Disclaimer : Naruto dan semua yang berhubungan dengan cerita ini disamping plot dan beberapa jutsu adalah milik Masashi Kishimoto.
Konohagakure
(木ノ葉隠れの里 Konohagakure no Sato, Secara harfiah berarti Desa yang tersembunyi, juga dikenal sebagai Desa Tersembunyi di Daun atau Desa Daun Tersembunyi)
Konohagakure merupakan desa kelahiran Naruto Uzumaki, tokoh utama cerita ini, dan termasuk dari desa militer dengan elemen api. Desa ini adalah desa terkuat dari semua desa yang ada di dunia Naruto. Desa ini memiliki banyak ninja kuat. Pemimpin desa ini bergelar Hokage, dan konon sebutan ini merupakan salah satu sebutan yang diperuntukkan bagi kelima ninja legendaris yang dapat menggunakan satu dari lima element, yaitu api, air, tanah, angin , dan petir. Desa Konohagakure memiliki beberapa keistimewaan, misalnya tempat diselenggarakanny ujian Chunnin. Desa ini pernah diserang oleh Kyubbi, sebelum Minato Namikaze menyegelnya ke dalam tubuh anak keduanya Menma Saudara kembar /adik dari tokoh utama kita Naruto.
Naruto POV
Tou-san ku, Minato Namikaze ( Konoha no Kiiroi Senkou ) dan Kaa-san ku, Kushina Namikaze ( Akai Chishio no Habanero ) hidup bahagia sebagai salah satu keluarga terpandang dengan Jabatan yang Minato atau Tou-san ku sandang saat ini sebagai Yondaime Hokage, aku memiliki 1 Orang Adik sekaligus saudara kembar ku,Namikaze Menma.
Kehidupan keluarga ini begitu bahagia tapi tidak bagi ku walaupun aku merupakan bagian dari keluarga namikaze, aku tak pernah merasakan kebahagian dari keluarga namikaze ini. Bisa dibilang aku adalah sosok yang kuat untuk menerima perlakuan dari keluarga ku, aku memang iri pada adik ku karena kedua orang tua ku selalu memberikan kebahagian yang ia impikan kepadanya.
Pagi yang cerah di konoha, pagi yang cerah bagi ku memulai aktifitas. bergegas mandi untuk bersiap bermain seperti biasanya, bermain seperti hari-hari sebelumnya. Setelah mandi ku langsung mengenakan baju yang aku biasa gunakan, Baju Kaus berwarna biru tua dengan lambang pusaran uzumaki di punggung, celana hitam pendek dengan 2 kantung di masing-masing sisi, rambut kuning jabrik sengaja ku biar kan berantakan terkesan seperti anak yang tak terurus dan itu memang kenyataannya. Setelah selesai mempersiapkan diri aku melangkahkan kaki keluar kamar, aku fikir sudah cukup bagi ku untuk terus murung di kamar.
"Kaa-san….naru' pergi main dulu ya "
"Kaa-san?"
"Kaaaaaaaa-san….naru' pergi ya…."
"hmmm….. seperti biasa… huft !" naruto menghela nafas, mengetahui bahwa ibunya tak mau menjawab atau merespon sama sekali.
Normal POV
Naruto berjalan santai di bawah naungan sang mentari pagi yang cerah, ia menyapa sapaan ramah dan baik dari para penduduk .
Cut, cut, cut and cuuuttttt…..
"Wait….itu tatapan Tajam yang Menusuk dan lihat itu mereka mencaci makimu Naruto No BAKA, mengapa kau malah menyapa mereka? Apa kau tak membaca scrip mu haa BAAAKKAAAA….." ucap author geram
"eeehhh…..aku lupa membacanya hahaha…. gomen author-san" ucap naruto nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"ah…. ya sudahlah…" ucap author.
Tatapan Tajam yang Menusuk dan Cacian setiap hari ia rasakan,walaupun sudah terbiasa akan hal itu akan tetapi naruto tetaplah manusia yang mempunyai perasaan, ia masihlah anak berusia 9 tahun yang masih ingin merasakan kasih sayang, bermain dan sebagainya.
Disinilah ia berada di danau dekat dengan training Ground 7, duduk termangu kaki dan tangan mengapit dengan kepala yang ia benamkan diantara sela kakinya.
"air ? Apa ini, kenapa aku menangis?" ucap naruto seraya menyangkal kesedihannya.
"untuk apa aku menangis ? apa mereka bisa berubah dengan tangisan ini ? aku harus kuat, cukup sudah , semua usaha ku tak ada hasilnya. Kaa-san, Tou-san takkan pernah bisa berubah, takkan pernah peduli denganku."
Naruto semakin menunduk membenamkan wajahnya di antara sela kaki dan tangannya.
Ia harus menyadari diri, ia teringat, teringat akan masa lalu pahit yang menjadi penyebab ini semua.
Flashback
Kala itu naruto masih berusia 5 tahun, sedang duduk menyendiri di taman dekat akademi untuk berteduh menghindari terik matahari yang meninggi tepat diatasnya, baju biru tua yang ia kenakan terlihat kumuh, seakaan melengkapi penderitaannya dalam kesendirian.
Tak pernah ia rasakan kasih sayang maupun diperhatikan oleh kedua orang tuanya, di tambah para penduduk mulai menunjukan tatapan aneh kepadanya.
"Ada apa ini? Sebenarnya apa yang telah kulakukan? Apa aku berbuat salah? Mengapa aku di pandang berbeda oleh mereka? Sungguh aku tak mengerti. Siapa aku sebenarnya? Apa aku bukan anak dari kedua orang tuaku sehingga mereka berbuat seperti itu ? Sungguh aku merasa iri dengan adikku yang selalu diperhatikan, disayang dan dimanja oleh mereka. Adakah yang bisa memberitahuku mengapa semua ini terjadi padaku ?" Pikir naruto sambil menjambak rambutnya meredam rasa depresi yang ia miliki.
Samar-samar terdengar langkah kaki datang mendekatinya, naruto berpaling dan benar saja, seorang pria tua dengan salah satu matanya tertutup oleh perban dan bekas luka silang di dagu mendekatinya.
Naruto terkesiap, naruto membalikan badannya seraya menyelaraskan dirinya dengan sosok yang datang menghampirinya.
"Si.. siapa kau ?" dengan sedikit takut naruto bertanya kepada lelaki tua yang telihat menyeramkan baginya. Lelaki tua itu hanya terkekeh melihat tingkah naruto yang takut terhadapnya.
"apa kau ingin tau yang sebenarnya bocah ?" ucap lelaki tua tersebut datar.
" eeehh. A…apa maksudmu ? " jawab naruto bingung.
Lelaki tua tersebut semakin mendekati naruto, naruto yang melihat hal tersebut mencoba untuk menjaga jarak kembali tapi seperti ada yang menahan kaki nya, tak biasanya ia seperti ini. Selama hidupnya naruto selalu bisa kabur atau pergi dari penduduk desa yang ia jahili. Tapi kali ini berbeda ia merasa tubuhnya tak merespon otaknya, apa karena rasa takutnya.
Lelaki tua tersebut menggerakan tangan kanannya kearah kepala naruto, naruto yang melihat hal itu hanya menutup matanya tak ingin mengetahui apa yang akan dilakukan orang tua di depannya.
"Tenang bocah. aku tau kenapa kau seperti ini, aku tau apa yang menyebabkan kau menderita selama ini. Apa kau ingin mengetahuinya bocah ?" Ucap lelaki tua tersebut.
Naruto yang sedari tadi menutup matanya, tersentak setelah mendengar ucapan lelaki tua tersebut. Dan ada hal aneh yang lain yang ia rasakan, naruto memberanikan diri membuka matanya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Naruto bergetar merasakan hal yang tak pernah ia rasakan, ia telah melihat seseorang yang tak ia kenal sama sekali telah mengusap rambutnya. Naruto tahu hal itu adalah hal kecil bagi orang lain. Tapi bagi naruto, ini adalah pertama kali baginya. Seakan hal ini dapat membuat naruto merasakan rasanya kasih sayang.
"maaf jiji, tapi aku ingin tahu kenapa kau ingin memberitahukan hal itu padaku?" ucap naruto seraya menenangkan dirinya dan otaknya.
Naruto tahu ada maksud lain dari lelaki tua di depannya ini, mana mungkin ada yang seenaknya memberitahukan hal yang ia sendiri susah untuk mendapatkan informasi tersebut. Hal ini dapat naruto sadari karena naruto sudah bertanya kepada orang-orang tua seperti Sandaime-Jiji, Kakashi-niisan dan lainnya, tapi mereka selalu menjawab tak tahu apa yang terjadi sebenarnya sehingga orang tua naruto seperti itu terhadapnya. Naruto tak sebodoh kelihatannya, dan ia yakin akan hal itu.
" Baiklah aku akan mengikuti permainan mu" pikir naruto
"Seperti yang kuduga, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Aku bingung kenapa orang tuamu tak bisa melihat talenta dari mu bocah, aku tau kau selalu diabaikan oleh orang tua mu bahkan para penduduk juga mulai membenci mu. Ikutlah denganku, akan kuberikan apa yang namanya kasih sayang. Ikutlah denganku dan akan ku beritahu semua hal yang ingin kau ketahui", jawab lelaki tua tersebut.
"Kurasa tak perlu lagi aku berbohong pada anak ini, benar-benar seperti ayahnya yang langsung ke titik permasalahan tanpa harus berlama-lama. Ku rasa anak ini memiliki otak seperti ayahnya, dan itu akan sangat membantu segala tujuanku" pikir danzo
Setelah beberapa lama tak ada suara diantara mereka, Naruto akhirnya membuka suara.
"Baiklah, aku akan ikut dengan mu, tapi sebelumnya aku ingin mengetahui hal yang sebenarnya antara aku dan orang tuaku." Ucap naruto tenang dan datar. Lelaki tua tersebut hanya menyeringai mendengar ucapan anak dari yondaime hokage tersebut.
"Baguslah. Sekarang ikutlah ke tempat ku dan akan ku beritahu semuanya kepadamu bocah." Ucap lelaki tua tersebut.
Tanpa menunggu lama lagi Lelaki tua tersebut memegang tangan naruto dan menghilang dengan shunsinnya. Mereka berdua pergi meninggalkan taman dan menuju kediaman lelaki tua tersebut.
Time Skip
Naruto telah sampai di tempat lelaki tua tersebut, dapat ia lihat tempat tersebut cukup luas, akan tetapi hanya di beri penerangan lampu obor yang membuat tempat tersebut terlihat mencekam.
"dimana ini ?" Tanya naruto kepada lelaki tua disampingnya.
"ini adalah tempatku " ucap lelaki tua itu singkat.
"tapi kenapa sepi sekali" ucap naruto merasa risih akan tempat yang ia pijak saat ini.
"nanti kau juga akan tau bocah" jawab lelaki tua tersebut.
Naruto pun melangkah kakinya mengikuti lelaki tua yang berjalan meninggal kan tempat yang di pijakinya. Setelah berjalan cukup jauh dari tempatnya semula, mereka telah sampai di sebuah ruangan gelap yang hanya di terangi oleh obor seperti di jalan sepanjang perjalannya tadi. Lelaki tua tersebut kemudian mendudukan diri di salah satu bangku di dalam ruangan tersebut di ikuti oleh naruto yang memutar bangku lain seraya duduk berhadapan dengan lelaki tua tersebut.
"Baiklah bocah, seperti yang kau minta aku akan memberitahumu rahasia orang tua mu yang juga menjadi rahasia bagi para ninja dan penduduk biasa yang mengetahui rahasia tersebut" Ucap lelaki tua tersebut. Naruto yang mendengarkan ucapan lelaki tua di hadapannya langsung menatap tajam, menunggu ucapan ucapan lelaki tua tersebut.
"Baiklah, cepat katakan" ucap naruto datar. Seketika ruangan yang mereka tempati berganti menjadi suatu tempat yang terlihat hancur berantakan, "Apa ini ? apa yang kau lakukan ?" Tanya naruto kepada lelaki tua yang seketika berada di sampingnya.
"ini adalah genjutsu, aku tak perlu menceritakan kepada mu tentang rahasia orang tuamu karena itu akan memakan waktu lama. Jadi saat ini kau dapat melihat sendiri apa yang menjadi penyebab orang tua, serta para penduduk seperti itu pada mu." Ucap lelaki tua tersebut datar.
Setelah mendengar penjelasan dari lelaki tua di depannya, naruto tersentak seketika mendengar AUMAN keras dari arah belakangnya. Naruto membalikan badannya, ia terbelalak kaget karena mendapati seekor monster berukuran besar berbentuk rubah dan memiliki banyak ekor di depannya.
"apa itu ?" Tanya naruto kepada lelaki tua disampingnya seraya bergerak mundur.
"itu adalah Kyubi, iblis rubah berekor Sembilan. Kau tak perlu takut karena ini tak nyata, aku hanya memberikan penglihatan yang dulu ku lihat kepada mu akan masa lalu dimana kau baru lahir dan penyerangan di konoha." Ucap lelaki tua tersebut mencoba menenangkan naruto.
"Jadi daratan yang hancur ini adalah desa konoha ? dan sepertinya aku sedikit mengerti akan genjutsu yang kau bilang, dengan kata lain genjutsu dapat memanipulasi mata atau pikiran orang sesuai dengan apa yang pengguna genjutsu itu inginkan. seperti yang kau lakukan kepada ku saat ini " ucap naruto menarik kesimpulan.
"Benar, sebaiknya kita mendekat agar kau bisa melihat dan mendengar semuanya dengan jelas" ucap lelaki tua tersebut tersebut semakin tertarik kepada kepintaran naruto. Naruto semakin mendekati terjadinya pertepuran, dapat ia lihat kyubi meluluh lantahkan desanya. Naruto berpaling ketika ia mendapati bebearapa orang yang ia kenal berada diantara para ninja dan satu orang di atas salah satu patung kepala para pendahulu desa. Dapat naruto lihat orang tersebut adalah Ibunya Kushina bersama Tsunade Baa-chan dan para ninja lainnya, serta ayahnya yang terlihat seperti menggeram marah dari atas patung kepala para pendahulu.
naruto melebarkan matanya setelah dengan kilatan kuning ayahnya telah menghilang dan berada di kepala kyubi dan langsung menghilang kembali bersama dengan kyubi tersebut.
Kushina yang baru saja menyelesaikan persalinannya terpaksa turun ke medan pertempuran bersama Tsunade baa-chan langsung menyusul ketempat minato, di ikuti para ninja yang beberapa lama berlari, mereka telah sampai di lokasi dimana Minato berada, sedangkan Naruto kembali mengamati bersama pria tua di sampingnya dengan serius.
1 Km dari Konoha
Minato yang mengetahui istri,Tsunade dan ninja lain yang menghampirinya mengalihkan pandangnya ke arah sang istri seraya memperhatikan kondisi tubuh istrinya yang ia kira masih sanggup untuk membantunya setelah mendapat perawatan dari Tsunade selama persalinan.
" Kushina-hime, maaf, sepertinya kita harus melakukan rencana tersebut." , mendengar Minato berucap demikian, Kushina hanya bisa mengangguk lemah, menunjukan persetujuannya. Melihat persetujuan dari wanita yang dicintainya, saat itu juga Minato tiba-tiba menghilang dan dalam sekejap kembali, membawa sesuatu di dalam pelukannya, diiringi dengan kilatan cahaya kuning di sekitar tubuhnya.
Melihat apa yang ada dalam pelukan Minato, Naruto yang sejak tadi serius melihat jalannya pertempuran seketika membulatkan matanya, terkejut, sadar bahwa apa yang dibawa oleh ayahnya adalah seorang bayi, yang tak lain adalah dia sendiri.
Kushina yang melihat tatapan minato mengangguk mengerti dan Rantai chakra Kushina langsung meledak dari dalam dirinya bersamaan dengan mendekatnya Minato, mengikat penuh ke tubuh Kyuubi, monster yang ada dihadapan mereka. Menyadari kondisinya sendiri, Kushina yang baru saja selesai menjalani proses persalinan berteriak, "Minato-kun, aku tidak akan bisa bertahan lama dengan kondisi chakra ku yang mulai melemah sekarang, percepat persiapannya."
Mendengar hal tersebut, tangan Minato bergerak cepat membuat segel sebagai altar yang akan digunakannya sesuai apa yang direncanakan, dan menaruh Naruto yang masih bayi di tengah-tengah segel tersebut. Chakra Minato saat itu juga langsung meledak keluar dengan drastis, mengiringi gerakan tangannya untuk menggunakan segel terkuatnya, salah satu segel terlarang. Mengakhiri rentetan segel yang dibutuhkan, tangan Minato bertahan dalam segel burung, meningkatkan chakranya lebih tinggi lagi dan berteriak, "FUUINJUTSU : SHIKI FUUJIN !".
Bersamaan dengan teriakan Minato, muncul sosok dengan rambut panjang dengan tanduk di atas kepala, menggigit pisau di tengah mulut, dan menggunakan jubah putih diseluruh tubuhnya. Didepan sosok tersebut, terikat dengan dirinya sendiri, adalah chakra berbentuk tubuh manusia. Dari chakra tersebutlah terhubungung sosok tersebut, sang Dewa Kematian, dengan Minato, yang memanggilnya dengan teknik yang dia gunakan.
Dengan munculnya Dewa Kematian, Minato melompat dan menempelkan telapak tangannya di dahi Kyuubi, menarik chakra dari monster tersebut, dan melompat kembali ke tempat dimana dia meletakan bayi yang akan dia gunakan sebagai tempat menyegel Kyuubi. Bersamaan dengan menempelnya kakinya kembali ke tanah, minato membungkuk dan meletakan tangannya yang masih tersambung dengan chakra Kyuubi tepat di tengah perut bayi tersebut.
Sesaat setelah Minato melepaskan tangannya dari perut sang bayi, Kyuubi meraung merasakan chakranya tertarik masuk kedalam tubuh bayi yang akan menjadi penjaranya. Tapi hal yang tak terduga terjadi, tubuh bayi tersebut seperti menolak chakra dari Kyuubi, mengejutkan Minato, Kushina, dan semua ninja yang berada di lokasi tersebut.
"Shiki Fuujin gagal, apa yang sebenarnya terjadi.." Minato berpikir sambil mendekati bayi yang ada di tengah-tengah susunan segel yang dibuatnya, dan terkejut menyadari apa yang terjadi. "Dia tidak memiliki aliran chakra di tubuhnya." Minanto menunduk tapi ada yang menggangu otak jeniusnya "bagaimana bayiku bisa menolak chakra Kyuubi? sedangkan ia tak mempunyai aliran chakra, aku harus bersyukur karena bayi ku menolak chakra Kyuubi,bayi ku pasti takkan selamat mengingat bayiku tak memiliki aliran chakra. Kami-sama?apakah bayi ku adalah sebuah anugerah atau kutukan yang kau berikan padaku?." Minato semakin berkecamuk dengan hal yang ada di pikiran, akan tapi situasi sekitar menyadarkannya, ia tak boleh memikirkan itu sekarang, ia harus mengambil tindakan, ia harus mengakhiri ini.
"Sandaime-Sama !", mendengar teriakan Minato, Hiruzen Sarutobi, Sandaime Hokage, mengerti dan langsung melakukan shunshin, pergi ke tempat dimana anak ke dua Minato dan Kushina berada.
Hiruzen memandang sedih ke arah bayi yang akan dibawanya ke pertempuran untuk menggantikan kakaknya itu. Membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, namun dengan segera membuang semua pikiran yang ada dan bergegas menggendong bayi tersebut, dan melakukan shunshin, kembali ke medan pertempuran.
Hiruzen menghampiri Minato, yang mengangguk saat melihat sang Hokage pendahulunya, dan menggendong bayi yang saat ini ada di tengah segel, menggantikannya dengan bayi lain yang ada di dalam dekapannya, bayi yang tak lain adalah Menma, adik kembar dari bayi yang pertama akan digunakan untuk menyegel Kyuubi.
Kushina yang sudah mencapai batasnya, masih sambil mengurung Kyuubi di dalam jeratan rantai chakranya, merasakan monster itu perlahan mulai memaksa untuk melepaskan diri dari rantai yang melilit di seluruh tubuhnya. Menyadari hal itu, Kushina berteriak, "Minato-kun, cepatlah, aku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi !".
Sadar dengan keadaan istrinya yang sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi menahan Kyuubi, Minato melanjutkan kembali ritual penyegelannya, kini dengan Menma sebagai media penyegelan, kembali menarik chakra Kyuubi dan meletakan tangannya di perut Menma.
Berbeda dengan yang terjadi pada Naruto, kini chakra Kyuubi perlahan masuk kedalam tubuh Menma, melewati perutnya seiring terbentuknya segel disana. Kyuubi yang seakan marah menyadari kondisinya saat ini, mencoba memberontak, mengayunkan cakarnya ke arah Minato, meninggalkan luka berbentuk cakar yang cukup dalam pada dada Minato. Kushina yang masih tersambung dengan Kyuubi lewat rantai chakranya, tidak lepas dari luka akibat bersentuhan, walaupun tidak langsung, dengan chakra yang merusak milik Kyuubi.
Seketika itu juga Kushina jatuh, tidak sadarkan diri, akhirnya merasakan efek dari rasa lelah setelah melahirkan yang diperparah oleh kehabisan chakra selama menahan Kyuubi dengan rantainya.
Sebuah senyum tipis menghiasi bibir Minato saat melihat Kyuubi telah tersegel sepenuhnya dalam diri Menma, "Akhirnya ini semua berakhir, Konoha sela.. ugh." Gumaman Minato terputus, akibat dari darah yang memberontak keluar dari mulutnya.
Mengalihkan pandangannya pada Naruto, Yondaime Hokage itu hanya bisa berucap lirih, "Mungkin ini adalah kutukan dari Kami-Sama, memberikan aku dan Kushina seorang anak yang tidak memiliki aliran chakra.", setelah mengucapkan semua itu, seluruh kelelahan terasa oleh Minato yang terjatuh, matanya yang perlahan menutup masih dapat melihat Tsunade beserta ninja lainnya mendekat padanya, matanya telah menutup dan akhirnya tidak sadarkan diri.
Naruto, melihat semua yang terjadi di depan matanya, hanya bisa membulatkan mata, bibirnya terbuka, namun tak ada satu katapun yang terdengar keluar dari mulutnya. Menyadari apa yang terjadi pada bocah di sebelahnya, Lelaki tua yang sejak tadi diam, menemani Naruto melihat apa yang terjadi berucap, " Jadi bocah, kau sudah tau kan, apa yang sebenarnya terjadi ?" seulas seringai tipis yang hampir tidak terlihat menghiasi wajahnya.
Menanggapi Lelaki tua di sampingnya itu, Naruto hanya menunduk sambil bergumam tipis, "Jadi ini yang sebenarnya terjadi, mereka seperti ini karena aku. Mereka terluka dan hampir kehilangan nyawa mereka karena aku, dapat aku dengar bahwa Tou-san menyebut ku Anak terkutuk, walaupun ia berbicara pelan namun dapat ku dengar dengan JELAS".
Lelaki tua tersebut tersenyum menang mendengar jawaban dari Naruto, di dalam pikirannya terlintas hal yang menurutnya adalah kesempatan, " Bocah ini bisa ku gunakan nantinya.", itulah yang ada di pikiran Lelaki tua tersebut.
Flashback End-