Megurine Luka.

Lagu ini tidak tersampaikan kepadanya.

Lagu hati yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam.

Akhirnya telah membuat luka lebar di sebuah jiwa yang teriris.

Luka yang tidak terobati.

Jiwa hampa tanpamu.

Hingga tidak ada pintu yang kubuka untuk mengisi rongga-rongga napas cintaku.

Aku tak akan bisa menerima cinta yang lain.

Biarpun itu selamanya.

Aku akan tetap mencintaimu.

Walaupun hatimu sudah diambil oleh orang lain.

Kini kamu sudah menjadi miliknya.

Aku akan tetap selalu mengingatmu sebagai kenangan terindahku.

Kamulah sahabat terbaikku.

Biarpun aku berusaha melupakanmu.

Tapi, hal itu tidak dapat kulakukan.

Entah mengapa, hatiku masih ingin memilikimu.

Entahlah, ternyata hati ini teramat ingin memilikimu.

Luka ... Luka ... Luka ...

Hanya nama itu yang kuingat.

Kenapa?

Nama itu selalu teringat olehku.

Aku ingin melupakannya.

Tapi, tidak bisa.

Aku masih mencintainya.

Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang.

Luka ... Kamu ada di mana sekarang?

.

.

.

Disclaimer :

Naruto © Masashi Kishimoto

Vocaloid © Crypton Future Media, Yamaha Corporation, dll.

Saya hanya meminjam karakter-karakternya saja. Izinkan ya ...

.

.

.

Sekuel dari fic "Lagu Cinta Untuk Luka"

Judul : Lagu Cinta Untuk Luka 2

By Hikari Syarahmia

Pairing : Naruto x Luka x Miku

Genre : romance/hurt/comfort/family

Rating : T

Setting : AU (Konoha versi kota moderen. Gambaran kota dibuat berdasarkan khayalan belaka)

Start written : Jumat, 19 Juni 2015

Fic request buat reader yang tidak diketahui namanya.

Ayo, siapa namanya yang memesan cerita ini sama saya? Saya nggak tahu orangnya nih.

.

.

.

NOTE : Maaf ya kelamaan membuatnya. Tapi, akhirnya kelar juga.

Penampilan Naruto di fic ini sama kayak di canonnya yaitu di Naruto movie: The Last. Model rambutnya sama kayak di The Last. Oke, ngerti, kan?

Ok, selamat membaca.

.

.

.

LAGU CINTA UNTUK LUKA 2

Chapter 1: Kamu kembali, Luka

.

.

.

Terlihat di sebuah toko kue yang bernama "Orange's Bakery", toko kecil bertingkat dua yang terletak di tepi jalan raya besar. Diapit dengan pertokoan yang menjual berbagai jenis makanan. Pertokoan yang terletak di pusat kota besar yang bernama Konoha.

Saat ini, hari masih menunjukkan pukul 12 siang tepat. Saat yang bersamaan hujan pun turun dengan ganasnya di luar sana. Menerpa siapa saja yang sedang berjalan kaki. Orang-orang yang tidak membawa payung, terpaksa berlari cepat untuk menghindari hujan dan berusaha untuk mencari tempat yang teduh. Suasana amat ricuh dan bising ditambah dengan deru kendaraan-kendaraan yang lewat di kawasan itu. Membuat suasana semakin terluka dan menyedihkan selama lima tahun di hati seseorang.

Seseorang yang terluka itu, kini berdiam diri memandangi pemandangan di luar sana. Seseorang yang merupakan pemilik toko kue yang bernama "Orange's Bakery" itu. Seorang pria yang berumur 23 tahun.

Ya, dialah Namikaze Naruto. Seorang pria berambut pirang pendek, bermata biru, ada tiga garis di dua pipinya, kulit yang kecoklatan dan memiliki tubuh atletis yang sangat tinggi. Pria yang baru saja kembali ke Kota Konoha setelah menamatkan kuliahnya di Perancis. Naruto berhasil menjadi pattisier yaitu koki khusus pembuat kue.

Toko kue yang kini dikelolanya sendiri itu, merupakan toko milik keluarganya. Naruto dipercaya oleh Ayahnya untuk melanjutkan bisnis kue itu. Apalagi Naruto dibantu oleh dua pegawai yang baru masuk ketika Naruto resmi menjadi pemilik baru untuk menggantikan Ayahnya. Dua pegawai yang terdiri dari dua gadis cantik yang baru saja lulus dari jurusan tata boga dari universitas ternama di Kota Konoha tersebut.

Dua pegawai itu tengah sibuk di tempat masing-masing. Satu pegawai sedang menghitung jumlah kue yang tersisa di dalam rak khusus penyimpanan kue. Dia seorang gadis berambut teal panjang diikat twintail. Bermata hijau. Ia sedang memegang buku catatan dan pena. Umur 21 tahun. Namanya Hatsune Miku.

Sedangkan pegawai satunya lagi adalah seorang gadis yang bertugas di bagian kasir. Berambut hitam panjang. Bagian atas rambutnya diikat bentuk simpul dengan pita bunga biru. Bagian bawah rambutnya diikat dua pada bagian ujungnya. Umur 21 tahun. Namanya Luo Tianyi.

Sesaat Miku melirikkan matanya ke arah Naruto yang terus berdiam diri di depan jendela bening yang menghadap ke arah jalan raya. Naruto yang berwajah suram seperti keadaan langit mendung sekarang. Naruto yang terus pemurung sejak hari pertama Miku baru saja bekerja di toko ini. Naruto yang selalu berwajah datar dan tidak tampak sekalipun senyuman di wajahnya yang cukup tampan. Membuat Miku ikut muram melihatnya.

Miku sendiri juga penasaran mengapa bosnya ini selalu bersikap seperti itu. Hampir setiap hari. Miku selalu memperhatikannya. Miku selalu mengamatinya dari jauh. Dalam diam yang tak bersuara. Hingga tanpa Naruto sadari sendiri, kedua mata Miku yang melembut saat menatapnya. Itu bertanda bahwa Miku menyimpan rasa di hatinya untuk Naruto.

Benar, Miku menyukai Naruto saat pertama kali melamar pekerjaan di toko ini. Saat berjumpa pertama kali untuk menemui Naruto di dapur toko. Miku diminta oleh Naruto untuk membuat satu kue yang sangat unik sebagai syarat masuk bekerja di toko ini. Miku menyanggupinya. Lantas Miku membuat kue yang unik sesuai dengan permintaan Naruto. Jadilah kue renyah rasa negi alias daun bawang, hasil kreasi Miku yang aneh.

"Apa?" kata Naruto saat itu."Ku-kue rasa daun bawang?"

"Iya, Master," sahut Miku tersenyum penuh percaya diri.

Naruto memperhatikan kue buatan Miku yang terletak di atas piring melamin beralaskan tisu tahan minyak, tepatnya di atas meja. Kue yang berbentuk persegi panjang, berwarna kecoklatan, dan ada sedikit warna hijaunya karena potongan daun bawangnya.

Naruto sweatdrop di tempat. Ia memandangi kue Miku dengan wajah yang amat datar.

Miku terus tersenyum melihat Naruto yang membeku. Miku percaya pasti Naruto menyukai kue seperti kerupuk itu.

"Silahkan dicoba, Master!" ujar Miku.

"Ah, ya!" Naruto sadar dari keterpakuannya. Lalu ia mengambil satu kue itu dan segera mencicipinya.

Miku menunggu dengan sabar jawaban dari Naruto. Setelah Naruto selesai memakan habis kue itu.

Tak lama kemudian, Naruto menatap Miku lagi. Kali ini tatapannya sangat tajam sehingga membuat jantung Miku menjadi membludak saking tegangnya.

"Jadi, nama kue ini apa?" tanya Naruto.

"Ah, ku-kue bawang namanya, Master," jawab Miku gugup setengah mati.

"Hm, kue bawang. Namanya pas sesuai dengan rasanya. Enak. Baunya juga harum khas bawang. Ketika dimakan, renyah seperti kerupuk."

Naruto menatap Miku dengan datar lagi. Miku harap-harap cemas. Apakah dia diterima atau tidak bekerja di toko kue itu?

SREK!

Tangan Naruto terulur ke depan wajah Miku. Miku keheranan.

"Selamat. Kamu diterima bekerja di sini, Hatsune-san," sahut Naruto dengan wajah datar. Tanpa tersenyum sedikitpun.

Miku ternganga lebar. Kedua matanya sedikit membulat.

"Ja-jadi, saya diterima, Master?"

"Ya," Naruto mengangguk cepat.

Miku senang sekali mendengarnya. Ia pun menyambut uluran tangan Naruto itu.

"Mulai besok kamu sudah mulai bekerja di sini. Tugasmu adalah membantu saya membuat kue, menghitung kue yang tersisa, membersihkan toko, dan menjaga toko bersama Luo Tianyi. Mengerti?"

"Mengerti, Master!" Miku mengangguk.

"Baguslah."

Naruto melepaskan jabatan tangannya dari tangan Miku. Ia tetap berwajah datar saat Miku membungkukkan badan kepadanya.

"Arigatou gozaimasu, Master! Karena telah menerima saya bekerja di sini."

"Ya, doita," balas Naruto dengan nada yang juga datar.

Begitulah ceritanya saat Miku pertama kali berjumpa dengan Naruto. Miku tersenyum saat mengingat kejadian itu.

Tatapan Miku masih mengarah pada Naruto tatkala Naruto membalikkan badannya dan berjalan lurus menuju pintu belakang toko. Saat bersamaan pintu toko terbuka dengan bunyi bel yang terpasang di atas pintu tersebut.

KLINING! KLINING! KLINING!

Tatapan Miku pun pecah. Dia pun mengarahkan pandangannya ke arah pintu toko yang terbuka. Di mana seseorang masuk ke dalam toko dengan keadaan sedikit basah. Miku dan Tianyi memperhatikan seseorang yang berpakaian mantel hujan berwarna merah muda. Seseorang itu berdiri di belakang pintu.

"Permisi ...," Miku datang dan menghampiri seseorang itu."Ada yang bisa saya bantu?"

Seseorang yang masih menutupi kepalanya dengan tudung mantel hujannya. Dia pun membuka tudung mantelnya itu agar Miku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

SRET!

Seseorang itu adalah seorang gadis. Gadis yang berambut panjang merah muda yang dikepang sebelah kanan dan dijuntaikan ke bahu kanannya. Bermata hijau kebiruan. Wajahnya cantik dan memiliki tubuh yang sempurna.

Miku saja terpana melihatnya. Gadis itu seperti malaikat yang datang dari surga. Apalagi gadis itu tersenyum manis ke arah Miku.

"Maaf, saya ingin membeli kue," jawab gadis itu dengan nada suara yang sangat lembut.

DEG!

Sebelum tangan Naruto menyentuh gagang pintu belakang toko, jantung Naruto berdetak kencang saat mendengar suara yang sangat familiar baginya. Suara yang sudah lama hilang dari hatinya. Suara yang telah lenyap dari telinganya. Suara yang terkubur hidup-hidup bersama cintanya yang telah rapuh.

'Eh, suara itu?' batin Naruto sedikit kaget di dalam hatinya.

Dengan tubuh yang bergetar, Naruto menoleh ke arah belakang. Di mana Miku dan gadis itu sedang berbicara serius.

DEG! CTAAAAR!

Bunyi jantung yang kaget bersamaan dengan bunyi dari petir yang menyambar sangat kuat. Tatkala kedua mata Naruto dan gadis berambut merah muda itu membulat sempurna secara serentak. Tatapan mereka berdua beradu. Mulut mereka ternganga lebar. Mereka kaget bersamaan.

"Na-Naruto?"

"Lu-Luka?!"

Ternyata gadis yang bersama Miku itu adalah Megurine Luka. Gadis berusia 23 tahun. Sahabat lama Naruto sejak kecil dan juga gadis yang sangat dicintai oleh Naruto.

Tapi, mengapa Luka ada di sini? Bukankah dia tinggal di Amerika dan menikah dengan pria yang bernama Shion Kaito?

Apa yang terjadi? Ternyata Luka sudah kembali.

Karena Naruto dan Luka yang saling kaget bersamaan seperti itu, membuat Miku dan Tianyi juga heran melihatnya. Miku dan Tianyi memperhatikan Naruto dan Luka yang saling menatap dari kejauhan.

'Eh, mereka saling mengenal?' gumam Tianyi yang duduk di belakang meja kasir.

'Luka? Jadi, gadis seperti malaikat ini bernama Luka? Dia siapanya Master ya?' pikir Miku yang mengerutkan keningnya.

Hening. Mereka pun terdiam di tempat selama beberapa menit.

Hanya terdengar suara desiran angin dan hujan yang masih deras di luar sana. Bersamaan pintu toko terbuka lagi dengan suara bel yang nyaring.

KLINING! KLINING! KLINING!

Masuklah seorang anak perempuan berambut panjang warna pastel dan bermata hijau kebiruan, ke dalam toko tersebut. Berpakaian mantel hujan berwarna biru langit. Berumur sekitar 4 tahun. Dia berseru sambil berjalan ke arah Luka.

"MAMA!" panggil anak perempuan itu. Luka menyadarinya.

"Eh, IA-chan," Luka menoleh ke arah gadis yang berambut pastel yang bernama IA itu."Kenapa kamu datang ke sini? Mama sudah bilangkan kalau nunggu di dalam mobil aja."

IA berwajah manyun. Kedua pipinya mengembang seperti balon.

"Nggak mau nunggu. IA mau beli kue. Mama beliin IA kue sekarang. IA udah lapar," rengek IA sambil menggoyang-goyangkan lengan mantel Luka.

Luka tersenyum sambil memegang puncak rambut IA yang tertutupi dengan tudung mantelnya.

"Iya. Iya. Anak Mama yang tersayang," ucap Luka lembut.

Seketika raut wajah IA berubah berbinar-binar terang. Ia pun jingkrak-jingkrak kegirangan.

"HORE! IA JADI BELI KUE!"

Miku, Tianyi dan Luka tertawa geli melihat tingkah IA yang menggemaskan. Sejenak suasana sedikit berisik oleh suara IA yang begitu keras.

Melihat pemandangan tak jauh darinya ini, Naruto menjadi sangat syok di tempat. Wajahnya kusut. Menyaksikan seorang anak perempuan berusia 4 tahun memanggil Luka dengan sebutan "Mama". Berarti anak perempuan itu adalah anak Luka dan Kaito.

'Jadi, Luka sudah mempunyai anak sekarang. Berarti Luka benar-benar sudah menikah dengan pria yang bernama Kaito itu,' kedua mata biru Naruto berkaca-kaca.

Lantas Naruto memutuskan pergi dari tempat yang sangat membuat luka di hatinya semakin bertambah. Ia pun membuka pintu belakang toko. Lalu ia pun masuk ke dalamnya dan membanting pintu dengan keras.

BRAAAK!

Bunyi cukup keras itu sangat mengagetkan orang-orang yang masih berada di dalam toko. Miku, Tianyi, Luka dan IA pun menoleh ke arah pintu yang dibanting keras oleh Naruto tadi.

"Ada apa ya? Kenapa Master membanting pintu, Miku?" tanya Tianyi yang mengerutkan keningnya.

Miku menarik pandangannya ke arah Tianyi yang tak jauh darinya.

"Entahlah, Tianyi. Aku juga tidak tahu," Miku mengangkat dua bahunya.

Tianyi hanya mengangguk polos.

"Oh, ya sudahlah," Tianyi kembali menghitung uang yang berada di laci mesin kasir.

Lalu Miku menoleh kembali ke arah Luka. Tampak IA berlindung di belakang Luka karena takut saat melihat Naruto membanting pintu tadi. Wajah IA menjadi pucat sekali.

"Hahaha, maaf ya. Atas sikap Master kami, Nona," kata Miku tersenyum kikuk untuk menenangkan suasana tegang tadi.

Luka hanya menggeleng sambil tersenyum simpul.

"Tidak apa-apa," jawab Luka.

"Ngomong-ngomong, ternyata nona mengenal Master," tukas Miku penasaran.

"Oh, saya ini adalah teman sekolahnya dulu," Luka mengulurkan tangannya ke arah Miku."Kenalkan nama saya Megurine Luka."

Miku tersenyum sambil menyambut uluran tangan Luka.

"Saya Hatsune Miku. Pegawai yang bekerja di sini."

"Oh."

"Terus ini siapa namanya?" Miku menunjuk ke arah IA yang masih berdiri di belakang Luka. Miku sudah melepaskan uluran tangannya dari tangan Luka.

Luka tersenyum sambil menarik tangan IA agar maju ke depan dan menghadap Miku.

"Kenalkan, Hatsune-san," Luka berlutut agar menyamakan tingginya dengan IA."Namanya Megurine IA. Dia adalah ..."

"Oh ... IA namanya. Nama yang bagus," Miku mengangguk. Ia juga berlutut dan menghadap ke arah IA.

Luka menggerakkan tangan IA untuk mengulurkan tangan IA ke arah Miku.

"Ayo, salaman dengan Nee-san, IA-chan!" perintah Luka dengan lembut.

Miku menyambut tangan IA. Dia tersenyum. Begitu juga dengan IA.

"Namaku IA, Neesan."

"Hatsune Miku. Kamu boleh panggil Neesan dengan Miku-nee."

"Iya, Miku-nee," IA tertawa lebar. Cukup membuat Miku senang melihatnya.

Acara perkenalan yang sangat manis, Tianyi terdiam menyaksikan Miku dan Luka yang saling mengobrol akrab. Dalam sedetik saja, Miku dan Luka seperti sahabat yang sudah lama tidak bertemu.

.

.

.

Tak lama kemudian, tampak Luka dan IA yang sudah masuk ke dalam mobil sedan berwarna merah mengkilat. Di balik jendela mobil yang terbuka lebar di kabin depan, IA melambaikan tangannya kepada Miku. IA melongokkan sedikit kepalanya keluar dari jendela mobil. Agar ia bisa melihat Miku yang berdiri di depan teras toko kue tersebut.

"Sampai jumpa lagi, Miku-nee!" seru IA tersenyum lebar.

"Iya, sampai jumpa lagi, IA-chan, Luka-san!" balas Miku yang tertawa senang.

Luka hanya mengangguk pelan saat duduk di kabin pengemudi. Lalu kaca jendela mobil pun tertutup secara otomatis di bagian IA duduk tadi. IA sudah memasukkan kembali kepalanya ke dalam mobil sebelum kaca jendela mobil tertutup sempurna.

Luka menginjak pedal gas setelah mobil dihidupkan.

BRUUUUM!

Mobil yang dikendarai Luka melaju kencang menghantam sisa-sisa air yang tergenang di jalan raya. Di mana hujan telah berhenti. Suasana sangat lembab dan dingin menusuk kulit yang merinding.

Miku memandangi mobil yang dikendarai Luka itu sampai hilang dari pandangan. Seketika wajah Miku menjadi kusut setelah mengetahui apa yang terjadi di antara Luka dan Naruto. Luka sudah menceritakan semuanya pada Miku. Kini Miku sudah tahu mengapa Naruto bersikap dingin dan datar seperti itu. Terutama jika berhadapan dengan namanya gadis.

'Ternyata begitu, ternyata Master adalah sahabat Luka-san sejak kecil. Lalu mereka terpisah selama lima tahun sejak tamat SMA. Luka-san memutuskan untuk menikah dengan pria yang dijodohkan dengannya setelah tamat SMA. Selama lima tahun ini Luka-san tinggal di Amerika. Tentang anak perempuan yang bernama IA itu. Dia adalah ...,' batin Miku yang berwajah kusut setelah mengingat tentang IA itu.'IA, dia kasihan sekali karena kehilangan Ayahnya sejak masih bayi. Untung ada Luka yang menjadi orang tua satu-satunya buat IA.'

Gadis berambut hijau tosca itu terus berdiri terpaku di teras toko itu. Bersamaan dengan bunyi deru kendaraan-kendaraan yang lalu lalang di jalan raya itu. Lalu mulai tampaklah kesibukan para warga kota untuk hilir-mudik di sepanjang trotoar yang terletak di dua sisi jalan raya tersebut. Hiruk-pikuk kesibukan kota dimulai kembali setelah berakhirnya hujan yang sudah reda.

Tapi, di lantai dua toko kue "Orange's Bakery" itu, masih ada orang yang sedang merenungkan nasibnya yang gundah-gulana selama lima tahun. Orang yang duduk di tepi tempat tidurnya sambil memperhatikan foto dirinya dengan seorang gadis berambut panjang merah muda. Foto yang diambil saat mereka masih duduk di SMA.

"Luka ...," desis Naruto lirih dengan wajah yang sangat suram."Kenapa kamu kembali lagi ke sini? Kenapa kita harus berjumpa dalam keadaan seperti ini? Kenapa aku harus berjumpa denganmu di saat ada anak perempuan yang memanggilmu Mama? Berarti kamu benar-benar sudah menikah dengan laki-laki yang bernama Kaito itu. Berarti anak perempuan itu adalah anakmu dari Kaito. Ya, Tuhan, kenapa begini? Kenapa Engkau mempertemukan Luka denganku saat Luka sudah menjadi seorang ibu seperti itu? Aku berharap Luka masih sendiri. Dia tidak jadi menikah. Dengan begitu, aku masih mempunyai harapan untuk kembali padanya dan menyatakan cinta yang selama ini kupendam terlalu lama. Kenapa? Kenapa begini?"

Naruto merenungkan dirinya yang rapuh di dalam kamarnya yang sunyi dan hening. Dia benar-benar terguncang sekarang setelah bertemu dengan Luka lagi. Luka yang telah mempunyai anak sekarang.

Setelah ini, apa yang terjadi selanjutnya?

.

.

.

Bersambung ...

.

.

.

A/n:

Halo, ketemu sama saya lagi, Hikari Syarahmia.

Apa kabar kalian semua? Pasti baik-baik sajakan di sana? Di sini, di tempat tinggal saya sekarang, mengalami bencana kabut asap. Kabut asapnya makin menebal aja di kota pekanbaru, di mana saya tinggal sekarang. Kualitas udara di sini semakin berbahaya. Banyak orang yang terserang ISPA. Karena itulah saya lebih banyak diam di rumah aja daripada keluar rumah. Apalagi saya lagi nganggur karena lagi cuti kuliah yang nggak jelas ini. Saya malah sakit gigi sekarang di tengah membuat cerita ini. Aduh, ngilunya ... =_=

Oke, abaikan aja di atas. Kita balik aja dalam cerita ini. Rencananya cerita ini cuma dibuat 3 chapter aja. Saya hampir bingung juga saat melanjutkannya. Tapi, banyak juga yang nuntut cerita ini harus dibuat sekuelnya. Ya udah saya buat aja sekuelnya sekarang. Entah hurt/comfort-nya udah berasa atau nggak. Itu terserah pendapat kalian setelah membaca cerita ini. Semoga sesuai dengan harapan kalian ya. ^^

Akhirnya akan membahagiakan kok. Kita lihat aja apakah Naruto memilih Luka ataukah Miku. Penasaran? Tengok aja di chapter 2 yang akan lama saya update lagi.

Terima kasih udah membaca cerita ini.

Berminat mereview?

Dari Hikari Syarahmia ...

Senin, 14 September 2015. Pada pukul 16.03 P.M