WARNING! This content contains lots of absurd and gak nyambung things, boyxboy/boyslove/yaoi/shounen-ai which ever you prefer* scenes, typo(s), and alur kecepatan content. Read it on your own risk.

Happy Reading!

.

.

.

Dua orang namja dalam balutan seragam olahraga sekolah dengan tinggi badan sangat kontras berdiri berhadapan di tengah-tengah lapangan indoor sekolah, dengan siswa-siswi yang juga masih mengenakan seragam olahraga sekolah berlalu-lalang di sekitar mereka. Tidak ada yang berminat untuk sekedar menonton dua manusia ini saling melemparkan tatapan maut–sebenarnya, hanya Baekhyun yang memberikan tatapan maut pada Chanyeol, sedangkan Chanyeol hanya menatap tidak tertarik–.

Bagi siswa-siswi lain, sudah biasa melihat Chanyeol dan Baekhyun seperti ini, jadilah mereka lebih memilih menikmati jam pelajaran olahraga yang menjadi jam kosong mendadak setelah Lee Songsaenim dipanggil oleh Kepala Sekolah, daripada harus meladeni Chanyeol dan Baekhyun yang sebentar lagi pasti sudah akan memulai adu mulut mereka.

"Apa maksudmu dengan lemparan bola tadi, Park Chanyeol?" tanya Baekhyun sambil melipat tangan di dada, berusaha terlihat sedang mengintimidasi sekali, padahal nyatanya... Hah!

"Yang tadi itu tidak sengaja."

Baekhyun merengut kesal melihat Chanyeol sebegitu santainya menanggapi keadaan, sedangkan pelipis Baekhyun sudah memerah di sana dengan benjol yang menghiasinya. Hasil ciuman bola basket Chanyeol.

"Mwo?! Tidak sengaja kepalamu! Kau sudah melihatku berdiri di situ tadi, tapi kau malah melemparkan bola basket itu ke arahku, bodoh!" teriak Baekhyun tidak terima dengan suara cemprengnya.

"Aku tadi melempar bola ke lantai, bukan ke arahmu," balas Chanyeol malas. Dia membuka botol mineralnya, meneguk isinya hingga habis setengah, lalu mengopernya pada Jongin yang dengan sigap menangkap.

"Tapi kau sengaja melempar ke lantai di mana aku berdiri, kan?! Kau pikir aku bodoh sepertimu untuk tidak menyadarinya?!"

"Kalau tubuh pendekmu itu memang tidak jauh beda tingginya dengan lantai, jangan salahkan aku dong jika bola itu mengenaimu," Chanyeol kembali membalas santai dan terkesan tidak peduli.

Baekhyun mengepalkan tangan dan membulatkan mata tidak percaya. Bukannya minta maaf, Chanyeol malah secara tidak langsung menjatuhkan harga diri sekaligus tinggi badannya! Bisa-bisanya namja ini...

"YAKKKKK! PARK CHANYEOL! APA MAKSUDMU BERKATA SEPERTI ITU, HAH?! KAU BERMAKSUD MENGATAKAN BAHWA TUBUHKU SANGAT PENDEK?! ANHI, AKU. TIDAK. PENDEK! AKU HANYA BELUM TINGGI SAJA, NANTI SUATU SAAT JUGA AKU AKAN BERTUMBUH JADI LEBIH TINGGI DARIMU! CAMKAN ITU!" Suara cempreng Baekhyun menggelegar ke seluruh penjuru lapangan.

Chanyeol menarik sedikit sudut bibirnya. "Perasaan kau selalu mengatakan hal itu sejak SMP, dan tinggimu masih begitu-begitu saja. Kalau begitu, kapan bertumbuhnya?"

"MWOHANEUNGEOYAAA?! KAUUUUU–"

Prittttt!

Suara tiupan peluit nyaring membuat perkataan Baekhyun terhenti, dan bahkan membuat beberapa siswa yang tertawa karena mendengar ejekan secara tidak langsung Chanyeol pada Baekhyun langsung terdiam hening.

Muncullah Lee Songsaenim di depan pintu, menatap garang ke arah Chanyeol dan Baekhyun yang dia anggap sudah menimbulkan keributan. Baekhyun langsung kicep, sementara Chanyeol yang merasa tidak bersalah terlihat biasa saja.

"Kalian berdua... Apa yang kalian lakukan, eoh?" tanya Lee Songsaenim dengan suara rendah.

Baekhyun menggigit bibir bawah ketakutan, "Nggg... A-anu, Saem. Nggg..." Baekhyun melirik namja jangkung di hadapannya, mengisyaratkan Chanyeol untuk membantunya memberi alasan. Chanyeol berdecih, baru saja beberapa menit yang lalu si pendek itu membentak-bentaknya sambil menatap galak, namun sekarang malah memelas kepadanya.

Baru saja Chanyeol akan membuka mulut, Lee Songsaenim sudah mendahului, "Oh, sepertinya kalian sudah tidak sabar sekali untuk mencuci toilet, ya? Baiklah, karena Songsaenim tidak tega membiarkan kalian menunggu lebih lama, maka... CEPAT CUCI TOILET LAPANGAN INI SAMPAI BERSIH!"

Dan berakhirlah Chanyeol dan Baekhyun memegang tongkat pel dan sikat, serta ember berisi air sabun. Di toilet lapangan indoor yang sepi. Hanya mereka berdua.

Berdua.

Baekhyun menggerakkan sikatnya asal-asalan, dengan bibirnya yang tidak berhenti mengeluarkan gerutuan-gerutuan.

"Ini semua karenamu, Park Chanyeol! Jika saja kau tidak melempariku bola basket, tidak akan berakhir begini!" tuding Baekhyun, menyalahkan semuanya pada Chanyeol.

"Cih, semua ini karena suara teriakan cemprengmu itu, pendek," Chanyeol balas menyalahkan Baekhyun dengan nada datar. Dia menuangkan air sabun, lalu menyikat lantai toilet dengan asal-asalan, sama seperti Baekhyun.

"Enak saja karenaku! Kalau kau tidak melempariku bola basket, atau setidaknya minta maaf saja, aku tidak akan marah-marah, idiot!" cerocos Baekhyun. Dia menyingkap poni hitamnya, lalu menunjuk spot merah di keningnya. Baekhyun mengerucutkan bibirnya, "Ketampananku bisa berkurang 15% karena benjol ini, kau tau?! Tanggungjawab!" serunya kesal.

"Kau memang sudah tidak tampan dari sananya, jadi apa lagi yang harus kupertanggungjawabkan?" balas Chanyeol santai.

"ARGHHH! APA KAU BILANG?!" murka Baekhyun. Dia memelototkan matanya galak pada Chanyeol.

"Hn, jadi aku salah, ya?" Chanyeol terdiam beberapa saat, lalu sedetik kemudian, Chanyeol memasang smirknya, menatap Baekhyun yang sedang mengerutkan kening heran.

"C-Chanyeol?" Baekhyun refleks mundur beberapa langkah, ketika Chanyeol membuang tongkat pel sembarangan dan berjalan mendekatinya, dengan smirk yang masih ada di bibir penuh namja tinggi itu.

Chanyeol masih berjalan mendekat, saat Baekhyun merasakan punggungnya sudah menyentuh dinding. Chanyeol masih bersmirk, "Lalu kau mau minta aku bertanggungjawab untuk apa?"

"Apa..."

"Untuk ini?" Baekhyun merasakan sengatan listrik saat Chanyeol dengan sialannya mengusap perut ratanya.

"Meskipun aku tidak ingat kapan kita melakukannya..." bisik Chanyeol, "Tapi dia tetap anakku, Baek.."

Baekhyun melongo. Apalagi saat menyadari wajah bersmirk Chanyeol berada tepat di depan wajahnya–bahkan Baekhyun bisa merasakan napas hangat namja itu–.

"Jadi, benihku menghasilkan namja atau yeoja, sayang?"

"KYAAAA, ANDWAE~~~!" Baekhyun berteriak histeris, lalu refleks melempar sikat yang daritadi digenggamnya kuat-kuat ke wajah Chanyeol, membuat si jangkung itu memekik kesakitan.

Baekhyun langsung mendorong Chanyeol untuk menjauh darinya, tapi...

Byurrr! Brukk!

Naas, Baekhyun tidak sengaja menginjak genangan air sabun yang tadi Chanyeol tuang di lantai, menyebabkan kakinya tergelincir dan dia jatuh...

Menimpa tubuh Chanyeol.

Dengan bibir mereka saling bersentuhan satu sama lain.

Di samping itu, tepatnya di luar toilet, Sehun sedang meringis menahan sesuatu. "Kai, aku mau pipis," adunya pada Jongin yang sedang sibuk memainkan botol minum entah milik siapa yang isinya tinggal setengah.

"Memangnya kenapa kau harus memberitahuku?" Jongin melirik Sehun sedikit, lalu tersenyum jahil melihat wajah Sehun sudah memucat menahan pipis, "Mau aku cebokin?"

"Tidak, tidak, terimakasih," tolak Sehun memasang wajah jijik. Tapi sedetik kemudian, dia kembali memasang wajah memelas. "Tapi aku ingin ditemani, Kai.. Toilet lapangan indoor, kan, horror."

"Cih, dasar penakut," ejek Jongin.

"Kai.. Temani.."

"Malas, ah." Sehun menghentakkan kaki kesal, tapi karena rasa ingin pipisnya yang sudah tak tertahankan lagi, Sehun mau tidak mau akhirnya pergi sendiri, berharap tidak ada kuntilanak yang sering temannya, Baekhyun, ceritakan sebagai hantu yang suka dengan pria tampan sedang menunggunya di sana. 'Aku, kan, sangat tampan,' pikir Sehun, entah harus bangga atau takut.

Tapi, saat Sehun terburu-buru membuka pintu toilet yang sudah berat saking jarangnya digunakan, bukan kuntilanak yang dia temukan, melainkan sebuah pemandangan yang langsung membuat rasa ingin pipisnya sirna tertiup angin.

"Astaga... Baekhyun... Chanyeol..." Sehun menatap syok pada kedua temannya itu. "Ternyata kalian...," kata Sehun lirih dengan tatapan menyelidik.

Baekhyun mendadak sadar dari keterpakuannya dan cepat-cepat menyingkir dari atas tubuh Chanyeol dan menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha menepis dugaan-dugaan sepihak Sehun. "Yah, Sehuna, itu bukan seperti apa yang kau lihat!" serunya.

"Kalian... Kenapa tidak memberitahuku sejak dulu bahwa kalian... gay?"

"APA?!"

.

.

.

Annyeong naege dagawa~

Jadi sebenernya udah gada niat buat nulis ff chaptered lagi;;;; tapi dikarenakan oleh seseorang/? yang katanya bela-belain PM gua dan deq Kintan yang demo minta dibuatin ff chaptered, jadilah prolog yang asddfhfghjkl ini;;; ff ini juga merupakan ekspresi kebahagiaan lahir batin gua mengenai news beberapa hari yang lalu HAHAHAHA XDD anggap aja gua jahad ngetawain orang yang baru putus... eh, putus? jadian aja kagak, main putus putus ae elah:v #ghoibmahgituorangnya

Eh btw btw yang rusuh, yang mecum, yang chanbaek hardshipper as lovers, yang minat yok ayok masuk ke groupchat line ChanBaek69 yok'-' masih need 4 member sebelum group full /dikit bgt yha XDD/. Yang mau bisa add id line; littler9scal dan langsung pc yaa~ i'll be waiting chaqi:v

Last, terimakasih buat semua yang sudah baca, review, fav, follow :" please give me and Not Homo lots of love! xx

©warmlights 150919