SOMEONE

Cast :

Do Kyungsoo (20) - Kim Jongin (21)

Wu Yifan (22) - Oh Sehun (21),

And All Member Exo

Pairing : KaiSoo, HunSoo, KriSoo

Rate : T

Genre : Romance, Drama, Hurt/comfort.

Warning! : Genderswitch For Uke, DLDR, OOC, Typo(s).

Cerita murni berdasarkan pemikiran saya dan imajinasi saya. Apabila ada kesamaan tokoh, sifat, atau alur cerita, itu merupakan sebuah kebetulan! Bila tak suka, silahkan close tab! Dilarang kompas cerita tanpa izin. Dimohon untuk menghargai.

.

.

.

DLDR

.

.

Just Enjoy Reading ^^

.

.

.

Chapter 1

Langit mulai terlihat gelap. Nampak mega-mega mendung sedang berkumpul menutupi langit cerah dengan segala pancaran cahayanya. Deru angin berhembus kencang membisikkan kesunyian yang mencekam. Menghantarkan dingin yang menghujam.

Di sebuah ruangan kelas, seorang gadis mungil tengah duduk terdiam memperhatikan dunia luar di balik kaca jendela. Gadis itu meringis perlahan saat memperhatikan bagaimana dahan-dahan pohon besar itu menari-nari riang bersama sang angin hingga dedaunannya jatuh berguguran terhempas oleh angin.

"Sedang apa kau disana Soo?" suara husky seorang lelaki yang khas cukup membuat gadis itu tersentak kaget dan memalingkan pandangannya kearah datanganya suara.

Mata bulat gadis itu semakin besar terbelalak karena kaget. Dirinya melihat sosok lelaki yang tinggi tegap tengah berdiri angkuh di pojok ruangan yang gelap. Tubuh gadis itu atau yang biasa di panggil Kyungsoo mematung sesaat. Meski wajah sosok lelaki itu tak nampak, namun Kyungsoo masih hafal betul siapa pemilik suara husky yang khas itu. Siapa lagi jika bukan Kim Jongin pemilik hatinya.

"Mengapa belum pulang?" tambah Jongin saat dirasa Kyungsoo tak kunjung merespon ucapannya. Kyungsoo ternyata lebih memilih untuk hanya menggelengkan kepalanya dari pada mengeluarkan suaranya yang merdu itu, -yang sangat Jongin rindukan- untuk menjawab pertanyaannya sebelum kembali mengalihkan wajahnya dan pandangannya kembali melihat pemandangan dunia luar.

Lelaki itu hanya mampu menghela nafas lelah saat melihat respon yang di berikan Kyungsoo. Matanya yang tajam terus memperhatikan gerak-gerik Kyungsoo yang seakan-akan tak pernah mau menganggapnya ada lagi. Meski begitu, Jongin itu paham betul bahwa Kyungsoo sedang merasa tak nyaman dan sedikit kikuk. Terbukti dengan respon tubuh Kyungsoo yang menegang seiring dengan suara derap langkah kaki Jongin yang semakin mendekat kearahnya. Jongin terus berjalan perlahan dengan santainya menuju kearah Kyungsoo.

Kyungsoo duduk tak nyaman di bangkunya. Tangan mungilnya saling bertautan dan saling meremas kuat. Keringat dingin mulai keluar membasahi tubuhnya yang putih bersih. Kyungsoo terus saja merutukki ketidak beruntungannya pada hari ini. Selain karena cuaca yang mendung hebat seperti akan turun badai, tubuhnya yang sedang demam dan lemas, hingga kedatangan Jongin yang sangat ia hindari belakangan ini malah berjalan mendekat kearahnya dengan santai.

Bibir mungil Kyungsoo terus saja merapalkan doa agar dapat keluar dari ruangan ini tanpa harus merasakan apapun, dan tanpa harus berinteraksi dengan orang terkasihnya, Kim Jongin. Kyungsoo semakin tegang saat merasakan sosok Jongin kini tengah berdiri tepat di sampingnya. Kyungsoo memejamkan matanya erat. Sesekali Kyungsoo menetralkan deru nafasnya yang entah mengapa menjadi tersendat-sendat. Di dalam hatinya, Kyungsoo terus membisikkan kata penyemangat hidupnya 'Gwenchana..' berkali-kali. Air matanya sudah membendung di pelupuk matanya, yang mampu mengaburkan pandangannya. Hatinya berdenyut sakit saat merasakan tangan besar dan hangat tengah memegang dan mengelus lembut bahu kanannya yang menegang. Kyungsoo mengeram tertahan karena buaian lembut Jongin. 'Siall..!' umpat Kyungsoo dalam hatinya.

"Soo.." panggil Jongin lembut. Tangannya yang berada di bahu sempit Kyungsoo mulai mengelus lembut secara perlahan, mencoba menengkan tubuh kekasihnya itu yang sedang menegang.

Kyungsoo mendengar dengan jelas panggilan Jongin. Kyungsoo juga tak mampu mengabaikan kelembutan tangan Jongin yang sedang membelai dan mengelus lembut bahunya. Tangan besar Jongin seolah menghantarkan rasa nyaman. Meski sangsi, namun Kyungsoo harus mengakuinya. Bahwa dirinya sepenuhnya rindu akan sentuhan Jongin. Namun, denyut perih di hatinya mengalahkan kenyamanan yang tengah ia rasakan, menghantarkan rasa pilu yang menggerogoti jiwa. Kyungsoo merasa kesal. Dirinya sungguh tak suka saat perasaan perih ini mengaung-ngaung menggerogoti hatinya. Kyungsoo sungguh benci saat harus menjadi lemah dan bodoh saat merasakan perasaan perihnya ini yang sangat menyiksa. Perasaan perih ini kian menjadi, dan dirinya hanya mampu menangis tanpa melakukan hal apapun yang dapat memulihkan perih yang di rasanya. Kyungsoo sekuat tenaga menahan derai air mata yang akan segera keluar. Dirinya tak ingin Jongin melihatnya dalam keadaan semedihkan ini. Ini sungguh memalukan untuknya. Kyungsoo sekuat tenaga menahan getaran-getaran lemah tubuhnya yang pasti dapat Jongin rasakan.

"Soo.. kumohon.. lihat aku. Ada yang ingin aku katakan." Suara husky itu mengalun lembut ke telinga Kyungsoo. Menggetarkan rasa rindu yang terkurung rapat di dasar hatinya yang terdalam. Kyungsoo menundukkan wajahnya. Dirinya sungguh benci saat harus berhadapan dengan rasa rindu yang sungguh menyulitkan ini.

Sakit! Kyungsoo merasakan sakit yang teramat sakit menggerogoti hatinya. Perih. Kyungsoo benci saat dirinya tak sanggup menghadapi kenyataan ini. Apa salahnya? Mengapa takdir begitu kejam mempermainkan hidupnya? Salah apa yang telah ia lakukan sebenarnya?

Kyungsoo menggigit bibir bawahnya. Ia harus mengakhirinya. Mengakhiri segala perasaan bodoh ini. Mengakhiri cintanya yang sangat membelenggu dan terus menyiksanya. Dirinya sungguh tak kuat lagi. Apa salah bila dirinya hanya menginginkan kebahagiaan? Mengapa cinta begitu kejam mempermainkan hidupnya?

Jongin perlahan menundukkan tubuhnya. Jongin berlutut di samping tubuh Kyungsoo. Dengan perlahan, Jongin mencoba membalikkan tubuh Kyungsoo agar menghadap kearahnya. Berhasil! Meski banyak sekali tolakkan dari Kyungsoo. Namun dirinya berhasil membawa tubuh Kyungsoo untuk menghadap ke arahnya.

Jongin mengeryit saat merasakan tubuh Kyungsoo panas. Pertanyaan-pertanyaan mulai bermunculan di kepalanya. 'Apa Kyungsoo sakit? Apa hal itu karenanya? Apa Kyungsoo makan dengan teratur belakangan ini? Apa Kyungsoo tidur dengan nyenyak?' Jongin dengan segera menggelengkan kepalanya, berusaha melenyapkan pikiran-pikiran bodohnya. Hal itu dapat ia tanyakan nanti. Yang terpenting sekarang adalah dirinya harus sesegera mungkin menyelesaikan masalahnya dengan kekasih mungilnya ini sebelum para penghalang bermunculan.

Semenjak hal itu terjadi, dirinya sungguh sangat sulit untuk berbicara dengan Kyungsoo. Jangankan berbicara, hanya sekedar berpandangan saja sudah teramat sulit. Hal itu karena dua lelaki bodoh yang terus menempel dan menjaga kekasih mungilnya. Menjauhkan keberadaan kekasihnya itu secara tak langsung. Sungguh Jongin sangat bersukur, karena dapat menemukan Kyungsoo sedang duduk melamun sendirian di ruangan kelas ini. Ini merupakan jawaban dari doa yang telah ia panjatkan setiap harinya.

"Mianhae.." Jongin berucap lirih. Terdengar nada penyesalan dan kesedihan dalam suaranya. Jongin mengetahui dengan benar bahwa Kata maaf saja takkan mampu menghapus luka di hati kekasihnya ini. Namun Jongin ingin agar kekasihnya ini mengetahui dan merasakan seberapa menyesalnya dirinya.

Tubuh kyungsoo menegang mendengar kata Jongin. Air matanya berlomba-lomba keluar. Perasaan perih yang menggerogoti, kini semakin ganas menggerogoti hatinya. Kyungsoo sangat merasa tersiksa. Kata itu adalah kata yang sangat tak ingin ia dengar saat ini. Sungguh Kyungsoo benci satu kata itu. Karena secara tak langsung, satu kata itu mewakili kenyataan yang tersembunyi. Satu kata itu memperjelas perbuatan Jongin bukanlah sebuah ketidak sengajaan.

Jongin mendengar isak kecil yang berasal dari Kyungsoo. Sungguh tubuhnya lemas saat ini. Sebegitu sakit kah? Sungguh Jongin menyesal atas apa yang telah ia lakukan pada kekasih mungilnya itu. Jongin meremas kuat tangan Kyungsoo. Berusaha menghantarkan kekuatan.

"Aku.." Suara Jongin tenggelam oleh suara pintu ruangan yang terbuka paksa

"Jauhi dia bajingan!" suara baritone terdengar menggema di ruangan itu. Kyungsoo secara sontak mengalihkan pandangannya dari tangannya yang di remas kuat oleh Jongin.

"Oppa.." Kyungsoo bergumam pelan

"Kemarilah Soo.." Lelaki itu menarik paksa tangan Kyungsoo dan menjauhkannya dari jangkauan Jongin. Jongin hanya dapat mengeram tertahan.

"Sekali lagi kau mendekatinya, maka mati lah kau bajingan!"

.

.

.

.

TBC/DELET

Ohh.. annyeong! ^^ saya kembali dengan sebuah ff absurd baru. Maaf apabila masih bayak kekurangannya..^^ seperti biasa, ff ini saya buat untuk di nikmati oleh para readers, tapi kalo ff ini gak menarik perhatian readers, maka yah.. terpaksa harus di berhentikan T^T

Jadi intinya, ff ini lanjut apa enggak yah tergantung respon readers semua ^^

Ohh iya aku mau minta maaf juga apa bila kedua ff aku yang NC belum aku lanjutin. Selain karena factor kesehatan yang kurang memungkinkan, juga karena Aku masih terlalu pusing kalo harus menjabarkan gimana kegiatan NC mereka. Tapi nanti di lanjut kok..^^ mohon sabar menunggu

Di nanti responnya sekalian.. terimakasih banyak *deepbow

See You Next Time~~ *loveyou #kisshug :D