Antifans

-Yukari Mirai-

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warn: Kekurangan EYD, bahasa tidak baku, typo, dan masih banyak ranjau lainnya.

...

...

...


Malam ini ruang makan keluarga Uchiha lebih ramai dari biasannya. Pada hari biasa hanya Fugaku, Mikoto, dan Itachi yang duduk mengisi kursi di sana, tapi kini Hinata dan Sasuke mengurangi jumlah kursi kosong di ruangan itu. Fugaku yang selaku kepala keluarga memasang wajah datar seperti biasa walaupun terpancar kewibawaan dari pria 50 tahun tersebut.

Itachi suami author—maksudnya kakak dari Uchiha Sasuke memasang wajah lembut untuk menyambut kedatangan Hinata. Dan Mikoto dalang dari makan malam kali ini tersenyum-senyum senang sambil memandang wajah Hinata.

Sedangkan Hyuuga Hinata hanya tersenyum datar menghadapi suasana yang bercampur antara kaku dan canggung di acara malam itu. "Hinata-chan sekarang kelas berapa?" Nyonya Uchiha memecah keheningan yang ada, sepertinya aturan makan tanpa bicara sudah dilanggar oleh salah satu anggota keluarga.

"Kelas 2 senior high ba-san." Mikoto terlihat cemberut ketika mendengar Hinata yang memanggilnya ba-san.

"Panggil Mama saja, kalau ba-san kesannya kan udah tua." Sasuke melotot mendengar ucapan Mamanya. Kenapa Nyonya Uchiha itu tidak sadar kalau umurnya memang sudah tua?

"Oh iya Hinata-chan kenapa kamu mau sama adik ku yang mukanya datar kayak papan cucian itu sih?" Kali ini suami author—maksudnya Uchiha Itachi yang mengajukan pertanyaan. Pelototan mata tajam Sasuke kini berpindah ke Itachi.

"Emm, entahlah kurasa suka tidak tentu terjadi karena adanya alasan." Hinata menjawab bijak, tak luput juga senyuman—yang sebenarnya senyuman jijik terhadap apa yang baru saja diungkapkan mulutnya—terpampang di wajah cantik itu. "Tau gak Hinata-chan Sasuke dulu itu sering ngompol lho. Dia baru berhenti ngmpol waktu kelas 6 sekolah dasar," Mikoto tersenyum mengingat memorinya tentang Sasuke kecil.

Sasuke yang sedang minum langsung tersedak mendengar ucapan Mikoto. "Sasuke juga masih suka minum pake dot bayi sampai kelas 1 junior high." Itachi menambah pernyataaan Mikoto, Sasuke tambah dibuat malu oleh anggota keluarganya. Sekarang aibnya terbongkar, padahal dia sudah memperlihatkan sisi kerennya di depan Hinata. Tapi kesan yang telah dia buat hancur dalam sekejap dikarenakan dua anggota keluarganya "tersayang".

"Mikoto, Itachi, jangan menyebarkan kebohongan kepada Hinata." Sasuke langsung menoleh ke arah ayahnya. Mata hitam pekat itu memandang haru Fugaku. Apakah ini tandanya bahwa Fugaku akan membelanya malam ini?

"Sasuke itu baru berhenti ngompol kelas 2 junior high sedangkan baru berhenti minum pake dot umur 15 tahun, yah sekitar kelas 3 junior high. Kenapa memori kalian itu melupakan momen penting tentang Sasuke?" Fugaku melanjutkan perkataan yang tadinya dikira Sasuke sebuah pembelaan terhadap dirinya tapi ternyata bukanlah demikian. Ayah laknat itu justru tambah menginjak-injak harga dirinya yang mahal.

"Eh? Benarkah? Lalu kalau momen dia waktu kelas 6 sekolah dasar itu apa?" Itachi mencoba mengingat hal penting yang terjadi ketika Sasuke kelas 6 Sekolah Dasar.

"Ah! Mama baru ingat itu saat Sasuke berhenti BAB di celana!" Mikoto menjawab riang tanpa memedulikan keadaan tragis Bungsu Uchiha sekarang ini.

"Lalu kalau peristiwa yang terjadi waktu kelas 1 junior high itu apa?" Itachi kembali bertanya.

"Emm, kalau tidak salah itu waktu pertama kali Sasuke nembak cewek terus ditolak karena waktu itu dia masih cupu. Pulang-pulang ke rumah dia mengambil tali untuk bunuh diri di pohon cabe belakang rumah." Kini Fugaku yang memberikan jawaban yang menambah buruk kondisi mental Sasuke.

Sedangkan yang menjadi objek pencemaran nama baik—Uchiha Sasuke mungkin akan segera menjumpai ajalnya karena ulah keluarganya sendiri. Dia perlahan menengok ke samping untuk melihat apa yang dilakukan gadis Hyuuga.

Dan apa yang Sasuke dapatkan adalah Hinata yang sedang tersenyum iblis serta merekam semua yang baru saja dibeberkan keluarga Uchiha dengan smartphone nya. Sasuke yang melihat itu semua langsung merebut ponsel cerdas itu dari tangan Hinata. Sang Hyuuga pun terkejut dan melotot ke arah Uchiha yang juga balik menatap gadis itu dengan tajam.

"Yah, jadi nostalgia tentang Sasuke nih." Mikoto mengucapkan kalimat itu tanpa beban dan rasa bersalah apapun. 'Nostalgia udelnya Pain bodong!' Sasuke mengumpat dalam hati tanpa memedulikan nama manajer yang dia pakai untuk umpatan.

"Oh iya Hinata-chan. Malam ini tidur di sini dulu aja ya. Sekalian nemenin Mama girls talk sampai puas!" Sasuke menghela napas lelah. Apakah Mamanya itu memang masih pantas untuk dimasukkan dalam perkumpulan girls talk?

Hinata yang mendengar permintaan Mikoto itu berpikir sejenak. Ayahnya mungkin sedang dinner dengan action figur Hatsune Miku. Sedangkan Kakak Sepupunya sudah berangkat ke Transylvania untuk memastikan adakah vampire yang benar-benar nyata di sana. Dan untuk dua anggota perempuan keluarga Hyuuga selain dirinya si Hanabi dan Ibunya sedang liburan untuk waktu yang sangat amat lama. Jadi, tidak ada salahnya kan jika Hinata menerima tawaran Ibu Sasuke?

"Ya, saya akan senang bisa menemani ba-san—Mama mengobrol malam ini." Hinata meralat sedikit ucapannya ketika melihat aura menyeramkan keluar dari tubuh Mikoto.

"Um.. tapi baju saya nanti bagaimana ya?" Hinata bertanya ragu.

"Oh, itu sih masalah yang gampang Hinata-chan. Yuk ikut Mama." Mikoto segera beranjak dari kursi makannya, menarik Hinata keluar dari ruang makan menuju ruang lainnya untuk menggantikan gaun yang dipakai Hinata dengan baju yang lebih pantas untuk menginap malam ini. Dan sepertinya kepergian Mikoto serta Hinata merupakan penutup jamuan malam yang penuh dengan pembongkaran aib Sasuke di kediaman Uchiha.

.

.

.


Hinata keluar dari kamar mandi setelah membersihkan make up dan mengganti gaun yang tadi ia kenakan dengan gaun tidur putih yang dipilihkan Mikoto untuknya. Setelah keluar dari kamar mandi, pemandangan yang didapati Hinata adalah seorang Uchiha Sasuke yang 'bermain' dengan smartphone miliknya di tempat tidur yang seharusnya ditempati Hinata malam ini.

"Permisi Tuan Uchiha, bisakah kau enyah dari hadapanku dan mengembalikan ponsel ku?" Hinata segera merampas ponsel yang berada di genggaman Sasuke, kemudian dia mulai mengecek telepon canggih itu untuk memastikan perbuatan Uchiha Bungsu.

"Kau menghapus apa yang telah kurekam?!" Hinata bertanya dengan nada kesal, melihat Sasuke yang masih berada di atas tempat tidurnya dengan mata pemuda itu yang tertutup.

"Well, aku hanya melindungi nama baikku saja. Semua orang punya hak untuk melindungi harga dirinya kan?" Sasuke membalas singkat. Hinata menghela napas untuk mengatur emosi.

"Oh ya, memang sejak kapan kau mempunyai harga diri?" Sasuke membuka satu matanya untuk melihat wajah kesal Hinata.

"Perkataan yang kejam Miss. Lavender semua orang sudah pasti punya harga diri kan?" Sasuke kini mulai bangkit dari posisi tidurnya. "Terserah lah, aku sudah tidak mau berdebat denganmu lagi. Sekarang cepat pergi dari sini, kau menyianyiakan waktu ku yang berharga." Sasuke menyeringai tipis mendengar perkataan Hinata.

Pemuda 22 tahun itu kemudian menarik gadis Hyuuga tanpa adanya aba-aba sehingga membuat Hinata terjatuh di kasur king size dan langsung diamankan dengan Sasuke yang menimpa tubuh gadis itu di atasnya. "Eh berani sekali kau mengusirku dari sini. Kau pikir kau siapa?" Napas berat pemuda itu menerpa leher jenjang Si Sulung Hyuuga.

Hinata merasakan merinding ketika udara hangat yang keluar dari mulut Sasuke menerpa lehernya, bahkan dia sempat menahan napas untuk beberapa detik guna menghilangkan rasa antara merinding dan geli yang ada di lehernya.

"Permisis Nona, Hyuuga memang kau itu siapa? Berani mengusirku dari sini." Sasuke kini memandang Hinata yang berada di bawahnya, tangannya mengelus permukaan halus pipi Hinata, sedangkan si empunya pipi memandang benci pemuda yang masih menindihnya itu.

"Asal kau tau, Mikoto ba-san menyuruhku untuk tidur di sini. Seharusnya kau tahu itu sejak aku memasuki kamar ini. Dan kuperintahkan kau untuk enyah dari hadapanku sekarang. Aku ingin segera tidur jadi kumohon sekali lagi kepadamu Tuan Terhormat Uchiha Sasuke pergilah dari sini!" Hinata mencoba mendorong Sasuke yang hasilnya sama sekali tidak ber-efek apapun untuk pemuda itu.

"Dan asal kau tahu juga Nona Hinata, kamar ini adalah kamarku. Jadi, tidak ada salahnya bukan kalau aku menempati kamarku sendiri. Mudah sekali kau tertipu oleh Ibuku? Kau pikir ini kamar tamu apa?" Sasuke menyeringai melihat ekspresi terkejut Hinata.

"Jadi, kau tadi bilang ingin segera tidur bukan? Bagaimana jika kita bersenang-senang dahulu untuk menghabiskan malam dengan berbagi 'rasa panas'?" Hinata memerah malu. Menurutnya hal yang baru saja diucapkan Sasuke masih terdengar vulgar untuk gadis seusianya.

"Aku cukup hebat lho dalam permainan 'berbagi panas'. Jadi, malam ini ingin berapa ronde sexy?" Sasuke mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata. Pipi gadis itu makin merah ketika merasakan napas Bungsu Uchiha menerpa wajahnya.

"You're a shit Mr. Uchiha!" Hinata mencoba untuk mendorong pemuda yang menindihnya walaupun hasilnya tetap sama.

"Thanks for the compliment babe." Seringaian Sasuke bertambah lebar melihat Hinata yang meronta di bawahnya. Wajah pemuda itu semakin dekat dengan Hinata. 'Kumohon Kami-sama aku tidak mau dicium oleh orang brengsek ini lagi!' Hinata berdoa dalam hati mengharapkan kehadiran Dewi Fortuna saat itu juga.

'Tidak, kumohon tidak!' Rengekan Hinata bertambah ketika hidung pemuda itu sudah menyentuh hidungnya.

"Tidak! Sasuke kumohon hentikan!"

Dan rengekan Hinata lepas dari mulut gadis itu. Teriakan yang kencang membuat pergerakan Sasuke terhenti tepat sebelum bibirnya menyentuh bibir mungil Hinata.

"Ck, kau harus bertanggung jawab apabila gendang telingaku pecah Nona!" Sasuke segera bangkit dari posisinya dan berjalan ke arah pintu keluar untuk pergi dari kamarnya tanpa menoleh ke arah Hinata sedikitpun. Tidak melihat bagaimana keadaan Hinata yang lemas dan terdapat genangan airmata di pelupuk lavender gadis itu.

Tangan Sasuke meraih gagang pintu untuk keluar menuju kamar lain untuk beristirahat. Namun, saat pintu kayu itu terbuka, terlihat tiga orang anggota keluarganya yang sedang berdiri tepat di hadapannya.

"Apa yang kalian lakukan?" Sasuke menatap bosan.

"Yah, kamu apa-apaan sih Sasu-chan kenapa berhenti? Mama kan pingin cepet-cepet punya cucu!" Bukannya menjawab Nyonya Uchiha malah cemberut dan memarahi putra bungsunya.

"Padahal aku sudah memasang kamera CCTV di kamarmu untuk melihat 'adegannya'. Kenapa kau malah main berhenti saja?" kini Itachi yang marah karena Sasuke tidak bisa 'memanfaatkan' kamera CCTV yang telah tersedia.

"Payah kamu Sas, masa Hinata minta berhenti kamu nurut sih. Kalo Papa dulu waktu Mamamu minta berhenti malah Papa tambah 'liar'." Kini Fugaku sang kepala keluarga yang menyerukan protes.

Sasuke yang telah mendengar protes anggota keiarganya hanya terdiam kehabisan kata. Para aggota Uchiha yang telah menyampaikan suara hati satu-persatu berjalan pergi meninggalkan Sasuke dengan wajah kecewa. Si Bungsu Uchiha hanya memandang kepergian anggota keluarganya dengan tatapan sengsara.

Setelah semua makhluk laknat itu hilang dari tatapannya, Sasuke menjambak rambutnya sendiri—frustasi.

"Kenapa keluargaku tidak ada bedanya dengan keluarga stress Hinata?!"

Dan ratapan sengsara Sasuke itu menutup malam hari di rumah kediaman Uchiha yang penuh kegilaan.

.

.

.


TBC

A/N: Hai readers sekalian ketemu lagi nih sama Yuka ^^. Gomen banget updatenya lama XD. Yah karena harus fokus UN dan ini udah hari ke 15 pasca UN, jadi harus nyari inspirasi dulu buat lanjut ini fic#gakadayangnanya. For the last, thanks for read, review, fav, and follow. Love you guys~. See you next chapter ^^