Update diusahakan dilakukan setiap 1 minggu sekali jika memungkinkan. Inspirasi datang saat membaca sebuah novel dan dari membaca beberapa fanfiksi yang lain.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. this is just a Fanfiction for all fujodanshi fans.

Rating : T (for now)

Genres : Romance, Drama, Humor, School-Life

Warning : Original character, bad words, misstypo..

Pairing :SasuNaru

Achikochi

.

.

.

"Nii-san!" Seorang gadis berkulit putih –nyaris pucat- menarik selimut tebal yang menutupi tubuh seorang pria berkulit sama pucat dengannya. Surai hitam kebiruannya menutupi separuh wajahnya. "Oi baka nii-san, bangun ! Kalau kau tak bangun akan kubakar semua persediaan rokokmu !" ancamnya.

"Berisik !" lelaki dengan potongan rambut model pantat ayam tersebut bangun dan duduk dikasurnya. Menguap sekilas lalu menatap wanita itu dengan tatapan membunuhnya. "Berani kau bakar, ku bakar kau hidup-hidup. Dasar jalang!" hinanya dan berjalan menuju kamar mandi.

Seolah terbiasa, wanita itu mengerdikan bahunya. "Oh ya? Wah...aku tak sabar menunggunya. Berengsek kau idiot !" gadis tadi berteriak sambil berlalu keluar. "Sudah baik aku mau membangunkanmu !"

'Cih, ingatkan aku untuk merobek mulut gadis itu !' Didalam kamar mandi, Sasuke –lelaki tadi– mendecih muak. Setiap pagi selalu sama, suram. Salahkan saja wanita yang menjabat menjadi adik angkatnya itu yang selalu membuat moodnya buruk. Selalu buruk setiap pagi. Cih, Gadis sialan !

.

.

.

"Hari ini kau makan diluar saja, aku ada tugas untuk eksperimenku, jadi pulang malam." Miume –gadis itu- memasukkan sebuah sandwitch kedalam kotak bekalnya. Melirik datar kearah Sasuke.

"Kau kira aku peduli? Sudah, keluar saja dari rumah ini." Sasuke mendecih tidak peduli. Menyeruput kopi hitam tanpa gulanya.

"Aku akan Keluar kalau aku bisa, brengsek! Kau jangan membuat moodku buruk." Miume berjalan pergi setelah sebelumnya memasang sepatunya. Sasuke mendengus tak peduli.

'Kau kira siapa yang merusak mood siapa?'

.

.

Miume keluar dari apartemennya dan kakak angkatnya itu. Sedikit mengernyit ketika melihat seorang lelaki bersurai pirang keluar dari kamar disebelah apartemennya. Tetangga baru ya? Mungkin, tapi apa pedulinya..

Baru hendak melangkah, sebuah suara ceria mengintrupsinya. "Ah, Ohayou ! Aku tetangga barumu. Namaku Uzumaki Naruto, salam kenal." Lelaki pirang memulai pembicaraan dengan senyum lima jarinya. Miume hanya diam. Lelaki bersurai pirang itu mengambil kunci apartemennya setelah merasakan bahwa gadis didepannya tak akan membalas sapaannya, kembali tersenyum. "Ah, aku pergi dulu. Sampai jumpa nona." Berlalu pergi.

Miume sempat tertegun, namun kembali tersadar. Ada apa dengan orang itu?

Mencoba tak memperdulikan, ia berjalan cepat menuju lift. Tersdar bahwa ia sudah sangat terlambat.

"Jadi untuk selanjutnya saya–"

–TOK TOK !

Sasuke berhenti bicara, menatap kearah pintu kelas yang perlahan terbuka. Matanya menatap tajam kearah sosok yang berdiri didepan pintu.

"Maaf sensei, saya terlambat. Saya ketinggalan bus." Orang yang ternyata Miume itu sedikit menunduk.

"Kau kira kelas ini mulai jam berapa? Kalau kau tau akan ketinggalan bus, kenapa tak berangkat lebih pagi?" serunya datar, sangat datar.

'kau kira salah siapa aku ketinggalan bus? Dasar pria brengsek. Kau sih enak pergi menggunakan mobil, sedangkan aku sibuk mengejar bus.' Batin Miume kesal. "Gomennasai sensei, saya tidak akan mengulanginya." Menunduk dengan amat sangat tidak ikhlas.

"Duduk ditempatmu." Miume langsung saja mengambil tempat duduknya. Entah untuk yang keberapa kalinya ia kembali mengumpat. Didalam hati tentunya.

.

.

.

Gadis bersurai pirang memasukkan selembar uang kedalam sebuah mesin minuman. Beberapa siswa-siswi berlalu-lalang dibelakangnya, sesekali ia mendengar ada yang membicarakan kakak angkatnya yang terkenal sebagai guru paling dingin disekolah. Guru pecinta kesempurnaan dan yaaa... 'tampan'.

Cih! Lalu apa pedulinya? Lelaki brengsek itu memang bersifat buruk, walau harus ia akui bahwa kakak angkatnya itu 'sedikit' tampan. Yah…. Hanya 'sedikit' . Batinnya tak mau mengakui.

"Terlalu banyak minum minuman bersoda tidak baik untukmu nona."

Miume melotot, hampir saja ia kembali memuntahkan minuman yang baru ia teguk. Siapa orang sial yang mengejutkannya?

Menoleh dan mendapati seorang pemuda berambut pirang disebelahnya yang sedang nyengir tanpa alasan. Menopang sebelah tangan pada mesin minuman.

"Apa maumu?" terdengar kasar. Menatap tak suka. Jadi lelaki ini juga sekolah disini? Kenapa tak pernah kelihatan?
Atau memang ia yang tak pernah mau perduli dengan lingkungan disekitarnya.

Hhhaaaaahh….
Bertambah lagi orang aneh disekitarnya. Sudahlah cukup dengan lelaki pecinta pakaian ketat dengan potongan rambut berupa batok kelapa itu, lalu ini lagi?

"Kenapa nadamu sinis begitu? Aku hanya ingin menyapa tetangga baruku. Dan lagi, tadi kita belum berkenalan dengan resmi. hehehe…..." Naruto tersenyum. Entah kenapa wajahnya terlihat selalu bahagia.

"NAAAAA….RRRUUUUU….TTOOOO…!"

Sebuah teriakan menggelegar dikoridor sekolah itu. Seorang wanita berambut pink bermata emerlad datang dengan wajah kusut. Kaget. Naruto mengambil ancang-ancang.

"Ada apa Saku– "

"–Apanya yang ada apa!? Kau bilang akan menemaniku ketempat Uchiha sensei, tapi kau malah pergi entah kemana. Aho ! Cepat temani aku !" tanpa aba-aba, Sakura langsung menarik tangan Naruto pergi.

"Chotto matte ttebayo Sakura-chan, kenapa juga aku harus ikut menemanimu menemui Uchiha sensei?" tolak Naruto ragu.

"Kau berjaga diluar, siapa tau nanti gadis pirang penggoda itu datang. Kau harus menahannya!"

"H-hah?"

"Sudah, jangan banyak bicara. Ayo !" kembali menarik lengan Naruto pergi dengan tergesa-gesa.

Kedua orang itu sudah pergi menjauh. Miume menghela napas berat, memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Apa-apaan?

"Dari buku yang pernah kubaca, jika seorang wanita bertingkah aneh untuk seorang lelaki, maka sudah dipastikan wanita itu sedang jatuh cinta." Seorang lelaki dengan wajah sangat datar –namun manis- dan berkulit lebih pucat dari Miume, tiba-tiba sudah berada disampingnya.

Miume menoleh. "Astaga Sai, hentikan membaca buku konyol yang tidak bermanfaat itu." Sai sedikit tersenyum mendengarnya. Miume mencemeeh. "Hoooo… akhirnya kau bisa juga tersenyum. Aku kira wajah datarmu itu sudah permanen."

"Berhenti berkata kasar Miume,seorang gadis yang mempunyai ucapan kasar pasti akan dicap sebagai gadis tidak baik."

"Dia memang sudah dicap tidak baik!"

Shikamaru dan Kiba datang, Kiba memasukkan selembar uang ke mesin minuman dan mengambil minumannya. Ia tak begitu peduli dengan Miume.
Wanita berambut raven kembali mendengus. Salahkan saja Sasuke. Karena sejak kecil ia tinggal dengan orang yang buruk. Wajar kan kalau sekarang ia meniru orang itu?
Shikamaru menghela nafas pelan, Kiba kembali mendengus tidak peduli. Ia memang dari awal tidak menyukai wanita itu. Tapi Miume tetap tak mau ambil pusing. Biarkan saja.

"Dari tadi Karin mencarimu, dia kelihatan kesal." Shikamaru merangkul Kiba. Mengambil minuman lelaki disampingnya yang tentu saja mendapat protes dari sang empunya.

"Dimana dia sekarang?"

"Di kelas." Mengajak Kiba pergi dari sana sambil menguap. " Kami pergi dulu, kami hanya ingin mengatakan ini. Hhheh... mendokusei."

Sang gadis mengerucutkan bibirnya. Menarik tangan Sai pergi. "Ayo Sai!" Sai menurut dan berjalan mengikuti Miume.

"Ayolah sensei~ bukankah hari ini kau sedang tidak sibuk? Sesekali kau juga butuh refreshing.." Sakura tersenyum manis pada guru didepannya. Tadi ia memaksa masuk keruangan pribadi gurunya dengan alasan ingin mengantar tugasnya, dan berakhir dengan acara bujuk-membujuk.

Sakura mencoba merayu sang guru agar mau pergi keluar bersamanya. Sang guru yang terkenal sebagai 'guru idaman semua gadis' di sekolahnya. Namun bagaimanapun ia mencoba, jawabannya tetap sama.

"Tidak! Aku sedang banyak urusan yang lebih penting daripada harus pergi dengan bocah sepertimu." Sasuke mengambil sebatang rokok dan membakar benda panjang itu dengan korek apinya. "Kalau tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan, silahkan keluar. Aku sibuk!"

"Apanya yang sibuk sensei? Tidakkah kau ingin pergi keluar? Kau selalu sibuk dengan tumpukan kertas-kertas ini. " Sakura tetap tak mau menyerah, memasang tampang memelas. Berniat menarik tangan sang guru, namun ia urungkan niat itu.

"Kalau kubilang tidak, ya tidak nona Haruno! Apa kau mengerti ucapanku?!" melihat isi bungkusan rokok ditangannya yang sudah kosong, mengeram kesal dan menatap Sakura dengan tatapan mematikan andalannya. "Cih!" Sasuke berjalan keluar meninggalkan sakura yang terkejut karena dibentak.

Diluar, Naruto sedang sibuk menahan Ino –gadis yang tadi disebut oleh Sakura- yang hendak masuk kedalam.

"Minggir Naruto ! Aku ingin masuk, jangan menghalangi jalanku!" bentaknya dan mencoba menerobos masuk.

"Tidak bisa Ino-san, Uchiha sensei sedang tidak bisa diganggu sekarang ini."

Siku empat muncul didahi Ino. "Pasti didalam ada wanita genit itu bukan? Ah, sudah kuduga dia mencuri start." Mendorong Naruto untuk menyingkir. "Minggir kau Naruto, aku mau masuk!"

"Tidak bisa Ino-san, aku bila–"

BUGH

Saat hendak berbalik menghadap pintu, Naruto langsung menabrak Sasuke yang hendak keluar. Keningnya bersentuhan dengan bibir Sasuke. Untung saja kedua wanita itu tidak menyadari karena kejadian itu berlangsung sangat cepat. Naruto memegang keningnya dengan wajah memerah. Sasuke tak bergemingt, tetapi aura yang ia keluarkan terasa sangat mencekam.

"Uchiha sensei ! " mata Ino tampak penuh dengan bintang-bintang ketika melihat Sasuke yang menatap tajam kearah Naruto. Naruto menoleh dengan wajah memerah. 'barusan itu bibir Uchiha sensei bukan?' batinnya

Tanpa memperdulikan orang-orang didepannya, Sasuke melangkah pergi dengan angkuhnya seolah tak pernah terjadi apa-apa. Ino dan Sakura mengikutinya. Kedua wanita itu tampak sibuk tarik menarik rambut dan saling dorong mendorong dibelakang Sasuke, meninggalkan Naruto yang cengo.

Naruto menatap ketiga orang yang sudah menjauh tersebut dengan cengo. "Jadi itu Uchiha sensei? Muda sekali. " batinnya. Sekilas terlihat kekaguman diwajahnya. Guru yang tampan.

TBC

Cuap cuap..

Halloo… Saya Kuro, setelah sekian lama ingin membuat cerita, akhirnya bisa juga.. hehehe..
Ini sih fandom kedua yang saya tulis. Yang pertama adalah Sebaciel, namun karena akun lama saya tidak bisa terbuka, saya pindah kesini..

Nah untuk yang pertama ini baru perkenalan yaaa….
Rating akan naik seiring jalannya cerita..
Dan lagi maaf untuk banyaknya typo yang ada dichapter ini, saya gak baca ulang dan ngetiknya diwarnet T.T)

Sooo.. Please Review…