.
.
HaeHyuk Fanfiction
.
.
Hate U? Love U?
.
.
" Tidak suka, jangan baca silahkan langsung klik tanda silang di pojok kanan atas terima kasih. Tidak terima bash namun komentar yang membangun sangat dibutuhkan. Terima kasih. Selamat membaca ^^ "
.
.
BRAK!
"Akh..."
Raga kecil itu terhempas kasar dan dalam sekejap berada dalam kungkungan tubuh kokoh di atasnya. Mata keduanya saling memberikan tatapan tajam namun terlihat jelas begitu banyak emosi di dalamnya. Jemari kokoh itu terangkat, mencengkeran erat rahang tegas sosok yang kini ditindihnya.
"Kau fikir apa yang kau lakukan." Kalimat tajam nan menusuk yang ia ucapkan sama sekali tak membuat sosok dalam kungkungannya ketakutan. Justru tatapan tajam semakin ia terima dari lelaki di bawahnya.
"Sudah ku katakan jangan pernah mencoba lari dariku. Sampai kapanpun Kau milikku Lee Hyukjae. Kau Milikku!"
Menekankan dua kata terakhirnya sebelum wajah itu menunduk. Meraup kasar bibir penuh di depannya dengan begitu dalam. Tak peduli bahkan saat sang jajahan meronta keras berusaha menghindar darinya.
"Mmppp...Lepp_phas... Brenngmmp Sek. mpphh."
Hyukjae berusaha berontak, namun apa daya jika dilihat dari tubuhnya lebih kecil dari sosok yang kini menindihnya. Kesempatan itu muncul, dengan sekuat tenaga Hyukjae menggunakan lutut menghantam tubuh di atasnya. Tautan itu terlepas, secepat yang ia bisa Hyukjae menjauh dari sosok yang kini sedikit meringis memegang perutnya.
Tatapan Hyukjae masih begitu tajam walau kini wajah sembabnya basah sepenuhnya. Lengan kecilnya bergerak, dengan kasar mengusap bibirnya yang kini memerah dan basah.
"Brengsek!" Umpatan kasar ia layangkan pada sosok tampan di depannya yang hanya memandangnya dengan ekspresi datar.
"Kau gila! LEPASKAN AKU!"
Hyukjae berteriak frustasi. Semakin dirapatkannya tubuhnya ke dinding saat melihat sosok di depannya mulai beranjak mendekat. Dalam satu gerakan, entah bagaimana tubuh Hyukjae sudah kembali berbaring, pergerakannya terkunci sepenuhnya. Kedua tangannya dicengkeram erat di atas kepala, membuatnya sama sekali tak berkutik.
"Bukankan sudah ku katakan kalau kau milikku? Bagaimana mungkin aku melepaskan milikku."
Cuih...
Sebelah tangan kekarnya yang bebas terangkat, mengusap satu cairan di wajah tampannya dengan perlahan. Tatapannya semakin nyalang pada sosok di dalam kungkungannya yang kini tengah terengah dengan wajah memerah menahan emosi.
"Kau benar-benar brengsek Lee Donghae! Kau Brengsek!"
Hyukjae mengumpat, menyuarakan apa yang ada di benaknya untuk sosok yang tadi ia panggil Donghae. Sungguh ia tak takut pada apapun sekarang, yang ia inginkan hanyalah agar ia bisa pergi dari sosok Donghae yang begitu brengsek menurutnya. Tatapan tajam Donghae ia balas tak kalah tajam. Wajahnya meringis kecil saat cengkeraman di pergelangan tangannya semakin erat.
"Kau belum mengerti benar ternyata arti kata 'Kau Milikku'." Donghae masih berucap tajam, mengunci tatapannya pada onix kelam di depannya yang juga menatap lurus padanya.
"Akan ku tegaskan kembali jika kau memang belum mengerti."
Mata Hyukjae membelalak lebar. Dirasakannya jemari kokoh itu membelai pinggulnya, meremasnya sekilas, sebelum bawahan piyama yang ia kenakan ditarik paksa begitu saja. Kepalanya menggeleng keras, meminta Donghae yang masih menatap lurus padanya untuk menghentikan perbuatan lelaki itu.
"Tidak... Lepaskan aku brengsek! Kau gila Lee Donghae! Kau gi_ Arggg!"
Kalimatnya terputus saat dirasa sesuatu yang keras memaksa menyeruak masuk ke tubuh bagian bawah miliknya. Sakit! Hyukjae merasakannya. Begitu sakit walau tak mengalahkan rasa sakit di hatinya. Hyukjae mengutuk, kenapa ia tak bisa melawan. Kenapa ia tak pernah bisa melawan sosok yang berulang kali melecehkannya. Ia jijik pada Donghae, tapi sungguh ia lebih merasa jijik pada tubuhnya yang dengan mudahnya dinodai berulang kali.
Bibirnya mengatup rapat. Ia tak mau satu suara apapun keluar dari bibirnya saat benda di dalam tubuhnya mulai bergerak. Menyeruak masuk, membuka paksa dirinya, menjajahnya lebih dalam dan dalam. Mata berkelopak satunya menutup rapat, terpejam erat. Sungguh, ia tak sudi melihat wajah seseorang yang kini tengah menikmati tubuhnya.
Tapi ia tahu jika jarak wajah keduanya begitu dekat, terasa dari hembusan nafas tak teratur Donghae di wajahnya. Matanya semakin merapat, tubuhnya semakin terhentak keras. Titik terdalamnya disentuh berulang kali dengan keras, tapi demi apapun Hyukjae bersumpah jika ia tak menikmatinya. Fikirannya terfokus untuk melupakan setiap detik kejadian yang dialaminya saat ini. Lupakan...lupakan..lupakan...
Bolehkah jika Hyukjae berharap jika ia bisa mati saat ini juga? Agar ia bisa benar-benar pergi dan tak lagi berada dalam kungkungan seseorang bernama Donghae. Tapi bagaimana mungkin, bagaimana mungkin jika sosok yang masih bergerak di atasnya ini tak akan mungkin membiarkannya pergi begitu saja. Dalam kekalutannya, Hyukjae dapat merasakan benda di dalam tubuhnya semakin membesar, semakin terasa begitu keras di dalamnya.
Berbeda keadaannya, mata sendu itu menatap sayu wajah sembab di bawahnya. Memancarkan emosi yang begitu dalam untuk sosok yang masih terpejam erat dalam jajahannya. Matanya sama sekali tak berkedip enggan untuk beralih dari pemandangan di hadapannya. Donghae merekam dengan jelas bagaimana ekspresi kesakitan Hyukjae, tapi bagaimana jika emosinya tetap menjadi yang utama.
Menarik nafas dalam, Donghae semakin keras menggerakkan tubuh bawahnya. Masuk lebih dalam, menyentuh dan menekan lebih keras titik terdalam Hyukjae, merasakan setiap inci bagian tubuhnya menyatu dengan Hyukjae, sampai ia merasakan sesuatu yang bergejolak. Dan kemudian satu luapan kepuasan tubuhnya keluar. Tumpah menyeruak masuk memenuhi bagian terdalam tubuh Hyukjae.
Nafas keduanya terengah. Hyukjae masih memejamkan matanya erat, sedang Donghae masih tak melepaskan tatapannya dari Hyukjae. Keduanya terdiam dengan tubuh yang masih saling bertaut. Donghae perlahan menundukkan tubuhnya. Mendekatkan bibir tipisnya ke telinga kanan Hyukjae. Menjilatnya sekali sebelum berbisik di sana.
"Ini artinya. Kau benar-benar milikku. Kau milikku sepenuhnya. Lee Hyukjae!"
Begitu lirih, tajam, posessive. Membuat kristal bening itu menetes dari kelopak mata Hyukjae yang masih terpejam erat.
.
.
:::[ TBC/ END ]:::
.
.
Pendek? Memang disengaja. Hanya ingin tahu cerita seperti ini masihkah diminati?
Silahkan beri pendapat ^,^