
"Demi Tuhan aku tau benda apa ini. Maksudku apa maksudnya kau memberikan ini padaku?" balas Sehun tak kalah dingin. Sehun jadi ikutan sebal kalau begini. Wajah datar mereka melempar tatapan dingin. Mereka sangat mirip kalau sedang begini. Pantas saja banyak orang yang tidak percaya kalau Sehun adik Junmyeon bukannya adik Yifan.
"Karena kau menghamili adikku Hun!" teriak Yifan sangat out of character sambil mencengkram kerah Sehun lalu mengguncang-ngguncang badan Sehun.
"Adikmu? Jongin? Tunggu! Jongin hamil lagi?!" pekik Sehun kaget.
"Iya kampret! Beraninya kau menghamili Jongin" teriak Yifan, Luhan dan Chanyeol bersamaan membuat istri-istri mereka meringis.
"YA! Hyung! Jongin kan istriku terserah aku dong kalau aku mau mengamilinya!" rajuk Sehun balas berteriak.
"Kau memang suaminya! Tapi bukan berarti kau bisa membuat Jongin terus-terusan hamil! Kau pikir Jongin kucing apa hah?" omel Yifan.
"YAA hyung nggak ada kucing se seksi Jongin" protes Sehun
"Dasar anak kecil! Hormonmu itu loh dikontrol! Gimana Jongin nggak hamil kalau setiap ada kesempatan kau serang" tambah Luhan.
"Chan hyung juga gitu kok" protes Sehun lagi.
"Tapi aku pakai pengaman kampret! Kondom Hun kondom! apa perlu aku beliin kondom setruk kerumahmu hah!" protes Chanyeol nggak terima karena namanya dibawa-bawa.
"Nggak enak lah hyung kalau pakai pengaman" protes Sehun lagi kali ini sambil monyong-monyong sok imut.
"Honey sampaikan maafku pada mama mertua karena aku benar-benar akan membunuh anaknya sekarang" kata Yifan pada Junmyeon. Lalu kembali menggoyang-goyangkan tubuh Sehun.
"Hyung hentikan kau membuatku pusing. Lagipula apa buruknya sih punya anak lagi. Aku akan merawat mereka semua" pinta Sehun.
"Jangan bercanda Hun. Memang kau yang menyusui anak-anakmu? Kau yang bangun saat mereka menangis tengah malam? Kau yang menenangkan mereka saat mereka rewel?"
Sehun bungkam.
Benar juga ya.
Yang Sehun tau hanya saat bermain dengan anak-anaknya.
Saat anaknya sakit atau rewel Jongin lah yang mengurus mereka. Sehun sudah berusaha membantu sih sebenarnya. Tapi Jongin selalu menolak karena dia tau Sehun sudah cukup lelah dengan pekerjaannya.
"Jangan dipikir jadi ibu rumah tangga tidak melelahkan Hun" tambah Junmyeon lembut yang melihat adiknya seperti sedang mengalami konflik batin.
"Bayangkan saja susahnya jadi ibu. Jadi ibu itu seakan-akan menjadi guru, pengasuh anak, koki dan pekerjaan lainnya dijadikan satu. Itu untuk satu anak apalagi tiga Hun" kata Baekhyun semakin membuat Sehun merasa bersalah.
"Ini juga berpengaruh pada anak-anakmu Hun. Lihatlah Haowen diusianya yang sekarang harusnya dia sudah mandiri tapi Haowen? Mommy mommy mommy. Semua sama Mommy. Dia memang cukup dewasa kalau sendirian tapi begitu ada mommynya. Semua semua Mommy. Ini bukannya salah Haowen kalau dia manja. Diwaktu dimana masa-masa dia bermanja dengan Mommy nya harus dibagi dengan adiknya jadi bukan salahnya kalau dia belum puas dan manja sampai sekarang" jelas Xiumin.
"Dan tentu saja dampak paling besar pada kalian. Kalian berdua masih muda. Kalian memang sudah punya anak tapi tidak bisa dipungkiri kalian pasti pernah ingin menikmati masa muda kalian kan?"
Sehun memang sangat menyayangi putranya tapi maaf jawabannya adalah iya.
Terkadang dirinya sendiri membayangkan bagaimana jika dia masih belum punya anak. Mungkin dia masih menikmati masa-masa seperti pengantin baru dengan Jongin. Bagaimana jika kehamilan ketiga Jongin ini harusnya adalah kehamilan pertamanya.
Ah sebenarnya dia dan Jongin memang terlalu cepat menikah. Mereka menikah saat usia Sehun 23 tahun dan Jongin 22 tahun beberapa bulan pernikahan mereka Jongin sudah mengandung Haowen. Setelah Haowen lahir mereka berniat untuk membesarkan Haowen dulu dan menunda anak kedua mereka, toh permintaan orang tua Sehun untuk mendapatkan penerus sudah terpenuhi. Dan usia mereka masih muda, menunda anak 3 sampai 4 tahun lagi tidak masalah kan.
Tapi sayang usia Haowen belum genap 2 tahun tapi mereka sudah diberi titipan lagi oleh Tuhan, Taeoh. Dan jujur Sehun tidak menyangka hal ini akan terjadi lagi, usia Taeoh juga belum genap 2 tahun dan mereka sudah diberi lagi titipan oleh Tuhan. Ya Tuhan ini memang takdirMu atau memang benih Sehun yang unggulan(?).
"Apa ada jaminan kalau suatu saat kalian tidak akan merasa lelah. Lelah mengurus anak disaat kalian harusnya masih bersenang-senang di bar. Apa ada jaminannya kalau kalian suatu saat tidak akan mencoba melepaskan diri dan memilih menikmati masa muda kalian yang sekarang berlalu begitu saja karena mengurus anak-anak?" Entah itu suara siapa yang berbicara Sehun tidak peduli. Matanya terpejam, pikirannya melayang memikirkan perkataan mereka.
Ah serius Sehun pusing sekali memikirkan ini. Pantas saja Jongin kelihatan tidak sehat akhir-akhir ini.
Melihat Sehun yang sepertinya sedang kalut Yifan akhirnya merasa kasihan pada adik iparnya itu.
"Sudahlah sudah terlanjur berisi. Mau kau kuhajar sampai jelek pun tidak akan merubah apa-apa. Temui Jongin sana" perintah Yifan, Sehun hanya tersenyum tipis melihat suami kakaknya itu. Ah benar kata Jun noona, Yifan hyung itu sebenarnya orangnya baik.
"Terima kasih hyung" kata Sehun.
"Menginaplah malam ini Hun. Semua juga menginap hari ini" kata Junmyeon.
"Oke noona" Sehun membalik badannya hendak menaiki tangga tapi dia tiba-tiba berhenti dan menatap hyung-hyungnya.
"Ngomong-ngomong hyung, siapa sangka anak yang sering kalian panggil cadel ini yang paling perkasa diantara kalian semua" goda Sehun sambil tersenyum menyebalkan.
"YAA aku juga perkasa cadel!" teriak hyung-hyungnya tidak terima membuat Sehun terkekeh.
"Tapi pada kenyataannya aku yang paling perkasa. 3 loh punyaku 3~~" goda Sehun lagi lalu langsung mengambil langkah seribu karena melihat Luhan yang sudah bersiap-siap melemparinya dengan bantal sofa.
Kekehannya lenyap saat dirinya sudah berada di depan pintu yang biasanya ditempati dirinya dan Jongin saat menginap. Membuka pintu itu pelan dan memasukkan kepalanya sedikit untuk mengintip ke dalam.
Di tempat tidur king size disana terlihatlah keluarga kecilnya sedang terbaring disana. Rasa bersalahnya kembali menjalar saat melihat posisi Jongin. Tubuhnya tidur terlentang dengan Taeoh yang diatas tubuhnya karena sedang menyusu tapi tubuh Taeoh tidak menindih perut Jongin separuh tubuh Taeoh berasa di kasur. Tangan kiri Jongin menyangga kepala Taeoh agar tidak jatuh dari dadanya. Sementara di bagian kanan Jongin ada Haowen yang tidur berbantal lengan kanan Jongin dengan tangan dan kaki merangkul erat tubuh Jongin. Ah pasti tidak nyaman sekali berada di posisi Jongin.
Tuh kan Sehun jadi merasa bersalah. Ini masih 2 anak bagaimana kalau 3.
Sehun memperhatikan wajah Jongin lekat-lekat tapi Jongin masih tidak menyadari kehadiran Sehun. Wajah Jongin terlihat sangat kelelahan tapi anehnya senyumnya tidak pernah luntur dari bibirnya. Jongin tersenyum lembut sambil mengelus-elus kedua putranya. Pandangan matanya pada Haowen dan Taeoh itu.. bagaimana ya Sehun mendeskripsikannya? Erm memuja? Atau terserah lah apa itu menyebutnya. Yang jelas ketika menatap putra-putranya tidur tatapan mata Jongin seolah-oleh melihat harta karun dari el dorado(?).
Sehun masuk kedalam kamar dan menutup pintunya dengan sangat pelan.
"Sehun kau sudah datang" kata Jongin dan Sehun hanya mengangguk dan tersenyum lembut pada Jongin. Dengan segera Jongin berusaha melepaskan diri dari pelukan putra-putranya. Sehun membantu mengangkat tubuh Taeoh supaya Jongin lebih mudah bangun. Setelah berhasil Sehun mendudukkan badannya dipinggir ranjang melihat Jongin yang membenarkan posisi anak-anaknya.
"Selamat datang sayang" kata Jongin yang sudah selesai lalu duduk dipangkuan Sehun dan memeluk leher suaminya. Jongin lalu mencium bibir Sehun. Maksudku benar-benar mencium, biasanya kalau pulang kerja begini Sehun hanya akan mendapat kecupan singkat tapi kali ini Jongin benar-benar melumat bibir Sehun-sebenarnya Jongin tadi iri yang melihat oppa dan eonninya berciuman jadilah dia sedikit agresif sekarang- tapi ada yang aneh. Kenapa Sehun diam saja? Tidak biasanya Oh-mesum-Sehun menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini.
Menyudahi ciumannya Jongin lalu memperhatikan wajah Sehun dan bertanya "Kau ada masalah?"
"Tidak" balas Sehun singkat.
"Bohong" balas Jongin tidak kalah singkat.
"Sungguh Jongin"
Oke Jongin badmood sekarang. Niatnya Jongin ingin menyambut Sehun pulang dengan baik lalu memberitahukan berita kehamilannya tapi kenapa respon Sehun begini.
Kzl.
Kzl.
Kzl.
"Kau mau makan atau mandi dulu? Biar aku siapkan" kata Jongin badmood sambil berdiri dari pangkuan Sehun tapi belum selesai dia sudah ditarik lagi.
"Aku belum selesai bicara Jong" Sehun memasang wajah serius tapi ada sirat kesedihan di matanya.
"Apa?" tanya Jongin masih agak judes.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Sehun lagi. Alis Jongin mengernyit. Sehun kenapa sih sebenarnya?
"Tentu saja aku baik-baik saja. Memang aku kenapa?" nada judes dalam suara Jongin sudah sepenuhnya menghilang karena jujur dia khawatir pada sikap aneh Sehun.
"..." Sehun tetap diam tapi salah satu tangan besarnya berpindah ke perut Jongin dan menepuknya pelan. Ah Sehun sudah tau rupanya. Perlahan senyum di bibir Jongin mengembang. Moodnya membaik sekarang. Salah satu tangannya terangkat untuk memegang tangan Sehun yang ada diperutnya dan membawa tangan Sehun mengelus-elus perutnya.
"Kau sudah tau?" kata Jongin tersenyum sambil memandangi perutnya masih membawa tangan Sehun untuk mengelusnya. Tangannya yang satu lagi dirangkulkan di leher Sehun lalu mengelus surai Sehun.
Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu. Jongin sebenarnya menunggu respon Sehun tapi Sehun diam saja. Mengangkat wajahnya Jongin memperhatikan wajah Sehun. Tidak tersenyum. Sama sekali.
Apa-apaan ini? Tidakkah Sehun senang.
"Kau tidak senang?" tanya Jongin moodnya memburuk lagi. Elusan tangannya berhenti seketika.
"Tentu saja aku senang" kata Sehun datar.
"Bohong! Kau bohong Hun! Kau kira 10 tahun aku bersamamu kau bisa menipuku!" Jongin ingin berteriak tapi dia ingat kalau di kamar itu ada putra-putranya.
Sungguh ini Sehun yang menyebalkan atau dia yang terlalu emosian. Tidak biasanya dia cepat marah seperti ini. Atau karena dia sedang hamil? Entahlah.
Hendak beranjak lagi dari pangkuan Sehun tapi Sehun memeluk pinggangnya erat sehingga Jongin tidak bisa bergerak.
"Lepaskan Hun"
"Kau salah sangka sayang. Aku senang. Senang sekali. Hanya saja.. Aku mengkhawatirkan mu"
Huh?
Mengkhawatirkan? Jongin baik-baik saja kok.
"Mengkhawatirkanku? Memang aku kenapa?" tanya Jongin bingung. Dan melupakan kekesalannya.
"Kau kelelahan. Mengurus 3 anak tidaklah sama seperti kau mengurus 3 anjingmu dulu. Aku mengkhawatirkan kesehatanmu Jongin" kata Sehun.
Ah jadi karena ini Sehun terlihat gelisah. Karena khawatir pada dirinya.
"Aku baik-baik saja Hun sungguh"
"Tolong jangan berkata kau baik-baik saja padahal tidak Jong"
"Tapi aku benar-benar baik-baik saja Hun. Faktanya aku lebih dari baik-baik saja. Aku merasa sangat bahagia" kata Jongin lembut. Tidak salah sih kalau Sehun mengkhawatirkannya karena belakangan ini dia memang terlihat buruk. Buruk sekali. Seperti Zombie.
"Tapi benarkah ini tidak berlebihan. Maksudku 3. Anak kita hampir 3 Jongin dan usia kita bahkan belum sampai 30 tahun"
"Kau tidak menginginkannya? Kau menyesal punya 3 anak di usia muda?" tanya Jongin menuduh.
"Tidak. Ini semua bukan tentang aku. Jangankan 3, 12 anak pun aku akan sangat bahagia dan menyayangi mereka. Maksudku kau Jong. Aku rasa 3 anak terlalu banyak untukmu. Haruskah kita-" belum sempat Sehun berbicara mulutnya ditutup oleh tangan Jongin.
"Jangan. Jangan katakan. Aku baik-baik saja. Dan bagaimana mungkin kau tega melakukan itu pada anak kita" kata Jongin dengan mata berkaca-kaca. Serius deh aoa Sehun benar-benar tidak menginginkan bayi ini sampai menyuruh Jongin melakukan 'itu'. Mengucapkannya saja Jongin tidak mampu. Memikirkannya semakin membuat air mata Jongin terkumpul dan siap untuk mengalir. Ah bayinya yang malang.
Lah? Kenapa lagi Jongin ini? Sehun mengerutkan alisnya bingung.
Tadi senang. Marah. Senang lagi. Marah lagi. Sekarang sedih sampai menangis lagi.
Demi Tuhan kenapa wanita hamil harus mengalami mood swing?!
Memang Sehun melakukan apa sampai Jongin mau menangis? Selesai bicara saja belum? Kenap- ah jangan-jangan...
"Kau mengira aku akan menyuruhmu menggugurkannya?" tanya Sehun mengangkat satu alisnya.
"Memangnya tidak?" tanya Jongin balik dengan kepala dimiringkan bingung.
"Tentu saja tidak Jongin. Bagaimana mungkin aku melakukan itu?"
"Tapi biasanya di drama..." suara Jongin melirih. Aduh sungguh dia malu sekali menuduh Sehun seperti itu.
"Astaga berhentilah menonton drama Jong aku tidak akan menyuruhmu menggugurkannya" kata Sehun lembut sambil memegang kedua pipi Jongin dan mengelap air matanya.
"Lalu apa?" tanya Jongin sambil manyun.
"Maksudku adalah bagaimana kalau kita sewa baby sitter sayang" kata Sehun.
"Tidak. Tidak. Tidak. Tidak. Pokoknya tidak. Baby sitter itu banyak yang jahat Hun, kalau anak-anak di apa-apain gimana? Nanti aku akan minta tolong mama saja atau eonni-eonni kalau kerepotan" rajuk Jongin imut sekali sambil terus manyun. Ah jadi ingin memakan Jongin.
"Sayang" panggil Sehun.
Perasaan Jongin jadi tidak enak.
"Mumpung perutmu belum besar 'nganu' yuk" ajak Sehun sambil tersenyum mesum.
Nganu? Apaan sih? batin Jongin bingung.
Tapi melihat seringaian mesum Sehun Jongin jadi mengerti.
"OPPA SEHUN GENIIIIIT" teriak Jongin melupakan fakta bahwa putranya sedang tidur.
"OH SEHUUUUUN BERANI MACAM-MACAM PADA JONGIN AKAN AKU SUNAT BURUNGMU" teriak Yifan dari luar membuat Sehun merinding. Wtf? di sunat? nggak perkasa dong nanti Sehun.
"AMPUN HYUNG" teriak Sehun balik. Jongin terkekeh melihat suaminya.
"Gak asik ah sayang. Masa ngadu ke Yifan hyung. Lagian kan malem jumat udah jatahnya Oh junior nih" kata Sehun merajuk semakin membuat Jongin terkekeh.
"Iya iya sayang nanti kalau dirumah. Gak enak ah sama Yifan oppa sama Jun noona" kata Jongin mengelus rahang Sehun.
"Beneran?"
"Bener" kata Jongin lalu mencium bibir Sehun yang langsung di balas oleh Sehun. Saat Sehun hendak memperdalam ciumannya Jongin melepaskan diri.
"Nanti kelepasan Hun" kata Jongin melihat muka asem Sehun.
"Kalau gitu kita pulang sekarang. Biar gampang kalau kelepasan" senyum mesum Sehun mengembang lagi.
"Aku aduin Yifan oppa nih" ancam Jongin.
"Jangan dong" balas Sehun.
"Iya deh iya"
Diam.
"Hun?"
Diam.
"Sehun?"
Diam.
"Sayaaaaang~~"
Tetap diam.
Ah Sehun merajuk ternyata.
"Sehun jangan marah dooong~~" rayu Jongin.
"Sehuuuuun~~~"
"Huuuuun~~"
"Iya" balas Sehun singkat. Menghela nafas, Jongin tau Sehun masih sebal padanya. Jongin pun memutar otak untuk mengalihkan perhatian Sehun.
"Jadi apakah kau ingin jagoan lagi?" tanya Jongin mengelus perutnya. Tangan Sehun perlahan ikut mengelus perutnya. Berhasil. Sehun sepertinya mulai lupa pada kesalnya.
"Aku tidak keberatan sih kalau memang jagoan lagi. Tapi aku rasa aku juga ingin punya seorang princess"
"Benarkah? Taeoh juga ingin perempuan. Dia ingin menjadi oppa katanya" kata Jongin tersenyum mengingat Taeoh.
"Taeoh ingin menjadi oppa? Bukan salahnya sih menjadi oppa memang menyenangkan" kata Sehun ikut tersenyum.
"Seberapa menyenangkan.. Sehun oppa" goda Jongin sambil menekankan kata Sehun oppa nya.
"Jongin jangan mulai" kata Sehun dengan suara rendah membuat Jongin terkekeh.
"Maafkan Jongin, oppa" goda Jongin lagi.
"Jongin" ancam Sehun.
"Maaf Hun. Jadi kalau benar-benar princess kau akan memberinya nama siapa?"
"Miranda" jawab Sehun cepat.
Alis Jongin mengernyit. Miranda? Nama western? Bukankah Sehun tidak suka nama western? Dulu saja saat Jongin mau menamai Taeoh dengan Asher Sehun menolak. Tapi kenapa tiba-tiba Miranda?
Dapat ide darimana Sehun nama Miranda?
Eh tidak tunggu.
Miranda?
Miranda?
MIRANDAA?!
Jangan-jangan Miranda Kerr.
Jongin langsung mendelik ke arah Sehun sementara Sehun sendiri hanya tersenyum tidak jelas.
"YIFAN OPPPAAAAA SEHUN NAKAAAAL"
"KEMARI KAU SEHUN. KUSUNAT BURUNGMU!"
"AMPUUUN HYUUNG"
"UWAAAAAAH MOMMY~~~" dan suara tangisan Taeoh yang menghentikan acara adu teriak mereka.
.
.
.
FIN
A/N :
astagaaaah ini apaaan?! niatnya mau bikin humor tapi kenapa fail gini ;-;
Ah sudahlah pokoknya saya update ff ini karena merayakan kebebsan dari uts muahahaha /sudah
Dan chap 1 nya mohon maa sekalii karena banyak typo :'3
Dan untuk replace niatnya mau saya ketik sekarang dan update kira-kira sabtu atau malam minggu tapi karena saya habis terimpa musibah sebut saja jatuh dari motor saya jadi nggak yakin bisa selesai miggu ini jadi yang menunggu replace diharap memaklumi yah :'3
Sekian curhatan sayaaaa.
Ciao~