Chapter 5

Catatan : Tidak ada tujuan untuk menyakiti ataupun merendahkan seseorang dalam chapter ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Happy reading!

.

Siang hari di sebuah kelas terdapat sekelompok siswi yang sedang melingkari sebuah meja sambil berbincang-bincang. Siswi itu berjumlah 4 orang, di mana salah seorang di antara mereka bernama Hana. Ya, Hana –Kim Hana- putri pasangan Kim Jongin dan Do Kyungsoo. Usianya sudah 17 tahun, usia di mana para gadis mulai membicarakan tentang topik-topik yang menyangkut wanita. Topik mengenai tren pakaian terbaru, alat berias dan idola yang sedang panas-panasnya. Topik-topik tersebut semakin menarik ketika dibumbui dengan berbagai gosip yang diceritakan oleh seorang dari mereka. Idola yang ketahuan berkencan ataupun beberapa idol grup yang melakuan comeback musim panas menjadi topik utama yang benar-benar panas beberapa hari ini.

"Kalian tahu, salah seorang anggota Pentagon ternyata memiliki hubungan dengan Hyuna!"

"Daebak.. di antara mereka, siapakah yang paling beruntung? Si lelaki atau si perempuan?

"Kupikir si lelaki yang lebih beruntung."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Lelaki adalah makhluk buas.. kau pikir siapa yang tidak menyukai wanita seperti Hyuna? Lelaki menyukai wanita yang memiliki badan bagus. Hyuna memiliki aura bad girl yang memberikan kesan menantang untuk para lelaki."

"Benar juga. Kupikir aku harus melakukan berbagai perawatan agar tubuhku sebagus Hyuna."

"Kau benar, para lelaki menyukai perempuan hot. Grrrr~~~"

Pembicaraan itu membawa Hana pada pemikiran yang sedikit rumit, tentang bagaimana Hyuna bisa memiliki tubuh yang bagus dan tentang bagaimana melawan ayahnya yang merecoki usahnya.

Awas Ada Sule

Present

.

.

.

Diet

.

.

.

"Hana-ya, waktunya makan malam." Kyungsoo memanggil putrinya yang sedang berada di kamar untuk turun dan makan malam bersama. Hanya Kyungsoo dan Hana yang makan malam, karena Jongin pada malam itu sedang diajak makan-makan oleh teman-teman kantornya yang lain. Meskipun seorang presdir, Jongin menghargai apabila ada rekan-rekannya yang lain menhgajak makan malam bersama. Jongin bukan tipikal orang yang akan melewatkan makan gratis *kaya authornya mah..

"Eomma.." Hana membuka percakapan di antara dirinya dan sang ibu. Kyungsoo yang hendak menyuapkan nasi ke dalam mulutnya kemudian meletakkan sumpit saat melihat sang anak yang ternyata belum menyentuh makan malamnya.

"Ada apa?" Kyungsoo memandang teduh wajah putrinya yang memiliki paras menyerupai dirinya itu. Banyak orang berkata bahwa mereka lebih cocok sebagai kakak beradik dibandingkan pasanagn ibu dan anak. Wajah Kyungsoo yang masih terlihat seperti di pertengahan 20 tahunan membuat dirinya lebih awet muda. Wajah yang selalu dihiasi senyum berbentuk hati tersebut menambah kesan manis sekaligus teduh bagi siapapun yang melihatnya. Wajah Kyungsoo benar-benar cerminan sosok wanita keibuan. Hana sendiri memiliki senyum yang serupa, namun jika dibandingkan Kyungsoo anak Kim Jongin itu lebih jarang tersenyum dibandingkan ibunya. Sifat irit bicara yang dimiliki Jongin sewaktu sekolah menurun kepada putrinya itu. Bahkan di beberapa kesempatan Hana bagaikan patung hidup yang hanya menatap diam kepada lawan bicaranya saat tidak ada pembicaraan di antara mereka.

"Eomma, menurut eomma apakah seorang wanita perlu memiliki tubuh yang bagus?" Hana berbicara dengan nada pelan sehingga Kyungsoo harus sedikit lebih lama memproses pertanyaan sang anak.

"Menurut Hana, tubuh bagus itu seperti apa?" Kyungsoo balik bertanya. "Tubuh yang bagus itu seperti tubuh Hyuna," jawab Hana polos.

"Hyuna? Siapa Hyuna?" Kyungsoo sepertinya pernah mendengar nama itu, tapi entah di mana. "Penyanyi eomma," Hana kemudian menjelaskan panjang lebar mengenai sosok Hyuna kepada sang ibu termasuk cerita hubungan Hyuna dengan salah soeorang anggota idol pria.

"Jadi, menurut eomma apakah lelaki memang seperti itu?" Hana menuntut jawaban dari Kyungsoo.

"Menurut eomma..."

.

.

.

Waktu makan siang di hari yang berbeda, namun dengan sekelompok siswi yang sama. Hana dan teman-temannya sedang makan siang di kantin sekolah mereka dan seperti biasa topik panas mengenai Hyuna dan tubuh bagusnya masih menjadi bahan pembicaraan mereka.

"Hana-ya, kau tidak melakukan diet sekarang?" Yerim bertanya pada Hana yang masih memakan makan siangnya dalam porsi yang sama. Hana mengangguk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Yerim. Hana memang tidak tertarik untuk melakukan diet seperti yang dilakukan oleh Soonyoung. Soonyoung –salah seorang dari teman Hana- saat ini sedang melakukan diet dengan mengurangi bahkan tidak memakan makanan yang disiapkan saat istirahat tiba. Soonyoung hanya memakan buah yang disediakan dan susu, tanpa nasi dan lauk-pauk lainnya.

"Kenapa aku harus ikut-ikutan diet?" Hana kemudian bertanya pada Yerim yang sepertinya heran dengan jalan pikirannya sekarang. "Kau masih bertanya padaku mengapa aku menanyakan hal itu?" Yerim kemudian mengusap poninya sambil menatap tidak percaya pada Hana.

"Kau tidak sadar, kekasihmu itu seorang pangeran sekolah," Soonyoung berbisik pelan saat menyebut kata kekasih. "Banyak gadis yang menyukainya, tidakkah kau khawatir bahwa dia akan tertarik pada gadis lain? Soonyoung menyampaikan apa yang dipikirkan Yerim terhadap gadis bermata bulat tersebut.

"Apa hubungannya diet dengan masalah percintaan?" Seulgi yang sedari tadi makan dan hanya mendengarkan akhirnya membuka suara. Gadis penyuka beruang itu terus menyuapkan nasi yang ada di nampannya tanpa peduli Soonyoung dan Yerim nampak menahan kesal akibat dirinya yang benar-benar lambat merespon pernyataan Soonyoung dan Yerim tersebut.

"Astaga, Kang Seulgi kau membuatku naik darah," Soonyoung bahkan memijat tengkuknya akibat sifat lola sahabatnya itu.

"Kalian berpikir tuan Oh akan berpaling dari nona Kim ini akibat dia mengalami kenaikan berat badan, begitu?" Seulgi kemudian dengan cepat menambahkan jawaban yang seharusnya sudah ada di kepalanya sejak lama.

"Binggo.." Yerim menjetikkan jarinya tepat di depan wajah Hana. "Tuan Oh tetaplah seorang lelaki nona Kim. Kau pikir dia tidak tertarik dengan seseorang yang memiliki tubuh bagus?" Yerim menambahkan pernyataannya. Gadis itu seakan memprovokasi Hana. Dia mulai menceritakan hal-hal yang tidak-tidak pada Hana, seperti kekasihnya yang akan terpincut pada salah seorang gadis di klub menarinya.

"Maksudmu Joohyun eonni?" Seulgi memperjelas gadis yang dimaksud oleh Yerim. Bae Joohyun adalah senior mereka yang juga salah seorang anggota klub menari sama seperti Seulgi, bahkan keduanya lumayan dekat dikarenakan Seulgi yang pernah melakukan kolaborasi dengan siswi paling cantik di sekolah mereka tersebut.

"Aish.. mana mungkin," Seulgi mengibas-ngibaskan sumpitnya, kemudian dia menatap Hana dengan wajah takut-takut. 'Astaga.. kau terlalu polos, Hana-ya..' batin Seulgi prihatin.

.

.

.

Setelah pembicaraan yang lebih mengarah kepada provokasi oleh Yerim terhadap Hana, sudah dua minggu ini Hana melakukan hal yang paling merepotkan yang pernah Jongin dengar. Ya, bahkan hanya dari namanya saja sudah membuat Jongin merasa hal yang dilakukan Hana itu adalah sesuatu yang merepotkan. Makan malam yang ditiadakan, sarapan yang hanya buah dan susu serta lompat tali yang setiap malam selama dua minggu ini dilakukannya. Jongin merasa pemikiran wanita tentang tubuh ideal membuatnya hilang kewarasan. Putrinya yang dulu memiliki pipi cabi perlahan mulai menghilang dan itu membuat Jongin kesal. Selama seminggu setelah mengetahui putrinya tengah melakukan diet, Jongin melakukan berbagai upaya agar putrinya itu menghentikan pola diet yang Jongin rasa benar-benar keterlaluan. Mulai dari menawari Hana makanan kesukaannya sampai menyembunyikan tali yang biasa Hana gunakan untuk berolahraga di malam hari. Mungkin malam ini adalah puncak kekesalan seorang ayah yang melihat putrinya rela menyiksa diri sendiri demi tubuh yang hanya ingin dikata dan dilihat oleh orang lain bagus.

Di halaman belakang, di tempat biasa Hana melakukan olahraga. Secara tiba-tiba Jongin mengambil tali yang hendak diayunkan oleh putrinya. Wajahnya tidak menampakkan bahwa dirinya sedang dalam mood yang bagus saat itu. Jongin bahkan melakukan aksi bisu ketika Hana menatapnya dengan wajah kesal saat lagi lagi ayahnya mencoba merecoki kegiatannya. Hana kemudian menyadari ada yang berbeda dari wajah ayahnya, setelahnya Hana hanya bisa menundukkan kepala saat dirinya sudah mulai ketakutan dengan aksi diam ayahnya. Jongin menatap putrinya yang menundukkan kepala, dia tahu putrinya mungkin akan menangis jika dirinya masih mempertahankan wajah datarnya ini.

"Appa tidak tahu apa yang sudah merasuki pikiranmu nona Kim," Jongin memulai percakapan setelah hening melanda. "Putri kecil appa yang menggemaskan berubah menjadi gadis yang yang sedang berusaha menyakiti dirinya sendiri."

Hana masih menunduk ketika Jongin mulai berbicara padanya. Dia ketakutan, ayahnya jarang seperti ini dan apabila Jongin sudah berbicara dengan intonsai dalam dan wajah datar berarti orang yang menjadi lawan bicaranya telah benar-benar membuatnya kesal.

"Apa yang ada dipikiranmu ketika kau melewatkan makan malam? Apa yang terjadi pada dirimu ketika hanya meminum susu dan memakan buah saat pergi sekolah?"

"..."

"Olahraga macam apa yang dilakukan pada malam hari? Kau ingin memiliki tubuh sekurus lidi?"

"..."

"Apa kau melakukannya karena Shin?"

Deg...Hana mengangkat kepalanya secara tiba-tiba dengan mata yang membulat sempurna. Mulutnya tertutup rapat saat ayahnya mulai mengutarakan asumsinya.

"Benar ini karena Shin?" Jongin bahkan menyeringai. Hal yang sudah tidak pernah dilakukannya saat berhadapan dengan keluarganya. Seringai itu ada ketika dirinya masih duduk di bangku sekolah. Jongin memang terkenal dengan seringai itu, seringai yang bisa men-skak lawan bicaranya.

"Apakah Shin yang paling berharga untukmu sekarang Kim Hana? Bahkan dibandingkan dengan KESEHATANmu sendiri?"

".."

"Lelaki yang baik tidak akan memperhatikan tubuh seorang wanita yang bahkan belum menjadi istrinya. Otak itu diletakkan di kepala agar manusia menjadi makhluk yang bermartabat lebih tinggi dari makhluk lainnya. "

Jongin mengakhiri ucapannya dan kemudian beranjak masuk ke dalam rumah setelah membuang tali milik Hana ke tempat sampah.

'Eomma.. itu yang ducapkan eomma..'

.

.

.

"Seulgi-ya.." Hana memanggil sahabat sekaligus teman sebangkunya itu saat dirinya tidak melihat keberadaan Soonyoung di kelas hari ini. Seulgi yang sedang menggambar-gambar di buku tulisnya itu kemudian mengalihkan atensinya sejenak pada Hana.

"Wae?" tanyanya kemudian.

"Soonyoung tidak masuk hari ini?" Hana bertanya pada Seulgi dengan wajah heran. Soonyoung bukan tipikal siswi nakal yang akan membolos, 'lalu kenapa dia tidak ada saat ini' pikir Hana lagi.

"Oh.. si Park Soonyoung sedang sakit. Ibunya memberitahu Jung sonsaengnim melalui telepon pagi tadi dan beliau mengatakan bahwa Soonyoung sakit akibat diet gilanya itu."

Hana terdiam sebentar sambil mencerna ucapan Seulgi tadi. "Soonyoung sakit akibat diet? Bukankah dietnya berhasil menurunkan berat badannya?" Hana kembali bertanya pada Seulgi.

"Molla.. tapi memang benar.. diet seperti itu harus dihentikan. Ck.. dia melakukan diet ekstrim seperti idol," Seulgi terus menggerutu di samping Hana yang kembali terdiam.

Benar apa yang dikatakan oleh ayahnya. Kesehatan itu lebih berharga dibandingkan dengan tubuh ideal. Diet harus sesuai dengan kondisi tubuh pelakunya.

"Kita ini hanya seorang siswi, bukan seorang idol. Apakah harus melakukan diet seekstrim itu hanya agar memiliki tubuh ideal? Ck.. Apa apaan dengan para lelaki, sepertinya si Soonyoung dan Yerim itu benar benar sudah hilang akal," si penyuka warna oranye tersebut terus menggerutu akibat ulah kedua sahabat pabonya itu.

"Majayo, apa yang kau katakan persis seperti yang dikatakan appaku, Seulgi-ya." Hana kemudian menatap wajah sahabatnya yang tengah mengernyitkan dahi kebingungan.

"Ya.. bukan kah kau juga melakukan diet seperti yang dilakukan si nona Park itu?" Seulgi menuding Hana dengan mengarahkan pensilnya ke ujung hidung mungil Hana. Hana mengangguk sambil menepis halus tangan Seulgi tersebut. "Aku memang melakukannya, tapi itu dulu. Sudah 4 hari ini aku berhenti melakukannya dan kembali ke pola hidupku yang biasa."

Seulgi mengangguk-angguk paham dengan apa yang dikatakan Hana. Dirinya juga merasa lega mendengar Hana telah berhenti dari pola hidup seperti dua sahabatnya yang lain.

"Majayo, kau memang harus berhenti dari pola hidup seperti itu atau kau akan berakhir seperti Soonyoung."

"Oh...aku punya informasi penting untukmu," Seulgi berucap dengan semangat seakan mengingat sesuatu amat sangat penting untuk disampaikan pada Hana. "Joohyun eonni itu sudah memiliki kekasih,"ucapnya lagi. Hana yang mendengar hal tersebut terkejut dan merespon dengan mata yang mulai melebar. Seulgi kemudian mendekatkan mulutnya ke arah telinga Hana sambil membisikkan sebuah informasi yang membuat Hana benar-benar terkejut.

.

.

.

"Kekasihnya si Ketua Osis Kim."

Mata Hana mungkin akan keluar saat itu juga.

.

.

.

"Hana-ya.."

"Hmm?"

"Sepertinya kau makan dengan baik akhir-akhir ini."

"Waeyo? Aku terlihat gemuk, ya?"

"Aniya, kau semakin menggemaskan dengan pipi squishy-mu itu."

Blushh...

Cup..

"Gomawo, chagiya.."

.

.

.

Uwuuuu... author nari hula hula dulu~~~~`

/dilempar bom atom/

.

.

.

"Yeobo.." Kyungsoo memanggil suaminya yang sedang menyenderkan tubuh di kepala ranjang sambil membaca buku. Jongin menoleh sekilas ke arah istrinya yang sedang memilin-milin selimut.

"Wae?" Jongin kemudian meletakkan buku yang tadi dibacanya dan memusatkan seluruh atensinya pada Kyungsoo.

"Kupikir kau sudah keterlaluan pada Hana beberapa hari yang lalu," Kyungsoo membuka percakapan mereka malam itu. Jongin kemudian tersenyum maklum pada kata-kata yang diucapkan istrinya. Ya, dia memang mengakui dirinya sedikit di luar kendali saat memarahi Hana beberapa hari yang lalu.

"Aniya, aku sudah melakukan hal yang benar. Jika Hana tidak ditekan saat itu, mungkin dirinya akan berakhir sakit seperti temannya,"Jongin menjawab pernyataan Kyungsoo. "Kau ingin putri kita sakit, yeobo?.. Ya au.." Kalimat pertanyaan Jongin berakhir dengan geplakan di belakang kepalanya.

"Astaga, kau benar-benar Kim Jongin. Bisa-bisanya kau berkata seperti itu?" Kyungsoo melotot marah pada suaminya. "Aniya, aku tidak mendoakan hal yang tidak baik. Tapi aku hanya memberikan pernyataan sebab-akibat," elak Jongin.

"Lagipula, Hana masih terlalu muda untuk melakukan hal seperti itu. Ck.. apalagi untuk si bocah anak tuan Oh itu." Sekarang balik Jongin yang mendengus mengingat alasan Hana melakukan diet setelah diberitahu Kyungsoo. Jongin benar-benar kesal, kesal bukan kepada Shin -yah.. kesebut deh..(._.)- yang menjadi alasan Hana melakukan diet tetapi dia kesal pada diri Hana sendiri karena tidak menghargai kesehatan hanya karena bocah seperti anak tuan Oh tersebut.

"Ck.. kau masih saja cemburu pada calon menantu kita," Kyungsoo memutar bola matanya akibat tingkah kekanakan Jongin yang kembali muncul –setelah vakum 2 tahun lamanya- .

"Ya... aku belum menyetujui anak itu menjadi menantu kita!" Jongin secara spontan terduduk di atas ranjang mereka dengan wajah yang tidak percaya akibat perkataan Kyungsoo (bayangin mukanya Jongin pas jadi Shi Kyung).

"Sudahlah.. aku ingin tidur, meladenimu benar-benar melelahkan," Kyungsoo lalu membalikkan tubuhnya ke arah berlawanan dari Jongin. Dia mulai menutup matanya perlahan saat Jongin kembali bersuara setelah hening sesaat.

"Ck.. dasar bocah itu, memang apa yang harus dipikirkan laki-laki ketika melihat tubuh seorang wanita?" Jongin kemudian menyeringai ketika melihat istrinya yang sedang membelakanginya itu menggunakan baju tidur yang agak menerawang.

"Lelaki itu tidak menginginkan wanita bertubuh kurus seperti lidi," Jongin kemudian merendahkan suaranya sambil melirik lapar ke arah Kyungsoo. Kyungsoo merasakan hawa dingin di sekitar belakang tubuhnya. 'Perasaanku tidak enak,' batinnya kemudian.

.

.

.

"Lelaki itu menyukai wanita hot~~~ padat di tempat yang tepat."

Rawwwrrrr~~~

Imej ayah bijak seorang Kim Jongin sepertinya menghilang dengan pernyataan yang terakhir diucapkannya.

.

.

.

END

Halo, Nurul Hidayah di sini!

Setelah 2 tahun ya, alhamdulillah kembali dengan apdetan terbaru. Kehidupan seorang mahasiswa itu benar benar melelahkan /menghela nafas/

*Alasan aja nih author-nya*

Ga kok, kenyataan memang begitu... tapi tergantung mood juga sih ( ',')

Chapter kali ini terinspirasi dari Ailee yang menceritakan tentang keadaannya setelah melakukan diet. Saya sebenarnya tidak tahu bagaimana diet yang sehat dan buruk bagi kesehatan itu seperti apa. Jadi saya hanya menyampaikan pendapat saya mengenai pola diet yang menurut saya kurang sehat itu seperti apa. Apabila reader-nim sekalian mengetahui bagaimana pola diet yang sehat atau buruk itu seperti apa, silahkan dijabarkan melalui kolom review. Segala kritik dan masukan atas tema yang saya angkat kali ini sangat berguna bagi saya dan teman-teman yang mungkin sedang melakukan diet saat ini.

Oh, saya meminta maaf atas pemakaian nama-nama tokoh saya, anggota Red Velvet (authornya nge-stan Seulgi soalnya), Hyuna dan seorang anggota Pentagon. Untuk nama anggota Pentagon itu saya kurang tahu nama panggungnya apa jadi tidak saya sebutkan. Mohon maaf kepada para reader-nim yang merupakan penggemar dari Hyuna maupun Pentagon, saya tidak bermaksud mengungkit sedikit luka kalian atau malah membawa kebahagian? Ya semoga kebahagiaan sih. Saya juga tidak bermaksud untuk menyuruh orang-orang berpikir bahwa Hyuna ataupun anggota Pentagon tersebut adalah orang-orang yang kurang baik hanya karena cerita ini. Jangan terpengaruh pada sebuah cerita ataupun imej seseorang, yang buruk tidak selalu buruk jika kalian mau melihatnya lebih dalam dan memandang dari sudut yang berbeda.

Seperti kata Kai, Lets be happy!

Karena definisi kebahagiaan menurut Baekhyun adalah tersenyum, maka teruslah tersenyum!

Ok, Selamat Ulang tahun EXO-L! EXO Saranghaja!

Review, plis?