Konnichiwa. Selamat ber-hari Minggu. Selamat bermalas-malasan,uheheheheheh. Azmaria Eve kembali dengan fanfic baru. Ceritanya nggak baru juga sih. Ini nantinya kelanjutan dari fanfic "Tadaima,Sakura" yang diadaptasi dari Novel Sakura Hiden. Tapi yang ini baru prolognya alias prekuel cerita fanfic "Tadaima, Sakura" yang sebelumnya. Chapter ini pendek karena ini hanya prekuel dari fanfic TS. Chapter ke depannya merupakan kelanjutan dari TS. Jadi mohon maaf kalau banyak yang nggak tahu ato ngga ngerti ato apapun. Jujur, saya senang menerima masukan dari reader yang meminta kelanjutan fanfic TS walaupun ada beberapa yang meminta fic versi lain. Tapi saat ini, saya hanya bisa memberikan ini untuk reader semua. Maafin kalau jelek dan banyak typo ato kesalahan-kesalahan lain. Dan saya nggak bisa membalas semua review untuk saya tetapi saya sangat sangat sangaaaatttt berterima kasih dan senang. Sankyuuuu,Minna. Mungkin nantinya saya akan menggunakan ide dari short doujinshi yang pernah saya terjemahin di Sasusaku Grup di Facebook. Saat Sakura hamil di perjalanannya bersama Sasuke dan melahirkan di tempat persembunyian Orochimaru dengan bantuan Karin. Tapi itu hanya planning dan mungkin ya,hehe. Kalau ada diantara reader sekalian yang tau site Novel Sakura Hiden versi raw/Japanese-nya, bolehlah beritahu saya *meringis dan mupeng* Saya juga minta maaf kalau nanti telat update dikarenakan saya pasti langsung tepar sepulang kerja, jadi saya hanya bisa menulis pas hari libur (siapa juga yang tanya). Saya juga memakai cover image untuk fanfic ini dari (mungkin) Sakura Hiden novel. Sasuke yang (kelihatannya) mencium kening Sakura *kyaaaaaaa* karena dulu ada yang nanyain yang mana sih piccienya.

Well then, inilah prekuel dari fanfic "Tadaima, Sakura". Semoga abang Sasuke bikin satu lagi anak sama Teteh Sakura, kalo bisa keluarnya nanti cowo yah,hihihi.

Enjoy guys!

PS: Saya tidak memiliki chara dalam "Naruto". Hanya pinjem diem-diem nama tokohnya.

TADAIMA,SAKURA

"NATSU" (PROLOG)

Unnamed Forest, Hutan Tanpa Nama.

120 km dari Desa Konohagakure.

Sasuke Uchiha duduk bersandar pada sebuah pohon. Matanya terpejam, menyembunyikan matanya yang berbeda warna. Satu berwarna hitam kelam yang dapat berubah warna semerah darah jika dia mengaktifkan sharingannya dan satunya lagi berwarna ungu,mata Rinnegan. Mata yang ia dapatkan saat perang dunia ninja keempat yang dia selesaikan bersama rekan setimnya. Sesaat pikirannya melewati masa sekarang dan kembali ke masa lalu, di mana saat dia bertarung melawan Kaguya bersama sahabat satu-satunya dan seorang gadis rekan setimnya. Setelah pertarungan itu, dia juga bertarung dengan sahabatnya. Naruto Uzumaki, Dobe, Usuratonkachi, atau nama julukan lain yang hasilnya kemudian dia mengakui kekuatan Naruto dan mereka sama-sama kehilangan sebelah lengan mereka setelah mengeluarkan jutsu andalan masing-masing. Dia membuka matanya perlahan dan melirik lengan kirinya, atau lebih tepatnya sisa dari lengan kirinya yang terbungkus kaus lengan panjang yang ia kenakan. Pandangan matanya dia alihkan ke langit cerah di atasnya. Beristirahat sejenak memang tidak buruk, pikirnya. Sudah hampir 2 tahun ia meninggalkan desa itu. Desa kelahirannya, Konohagakure. Selama itu, dia terus mengembara kemanapun kedua kakinya melangkah membawanya. Melihat dunia yang kini sedikit banyak berubah dari sudut pandangnya setelah ia berhasil melenyapkan kebenciannya. Selama pengembaraan itu, ia melihat banyak hal. Selain mengembara, ia juga melatih fisik dan berlatih jutsu baru. Karena bagaimanapun, kini ia hanya memiliki sebuah lengan dan ia harus menyesuaikan diri dengan keadaannya itu. Selama pengembaraan, ia jarang mengirim kabar pada orang di desa. Karena tidak banyak orang di desa Konoha yang cukup ia pedulikan atau "berteman" dengannya. Walaupun tidak pernah mengirim kabar, tetap saja terkadang elang pembawa pesan dari Konoha datang menghampirinya. Entah itu dari si Dobe, Kakashi, ataupun dari Sakura. Isinya pun bermacam-macam. Naruto selalu mengirim pesan yang tidak penting yang kemudian langsung ia buang atau bakar gulungan pesan dari Jinchuriki Kyuubi itu. Sakura mengirim gulungan yang berisi pertanyaan tentang kesehatannya yang tidak pernah ia balas. Dan Kakashi, ia mengirim berita-berita seputar kejadian di Konoha dan terkadang menanyakan kapan ia akan kembali. Semua pesan itu tidak ada yang dia balas atau jawab. Tidak ada gunanya, begitulah pemikiran seorang Uchiha Sasuke. Salah satu dari surat Kakashi berkata bahwa saat itu keadaan sedang kacau karena ada seseorang yang berperawakan seperti Uchiha Sasuke menyerang dan meneror beberapa desa sekutu juga Konoha. Kakashi menanyakan apa Sasuke bersedia membantu Konoha untuk mencari dan menangkap sumber kekacauan ini. Saat itu ia hanya mengangkat sebelah alisnya. Berperawakan seperti dirinya? Membantu Konoha dan desa lain? Hn, jangan bercanda. Dan Sasuke hanya membakar gulungan pesan dari Kakashi, Rokudaime Hokage tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya. Dia heran mengapa Kakashi meminta bantuannya. Padahal ia tahu benar bahwa banyak Shinobi berbakat di desa tersebut. Dan ia percaya, bahwa tanpa bantuannya sekalipun, Naruto dan yang lain bisa mengatasinya.

Bicara tentang Naruto, ia mendengar bahwa kini ia telah menikah dengan gadis dari klan Hyuuga. Seingatnya ia pernah tahu gadis itu. Gadis yang selalu memerah setiap kali Naruto mengajak bicara atau mendekatinya. Jinchuriki itu kini tidak lagi sendirian. Sekarang ia telah memiliki keluarga dan kebahagiaannya sendiri. Saat itu Naruto telah mengirim pesan padanya untuk datang ke upacara pernikahannya. Tetapi Sasuke memilih untuk mengabaikannya dan tidak datang. Saat itu, setelah menyelamatkan Konoha dari serangan Toneri, ia langsung melanjutkan perjalanannya kembali. Keluarga dan kebahagiaan eh? Pikirnya sendu. Aku tak berhak atas hal itu. Walaupun begitu, ada setitik kecil dalam hatinya yang menginginkan hal tersebut. Tempat untuk pulang dan seseorang untuk ia kembali. Akan tetapi mengingat akan semua kesalahan di masa lalunya, ia tak berani mengharapkan itu semua. Tak seorangpun yang pantas mendapatkan dirinya yang seperti ini. Tak seorangpun...Seorangpun...dan kemudian mendadak pikirannya beralih pada sebuah janji. Janji yang ia ucapka pada seseorang sebelum ia meninggalkan Konoha untuk penebusan dosanya. "Aku akan menemuimu lagi. Terima kasih." Sakura. Ahh, benar. Ia telah berjanji pada gadis itu. Gadis yang berkali-kali ia sakiti itu bahkan hampir ia bunuh. Tetapi setelah pertarungannya dengan Naruto membuat ia menyadari bahwa perasaan gadis itu padanya tidak berubah. Tidak sedikitpun. Walau bagaimanapun buruknya perlakuannya di masa lalu. Masihkah gadis itu melihatnya? Atau, dia tak mau berharap banyak, menunggunya? Ia egois, ya. Berharap bahwa seseorang menunggunya tetapi ia sendiri tak tahu kapan akan kembali. Sasuke menghembuskan napasnya kemudian bangkit dari duduknya. Membetulkan mantel yang membungkus tubuh tegapnya dan memperbaiki letak tas dan katananya di punggung dan pinggangnya, siap untuk melanjutkan perjalanannya kembali. Duduk beristirahat terlalu lama membuatnya berpikiran yang tidak-tidak. Namun baru beberapa langkah ia berlalu dari tempat peristirahatannya, seekor elang terbang menghampirinya. Elang itu terbang di atas kepalanya selama beberapa saat dan Sasuke menghentikan langkahnya, memandang elang yang terbang di atasnya. Matanya menyipit heran. Elang Konoha? Apalagi sekarang. Elang itu menukik turun dan hinggap di bahunya. Sasuke mengambil gulungan pesan yang terikat di kaki elang tersebut, membuka dan membacanya. Seketika tangannya menggenggam erat gulungan pesan itu. "Kau boleh kembali." Katanya pelan pada elang pembawa pesan di bahunya dan seakan mengerti kata-kata Sasuke, elang itu melompat dari bahunya dan terbang kembali ke angkasa. Kembali ke desa. Sasuke masih menatap surat gulungan di tangan kanannya. Matanya perlahan berubah menjadi merah darah. Ia mengaktifkan sharingannya. Sasuke pelan-pelan mengangkat kepalanya dan menatap hutan di depannya. Gulungan pesan itu ia masukkan ke dalam sakunya. Setelah berdiam diri sesaat, ia membuat segel dengan tangan kanannya dengan bantuan katana yang telah ia genggam. "Kuchiyose no Jutsu." Sesaat setelah ia menyebutkan nama jutsunya, kepulan asap mengelilinginya dan muncullah seekor ular berukuran besar di depannya.

"Apa perintahmu, Sasuke-sama?" Ular itu bertanya pada pemanggilnya sambil mendesiskan lidah panjangnya.

Sasuke melompat ke atas ular itu, Sharingan di matanya masih aktif.

"Aku ingin kau menemukan seseorang untukku."

Ular itu mendesis lagi dan mulai meliukkan tubuhnya, membawa Sasuke pergi dari tempat itu seakan dia sudah tahu harus menemukan siapa. "Baik Tuan."

Dan mereka meluncur dari tempat itu ke sisi lain hutan yang gelap. Mencari seseorang yang diperintahkan oleh Sasuke. Sasuke menatap pepohonan dan jalan hutan di depannya. Matanya menyipit tajam mengingat isi dari surat gulungan yang baru saja ia terima dari Kakashi.

"Sakura diculik. Kemungkinan pelakunya adalah sekelompok orang yang kuceritakan padamu sebelumnya. Orang yang memiliki kemampuan berubah menyerupai dirimu. Sekarang aku memerintahkan Ino dan Sai untuk mengejarnya. Bila kau bisa menemukan kelompok itu dan mengembalikan Sakura, aku akan sangat berterima kasih."

...

Thank you for read. Terima kasih juga untuk follower, liker, reader, dan juga silent reader-nya. Lemme know what do you think?

See you next time!

色々な事、有難うございます

AZMARIA EVE