Saya bukan pemilik Naruto atau Highschool DxD!

Bukan Lagi Uzumaki - Chapter 1


Ramen, merupakan salah satu makanan khas Negara Jepang yang terbilang praktis, ekonomis, dan juga nikmat. Tetapi pada bagian nikmat, biasanya hanya sering di ucapkan bagi penggemarnya saja.

Saat ini, terlihat seorang pemuda bersurai pirang keemasan tengah berenang dan menyelami sungai Ramen. Tetapi bukan hanya sungai itu terlihat aneh karena dialiri oleh ramen, tepi sungai itu juga terlihat seperti gundukan daging yang kenyal, layaknya jeli.

"Hem... Ramen!" Gumam pelan seorang pemuda yang tengah meluncur dari bagian tertinggi dari sungai.

"Hem~"

SPLASH

.

.

.

SPLASH

"Gahhh..." Pemuda itu langsung bangkit dan meninggalkan mimpi indahnya karena merasakan wajahnya basah karena air. Mata yang beriris biru kini terlihat melebar karena shok, wajahnya menunjukkan raut ketidak percayaan. "Ramen-chan!" Gumaman pelan terdengar keluar dari bibir pemuda itu.

Kemudian dia melepaskan napas panjang. "Eh... tidak hujan." Ucap pemuda itu sambil memandang ke langit yang terlihat begitu cerah. "Tapi..." Ucapannya terhenti saat kesadarannya telah benar-benar kembali, dia sekarang bisa merasakan kehadiran seseorang tetap di belakangnya.

"Dantalion!" Terdengar suara seorang wanita memanggil nama marga pemuda itu dengan tegas dari belakangnya.

Seketika, pemuda itu merasakan tubuhnya merinding. "Errr... Ya?" Ucapnya tidak yakin, sambil mengangkat badannya untuk berdiri. "Eh... Gadis Empat Mata... ah... maksudku, hai So-chan." Pemuda itu mengulas senyuman lebar, walaupun di dalam dia sedikit nerfes.

"Dantalion." Gadis yang di panggil pemuda itu sebagai 'Gadis Empat Ma...' eh... masksunya 'So-chan', hanya menundukkan kepalanya sambil sekali lagi memanggil nama marga pemuda itu, tetapi dengan suara yang mulai berat. Tubuhnya juga terlihat seperti dikelilingi oleh aura berwarna hitam yang membunuh.

'So-chan' yang dimaksud disini adalah gadis bernama Sona Sitri, berwajah cantik dan imut, memiliki mata beriris ungu tua yang dihiasi oleh terpasangnya kacamata di wajahnya, serta berambut hitam pendek sepundak. Sona memiliki tinggi 166 cm (B77-W57-H83), serta memakai pakaian seragam sekolah SMA Kuoh.

"Ka... hmppp." Sona tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena bibirnya telah lebih dulu di segel oleh bibir pemuda yang sedari tadi berdiri di depannya. Tubuh Sona terlihat mematung, aura gelap yang mengelilinginya seketika itu juga menghilang, pupil mata ungu-nya terlihat melebar, dan tanpa disadarinya muncul semburat merah di kedua sisi pipinya.

"Hem~" Pemuda bermarga 'Dantalion' itu melepaskan ciumannya di bibir Sona. "Aku pergi dulu, daaa..." Ucap pemuda itu dengan nerfes, lalu mulai beranjak berlari meninggalkan gadis yang baru di ciumnya.

"Maaf So-chan... aku harus menciummu untuk mengagetkanmu agar bisa kabur. Hehehe... tunggu!" Pemuda itu tiba-tiba menghentikan larinya. "Benar, aku bisa selamat dari kemarahan So-chan karena tidur di waktu kerja dengan menciumnya. Tapi bukankah sekarang justru jadi lebih buruk, bagaimana caranya agar aku bisa selamat saat So-chan datang ingin membunuhku karena menciumnya?" Keringat dingin mulai bermunculan di dahinya. "Oh, Tuhan... Owuuu... apa yang telah aku lakukan? Matilah aku di tangan Raja-ku sendiri."

"NARUTO..." Terdengar teriakan Sona dengan suara berat.

"Egh... nanti saja dipikirkan. Sekarang aku harus mencari tempat yang lebih aman terlebih dahulu." Naruto kembali berlari cepat, dengan rencana meninggalkan SMA Kuoh untuk sementara waktu.

"...DANTALION!" Pemuda yang bernama Naruto Dantalion itu hampir saja terjatuh ketanah karena tersandung begitu mendengar namanya diteriakkan dengan lengkap.


Cerita Berakhir...


Cerita ini memang pendek, tetapi ini cuma sekedar pengantar saja...

Jangan lupa tuliskan review!

Frozen Clouds.