Chapter 8 : Ending *0*/

.

.

Ok-ok waktunya balas repiuuuuuuuu :*

Nox Serus : Maaf ya Sasuke terlalu nista, hahahah :v Ini chap akhir, moga suka :v

Nurulita as Lita-san : Pasti nekat, orang author yang kerjain kwkwkwk.. makasih udah repiu.. nih chap akhir :v happy read

UchiHaruno Sya-chan : Hehehe, benarkah kaget kwkwkw *senangnya* Yosh ini udah lanjut dan chap akhir :v Sankyuu

Hanazono Yuri : Yosh! Ini udah lanjut!

Genie Luciana : Hohohoh maaf ya lama update *gampar* Yosh! Ini udah lanjut! And chap akhir juga~~

Unnihikari : Yosh! Ini udah lanjut, makasih ya :*

Devanichi : Hehehehehe… Makasih *hug* Nih udah lanjut~~ Happy Read!

SantiDwiMw: Hehehehe… yah~ Begitulah Karin :v makasih udah review :v

Zarachan : Yosh! Ini udah lanjut! Happy read~

Lydia-E : Makasih *tersipu* Ini udah lanjut! :v

Haru No Yoshi : Hohohoho… Makasih! Sekarang udah update, neng Jidih :v Happy Read!

Marry Ruka-chan : Yosh! Ini udah lanjut dan gak bakal di discontinue :v Hohoho! Happy Read ya :v

Kodel : Yup! Ini udah lanjut! Selamat membaca!

.

.

.

.

YURI!?
BY SASHA KAKKOI CHAN

.

.

"Hari ini! Aku akan mengumumkan, Cinderella akan menjadi calon Istriku!" seru sang pangeran.

"TAK BOLEH!" lampu dalam ruangan itu mati. Semua seketika panik, tak terlebih di atas panggung.

"Sakura! Sakura!" Sasuke berseru panik, Kegelapan itu berhenti selama 10 detik dan lampu'pun menyala.

"Sak-"

"Gheeeeeeeeeeeee!?" seluruh berseru kaget, Sasuke mematung. Dihadapan mereka..

Karin dengan pakaian ala Pangeran mencium bibir Sakura di depan semua orang yang menonton drama itu.

.

.

"Karin." Panggil Naruko pada Karin yang sedang duduk di bangku kosong di taman sekolah. Naruko menatap Karin sedih, Gadis berambut merah scarlet itu tampak kosong dan terbebani.

"Ne, Naruko." Panggil Karin.

"Ya, kenapa Karin?" jawab Naruko spontan dengan nada khawatir.

"Aku, sudah menyerah." Gumam Karin.

"A-apa!? Karin, kau tau, Kalau kita menyerah seperti ini maka Sakura akan Sasu-"

"Urusai na! Hiks.. Kita sudah Kalah Naruko. Mengertilah!" seru Karin.

"A-aku.."

"Ayo, Naruko.." Karin mengadah menatap Naruko dengan senyum lemah

"Kita lakukan rencana C."

.

.

"Sial! Aku takut sekali drama tadi gagal!" ucap Shikamaru. Temari yang sedang duduk disampingnya di ruang drama itu terkekeh.

"Namun nyatanya tidak'kan, Kaichou-sama." Ucap Temari.

"Karin berani sekali.. Aku tidak menyangka, seorang Yuri akan melakukan hal sejauh itu." Kata Shikamaru.

"Apa yang tak mungkin, jika itu semua demi orang yang di cintai. Tak apa. Untunglah, Karin menggunakan wik sebatas leher sehingga penampilannya seperti Pangeran.. Heheheh.."

"Yah terserah.. Tapi, kita harus menerima ceramah dari Anko-sensei karena hancurnya properti latar."

"Hahaha... selamat berjuang.."

..

Flashback On

"Gheeeeeeeeeeeee!?" seluruh berseru kaget, Sasuke mematung. Karin, dalam balutan ala pangeran dan rambut wig cowok berwarna merah lengkap dengan kaca mata merahnya, melepaskan ciumannya dengan Sakura. Mungkin bagi penonton, itu adalah pangeran yang baru dan drama akan di lanjutkan, namun bagi Sasuke dan seluruh kru siswa yang membuat drama, tau itu adalah Karin, cukup tau karena kacamata merah khasnya.

"Ehh, apa yang terjadi!?"

"Siapa itu!?"

"Gyaa! Berani sekali.."

"Pangeran! Apa yang akan kau lakukan!?"

"Perang! Perang! Perang!" Karin melepaskan ciumannya, menatap Sakura yang diam mematung.

"Teme!" geram Sasuke sambil mendorong Karin menjauh dan menarik Sakura ke dalam pelukannya. Karin menyeringai, lalu muncul Naruko dengan wig kuning ala pria membuat tampilannya seperti seorang lelaki *Banyangkan saja gaya Naruto* muncul di belakang Karin sambil tangan melipat di depan dada.

"Pangeran Erick! Kami dari kerajaan Yurisato! Menantang kau untuk bertarung demi sang Cinderella." Entah naskah apa yang di ucapkan Karin, sungguh diluar dugaan mereka, namun pasti, Drama ini belum selesai.

"Hah!?"

"Perang! Perang! Perang! Perang! Perang! Perang!" penonton bersorak, menantikan perang antara Karin dan Sasuke. Karin menyeringai sinis ke arah Sasuke, sedangkan Sakura sedari tadi diam, tubuhnya terasa kaku untuk di gerakan. Naruko menatap bingung Karin, entah kenapa perkataan gadis itu sungguh membingungkannya. Sasuke mendecih lalu menyeringai kecil.

"Aa. Aku terima tantangannya." Dan, seluruh penonton berseru senang, menantikan peperangan antara Karin dan Sasuke.

ooOooOoo

Shing!

Onyx Sasuke menatap sinis pada sosok Karin yang menyamar menjadi laki-laki yang terilihat kelelahan. Penonton berseru senang, saat Sasuke mengancungkan pedang mainannya kepada Karin.

"Dan! Pangeran Erick yang memenangkan pertarungan ini!" seru Kiba sebagai seorang wasit. Seluruh penonton berseru senang. Sasuke menyeringai.

"Sesuai perjanjian, Cinderella akan menjadi milikku." Seru Sasuke. Karin mendengus, lalu tertawa sinis membuat Sasuke memandangannya bingung.

"Heh? Souka.. Haha.. hahahahah!" karin tertawa keras lalu berdiri menatap Sasuke dengan pandangan menyeringai.

"Naruto!" Karin berseru. Tirai satu kembali terbuka, menampilkan sosok Sakura yang berada di atas menara. Tanpa di ikat, namun di belakangnya dijaga oleh Naruko.

"Cinderella!" Sasuke berseru.

"Ini tidak ada dalam Naskah, Karin." Sasuke menunjuk Karin. Karin menyeringai.

"Namaku bukan Karin, demo.. Fernandes." Ucap Karin. Lalu gadis bergaya lelaki itu menodongkan pedangnya.

"Kalau kau ingin Cinderella kembali, lawan aku sekali lagi." Ucap Karin.

"Dan juga, Aku!" Naruko berseru dari atas, lalu dengan seutas tali, gadis bergaya cowok itu turun lalu menodongkan pedangnya.

"Ayo! Pangeran!"

"Gogogo! Pangeran! Go!" Berbagai seruan terdengar dari penonton mendukung Sasuke. Sasuke hanya menyeringai. Dengan susah payah, lelaki itu mengangkat pedangnya.

"Ayo!"

ooOooOoo

"Pangeran!" Sakura berseru dari atas menara. Emerald itu menatap khawatir pada Sasuke yang sudah bersandar pada properti tiang. Di depannya Sasuke, Karin dan Naruko sudah mengepungnya. Kedua gadis itu juga sudah sudah kelelahan.

"Yamette! Pangeran! Menyerahlah. Demi keselamatanmu." ucap Sakura.

"Menyerahlan pangeran." Desis Karin. Tangan Sasuke mengepal.

"Tidak! Aku tidak akan menyerah! Demi Cinderellaku." Seru Sasuke. Emerald Sakura melebar. Detakan jantungnya berpacu dengan cepat.

"Dasar bodoh." Gadis itu bergumam. Sasuke dengan berlahan, berdiri, ditatapnya tajam Karin dan Naruko.

"Aku! Tidak akan menyerah!" seru Sasuke. Shappier dan Ruby itu terbelak.

"Aku akan.. Hah.. Menjemput Cinderellaku.." ucap Sasuke. Tangan kanannya meraih tali entah dari mana dan menariknya.

"Aku akan-"

'Greeekkk'

Ucapan Sasuke terputus. Semua orang langsung berpaku pada latar properti yang menjadi latar suasana Sasuke, Karin dan Naruko berperang. Onyx, Ruby dan Shappier itu terbelak menatap latar yang bersiap jatuh menimpa mereka.

"A-a-a-.. Hwuaaaaaaaa!"

Bruaaaaghhhhh

Properti kayu itu jatuh menimpa ketiga pangeran itu. Semua terkaget melihat scene yang tak di sangka itu. Beberapa penonton berdiri saking kagetnya.

"Hwuaa.. Apa yang terjadi?"

"Bagaimana itu?"

"Bagaimana keadaan mereka?"

"Apa mereka selamat?"

"Siapa yang selamat?" beberapa komentar dari pada penonton. Sakura terdiam. Diri gadis itu berdiam kaku.

"Pa-Pangeraaaaaaaaaaaaan!" Sakura tiba-tiba berseru. Matanya mulai berair.

Greekkk

Greeekk

Bruaaaggghh

Reruntuhan itu tiba-tiba berterbangan. Memunculkan sosok Uchiha Sasuke a.k.a Pangeran Erick yang berdiri menandakan bahwa dia pemenangnya. Karin dan Naruko sudah terkapar tidak berdaya.

"Hwuaaaaaaa! Pangeraaan! Pangeran berdiri!" Sakura menutup kedua mulutnya, tak percaya apa yang dia liat.

"Aku.. Akan menjemputmu.. Cinderella.." ucap Sasuke. Setetes air mata keluar dari sudut mata gadis pink itu. Dengan tertatih-tatih, lelaki itu berjalan menuju ke arah Sakura. Tangga menuju ke atas menara turun, mempersilahkan Sang pangeran untuk naik.

'Sampai kapanpun.. kau adalah pria terbodoh. Sangat bodoh. Membuatku selalu merasakan perasaaan yang aneh di sini. Sasuke no Teme.' Inner Sakura berseru. Gadis itu memikirkan ulang kejadian kejadian antara mereka, saat pertama bertemu, kejadiaan saat mati lampu, menonton bersama, Sasuke yang memeluknya. Kejadian-kejadian yang membuatnya sadar akan perasaan yang asing yang dia rasakan pada Sasuke.

"Oh Pangeran.. Kenapa kau sampai begini? Padahal hamba hanyalah seorang gadis desa biasa.." Sakura membaca dialog yang di buatnya. Sasuke sudah sampai di atas, lelaki itu menatap Sakura menatap Sakura dengan senyuman.

"Aku bersumpah demi dirimu.. Bagiku.. Kau adalah Satu-satunya. Walau kau gadis desa'pun, namun nyatanya hatiku sudah tercuri olehmu." Ucap Sasuke. Para penonton berblushing ria.

"Pangeran.." Sakura terharu.

"Cinderella.. Jadikan aku kekasihmu, akan ku buat kau menjadi permaisuri kerajaanku. Jadi, terimalah aku.." ucap Sasuke sambil mengulurkan tangan kanannya. Sakura terpaku, lalu tak lama gadis itu tersenyum. Tangan kanan pangeran itu tersambut.

"Uhm."

"Yuhhhuuuuuuuuuuuuuuu!"

"Yeyeyeeiiii!"

"Hwuaaaaaaaaa..."

.

Semua anggota drama maupun pembantu-bantu di belakang panggung, naik ke atas panggung dan memberi salam sebagai tanda terimakasih dan tanda berakhirnya drama. Semua bertepuk tangan, sungguh tak menyangka drama yang awalnya di awali lelucon aneh berakhir dengan asdfghjkl' lah. Sakura dan Sasuke saling melirik lalu tersenyum.

ooOooOoo

"Karin.. Naruko.." panggil Sakura saat gadis berambut pink itu menghampiri mereka yang berada di belakang sekolah.

"S-Sakura.." Gadis itu tersenyum.

"Arigato naa.." ucap Sakura tulus. Wajah Naruko dan Karin memerah.

"Ke-kenapa kau berterima kasih?" tanya Karin. Sakura menggeleng.

"Tanpa kalian.. drama ini mungkin tak akan semenarik tadi. Yah walaupun tadi aku sedikit terkejut." Ucap Sakura. Naruko membuang muka.

"Kami melakukan ini karena ingin membalas cowok uchiha itu." Ucap Naruko. Sakura terkekeh.

"Sakura.. kau sudah berubah ya?" kata Karin.

"Eh?"

"Kau jadi lebih banyak tersenyum. Dan sangat manis." Ucap Karin membuat Sakura memerah.

"Ehh? Tidak. Biasa saja." Ucap Sakura.

"Bye the way, dimana Uchiha itu? Biasanyakan dia ngekor padamu." Ucap Naruko.

"Sasuke katanya punya urusan dengan shikamaru."

"Yappari. Kau jatuh cinta pada Uchiha itu'kan?" kata Karin. Wajah Sakura memerah.

"A-apa?"

"Cih.. Kau benar-benar sudah jatuh cinta ya." Ucap Karin. Sakura hanya bisa menatap Karin dan Naruko yang diam tanpa melihat ke arahnya.

"Naruko.. Karin.. Gomenne." Ucap Sakura. Naruko dan Karin menatap ke arah Sakura yang menunduk.

"Buat apa kau minta maaf? Sudalah. Oh ya Sakura. Ada yang ingin kami bicarakan." Pandangan Karin menjadi serius membuat Sakura bingung.

"Bicara.. tentang apa?" Karin dan Naruko saling melirik lalu mengangguk.

"Sakura.. kami akan pindah keluar kota." Ucap Karin. Emerald Sakura terbelak.

"A-apa?"

"Kami sadar.. Sampai kapanpun, kau tidak akan bisa kami dapatkan. Uchiha itu.. Telah membuktikan kalau dia pantas untukmu." Ucap Karin. Sakura langsung menghamburkan pada pelukan Karin dan Naruko.

"A-aku.."

"Sttt.. Kami tau ini akan terjadi. Gomenne Sakura." Ucap Karin.

"De-demo.. Kenapa kalian harus keluar kota segala?" raung Sakura. Naruko tersenyum.

"Saku-kun- ah tidak. Sakura-chan. Ini adalah terbaik untukku. Untuk melupakan perasaanku padamu. Kalau aku tetap disini, aku .. ugh.. tidak akan bisa melupakanmu." Ucap Naruko. Sakura mengepal.

"Baiklah.. Asal kalian mengabulkan satu permintaanku.." ucap Sakura kalem.

"Hee? Nani?"

ooOooOoo

'bugh!'

"Sasuke!" sebuah pukulan keras mengenai bahunya.

"Akh! Itt- Karin! Naruko!" desis Sasuke. Di hadapannya, muncul Naruko dan Karin yang menatap Sasuke datar.

"Kenapa kalian kesini?" tanya Sasuke datar.

"Cih. Kalau bukan Sakura, aku tidak mau menemuimu." Desis Karin.

"Baiklah.. Asal kalian mengabulkan satu permintaanku.." ucap Sakura.

"Hee? Nani?"

"umh.. Aku ingin kalian berbaikan dulu dengan Sasuke. Aku tidak mau kalian pergi dengan keadaan dendam pada Sasuke." Kata Sakura.

"Apaa!? Aku tidak mau." Tolak Naruko. Sakura menjadi murung.

"Ugh.. B-baiklah.."

Karin menggeram, kalau bukan Sakura mana mau dia menemui Sasuke dan meminta maaf.

"Ugh. Gomennasai." Ucap Karin datar. Naruto mengangguk.

"Ohh... Uh,, Ya. Daijobu yo. Watashi mo.. Gomennasai.." balas Sasuke.

"Ugh.. T-tapi.. bukan berarti kami mau berteman denganmu ya. Ingat itu Uchiha. Ayo pergi, Karin." Ucap Naruko, menarik Karin menjauh dari Sasuke. Sasuke mendecih.

"Wakatteru yo." balas Sasuke.

"Ah.." Karin menghentikan langkahnya, lalu menatap Sasuke. Karin tersenyum tipis.

" Uchiha.. Sasuke. Tolong jaga Sakura untuk kami." Kata Karin lalu segera berbalik menyusul Naruko.

"Cih.. Tanpa kau suruh pun, aku akan melakukannya!" seru Sasuke. Karin dan Naruko tersenyum mendengar ucapan Sasuke.

ooOooOoo

"Tadaima." Ucap Sakura dan Sasuke saat memasuki rumah kediaman keluarga Haruno. Hening. Sasuke segera berjalan mendahului Sakura, menuju kamarnya. Sakura yang melihat sikap Sasuke hanya menghela nafas. Tangan kanan Sakura terangkat untuk menarik ujung jeket yang dipakai pemuda Uchiha itu. Sasuke berhenti, dan memandang bingung ke arah Sakura.

"Sakura.. Doishita no?" Sakura menunduk. Sekilas Sasuke bisa melihat pipi gadis itu memerah.

"E-eto.. Ap-apakah kau baik-baik saja?" tanya Sakura. Sasuke mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Umh.. ya. Aku baik-baik saja. Kenapa? Dan juga.. kalau berbicara angkat kepalamu, tahu." Sakura mengembungkan pipinya mendengar perkataan Sasuke. Wajahnya terangkat dan memandang Sasuke.

"Ugh.. iya-iya. Aku bertanya.. soalnya tadi kau tertimpa properti latar itu'kan?" Sasuke hanya mendengus, lalu tersenyum.

"Yah, aku tidak apa-apa. Tapi, lenganku terasa sakit saat bertahan untuk berdiri." Ucap Sasuke mengeluh.

"S-souka!?" tanya Sakura khawatir. Eh-khawatir?

"Umh." Angguk Sasuke.

"Jadi.. Tolong. Pijat ya? Ya.. ya.. yaa...!?" mohon Sasuke. Wajah Sakura memerah.

"A-aku tidak ma—mau. Pijat saja sendiri." Ucap Sakura membuang muka.

"Ugh... Kau itu ya! Uhh, padahal aku tadi melakukannya demi dirimu. Yah sudah." Sasuke kembali berjalan menjauhi Sakura, namun lagi-lagi ditahan oleh tangan gadis itu yang mencengkram lengan kirinya. Sasuke memandang Sakura datar.

"B-baiklah.. Asalkan, kau yang membuat makan malam hari ini." Ucap Sakura meminta penawaran. Sasuke tertawa.

"Hahaha.. Baiklah. Yosh! Ayo ke ruang nonton." Seru Sasuke setelah mengusap kepala Sakura. Wajah Sakura memerah.

'Ughh.. Laki-laki itu..'

ooOooOoo

"Akh.. Arghhh!" geram seorang lelaki menggema dalam ruangan itu.

"Ugh.. Apa betul sesakit itu?" tanya seorang gadis berambut pink itu pada pemuda yang duduk di hadapannya.

"I-ini sakit sekali, Sakura." Ucap lelaki itu pada gadis bernama Sakura itu.

"Hehehe.. Gomennasai, Sasuke." Ucap Sakura. Sasuke mendengus.

"Yup, sudah selesai." Kata Sakura. Gadis itu menatap Sasuke yang sedang memakai bajunya kembali.

"Sasuke.. Kenapa? Kau serius mendalami karakter pangeran, dan juga tidak menyerah saat melawan Karin dan Naruko tadi. Padahal adegan itu tidak ada dalam script, jadi tak apa-apa."

"Apanya yang tidak apa-apa!? Pasti para penonton akan merasa kecewa. Terlebih, kalau aku kalah.. maka.. Kau.. Karin dan Naruko.." gumam Sasuke. Sakura terpaku.

"Jadi..? karena.."

"Aku merasa.. Jika aku kalah.. maka.. Karin dan Naruko pasti tidak akan mengakuiku.. Sakura.. Ore.." Sasuke memandang Sakura serius.

"A-a.. N-nani yo?" gumam Sakura. Sasuke mendekat, menyudutkan Sakura di antara dirinya dan sudut sofa.

"S-sasuke... Kau terlalu.. d-dekat.. Menj-" Tangan Sakura terangkat untuk menahan tubuh Sasuke lebih mendekatinya. Sasuke tidak peduli, dan mendekatkan wajahnya pada Sakura.

"Ore wa.. Hontouni.. anata no.. Daisuki dayo.." ucap Sasuke. Wajah Sakura memerah, gadis itu lalu menunduk, lalu menatap Sasuke.

"Wa-Watashi.. mo.. D-daisuki." Sasuke terdiam, lalu senyumnya melebar.

"Hah.. Hahahahah.." Sasuke tertawa. Sakura menatap Sasuke bingung.

"K-kenapa kau tertawa?" tanya Sakura.

"Hahahah.. G-gomen.. Heheh.. Aku senang, Sakura.." ucap Sasuke. Sakura mendengus. Tatapan Sasuke melembut, lelaki itu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Sakura. Sakura terbelak, namun menutup matanya dan membalas kecupan dari lelaki itu. Saling mengulum, mengisap, dan entah siapa yang memulai, kecupan itu menjadi lebih ganas.

"Ah- uhh.. Sa-sasukee..." keluh Sakura, kedua tangannya mencoba mendorong Sasuke, namun tetap, entah kenapa tenaganya hilang kemana sehingga tidak mampu mendorong Sasuke. Sasuke malah semakin mendekat, mendekap tubuh gadis itu. Semakin mencoba lebih mencumbu, lalu semakin-

"Taaaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Spadaaaaaaaaaaaaaaaaa! Sasuke! Sakuraa! Ehh-!?" Sasuke dan Sakura segera melepaskan diri dan menatap kaget pada sosok kelima orang di hadapan mereka yang menatap mereka kaget.

"Hwuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!"

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!?"

.

.

OWARI!

.

.

OMAKE

Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura meneguk ludah susah payah.

"Jadi.. bisa jelaskan pada kami apa yang terjadi?" Kelima pasang mata itu menatap mereka tajam.

"Sasuke." Uchiha Mikoto memanggil anak bungsunya dengan nada datar yang membuat bulu kuduk Sasuke berdiri.

"Sakuraa." Haruno Mebuki juga memanggil anak gadisnya.

"A-a- itu.. Okaa-san.." gumam Sakura.

"Aku mencintai Sakura! Otou-san, Okaa-san, Aniki, Paman, Bibi." Ucap Sasuke. Semua orang di ruangan itu terkaget mendengar ucapan Sasuke.

"Sakura dan Aku saling mencintai." Lanjut Sasuke. Mikoto dan Mebuki mengepal.

"Kalian!" Sasuke dan Sakura menutup mata, bersiap untuk kemarahan orang tua mereka.

"Yatttaaaaa! Akhirnya! Kita bisa jadi Besan!" Mikoto dan Mebuki bersorak kegirangan. Sasuke dan Sakura menatap mereka sweatdrop. Mereka menatap ke arah ayah mereka yang saling highfive, dan Itachi yang sedang mangut-mangut bahagia.

"K-kalian.. T-tidak marah?" tanya Sakura.

"Buat apa marah. Hehehe.. Kalian pasti bertanya kenapa kalian ditinggal berdua'kan? Itu adalah salah satu taktik untuk mendekatkan kalian satu sama lain. Hahaha.. Ternyata kalian sudah 'lebih' yang dari kami pikirkan ya.. Hahahaha.." ucap Mebuki.

"T-tidak ini.. Yang kalian liat tadi itu.. Ah, itu.." Ucap Sakura tak karuan. Sasuke menggenggam tangannya.

"Hehehehe.. Yappari aku benar. Tak apa! Yosh! Aku tidak sabar mengawin- ah Menikahimu!" seru Sasuke.

"Dasar Baka! Kita masih kecil!"

'Buaghhh!'

Hwuaaaaaaaa!

Akhirnya tamat jugaa!

Yuhhhuuuu, gomenne. Author sarap ini baru publish sekarang hehehehe..

Chap akhir ternyata lebih susah mikirinnya.

Dan gomen, kalau tidak sesuai harapan.

Author sudah stress setengah mati harus ngenyelesai'in nih Fic dan juga Fic spesial Event BanjirTomatCeri *Geehee

Maaaf! Yaa!?

Sasha mungkin bakal buat sekuel ini Fic! Doain yaaa! *cium satu-satu*

Lopheee Youuuhh Minna~

Maaf kalau kecewa ama chap ini, tapi tenang Sasha bakal buat sekuel *kagak janji

Kalau ada yang mau kasih saran maunya gimana, bisa bilang di kotak Review :*

Yosh!

Sampai jumpa di Fic Sasha yang lain! *HugAndKissForYouMinna*

S.K.C 0o0/