Veei

###1###

Naruto Masashi K.

Harry Potter J.K. Rowling

ratting : T (masuk katagori aman dikonsumsi)

π SasuNaru π

Konoha

Disebuah ruangan yang berisi beberapa orang tua yang menyebut diri mereka sebagai tetua desa serta penasehat Hokage dan beberapa kepala Clan tengah menduduki kursi yang diatur melingkari sebuah meja, dalam pertemuan rahasia tersebut membahas tentang penganti Hokage ke Enam Hatake Kakashi. Karena Kakashi memilih Uzumaki Naruto sebagai penerusnya aka. Hokage ke Tujuh. Mereka memolak Uzumaki Naruto sebagai Hokage, karena mereka berangapan yang pantas menjadi Hokage ialah Uchiha Sasuke,seorang jenius yang berasal dari Clan Uchiha serta satu-satunya Uchiha yang dimiliki oleh Komoha, selain itu mereka juga tidak ingin di pimpin oleh seorang jinchuriki yang permah menghancurkan Konoha mereka sembilan belas tahun yang lalu. Berbagai rencana telah mereka susun untuk mengagalkan pelantikan Naruto benerapa minggu lagi, serta membuat Naruto keluar dari Konoha selesai memembahas rencana busuk tersebut mereka keluar dari tuangan itu dengan seringaian yang terpampang di wajah mereka, bahkan Sakurapun ikut andil dalam pertemuan rahasia tersebut. Tanpa mereka sadari orang yang ingin mereka hancurkan juga mendengar semua rencana mereka.

Sebagai seorang Anbu Konoha kini Naruto telah berubah banyak. Dulu ia yang terkenal bodoh dan ceroboh kini hanya ada Naruto yang tenang dan selalu waspada serta naruto yang ahli dalam menyusun setrategi, dengan hatiyang hancur dan sakit ia hampir mengeluarkan emosi yang sejak dulu ia tahan, merasa kecewa itu pasti disaat semua pengorbanan yang selama ini kau lakukan tidak pernah sekalipun kau dihargai kau pasti mulai lelah akan ketidakadilan ini. Dengan perlahan ia mengambil nafas dan mulai merilekskan fikirannya, setelah tenang ia kembali ke apartemennya karena hari ini ia telah usai bertugas. Keesokan harinya ia menuju ke kantor Hokage dengan setelan Anbu lengkap untuk menghadap Kakashi, setelah memberi hormat kepada Hokage yang tak lain ialah gurunya, ia melepas topeng porselen Anbu yang ia pakai dan menyerahkan topeng tersebut beserta ikat kepala shinobinya kepada Kakashi.

"Ada apa Naruto?" tanya Kakashi seraya mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ingin keluar dari devisi Anbu Hokage-sama, dan aku juga berhenti jadi shinobi Konoha." jawab Naruto, tidak lupa juga nenyerahkan surat pengunduran diri yang telah ia siapkan.

"Kenapa, apa yang kau fikirkan Naruto?" tanya iruka yang tidak ingin Naruto berhenti, sedangkan Kakashi hanya diam tanpa memberi komentar, karena ia percaya setiap keputusan Naruto pasti ada sebab dan tujuan yang ia sudah tau pasti. Karena ia telah diberi tahu oleh mata-matanya tentang pertemuan yang diadakan oleh para tetua tersebut.

" Mungkin aku sudah mulai lelah Sensei,"

"Tapi Naru sebentar lagi kau akan dilantik menjadi Hokage, dan kau juga akan menikah dengan Hinata-chan seperti yang kau cita-citakan kan?" bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan oleh Iruka seraya mengoncang pundak Naruto seakan tidak percaya akan apa yang didengar oleh kedua telinganya, dan berharap naruro hanya bercanda seperti biasanya, karena beberapa kali Naruto juga mengatakan hal yang sama.

"Aku sudah tidak ingin menjadi Hokage lagi Iruka-sensei. Aku juga tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mencintaiku lagi, aku juga tidak ingin menjadi Hokage yang dianggap alat bagi desa ini,aku mulai lelah Sensei." Tidak ingin kedua senseinya melihat ekpresinya yang menurutnya menyedihkan, ia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Berusaha memantapkan hatinya untuk meninggalkan Konoha ia mengangkat kepalanya .

"Apa ada yang melukai hatimu lagi Naru?" dengan perhatian Iruka mengusap tetesan embun yang mengalir dipipi cabi Naru "Siapa mereka yang lagi-lagi menghancurkan hati mu?" .

"Aku mengijinkan mu Naruto, pergilah! Sesekali beri kabar untuk kami. " dengan berat hati Kakashi mengijinkan Naruto untuk pergi, apapun akan ia lakukan untuk murid serta putra dari mendiang senseinya.

"Tapi Hokage-sama..."

"Itu sudah menjadi keputusannya Iruka, kita hanyaharus selalu mendukungnya, apapun pilihan yang ia pilih asal selalu dijalan yang benar" dengan senyum yang bisa kita lihat dari kedua matanya yang melengkung, ia meyakinkan Iruka seraya mengacak rambut pirang Naruto yang kini semakin memanjang hingga membentuk jambang yang membingkai wajahnya yang masih bisa dikatakan manis.

"Terimakasih Kakashi-sensei, maaf Iruka-sensei..."

"Ngomong-ngomong kau akan kemana Naru?" dengan penasaran Iruka menusuk-nusuk pipi cabi Naruto dengan jari telunjuknya, sebenarnya ia heran seharusnya diumur yang sekarang Naruto seharusnya tidak memiliki pipi bayinya seperti teman-temanya yang lain, semakin lama ia mencubit pipi tesebut dengan gemasnya. Naruto sendiri hanya membiarkan kebiasaan aneh Iruka yang hampirsama dengan Kiba dan Shikamaru yang menarik pipinya tanpa berperikepipian.

"Aku akan kesuatu tempat yang tidak ada seorangpun yang mengenalku sebagai pahlawan dunia shinobi."

"Caranya?"

"Aku menemukan sebuah gulungan peninggalan Tou-san yang bisa membantuku mewujutkan tujuanku saat ini."

"Kapan kau berangkat Naruto?."

"Nanti setelah aku menemui beberapa orang Sensei, selamat tinggal..." dengan senyum mengembang dibibirnya ia mencium pipi kedua senseinya, dan dengan sekejab ia menghilang dengan seberkas kilayan kuning di tempatnya berasal, ya...'Nindaime Konoha no Kiiroi Senko' adalah julukannya. Tanpa mereka sadari Sakura berada dibalik pintu mendengarkan parecakapan mereka dengan menekan cakranya hinga dititik terendah. Dengan seringai penuh kemenangan, ia meninggalkan gedung Hokage.

Sore hari disebuah kedai bertempat di Nami no Kuni, empat remaja tiga laki-laki dan satu perempuan tengah duduk menikmati makan yang terhidang dihadapan mereka, tiba-tiba seberkas kilatan kuning datang disertai dengan kemunculan Naruto yang masih mengunakan seragam Anbunya.

"Ada tamu yang datang tidak diundang ternyata" celetuk Suigetsu tanpa menoleh kearah Naruto.

"Yeaaa... tamu yang ingin mengucapkan selamat tinggal tepatnya." balas Naruto santai.

"Apa maksud mu Naruto?" Karin wanita satu-satunya di tim Taka yang sebelumnya acuh mulai ikut menimpali Naruto dengan pertanyaannya. Sedangkan Naruto yang ditanya hanya mengangkat bahu tidak perduli, dan dengan seenaknya meminum minuman milik sasuke tanpa memperdulikan sang pemilik yang tengah memandangnya dengan aura membunuh.

"Dobe"

"Hemm?" menatap mata Uchiha ialah kesalahannya, karena Sasuke dengan paksa mengorek ingatannya dengan mengunakan EMSnya hingga akhirnya Naruto pingsan larena kelelahan mental, sebelun kepala Naruto membentur meja Sasuke dengan sigap menarik Naruto ke pelukannya(?). Dengan ekpresi wajah yang mengeras ia memeluk pemuda pirang tersebut semakin erat, kecewa dengan mereka orang-orang Konoha yang menjadikan temannya menjadi alat, serta kecewa, kecewa pada Sakura yang menghianati Naruto karena terobsesi terhadapnya. "Aku duluan" Dengan nada suara yang lebih datar dari biasanya ia beranjak dari duduknya seraya nengangkat Naruto ala pengantin menuju ke penginapannya. Membaringkan Naruto diranjangnya yang hanya muat untuk satu orang. Sedangkan ia sendiri kini berdiri menghadap jendela kamarya yang menghadap ke arah barat sehingga dapat melihat marahari terbenam di lautan luas. Mata dwiwarnanya kini menerawang jauh ke ingatan masalalunya, sekelebat ketika ia masih di akademi membuat pipi porselennya dihiasi oleh semburat merah walau tidak terlalu tertera,mengelangkan kepalanya untuk menyangkal perasaannya "Ck bodoh..." decaknya kesal.

Tanpa terasa Dewi Malam kini telah mengantikan Sang Surya di singgahsananya, menghela nafas berat Sasuke menengok kearah Naruto yang masih terlelap dalam tidur aka. pingsannya. Melangkahkan kaki jenjangnya kearah ranjang yang ditempati Naruto kini ia mendudukan dirinya di samping tubuh Naruto yang masih menggunakan seragam Anbu lengkap tanpa topengnya,sehingga memperlihatkan hampir seluruh lekuk tubuh yang dibalut kulit tan tanpa cacat. kini jari-jari kokohnya membelai pipi cabby yang dihiasi oleh tiga garis halus di masing-masing pipinya, lembut itulah yang ia rasakan saat kulitnya menyentuh pipi tersebut. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto hingga jarak diantara mereka tereliminasi, memiringkan sedikit kepalanya sehingga bibir mereka berdua menyatu, pelan tapi pasti ia semakin memperdalam ciuman tersebut, biarsaja orang mengatakannya pengecut karena hanya berani menyentuh reinkarnasi Ashura ketika orang yang sesungguhmya sangat ia cintai tertidur, sama seperti dulu saat di The Valley of End saat ia memutuskan ikut dengan Orochimaru, ia hanya bisa mencium Naruto saat Naruto pigsan. Semakin dalam ia memasukkan lidahnya untuk menjelajahi seluruh isi mulut Naruto serta mengabsen gigi si pirang satu persatu. sedangkan tangannya kini mulai melepas atasan seragam Anbu yang dipakai si pirang dengan hati-hati seakan tidak ingin Naruto terbangun.

kesokan paginya, Sasuke terbangun dengan Naruto yang masih tertidur pulas didekapannya tanpa mengenakan pakaian satupun, ia sangat berterimakasih pada sake yang diminum Naruto sebelumnya sehingga sampai saat ini masih belum sadar dari pigsannya setelah malam panas yang mereka lewati. Dengan telaten Sasuke membersihkan sisa-sisa kegiatan semalam dan memakaikan kembali seragam Anbu Naruto, lalu ia berbaring kembali dengan mendekap Naruto dalam pelukannya semakin erat, "Aishiteru Naru..." ucapnya dan kembali pada mimpinya.

10:30 AM

Naruto mulai mengeliat tidak nyaman akan posisinya yang masih dalam pelukan Sasuke. Merasa aneh dengan posiainya ia mendorong Sasuke menjauh darinya dengan kedua tanggannya, sedikit dorongan Sasuke terjatuh dari ranjang yang mereka tempati, kaget disaat tubuhnya didorong paksa hingga jatuh ia memberikan deathglare andalannya kepada sipirang yang kini duduk dengan wajah yang tidak nyaman seakan merasakan sakit dipantatnya.

"Apa-apan kau Dobe." berusaha menyembunyikan raut wajah khawatir dengan bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa semalam.

"Kau yang apa-apaan... seenaknya peluk-peluk (teriaknya sambil menunjuk muka datar Sasuke) uuhhh sakit...( lirihnya seraya mengusap pantatnya yang sakit ) padahal kemarin aku tidak sampai terjatuh, tapi kenapa sakit?" tanyanya pada diri sendiri. Sedangkan Sasuke yang mendengar lirihan Naruto memalingkan wajahnya dengan semburat merah yang lagi-lagi menghiasi pipinya. tanpa bisa menghilangkan rasa khawatir dari tatapannya.

Melihat gelagat Sasuke yang agak mencurigakan menurutnya, tanpa sungkan ia menunjuk kembali Sasuke yang masih berdiri ditempatnya.

"TEME SIAPA YANG MEMBAWAKU KEMARI"

"Aku siapa lagi"

"KAU PUNYA DENDAM APA PADA KU HAH?"

"Tidak ada"

"Teme sialan, lau kenapa sekarang pantatku saki."

"Mungkin seseorang memasukimu."

"Memasukiku?" tanyanya dengan ekspresi moe yang kepala dimiringkan sedikit kesamping.

"Hn"

"Aku tidak mengerti kenapa seseorang memasuki ku?" tanyanya aneh.

"Kau tidak ingat apapun semalam?"

"tidak,... tunggu... kau seenaknya saja mengorek ingatan ku Teme..."

"Hn, setelah itu?"

"tidak" menggelangkan kepalanya pelan karena rasa pusing yang masih ada.

"Jika masih pusing istirahatlah Naru"

"Aku mau mandi" tolaknya. Dengan langkah tertatih ia menuju salah satu pintu yang ia asumsikan menuju kamar mandi karena lebih kecil dari pintu yang satunya. Memutar keran biru berkali-kali tapi air yang ia tuju belum keluar juga. Dengan kesal ia kembali ke kamar yang masih ada Sasuke berdiri menghadap kearahnya."Kenapa tidak bilang kalo keran airnya rusak Teme" marahnya menyalahkan Sasuke.

"Kau tidak tanya, lagian kita akan mandi di onsen yang disiapkan oleh pemilik penginapan." dengan lembut ia mengandeng tangan yang lebih kecil dari miliknya, sedangkan Naruto hanya menunduk diam mengikuti Sasuke dengan tangan kiri menyentuh dadanya yang kini berdebar kencang.

Setelah mereka sampai di Onsen khusus pria didalam sudah ada Suigetsu serta Jugo yang tengah mandi."Kami bergabung" ucap sasuke yang telah menanggalkan handuk yang sebelumnya melilit pinggangnya dihadapan yang lain, sedangkan Naruto langsung memalinhkan wajahnya kearah lain dengan pipi yang memerah sempurna sambil mengerutu.

"Ero-Teme, tidak tau malu..."

"Kau tidak usah malu Naruto-san."

"Terserah" marahnya.

"Aku tidak menyangka kalo sedang PMS Naruto menyeramkan juga" tanpa aba-aba Suigetsu ikut menimpali peecakapan Naruto yang membuat Naruto semakin emosi.

"AKU BUKAN PEREMPUAN ANAK IKAN..."

"Hei... namamu sendiri kue ikan.."

"Suigetsu.." desis Sasuke memerintah Suigetsu untuk diam.

"Ya ya ya ... sikap mu seperti suami yang istrimu sedang ku goda Sasuke.,"

"Berisik... Aku tidak jadi mandi, ne,,, Suke aku akan pergi sekarang." memulai merangkai beebagai handsegel rumit " Aku menyayangi mu... Selamat tinggal..." ucapnya lirih sampai tubuhnya semakin menghilang karena memasuki portal yang ada dibawah kakinya.

÷÷÷÷÷÷÷Tbs÷÷÷÷÷

Maaf kalau jelek... Karena Est masih amatiran jadi Est akan terima saran kritik juga flame juga tak masalah asal dapan membantu Est lebih baik lagi.