Master of Solomon and Dark Magic

.

.

.

.

By Victorianus

.

.

.

.

.

Namikaze Naruto

.

.

.

.

Supranatural, Fantasy, Adventure, Romance

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 33

.

.

.

.

.

.

Astaroth memperkenalkan dirinya kepada Hidan jika dia juga merupakan salah satu dari 72 iblis panggilan yang terkurung di dalam grimoire milik pemuda Namikaze itu.

" GROOAAAAAAA!"

Suara auman kemarahan terdengar sosok Yilbegan yang kembali berubah wujud untuk kedua kalinya, terlihat seluruh tubuhnya berubah menjadi warna merah kehitaman juga kedua matanya terlihat lebih liar dari sebelumnya. Wajahnya menghadap ke arah tempat dimana Dantalion, Astaroth juga Hidan berada, kedua mata merahnya menatap tidak fokus, membuka mulutnya tidak lama setelah muncul lingkaran sihir berwarna merah di depan. Tembakan cahaya merah kehitaman mengarah ketiga orang itu, membuat Dantalion Astaroth juga Hidan melompat menghindar, tapi kedua mata ketiganya sedikit membulat melihat serangan makhluk itu terpisah menjadi tiga bagian, menuju ke arahnya. Dantalion juga Astaroth mendarat di tanah, menunggu kedua serangan cahaya menuju ke arah kedua bangsawan iblis itu, setelah mendekatinya, mereka langsung menghilang dalam kecepatan tinggi membuat kedua serangan yang mengejarnya meledak kuat sampai-sampai membuat tanah tempat mereka sebelumnya berada membentuk kawah juga kobaran api kehitaman yang membakar kawah tersebut. Melihat kejadian itu, kedua bangsawan iblis itu mengetahui jika serangan yang di lancarkan oleh parubahan sosok baru Cyber Dark Yilbegan seperti peluru kendali. Sosok sebuah bayangan raksasa muncul di belakang Dantalion, membuat iblis bangsawan itu membulatkan kedua matanya, begitupula Astaroth yang cukup jauh dari rekannya juga terkejut.

" Dantalion!" teriaknya panik tapi terlambat, sebuah tinjuan mengarah cepat dari samping iblis itu, membuat Dantalion mau tidak mau menerima serangan fisik dari naga lengendaris itu membuat Dantalion sebelumnya menangkis menggunakan rapier miliknya membuat tubuhnya terpental jauh ke samping, kemudian menabrak dinding tebing cukup jauh sampai hancur. Astaroth melihat kejadian itupun menatap nyalang ke arah Cyber Dark Yilbegan yang tidak jauh darinya. Aura ungu kegelapan meledak keluar dari dalam tubuhnya, kobaran aura tersebut melindungi seluruh tubuhnya, melayang cepat menuju ke arah Cyber Dark Yilbegan.

BUAK!

Tinjuan keras dilancarkan oleh Astaroth di pipi kiri baja naga itu membuat wajah Yilbegan menyamping ke kanan. Tidak hanya sampai disitu, Astratos muncil di depan wajah makhluk itu kembali, kaki kiri Great Duke itu diayunkan begitu cepat, menendang ke atas dagu naga legendaris tersebut, membuat tubuh makhluk itu terangkat sedikit ke udara. Memutar tubuhnya begitu cepat ke atas mengikuti cyber Dark Yilbegan berada seperti roda, kemudian menghempaskan kakinya kembali ke atas kepada makhluk itu sangat keras, membuat tubuh Cyber Dark Yilbegan terhempas keras ke tanah sampai-sampai kawah besar tercipta akibat kekuatan yang dikeluarkan oleh Great Duke tersebut. Astaroth menuju ketempat dimana sahabat iblisnya berada, wajahnya yang sebelumnya dipenuhi kemurkahan perlahan-lahan lenyap setelah melihat Dantalion keluar dari puing-puing bebatuan sambil membersikan tubuhnya , terlihat kedutan kesal muncul di wajah tampannya itu.

" Sialan! Aku lengah sedikit dia membuatku seperti ini. Untung aku adalah seorang Great Duke kalau bukan mungkin aku sudah tewas." kesalnya sambil menepuk celananya terlihat debu-debu yang berterbangan akibat dari dirinya tertimpa oleh reruntuhan batu itu. Astaroth melihat jika sahabatnya baik-baik saja tersenyum lega, tapi kemudian dirinya tersadar, menatap ke arah sosok Hidan yang juga berhasil menghindari serangan cahaya makhluk tersebut. Hidan yang ngos-ngosan mencoba menarik nafas panjang, kemudian dikeluarkannya perlahan-lahan mencoba menormalkan nafasnya. Dia tidak menyangkah jika ada serangan yang akan mengejar lawannya kemanapun, ini benar-benar jauh dari liga pertarungan magic knight biasa. Cyber Dark Yilbegan mencoba bangkit, kemudian dirinya menatap ke arah Dantalion, Astaroth yang siaga melihatnya. Yilbegan mengeluarkan geraman menyeramkan, marah akibat Astaroth telah membuat dirinya jatuh, sedangkan Dantalion juga Astaroth memasang kuda-kuda bertarung mereka, siap menerima serangan apapun dari makhluk legendaris itu. Kedua mata merah Yilbegan melirik ke arah Hidan yang cukup jauh dalam keadaan kelelahan akibat menghindari serangannya. Membuka mulutnya bermaksud untuk menyerang pria berambut perak itu, tapi Astaroth tuba-tiba muncul di depannya, menendang dagu mulut makhluk itu begitu keras. Baru saja ingin kembali meninju pipi makhluk itu, tangan raksasa Yilbegan menangkap tubuh Astaroth, membuat iblis bangsawan itu terperangkap dalam genggaman tangan makhluk legendaris itu. Astaroth mencoba melepaskan dirinya dari genggaman makhluk itu, tapi percuma, genggamannya semakin lama semakin menguat, membuat bangsawan iblis itu mengeluarkan suara kesakitan.

" ARGHHHHH!" teriaknya membuat Yilbegan semakin lama semakin menguatkan genggamannya. Tulang-tulang di dalam otot Astarothpun mengeluarkan bunyi cukup keras. Melihat itupun Dantalion tidak tinggal diam, aura kehitaman meledak keluar dari tubuhnya, meleset cepat kedepan untuk menolong sahabatnya itu. Dirinya tiba-tiba muncul di depan genggaman tangan yang memenjarakan Astaroth, dengan kecepatan tanpa kasat mata menusukkan rapiernya di buku-buku lengan makhluk itu, tapi percuma saja, genggaman Yilbegan hanya sedikit membuat kelonggaran akibat serangannya. Mengetahui hal itupun, Astaroth tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, kedua tangannya mencoba membuka ruang dari genggaman naga legendaris itu. Yilbegan yang melihat jika Astaroth mencoba melepaskan diri darinya, mulut makhluk itu terbuka, terlihat lingkaran sihir muncul di depannya, membuat kedua bangsawan iblis itu terkejut. Tiba-tiba saja, beberapa cahaya laser ungu kegelapan menyerang mulut makhluk itu, kemudian meledak membuat wajah Yilbegan terpental kebelakang akibat serangan dadakan itu. Astaroth maupun Dantalion yang mengetahui pemilik serangan itupun menyampingkan kepalanya kebelakang, kedua ruby iblis bangsawan itu sedikit terkejut sosok Naruto berdiri dengan keadaan ngos-ngosan tanpa atasan dengan armor lengan dan kakinya masih terpasang di tubuhnya, juga grimoire miliknya yang melayang di samping kanan pemuda itu. Tatto di tubuh putih Kolonel muda itu mengeluarkan cahaya ungu kegelapan begitupula mata di sisi wajah kanannya berubah warna, putih mata pemuda itu seluruhnya tertelan oleh kegelapan, sedangan iris dark azurenya warnanya lebih cerah dan terkesan dingin. Seringai kecil tercipta di bibir pemuda itu kemudian tangan kirinya terangkat ke udara, perlahan-lahan aura kegelapan keluar dari dalam tubuhnya, kemudian mengarahkan tangannya kedepan.

" Dark Magic : Ominous Scathe." ucapnya kemudian terlihat didepannya muncul sebuah portal besar berwarna ungu gelap yang begitu cerah, dengan cepat membentuk lambang bintang sebelas, kemudian menembakkan cahaya ungu kegelapan begitu cepat ke arah genggaman Yilbegan terhadap tubuh Astaroth. Dantalion melayang menghindari serangan mantra sihir Kolonel muda itu, cahaya kegelapan yang dilancarkan oleh Narutopun mengenai permukaan tubuh baja Yilbegan, langsung saja meledak hebat, membuat genggaman makhluk itu mau tidak mau terbuka, membebaskan Astaroth di dalamnya. Astaroth awalnya sedikit terkejut melihat daya hancur yang dimiliki oleh mantra sihir pemuda itu, tapi dirinya tersadar akan sesuatu, menyeringai tipis, langsung saja tinjuang mengarah ke telapak tangan makhluk itu, kemudian mengsaltokan tubuhnya kebelakang, membuat ujung kakinya menendang kembali tangan makhluk itu begitu keras, lalu meleset cepat, menendang dada naga legendaris itu sampai membuatnya jatuh ke tanah.. Dantalion mendarat tidak jauh dari pemuda Namikaze itu, bibir bangsawan iblis itu menyeringai begitu lebar melihat uara-aura kegelapan yang melindungi pemuda itu.

" Heh, ternyata tubuhmu melepaskan kekuatan 'iblis' yang kamu miliki, huh?" ucapnya berhenti di samping pemuda itu, membuat Naruto menyampingkan wajahnya menatap ke arahnya.

" Jadi, ini…." ucapnya terhenti melihat kedatangan Astaroth di depannya setelah berhasil menjatuhkan Cyber Dark Yilbegan.

" Benar. Kekuatan 'iblis' yang berasal dari Lord Azazel akhirnya bangkit. Sebagai satu-satunya keturunan beliau juga sekaligus membawa kekuatan iblis, kamu adalah manusia setengah iblis murni." jelasnya sambil melemaskan otot-ototnya membuat pemuda itu menatap ke arah Dantalion, terlihat iblis itu mengangguk.

" Seperti yang di katakan oleh Astaroth, kamu adalah keturunan iblis dengan wadah tubuh manusia. Kamu memiliki kekuatan sihir yang sangat besar dan bisa membuat wadahmu meledak karena tidak mampu menampungnya. Karena itu, Lord Azazel menyegel kekuatan yang kamu miliki, dan bertaham-tahap akan terbuka mengikuti perkembangan kemampuan yang kamu miliki. Tatto yang kamu miliki itu salah satu contohnya menandakan kemampuan yang kamu miliki sudah berkembang cukup pesat dan jika tatto tubuh sisi di tubuh kirimu muncul, maka kemungkinan besar kamu bisa menguasai semua mantra sihir lainnya yang ada di grimoire milikmu itu." jelasnya panjang lebar membuat Naruto membulatkan kedua matanya, lalu dirinya menatap lengan kanannya dimana tatto api miliknya mengeluarkan cahaya ungu kegelapan yang sekarang kembali menenang, begitupula warna hitam di matanya perlahan-lahan menghilang kembali normal seperti biasanya. Dantalion maupun Astaroth melihat kejadia itupun terdiam, kedua iblis itu melirik satu sama lain, tenggelam dalam kemungkinan yang dipikirkan oleh mereka berdua.

" Naruto!" panggil Hidan membuat Kolone muda itu menatap ke arah asal suara yang memanggilnya, terlihat pria berambut perak itu dalam keadaan cukup berantakan. Zetsu, Kaguya, Kushina, Hinata, Shikamaru, Chouji juga Jirobo menyusul bergabung dengannya. Kolonel muda itu mengernyit melihat keadaan pria berambut perak itu, padahal dirinya sangat yakin jika Hidan pasti tidak akan terluka parah dengan bantuan Astaroth dan Dantalion.

" Jangan bingung dengan penampilanku maupun penampilan kedua iblis panggilanmu. Kami mati-matinya mencoba menjatuhkan makhluk bau itu dengan seluruh kemampuan yang kami miliki tapi musuh kita terlalu kuat untuk kami, terutama diriku." jawabnya cepat sambil mencoba merenggangkan otot-ototnya yang kaku, sedangkan Naruto menatap ke arah kedua iblis panggilannya itu, terlihat Astaroth maupun Dantalion mengangguk sekali.

" Kekuatan yang dimiliki Cyber Dark Yilbegan jauh dari perkiraanku, dan aku rasa, sepertinya memang ada campur tangan iblis yang membuat dia berevolusi ." jawab Astaroth membuat Naruto terdiam mendengarnya, kemudian dirinya menatap ke arah sosok Yilbegan yang mencoba bangkit.

" Apa menggunakan sihir sudah bisa, paman? Karena aku melihat Banish Ray maupun Ominous Scathe berfungsi mengenainya." tanya pemuda itu, terlihat Dantalion maupun Astaroth mengangguk mendengarnya. Mendapat konfirmasi dari kedua pamannya itu, pemuda Namikaze itu melirik ke arah Kaguya.

" Tolong pulihkan keadaan Hidan. Aku yakin jika dia sudah terlalu banyak menggunakan tenaga juga sihirnya menghadapi Yilbegan, Kaguya." mintanya membuat Hidan maupun Kaguya sedikit tersentak mendengarnya. Mencoba bersikap normal, gadis berambut musim dingin itu mengangguk paham kepada junjungannya itu.

" Saya mengerti." ucapnya membuat Naruto mengangguk sekali, kemudian menatap ke arah Hidan, seringai tipis terbentuk di bibirnya, sedangkan yang bersangkutan hanya meneguk ludah susah, kemudian dirinya melirik ke arah Zetsu yang menatap tajam ke arahnya dengan kedua tangannya bertolak pinggang, seperti siap memangsanya. Naruto berjalan ke depan, diikuti Dantalion dan Astaroth di belakangnya, terlihat grimoire pemuda itu mencari halaman mantra sihir yang akan digunakannya.

" Apa yang akan kamu lakukan, Naruto?" tanya Dantalion sedangkan pemuda Namikaze itu sudah menemukan mantra sihir yang akan di keluarkannya.

" Paman bilang jika ada campur tangan iblis bukan?" tanyanya membuat Dantalion maupun Astaroth saling melirik satu sama lain, kemudian kembali menatap ke arah pemuda Namikaze itu, mengangguk.

" Kemungkinan besar memang ada campur tangan dengan iblis. Memang apa yang akan kamu lakukan?" kali ini Astaroth bertanya, penasaran. Aura ungu kegelapan keluar dari dalam tubuh pemuda Namikaze itu, mengangkat tangan kanannya ke udara.

" Dark Magic : Demon Chains Tartarus." ucapnya kemudian dari dalam tanah, puluhan-puluhan rantai yang diselimuti oleh kobaran aura-aura hitam itu keluar dari dalam tempat dimananya Yilbegan berada, kemudian begitu cepat melili kedua kaki juga tangannya, leher dan perut baja makhluk itu. Di ujung setiap rantai-rantai sihir Naruto, terlihat mata rantai tajam hidup yang menancap ke dalam tubuh baja makhluk itu, membuat Yilbegan mengeluarkan suara kesakitan. Rantai-rantai sihir yang dikeluarkan oleh Naruto bukanlah rantai sembarangan, karena rantai tersebut perlahan-lahan menghisap energi kegelapan yang menguasai tubuh naga legendaris itu. Tidak sampai disitu saja, grimoire milik pemuda itupun mencari halaman mantra sihir kembali yang akan di keluarkannya kembali.

" Dark Magic : Hexagram Illumination." ucapnya lalu tidak lama setelahnya, sebuah lingkaran sihir besar berwarna ungu cerah dengan lambang bintang segi enam muncul di atas tubuh naga legendaris itu, kemudian cahaya ungu tenangpun menyinari seluruh tubuh makhluk tersebut. Melihat itu, Dantalion maupun Astaroth sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Kolonel muda itu, lalu kedua bangsawan iblis itu menatap ke arah Naruto menatap tenang ke arah aura-aura hitam keluar dari tubuh Yilbegan, karena terhisap oleh lingkaran segi enam ciptaan Naruto.

" Apa yang kamu lakukan Naruto? Percuma saja kamu menyelamatkannya dari kendali iblis." ucap Dantalion, sedangkan Naruto melirik ke arahnya.

" Dia memang dikendalikan tapi tidak sepenuhnya. Saat aku tidak sadarkan diri akibat serangannya, Yilbegan berbicara denganku melalui kontak batin, dan memintaku untuk membebaskannya dari pengaruh 'kegelapan' iblis yang mengendalikannya." jelasnya membuat kedua bangsawan iblis itu sedikit terkejut mendengarnya. Shikamaru dan Kushina bergabung dengan mereka bertiga, menatap ke arah Cyber Dark Yilbegan yang perlahan-lahan seluruh tubuhnya berubah.

" Apa setiap makhluk yang di kendalikan kamu bisa membebaskannya?" tanya Kushina tiba-tiba melihat kejadian di depannya itu, sedangkan Naruto hanya menggeleng sebagai jawaban.

" Tidak semuanya. Ada beberapa level yang saya tidak bisa membebaskan mereka dari kendali seseorang. Jika otak mereka sudah di kendalikan penuh dan saraf-sarafnya hancur, saya sama sekali tidak bisa menyelamatkan mereka sama sekali. Berbeda kasus dengan Gaara dan Yilbegan, karena mereka berdua masih memiliki jiwa untuk bertahan yang tinggi dari kendali iblis, mengingat Yilbegan adalah naga legendaris yang memiliki kekuatan menakjubkan, tidak heran jika makhluk itu bisa bertaham sampai sekarang. Aku rasa dia berhasil melindungi otak maupun jiwanya dari pengendalian penuh dari orang yang mengendalikannya." jelasnya tenang membuat Kushina menyampingkan wajahnya menatap ke arah Kolonel muda itu.

" Jika makhluk ataupun manusia yang di kendalikan tidak bisa di bebaskan dari pengaruh pengendali oleh orang tersebut, maka apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya, terdengar suaranya yang cukup serak, dirinya tidak ingin jika opsi yang akan digunakan pemuda itu sama dengan apa yang terlintas di pikirannya. Naruto perlahan-lahan menarik nafas panjang, kemudian perlahan-lahan dikeluarkannya kembali, menatap ke arah Kushina, dimana iris dark azurenya menatap serius ke arah wanita berumur tiga puluhan itu.

" Membunuhnya. Tidak ada opsi lain selain membunuh orang yang sudah dikendalikan penuh oleh seseorang dengan mantra sihir pengendali yang lebih tinggi dari kemampuan sihir yang aku miliki. Aku memang masih bisa menyelamatkannya jika tidak di kendalikan sepenuhnya oleh orang tersebut, tapi jika seluruh jiwa maupun otaknya sudah tertelan oleh kegelapan, hanya itulah jalan satu-satunya." jawabnya membuat Kushina mengepalkan kedua tangannya juga mengigit bibir bawahnya.

" Walaupun… magic knight Konoha sekalipun?" tanyanya pelan, tapi masih bisa di dengar oleh orang-orang di dekatnya, terlihat Naruto yang sejenak terdiam, tapi tidak lama setelahnya menghembuskan nafas panjang.

" Dengan sangat kecewa, saya tetap akan membunuh magic knight Konoha sekalipun jika mereka sepenuhnya tidak bisa diselamatkan lagi." jawabnya tenang membuat wanita Uzumaki itu menghadap di depan pemuda itu, menatap tajam namun iris matanya berkaca-kaca mendengar jawaban yang keluar dari Kolonel muda itu sesuai dengan apa yang di perkirakannya.

" Apa tidak ada jalan lain lagi?! Apakah kamu tidak bisa menyelamatkan para magic knight Konoha yang kemungkinan besar di kendalikan oleh seseorang?!" tanyanya dengan suara parau, terlihat Naruto yang membalas menatap wanita di depannya tanpa keraguan sedikitpun di kedua iris matanya.

" Sayang sekali, tapi kemampuan yang aku miliki tidak setinggi itu, untuk saat ini. Aku masih belum mencapai tahap dimana bisa membebaskan orang dari kendali penuh oleh kegelapan. Walaupun saya hampir menguasai semua mantra sihir yang saya miliki di dalam grimoireku, tapi sayapun masih meragukan bisa menyelamatkan mereka semua. " jawabnya tenang. Baru saja Kushina ingin membuka mulutnya kembali, tiba-tiba saja benda tajam muncul di depannya, membuat wanita itu kaget, kemudian menatap ke arah Dantalion yang mengarahkan rapiernya kepadanya.

" Dengar manusia, kamu sudah mendapatkan jawaban yang kamu inginkan. Tidak semuanya bisa di lakukan oleh Naruto, karena dirinya bukanlah seorang 'Tuhan'. Dia juga memiliki batas maupun kelemahan, karena dia juga seorang manusia. Jadi, jangan egois akan kehendakmu sendiri. Jika takdir mereka untuk mati, maka matilah. Kita tidak bisa mengubah takdir jika mereka juga tidak membantu diri mereka sendiri untuk mengubahnya." jelasnya datar membuat Kushina bungkam mendengarnya, kepalanya tertunduk dalam mendengar penjelasan bangsawan iblis itu.

" Paman, tolong turunkan senjatamu. Tidak baik mengarahkan senjata di hadapan seorang wanita." tegur Naruto membuat Dantalion melirik ke arahnya, saling bertatapan beberapa saat. Tidak lama setelahnya, iblis Great Duke itu mengeluarkan suara decakan kesal, menurunkan rapier miliknya kebawah, membuang wajahnya.

" Kamu terlalu lembek, pantas saja kamu sangat mudah terluka parah cuma karena serangan tidak berguna yang dikeluarkan oleh lawanmu." kesalnya membuat Naruto merasa tersinggung akibat ucapan iblis itu ingin membela diri, tapi sebuah tepukan di bahunya membatalkan niatnya itu.

" Hahaha sudahlah Naruto, jangan di anggap serius perkataan Dantalion. Dia itu sangat khawatir dengan keadaanmu yang tidak sadarkan diri akibat serangan Yilbegan sebelumnya." jelasnya membuat Naruto terdiam, menatap ke arah Dantalion yang membalikkan badannya membelakangi dirinya, kesal karena sifatnya yang terlalu lembut. Naruto hanya menghembuskan nafas pelan, dirinyaserba salah jika menghadapi keluarganya yang tidak sejalan dengan prinsipnya, kemudian kembali menatap ke arah Kushina yang masih menundukkan kepalanya.

" Apapun yang terjadi, kita berdoa saja kepada Yang Maha Kuasa, berharap Jendral Minato dan yang lainnya masih bisa tertolong." ucapnya sambil memberi senyum kecil, membuat wanita Uzumaki itu mengangkat wajahnya, menatap ke arah Kolonel muda itu, terdiam. Naruto menatap ke arah lingkaran mantra sihir hexagram miliknya akhirnya menghisap semua energi kegelapan yang mengendalikan Yilbegan, begitupula rantai-rantai api hitamnya juga melepaskan diri dari dalam kulit makhluk legendaris itu. Rantai-rantai sihir Kolonel muda itu melepaskan lilitannya terhadap seluruh tubuh naga legendaris itu, kemudian perlahan-lahan kembali ke dalam tanah, menghilang tertelan oleh bumi. Yilbegan yang sudah kembali sosok normalnya itu perlahan-lahan membuka kedua matanya, kemudian makhluk itu mencoba membangkitkan tubuhnya menyamping, kepalanya menatap kedepan, terlihat kedua iris malamnya bertemu pandang dengan kedua dark azure Kolonel muda itu.

' Salam keturunan terakhir Solomon. Aku tidak menyangkah akan bertemu dengan keturunan Raja dari Tanah Terjanji yang mendapatkan julukan Raja Bijaksana pada saat masa kejayaannya.' terdengar suara seseorang di kepala Naruto, membuat pemuda itu sedikit tersentak, kemudian menatap ke arah Dantalion maupun Astaroth, terlihat kedua bangsawan iblis itu tersenyum tipis, mengangguk. Menatap kembali ke arah sosok mahkluk legendaris di depannya itu, Naruto mencoba berjalan mendekati sosok Yilbegan yang sudah jinak, menatap diam ke arahnya.

" Kamu…. bisa bicara?" tanyanya ingin memastikan, terdengar dari dalam mulut Yilbegan suara dengkuran lembut.

' Tentu saja bisa. Aku hanya berbicara dengan orang-orang tertentu melalui batin, dan aku tidak menyangkah keturunan Solomon pada usia semuda dirimu bisa menguasai kekuatan batin sedalam ini." jawabnya sekaligus memuji kemampuan Naruto, membuat pemuda itu tersadar, tapi tidak lama setelahnya wajahnya sedikit mengeluarkan rona merah, tersipu.

" Kenapa dengan Naruto?" tanya Shikamaru tidak mengerti dengan pemimpinnya yang berbicara dengan makhluk itu, tapi tidak di balas sama sekali dan sekarang wajahnya tersipu malu tanpa jelas.

" Manusia sepertimu tidak akan mengerti karena kalian hanya menguasai kekuatan banti cuma untuk bisa menggunakan kekuatan sihir saja." ucap Dantalion dengan nada mengejek membuat pemuda Nara itu menatap ke arah bangsawan Great Duke tersebut, membuat Dantalion juga membalas menatapnya.

" Apa lihat-lihat? Kamu mau mati?" tanyanya tajam sedangkan Shikamaru hanya mengerutkan keningnya heran dengan perkataan salah satu makhluk panggilan Kolonelnya itu. Astaroth menghembuskan nafasnya, kemudian menatap ke arah Shikamaru.

" Maklumi saja sifatnya, dia memang seperti itu jika bertemu manusia, kecuali Naruto. Dantalion memang sangat membenci dengan manusia, jadi maafkan dia." ucapnya tapi ujung rapier Great Duke yang memimpin tiga puluh enam iblis itu tiba-tiba muncul di leharnya juga kedua matanya menatap tajam ke arahnya.

" Seperti kamu tidak saja, Astaroth. Aku tahu jika kamulah memiliki kebencian terhadap manusia lebih besar dibandingkan dengan bangsawan-bangsawan iblis lainnya." kecamnya tapi malah Astaroth tersenyum mendengarnya.

" Aku tidak sepertimu Dantalion. Aku memang benci dengan manusia, tapi tidak menunjukkan secara terang-terangan. Aku benci dengan mereka dengan caraku sendiri, dan aku yakin kamu pasti memahami maksudku, bukan begitu?" tanyanya dengan aura mengerikan keluar dari dalam tubuh bangsawan itu, membuat Dantalion meringis mendengarnya, sedangkan Shikamaru, Kushina, Hidan, Zetsu, Kaguya, Hinata, Jirobo maupun Chouji langsung merinding merasakan aura membunuh begitu besar dikeluarkan oleh bangsawan itu.

" Dasar psikopat." ucapnya membuat lawan bicaranya terkekeh pelan mendengarnya, kemudian Astaroth menatap ke arah Shikamaru, terlihat pemuda Nara itu tersentak kaget.

" Kalian para mortal yang hanya mempelajari energi spiritual cuma untuk bisa menguasai kekuatan sihir tidak ada apa-apanya dibanding dengan Naruto. Kemampuan yang dimilikinya sudah berada sangat jauh dibandingkan dengan seluruh penyihir yang ada di dunia ini, bahkan aku yakin, pemimpin Kerajaan kalianpun bukan apa-apanya dibandingan dengannya." jelasnya membuat semua orang yang mendengarpun terdiam.

Bersama dengan Naruto, Kolonel muda itu terlihat melipat kedua tangannya di depan dada dengan tangan kanannya menopang dagu, memikirkan informasi yang baru saja di dapatkannya itu.

" Jadi, yang sebelumnya mengendalikamu itu bukanlah iblis, melainkan manusia?" tanyanya sambil menatap ke arah sosok Yilbegan, terlihat naga legendaris itu mengangguk mendengarnya.

' Benar sekali. Dia adalah seorang pengguna Dark Magic juga sepertimu dan kemampuannya harus aku akui sangat jauh di atasmu. Aku yang beristirahat di dalam gua tanpa di ketahui oleh penyihir manapun tiba-tiba dia muncul dan mengendalikanku. Awalnya aku sempat berontak melawan mantra sihir pengendali miliknya, tapi lama kelamaan kekuatanku tidak mampu yang akhirnya aku mengunci pikiranku, karena aku yakin pasti akan ada seseorang yang membebaskanku.' jelasnya membuat Naruto terdiam kembali mendengarnya. Dia memang tahu jika memang ada orang yang menggunakan dark magic seperti dirinya, tapi tidak menyangkah jika kemampuan yang dimiliki musuhnya itu sangat jauh di atasnya darinya. Memang dia tidak memiliki mantra sihir untuk mengendalikan orang ataupun makhluk lain, tapi mantra sihir sebagai penangkalnya belum semua dia kuasai karena level yang harus dicapainya belum setinggi itu. Dan lagi, jika musuhnya menggunakan mantra sihir yang ditakutkannya kepada para Minato dan juga magic knight lainnya, dia sama sekali tidak ada mantra sihir untuk menyelamatkan mereka, karena mantra sihir tersebut sama sekali tidak bisa dipatahkan dengan sihir apapun. Menggeleng kepalanya pelan, Naruto membuang pikiran tidak-tidaknya, kemudian dirinya menatap ke arah Yilbegan yang juga menatap ke arahnya.

" Kamu sudah terlepas dari pengaruh mantra sihirnya dan sekarang kamu sudah bebas. Sebaiknya kamu pergi dari sini dan menikmati langit luas." ucapnya sambil memberi senyum kecil, tapi terlihat Yilbegan masih berdiam diri di tempatnya. Beberapa menit setelahnya, naga legendaris itu mengambil langkah menuju ke arah Kolonel muda itu, menurunkan lehernya, membuat wajahnya bisa menatap jelas sosok rupa Naruto sangat jelas. Di kedua bola mata hitamnya, makhluk itu melihat sosok seorang pria dengan rupa yang begitu sempurna, bentuk wajah, otot, badan juga kakinya bagaikan pahatan dewa, tatto kobaran api ungu di sisi tubuh sebelah kanannya terlukis begitu berani, juga aura tubuh yang dimiliki pemuda di depannya keluar begitu tenang dan teratur. Menatap lurus kedalam dark azure pemuda itu, iris matanya memancarkan keseriusan begitu dalam.

' Bolehkah aku ikut denganmu?' tanyanya tiba-tiba membuat Naruto sedikit tersentak, terkejut mendengar pelunturan tiba-tiba naga legendaris itu. Dia tidak mungkin membawa Yilbegan kembali ke istana dalam keadaan rupanya yang begitu besar, apalagi pasti akan banyak penjabat-penjabat istana yang tidak menyukainya akan mencoba melukai makhluk langkah itu. Seperti bisa membaca pikirannya, Yilbegan mengeluarkan suara pelan dari dalam mulutnya membuat Naruto menatap ke arahnya.

' Kamu tidak perlu khawatir. Aku bisa menyusutkan tubuhku menjadi sebesar seekor serigala dewasa, dan yah mungkin akan sedikit mengejutkan manusia lainnya melihat sayapku. Aku sudah tidak ada tujuan untuk pergi dan lagi aku sudah tidak tahu rasku tersebar dimana saja. Sebagai ucapan terima kasih karena sudah menyelamatku, bolehkah aku ikut denganmu?' tanyanya kembali bersungguh-sungguh membuat pemuda itu berpikir mendengarnya, tapi sebuah tepukan pelan di kedua pundaknya itu membuatnya menatap ke arah samping kirinya, terlihat sosok Dantalion yang memapah rapier miliknya, menatap ke arahnya sambil tersenyum.

" Kenapa tidak? Aku yakin Yilbegan pasti akan cukup membantu, khusus masalah transportasi udara, karena aku yakin Forneus tidak akan mau manusia-manusia kotor itu menginjak tubuhnya." ucapnya sambil memberi kedipan mata, memperlihatkan gigi putih rapi miliknya, membuat Naruto menyipit kedua matanya.

" Aku tidak mungkin menjadikan sosok naga seagung Yilbegan sebagai sarana transportasi udara. Yilbegan juga memiliki perasaan, tidak mungkin aku memperlakukannya seperti itu." tidak terima mendengar usul asal bangsawan iblis itu, membuat Dantalion tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

" Abaikan saja dia. Dantalion memang selalu memiliki hobi aneh, tidak di sini maupun di neraka. Mungkin saja kekasihmu akan senang ada yang menemaninya dan lagi kalau tidak salah kamu memiliki kelinci bukan, jadi bisa menjadi teman mainnya, asalkan Yilbegan tidak tergoda dengan keimutan makhluk manis itu untuk melahapnya, hahaha." jelas Astaroth sambil bercanda membuat Dantalion tertawa terbahak-bahak mendengarnya begitupula Naruto yang mencoba menahan tawanya mendengar lelucon bangsawan iblis itu. Mencoba menormalkan kembali suaranya, Kolonel muda itu menatap ke arah sosok naga legendaris di depannya, tersenyum tipis.

" Kamu boleh ikut denganku, tapi kami sedang menjalankan misi. Apa kamu tidak keberatan untuk menunggu kami?" tanyanya tanpa di sadari oleh mereka, bibir naga legendaris itu membentuk senyum tipis mendengarnya, mengangguk.

' Tentu. Aku pasti akan menunggu sampai kalian menyelesaikan tugas kalian. Terima kasih sudah mau menerimaku, keturunan Solomon.' ucapnya membuat Naruto tersipu sedikit mendengarnya.

" Cukup panggil Naruto saja. Aku tahu kakek buyutku memang seorang Kaisar yang hebat, tapi aku akan lebih hebat lagi darinya, apalagi ayahku. Aku akan melampaui mereka berdua." ucapnya pasti membuat Astaroth dan Dantalion saling menatap satu sama lain, tersenyum tipis. Kushina, Hidan, Jirobo maupun Chouji terkejut mendengar pelunturan Kolonel muda itu, kemudian dirinya menatap ke arah Zetsu, Kaguya, Shikamaru juga Hinata yang menatap lurus kedepan, dimana beradanya sosok Naruto dengan kedua iblis panggilannya dan Yilbegan. Hidan menatap curiga ke arah anggota squd Kolonel muda itu, dirinya tidak memiliki informasi jika Naruto merupakan keturunan berdarah biru dan juga silsilah keturunan Raja-Raja Kerajaan Apipun tidak ada mencamtumkan di arsip Kerajaan.

" Naruto keturunan bangsawan? Apa maksudnya itu?" tanya Hidan curiga sedangkan Zetsu menatap ke arahnya sejenak.

" Bukan urusanmu." ucapnya datar, membuang mukanya kemudian berjalan mendekati ke arah junjungannya itu, begitupula dengan Kaguya yang mengekori kakak tertuanya itu. Merasa kesal karena tidak di tanggapi oleh pria Otsutsuki itu, kembali lagi pria berambut perak itu menatap ke arah Shikamaru dan Hinata.

" Apa kalian tahu tentang hal itu juga?" tanyanya kembali sedangkan Shikamaru hanya menguap, sedangkan Hinata menggeleng kepalanya takut-takut.

" Ka-kami tidak tahu. Kolonel Namikaze tidak pernah membahas tentang masalah keluarganya apalagi beliau juga jarang berkomunikasi dengan kami." jelas Hinata membuat Hidan berdecak mendengarnya. Dirinya juga tahu jika Kolonel muda itu jarang berbaur dengan magic knight lain di Istana dan hanya muncul jika ada pesta yang diadakan oleh Kaisar dan formalitas lainnya di Kerajaan.

" Kami sama sekali tidak mendapatkan informasi apapun setelah pertemuan terakhir dengan ayah angkatnya. Yang pasti, Naruto masih memiliki banyak misteri asal-usul kehidupan juga keluarganya." jelas Shikamaru menatap penuh misterius ke arah sosok pemimpin squad mereka.

' Apalagi saat aku menemukan jika ayah Naruto adalah Azazel, salah satu dari Demon Lord Underworld, tentu saja ini adalah berita yang sangat rahasia. Aku, Neji, Hinata dan Lee mencari asal usul siapa ayahnya tentu sangat kaget karena petinggi malaikat yang melayani Sang Pencipta memiliki seorang putra. Kabar ini tidak boleh diketahui oleh siapapun.' batinnya. Kembali bersama dengan Naruto, Kolonel muda itu menyetujui jika Yilbegan mengikuti dengannya, lalu terlihat tubuh naga legendaris itu mengeluarkan cahaya ungu kelam sejenak, begitu cepat tubuhnya mengecil sampai ukuran serigala dewasa dan juga tampang naga itupun tidak semengerikan sebelumnya. Kepala naga itu mendongak menatap ke arah Naruto, terlihat pemuda itu tersenyum tipis melihatnya.

" Sebelum itu, aku harus melindungimu jika ada yang mencoba mengendalikanmu." ucapnya terlihat Yilbegan yang mengangguk mendengarnya. Naruto memejamkan kedua matanya sambil mengenggam liontin kalung bintang segi enam miliknya.

" Dalam nama Raja Solomon, aku, keturunan terakhir Raja Bijaksana yang mengendalikan tujuh puluh dua iblis dan pengguna dark magic, dengarkanlah diriku. Langit malam bersaksi atas kekuatanku, bumi melihat kemampuan yang aku miliki. Bulan dan langit, dengarkanlah permohonanku. Makhluk yang ada di depanku ini, aku ingin engkau melindunginya dari marabahaya yang akan mengancamnya. Makhluk di depanku ini adalah pengikutku, sama seperti pengikut Raja Solomon. Lindungilah dia selama dirinya tidak ada disampingku dan jauhkanlah dirinya dari ancaman." yang kemudian liontin miliknya mengeluarkan cahaya kuning keemasan, begitupula dengan kening kepala Yilbegan terlihat simbol bintang segi enam berwarna kuning keemasan, begitupula tempat yang dipijaknya mengeluarkan simbol yang sama. Cahaya emas mencuat ke langit malam, yang tidak lama setelahnya menghilang seperti di telan langit malam, menandakan upacara yang dilakukan telah selesai. Lambang bintang segi enam yang muncul di kening Yilbegan perlahan-lahan tertelan ke dalam tubuhnya tidak lama setelahnya menghilang meninggalkan bekas tatto hexagram yang ditimpa oleh mata tombak trisula. Yilbegan bisa merasakan energi yang mengalir dari tatto itu, mengalir begitu tenang di dalam tubuhnya seperti aliran air. Perlahan-lahan kedua matanya terbuka, kedua iris malamnya bertemu dengan kedua iris dark azure Naruto, terlihat wajahnya tersenyum ke arahnya.

" Mulai sekarang, kamu akan setia kepadaku, Moriz. Mulai sekarang, namamu adalah Moriz." ucap Kolonel muda itu membuat Yilbegan a.k.a Moriz menundukkan kepalanya hormat di depan pemuda itu.

' Tentu, Yang Mulia Naruto. Hamba memberikan seluruh jiwa dan raga hamba kepada anda.' ucapnya membuat Naruto tersenyum tipis, mengangguk. Dantalion yang merasa upacara perlindungan sekaligus upacara pemberkatan berakhir merilekskan tulang lehernya sambil mengelus belakang lehernya itu.

" Baiklah, sekarang waktunya kita menghancurkan dinding perlindungan itu. Astaroth, apa kamu sudah siap?" tanyanya membuat bangsawan Duke Pemberani yang memimpin empa puluh iblis itu menyeringai mengerikan.

" Tentu saja. Kita akan mengawal 'tuan muda' kita ini sampai misinya selesai. Lagipula, aku tidak ada tugas penting di Neraka. Bagaimana denganmu, Dantalion?" tanyanya membuat Dantalion membalas seringai tidak kalah mengerikan kepada lawan bicaranya itu.

" Aku sudah menemukan sesuatu yang menarik di sini, jadi tidak mungkin aku melewatkannya." jawabnya.

" Tunggu. Apa paman bilang tidak akan kembali ke Neraka dan bermaksud untuk membantu misiku sampai selesai? Bukannya paman memiliki 'kegiatan' yang sangat penting?" tanya Naruto sedangkan kedua bangsawan itu berjalan ke depan dengan aura ungu kegelapan yang perlahan-lahan keluar dari dalam tubuhnya.

" Penting? Yang kami lakukan di Neraka pasti kamu sudah tahu bukan? Lagipula, tanpa kami berduapun sudah ada yang bisa menyelesaikan tugas kami. Tiga hakim cerewet itu akan marah kepada kami berdua jika keluar tanpa alasan yang jelas, tapi kali ini, mereka pasti akan diam." ucap Dantalion membuat Naruto dan Yilbegan terdiam mendengarnya. Zetsu dan Kaguya berjalan mendekati junjungannya itu, terlihat Kaguya yang membawakan jas dan baju dalam tuan mudanya itu.

" Tuan muda Naruto, silakan menggunakan baju dan jubah sihir anda." ucap Kaguya sopan membuat Kolonel muda itu menatap ke arahnya, tersenyum tipis, mengangguk.

" Terima kasih Kaguya. berkat dirimu dan Zetsu, aku bisa kembalih pulih dengan cepat." ucapnya membuat kedua bersaudara itu tersipu mendengarnya, menggeleng pelan.

" Sudah sepantasnya sebagai seorang pelayan anda kami bertugas untuk melindungi anda. Dan, maafkan ketidakdayaan hamba karena tidak bisa membantu menghadapi Yil, maksud saya Moriz yang sebelumnya di kendalikan." sesal Zetsu dengan wajah sedikit murung membuat Naruto menggeleng mendengarnya.

" Bukan salahmu Zetsu. Aku juga awalnya tidak percaya jika Moriz kebal terhadap kekuatan sihir, dan mau tidak mau harus menggunakan kekuatan fisik untuk bisa menghancurkannya." ucapnya kemudian menggunakan baju dalam hitam transparannya ke tubuh atletisnya, kemudian menggunakan jubah sihir miliknya kembali, sedangkan Zetsu yang mendengarnya tersenyum tipis.

" Maaf tuan muda Naruto, jika saya boleh tahu, apakah musuh kita memang iblis murni atau hanyalah iblis setengah manusia palsu?" tanyanya membuat Naruto menatap ke arahnya, serius.

" Menurut informasi dari Moriz, yang mengendalikannya adalah murni manusia, bukan manusia setengah iblis palsu, murni sepertiku dan iblis murni sekalipun." jelasnya membuat Zetsu dan Kaguya sedikit terkejut mendengarnya.

" Manusia….? Berpikir jika manusia biasa bisa mengendalikan naga legendaris sekaliber Yilbegan…." ucap Kaguya sedikit tidak percaya.

" Tapi juga, Moriz mengatakan dia masih belum yakin, karena manusia yang mengendalikannya memiliki ciri-ciri seperti yang Gaara miliki sebelumnya sebelum dia kehilangan kesadarannya." lanjutnya membuat kedua bersaudara Otsutsuki itu terkejut mendengarnya.

" Ciri-ciri seperti Pangeran dari Kerajaan Angin? Berarti manusia yang mengendalikannya adalah inang dari iblis yang ada di tubuhnya." nilai Zetsu membuat Naruto menganggung mendengarnya.

" Ah benar Zetsu, apa kamu dan Kaguya bisa melakukan komunikasi melalui telepati dengan Moriz?" tanya Naruto membuat kedua bersaudara itu menggeleng mendengarnya.

" Kemampuan kami bertiga belum sedalam anda, tuan muda Naruto. Kami dalam tahap perkembangan karena untuk melakukan telepati dari batin ke batin dengan makhluk legendaris sangatlah lama." jelasnya membuat Naruto sedikit kecewa karena dirinya berharap pengikutnya bisa melakukan komunikasi dengan Zetsu dan adik-adiknya. Memberikan senyum tipis, pemuda itu mengangguk paham.

" Sebenarnya Moriz ingin berbicara dengan kalian berdua, mengeratkan hubungan karena mengetahui jika kalian adalah pelayan turun temurun yang melayani kakek buyutku, tapi aku yakin suatu saat kalian pasti bisa berbicara dengannya nanti. Kita akan sama-sama mengembangkan kemampuan sihir kita, Zetsu, Kaguya." katanya pasti membuat Zetsu dan Kaguya tersenyum mendengarnya, mengangguk pasti.

" Tentu saja tuan muda Naruto." jawab mereka kompak membuat Naruto tersenyum tipis mendengarnya. Pemuda itu membalikkan tubuhnya, menatap kedepan terlihat Dantalion dan Astaroth dalam posisi masing-masing di depan perisai tanpa kasat mata suatu tebing. Dantalion mengangkat tangan kanannya ke udara, terlihat rapier miliknya di selimuti oleh aura ungu kegelapan dari dalam tubuhnya, sedangkan kedua kepalan tinju Astaroth sudah di selimuti oleh aura yang sama dari dalam tubuhnya. Ledakan energi besar keluar dari dalam tubuh mereka menyebar di permukaan tempat Naruto beserta yang lainnya berada, membuat Kushina, Hidan, Hinata, Shikamaru, Jirobo, juga Chouji yang sebelumnya ingin mendekati Naruto langsung berhenti, memasang kuda-kuda waspada tanpa disadari oleh mereka sendiri, tapi tidak lama setelahnya terkejut dengan tingkah mereka sendiri, menatap terkejut.

' A-apa?!' batin mereka semua, sedangkan Zetsu kagum melihat kekuatan yang keluar dari dalam tubuh kedua bangsawan iblis itu.

' Great Duke Dantalion dan Great Duke Astaroth, menurut sejarah iblis terhebat yang mengabdi terhadap Lord of Underworld, Azazel, kedua bangsawan Duke itu bisa memegang pangkat tersebut hanya dengan kekuatan fisik yang mereka miliki. Daya tubuh yang kebal terhadap hampir semua mantra sihir mematikan, juga kekuatan fisik yang mereka miliki bisa membuat iblis-iblis bangsawan lainnya takluk. Gelar yang mereka miliki bukan hanya sekedar gelar saja jika melihat langsung kekuatan yang dimiliki mereka.' batin Zetsu kagum.

" Heh! Kalian manusia yang membanggakan kekuatan sihir yang sudah kalian miliki bukanlah apa-apa. Kemampuan yang kami miliki masih belum sepenuhnya kami keluarkan. Tanyakan saja kepada Naruto yang seling berlatih fisik dengan kami, aku yakin kalian pasti akan terkejut lagi." ucap Dantalion seperti bisa membaca pikiran orang-orang di sana, membuat mereka semua terkejut, kecuali Naruto, Zetsu, Kaguya juga Moriz yang sudah tahu kemampuan 'khusus' tersebut.

" Dan lagi, kekuatan Naruto sekarang sudah melampaui kekuatan penuh kami berdua. Naruto masih dalam taham perkembangan, jadi, jangan terkejut melihat kekuatan penuh yang dimilikinya kelak." sambung Astaroth terlihat angit kencang berputar di tanah tempat mereka pijak juga batu-batu yang kerangkat ke udara. Tidak lama setelahnya, Dantalion mengibaskan rapier miliknya ke bawah, sambil menyeringai seperti seorang pembunuh haus akan darah, dirinya langsung menusuk senjatanya begitu cepat ke depan, tidak bisa diikuti oleh mata tenajang saja. Tusukan-tusukan rapier miliknya langsung menjadi ribuan tusukan raksasa, membabi buta menghancurkan sesuatu di depannya. Retakan-retakan menjalar di dinding permukaan perisai itu, yang langsung saja pecah berkeping-keping begitu saja. Tapi tidak sampai di situ saja, ternyata masih ada dinding perisai sangat tebal melindungi permukaan itu. Rapier milik Dantalion masih menghujam tanpa henti, menciptakan lubang-lubang di setiap permukaannya juga retakan-retakan yang menjalar perlahan.

" ASTAROTH!" teriak Dantalion membuat yang bersangkutan meninju kedua sisi kepalan tangannya sejenak, kemudian menarik kedua sikunya ke belakang, terlihat di kepalan tinjuannya itu energi kegelapan terkumpul.

" Kamu tidak perlu mengingatkanku, DANTALION!" balasnya meneriaki sahabatnya itu, langsung meninju kedua tangannya kedepan, melepaskan energi kegelapan yang terkumpul di kedua kepalan tinjuannya. Pusaran energi yang dibebaskan oleh Astarothpun menuju ke arah dinding perisai tanpa kasat mata di depannya, menabrak permukaannya, yang langsung saja pecah berhamburan kemana-mana sampai lapisan terakhir. Debu-debu akibat gabungan kekuatan kedua Great Duke itupun berterbangan menutupi penghilatan di depan mereka semua. Hidan, Kushina, Hinata, Shikamaru, Jirobo dan Chouji yang melihat daya hancur serangan gabungan kedua iblis panggilan Kolonel muda itupun menatap tidak percaya karena dengan mata kepala sendiri, cuma dengan kekuatan mereka saja bisa menghancurkan dinding perisai tebal yang menghalangi akses jalan mereka. Dantalion mengibaskan rapier miliknya ke bawah sedangkan Astaroth menarik nafas panjang kemudian di keluarkannya kembali, kedua bangsawan iblis itu menyampingkan tubuh mereka, menatap ke arah Naruto, dimana kedua iblis itu sambil memberikan seringai angkuh mereka masing-masing.

" Mission Complete." ucap mereka bersamaan yang kemudian tidak lama setelahnya, perlahan-lahan debu yang menghalangi penglihatan merekapun menghilang, digantikan dengan sebuah goa berbentuk mulut raksasa dengan gigi-gigi tajam besar. Hidan yang masih memapah tombaknyapun berjalan mendekati Naruto, Zetsu dan Kaguya yang melihat kedepan, diikuti Kushina, Hinata, Shikamaru, Chouji dan Jirobo di belakang. Naruto menatap ke arah sosok Moriz, dimana naga legendaris itupun juga menatapnya.

" Kamu tunggu di sini, kami tidak akan lama. Setelah berhasil menyelamatkan Jendral Minato dan yang lainnya, kami akan segera keluar dari gua itu." ucapnya membuat naga legendaris itu mengangguk paham.

" Jadi, di dalam gua inilah tempat beradanya Jendral Minato dan magic knights lain yang di taham?" tanya Shikamaru menatap ke dalam gua yang begitu gelap juga hawa yang dikeluarkan dari dalam gua itupun begitu dingin seperti membawa mimpi buruk kepada orang-orang yang mencoba masuk kedalamnya. Naruto yang mendengarpun mengangguk sekali.

" Benar. Di dalam gua inilah, Jendral Minato, Kakuzu maupun magic knight lainnya tertangkap dan di penjarakan. Sesuai dengan mantra sihir alam pencari jejak milik Zetsu, gua inilah yang akan kita masuk. Musuh seperti apapun, aku harap kalian siap menghadapinya." ucapnya tegas terlihat Zetsu dan Kaguya mengangguk pasti, Hidan, Shikamaru, juga Kushina terdiam, sedangkan Hinata, Chouji dan Jirobo gerak-gerik tubuh mereka memperlihatkan keraguan setelah mendengar ucapan Kolonel muda itu. Dantalion menghadapkan tubuhnya ke arah mereka semua sambil tangan kirinya berdecak pinggang, sedangkan rapiernya menopang di bahu kekarnya.

" Kenapa mortal? Kalian takut mati?" tanyanya dengan nada suara sinis membuat Hidan, Kushina, Shikamaru, Hinata, Jirobo maupun Chouji terkejut mendengar nada tidak suka dari salah satu iblis panggilan Kolonel muda itu. Dantalion meludah ke samping kanannya, kemudian kedua rubynya menatap tajam ke arah keenam magic knights di belakang Naruto.

" Kalian di kenal sebagai magic knight, tapi takut mati, harga diri kalian sebagai bangsawan dan penyihir dimana? Cuma mendengar perkataan Naruto dan juga menghadapi musuh sebelumnya sudah berpikir-pikir dulu. Kalau kalian tidak mau menyelamatkan teman-teman kalian seharusnya tidak usah melakukan misi seperti ini, percuma. Kalian pikir Naruto tidak perlu istirahat? Kalian pikir Naruto itu mesin? Seenaknya meminta bantuan dengan Naruto dan menggunakan kekuatan kami. Jika bukan karena Naruto, aku sama sekali tidak akan datang membantu manusia-manusia menjijikan seperti kalian semua. Tugas kami hanyalah satu, membantu Naruto mencapai cita-citanya, karena itulah kami berdiri di belakangnya, membantu dirinya suka maupun duka. Kalian hanya ingin enaknya saja, sekali jika Naruto dalam keadaan membutuhkan bantuan, kalian malah menjauhinya. Bangsat dan licik kalian itu, tidak tahu terima kasih." ucapnya panjang lebar penuh emosi, karena sejak tadi dirinya sudah kesal dengan orang-orang yang memanfaatkan kekuatan Naruto.

" Paman…" ucap Naruto tidak setuju, tapi terputus melihat ujung rapier Great Duke itu diacungkan ke arahnya, terlihat kedua mata bangsawan itu memancarkan kemarahan yang sudah terpendam-pendam sejak dirinya datang.

" Jangan kamu membela mereka Naruto, belum tentu mereka akan membelamu. Aku sudah melihat semua sifat manusia di dunia ini, mereka itu licik. Aku tidak ingin mereka memanfaatkan kekuatanmu. Kamu juga harus lebih tegas, jangan mudah membantu seseorang. Lihat apa yang terjadi denganmu sebelumnya, jika bukan karena tatto di tubuhmu melindungmu, aku yakin kamu sudah tewas. Tahu betapa khawatirnya diriku sampai-sampai menutup aliran energi milikmu supaya tidak menyebar menyerang organ fital? Kamu setelah ini harus paham dan menjadi pembelajaran kejadian ini, jika penyihir-penyihir seperti mereka tidak pantas untuk membantumu. Berbeda dengan kedua pelayan yang kamu miliki, walaupun kemampuan yang mereka miliki tidak terlalu tinggi, tapi mereka bisa menjadi support dengan kemampuan yang kamu miliki." ceramahnya berapi-api membuat Naruto bungkam mendengarnya, begitupula orang-orang yang mendengar perkataan panjang yang dikeluarkan oleh bangsawan iblis itu. Naruto memejamkan kedua matanya, menarik nafas panjang, kemudian dirinya perlahan-lahan mengeluarkan, menatap ke arah Dantalion.

" Kamu memang benar paman, apapun yang kamu katakan memang benar. Setelah misi ini selesai akan menjadi pembelajaran untukku, tapi bukan berarti aku akan diam saja. Aku akan berlatih lebih giat dan mengembangkan kemampuan yang aku miliki sekarang, juga menyempurnakan mantra-mantra sihir yang membutuhkan energi besar. Aku tahu paman jika manusia itu licik dan juga akan meninggalkanku jika kemampuan yang aku miliki hanyalah kemampuan biasa, tapi karena aku berusaha keras dan terus maju, perlahan-lahan orang-orang yang dulunya menatap rendah diriku akhirnya mendekat. Semua butuh waktu paman, karena tidak mungkin kita bisa berkembang layaknya membalikkan telapak tangan, dan aku yakin, orang-orang yang bersama denganku sekarang pasti akan mengambil hikmah dari misi ini lalu mereka pasti akan berlatih dengan keras. Jika aku adalah orang-orang yang memilih-milih teman dan hanya ingin bergaul dengan orang-orang yang memiliki kekuatan setara denganku, bukannya itu sama saja memperlihatkan jika akupun tidak jauh dari cerminan kesombongan? Aku tidak ingin seperti itu paman, aku ingin mengetahui semua orang-orang yang ada di sekelilingku karena aku memiliki prinsip, walaupun kamu sebesar semut, tapi jika tekun maka bisa menjatuhkan seekor gajah sekalipun." jelasnya tanpa takut membuat Dantalion sedikit terkejut mendengarnya. Hening tercipta karena suasana yang diberikan oleh Naruto juga Dantalion membuat semua orang tidak berani mengeluarkan sepatakatapun. Beberapa lama setelahnya, Dantalion membalikkan tubuhnya, menarik nafas panjang dengan kedua matanya terpejam, kemudian menghempaskan kembali sedikit kasar, sambil mengibaskan rapiernya ke bawah.

" Memang benar, buah tidak jatuh jauh dari pohonnya. Ayah dan anak memiliki sifat yang sama." ucapnya sambil terkekeh pelan dan tanpa diduga, air mata perlahan mengalir dari kedua sudut matanya, membuat Astaroth yang melihat sahabatnya itu tersenyum tipis, berjalan mendekati sahabatnya itu.

" Kamu benar-benar ingin melihat apakah sifat Lord Azazel ada di dalam sosok Naruto, bukan begitu Dantalion?" bisiknya lembut membuat Dantalion menghapus air matanya dengan jempol tangan kirinya, kemudian mendongakkan wajahnya, menatap ke arah Astaroth, tersenyum tipis.

" Sepertinya aku tidak akan meragukan lagi dengan sifat Naruto. Tapi jika ada yang berani memanfaatkan kekuatannya, aku tidak akan segan-segan untuk membunuh mereka." ucapnya membuat Astaroth tersenyum mendengarnya.

" Begitupula dengan diriku." jawabnya membuat kedua bangsawan iblis itu menyampingkan wajahnya, menatap ke belakang, terlihat wajah Naruto masih belum berubah dari sebelumnya.

" Tunggu apa lagi! Ayo kita selesaikan sekarang!" teriak Dantalion membuat Naruto menghembuskan nafas lega sambil memejamkan kedua matanya, bibirnya membentuk senyum tipis. Membalikkan tubuhnya, matanya satu per satu menatap anggota tim penyelamatan yang dipilihnya itu.

" Aku tahu jika kalian menjadi tidak percaya diri setelah melihat lawan kita sebelumnya, tapi kalian harus tahu bahwa aku memilih tim ini dengan anggota yang saling melengkapi satu sama lain. Contohnya saja diriku sendiri, karena saya membutuhkan Kaguya maupun Zetsu sebagai supportku, Zetsu yang membutuhkan Hinata untuk membantu mantra sihir alamnya, Hinata dan Kaguya saling membutuhkan satu sama lain karena mantra sihir air bisa menjadi lebih mengerikan bergabung dengan mantra sihir es, Hidan yang membutuhkan Hinata untuk percampuran sihir mercury dan air, Jendral Kushina yang membutuhkan Zetsu untuk memperluas sihir api dengan pelantara kayu, juga kita semua membutuhkan kemampuan Jirobo dan Chouji sebagai penjebak dan mantra sihir invisible mereka. Jangan meragukan kemampuan kalian cuma karena menghadapi musuh sebelumnya, karena kita masih belum mengetahui musuh seperti apa yang akan kita hadapi. Berpikir sebelum bertindak, analisa dulu musuh yang akan kalian hadapi, baru melihat mantra sihir apa yang kalian miliki di dalam grimoire pantas untuk menghadapinya. Walaupun musuh kalian sekuat apapun, tapi jika kita sudah menemukan celahnya maka dengan mudah kita menjatuhkannya." ucapnya yang sebelumnya dirinya mengangkat tangannya memperlihatkan telapak tangannya, kemudian di kepalnya begitu kuat dan tatapan mata yang begitu serius. Mendengar semua pelunturan yang diucapkan oleh Kolonel muda itu, tiba-tiba saja semangat untuk bertarung yang dimiliki oleh Hidan kembali bangkit, dirinya tiba-tiba menggelengkan kepalanya sambil memejamkan kedua matanya juga bibirnya membentuk sebuah seringai, bukan seringai sombong, melainkan seringai kekalahan.

" Aku tidak percaya, seseorang lebih muda dariku memiliki pemikiran juga jiwa seorang pemimpin sejati." akunya sambil memijit keningnya, begitupula Kushina yang menundukkan kepalanya, dirinya merasa sangat malu sebagai seorang Jendral khusus, sama sekali tidak memiliki jiwa kepemimpinan alami seperti Naruto begitu halnya Chouji dan Jirobo yang terkejut mendengar setiap kata-kata yang diucapkan oleh Kolonel muda itu. Shikamaru tersenyum tipis dengan kedua matanya terpejam, tapi tidak lama setelahnya dirinya mengangkat kepalanya ke langit dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku jubah sihirnya, menghembuskan nafasnya melalui mulutnya, memperlihatkan hawa dingin.

" Kita memang benar-benar payah, bukan begitu Hinata?" tanyanya terlihat wajah Hinata yang tertunduk, bibirnya membentuk sebuah senyum kecil, mengangguk.

" Kita selalu membuat Kolonel Naruto khawatir. Kita tidak pernah dewasa sedikitpun. Setiap menjalankan misi, selalu Kolonel Naruto yang mendorong kita jika dalam keadaan tidak bisa melakukan apa-apa." jawabnya.

" Kalian salah. Aku hanya ingin kalian meyakini diri sendiri.." terang Naruto, tapi kalimatnya terputus melihat tangan kanan Hidan terangkat sambil kepalanya menggeleng.

" Kami tahu maksudmu Naruto, tidak perlu di perjelas. Hidup dan mati, kita akan menyelesaikan misi ini." ucapnya terlihat pria itu berjalan sambil tangan kirinya mengangkat tombaknya, kemudian di tubuh senjatanya itu di letakan di pundaknya, menuju ke arah Dantalion dan Astaroth yang menunggu mereka. Naruto melihat itupun tersenyum kecil, dirinya merasa sangat lega jika ucapannya bisa mengembalikan semangat rekan-rekannya kembali, kemudian dirinya berjalan menyusul, diikuti Zetsu, Kaguya, Shikamaru, Hinata, Chouji juga Jirobo. Kushina yang tertinggal di belakang termenung sejenak, tidak lama setelahnya kepalanya terangkan, iris matanya memancarkan keseriusan menatap kedepan.

' Tunggulah Minato. Apapun yang terjadi denganmu, asalkan aku bisa melihat sosokmu, aku akan menerima semua konsekuesinya.' batinnya berjalan menyusul rekan-rekannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC