Because I Love You

.

.

.

.

NoonaRyeo

.

Warning : Hanya cerita abal dengan ide yang mungkin sangat pasaran. EYD tidak beraturan dengan typo yang sanggup bikin pusing kepala.

Tulisan yang saiia buat,masih sangat jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran,sangat diharapkan.

GS for this story. Yang tidak suka GS dimohon untuk tidak memaksa untuk membaca.

.

.

Saiia hanya meminjam nama para Cast disini. Hanya CERITA ini yang Murni PUNYA SAIIA.

.

.

"No Plagiat... No Flame... No Copy Paste."

and,Don't Bashing the Chara.

.

.

Selalu terapkan prinsip " DON'T LIKE DON'T READ ." Okeeehh.

.

.

Enjoy~

.

.

'Umma tidak mau tahu! Kau harus pulang sekarang. Kalau tidak,Umma mau mati saja!'

"Ya! Apa yang Umma bicarakan? Haish~ Arra... arra,aku pulang! Umma bisa tertawa sekarang!" sahut Yunho kesal.

'Kau memang anak Umma yang paling pengertian.'

"Memang siapa lagi anak Umma selain aku,eh?"

Terdengar suara tawa dari seberang. Yunho tersenyum tipis mendengarnya. Well, terpaksa ia harus membatalkan janjinya lagi sekarang karena ibunya yang kembali bertingkah. Bukan rahasia lagi jika Mrs. Jung sangat tidak menyukai Go Sung Hee-mantan kekasihnya-yang sekarang kembali dekat dengannya. Itu kenapa ibunya selalu saja mencoba menggagalkan pertemuannya dengan wanita itu. Dari mulai ibunya yang beralasan mendadak sakit, sampai mengancam akan bunuh diri jika dirinya tetap menemui wanita itu pun sering sekali ia dengar. Sekalipun Yunho tahu itu hanya sebuah alasan belaka,tapi Yunho tahu dia tidak bisa mengabaikan ucapan ibunya. Dia sangat menyayangi wanita paruh baya itu.

Omelan panjang yang terdengar dari Sung Hee langsung menyambangi telinganya saat ia mengatakan jika dia tidak bisa menemui wanita itu sekarang. Yunho hanya diam mendengarkan,karena dia tahu dia salah. Biar bagaimana,dia lah yang lebih dulu membuat janji,tapi dia juga yang mengingkarinya.

Tepat ketika mobilnya hendak berbelok, seseorang tiba-tiba saja berlari-hendak menyebrang-didepan mobilnya. Yunho terlonjak kaget. Dia tibak bisa lagi menguwasai laju mobilnya. Yunho hendak membanting setir,ketika ia tahu ia sudah terlambat. Tubuh seseorang itu terpental beberapa meter. Tubuhnya yang terdorong kedepan,menegang kaku. Yunho menahan napasnya untuk beberapa saat. Sampai ia sadar ketika beberapa orang mulai mengerumuni tubuh orang itu.

"Shit!"

Yunho membanting pintu mobilnya. Dia berlari cepat menuju kerumunan itu. Beberapa orang langsung menyalahkannya. Membuatnya panik juga kesal. Darah mengalir deras dari kepala orang itu. Yunho langsung mengambil ponselnya ketika mendengar seseorang menyuruhnya untuk segera menghubungi ambulance.

"Tuhan,aku mohon~" Yunho berujar lirih sembari terus menatap takut seseorang yang tergeletak itu. Dia tidak berani menyentuh tubuh itu. Takut-takut jika apa yang ia lakukan akan salah.

Ambulance tiba tak lama setelah Yunho menghubunginya. Yunho hanya melihat ketika beberapa perawat langsung mengangkat tubuh naas itu.

"Kim... Jaejoong?" Yunho berbisik lirih saat mengenali wajah yang berlumuran darah itu. Tubuhnya terus membeku melihat para perawat itu mulai memasukan tubuh tak berdaya Jaejoong ke dalam mobil ambulance.

Yunho bahkan tidak tahu saat sosok itu membuka sedikit matanya. Menatap samar kearahnya. Hanya untuk mengenali jika Yunho lah yang berdiri disana. Sepasang kelopak mata itu kembali terpejam ketika rasa sakit yang teramat hebat mengambil alih kesadarannya.

.

..::.. YunJae ..::..

.

Yunho membuka pintu ruangan seorang Dokter yang tadi menangani Jaejoong. Dia berjalan gontai menuju ruang tunggu didepan ruang rawat perempuan itu. Yunho tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Jaejoong memang sudah melewati masa kritisnya,tapi kemungkinan jika Jaejoong akan hilang ingatan karena luka dikepalanya,membuatnya tidak tahu harus berbuat apa.

Yunho mengusap kasar wajah tampannya. Menutupi setengah wajahnya dengan tangan sembari memandang kosong lantai putih dibawahnya.

"Shit!"

Umpatan yang entah keberapa kalinya yang Yunho ucapkan,kembali terdengar. Laki-laki tampan itu membanting punggunya kesandaran kursi yang berderet disisi dinding.

Kim Jaejoong

Yunho tentu tahu siapa Jaejoong. Gadis ceroboh yang selalu mengganggunya di kampus. Hanya gadis manja yang selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Jaejoong menyukainya,itu yang dia dengar dari teman-temannya. Dan yah,Yunho cukup terganggu akan kehadiran Jaejoong yang selalu menempel padanya. Bahkan perpisahannya dengan Go Sung Hee dulu,pun karena meributkan tentang Jaejoong yang selalu menempelinya.

Suara derap langkah kaki terdengar ditengah lorong. Yunho mendongak karena merasa terganggu. Kepalanya yang pusing mendadak sakit karena suara-suara bising disekitarnya. Tapi senyum leganya terpoles saat manik musangnya mendapati teman-temannya,disana. Melangkah menuju kearahnya.

"Kalian datang..."

"Apa yang terjadi,eoh?" tanya Park Yoochun. Pria dengan potongan rambut sedikit panjang itu berdiri didepan Yunho yang terduduk. Dia khawatir saat Yunho menyuruhnya ke rumah sakit.

"Aku menabrak seseorang." jelasnya lirih.

"Mwoya?!"

Bukan hanya Yoochun yang berteriak. Bahkan Kim Junsu-kekasih Yoochun-dan Shim Changmin pun ikut berteriak. Ketiganya menatap Yunho dengan pandangan menuntut jelas. Tentu saja mereka kaget. Saat Yunho menghubungi mereka,lelaki tampan itu hanya menyuruh mereka untuk datang ke rumah sakit,tidak mengatakan apapun lagi.

"Dan orang itu... dia,Kim Jaejoong." lanjut Yunho tak kakah lirih.

"Apa?!"

Teriakan yang lebih kencang kembali terdengar.

"Lalu bagaimana keadaannya?" tanya Yoochun langsung. Dia kaget tentu saja. Yoochun tidak menyangka jika Yunho baru saja menabrak seseorang,terlebih,orang itu adalah Jaejoong,Kim Jaejoong.

"Dokter bilang,kemungkinan dia akan kehilangan ingatan mengingat luka dikepalanya cukup parah."

Yunho menghela napas berat. Dia bingung. Haruskah ia memberi tahu keluarganya dan keluarga Jaejoong? Tapi kemudian,Yunho tersentak. Dia bahkan tidak tahu tentang keluarga Jaejoong. Jangankan keluarga perempuan itu. Bagaimana Jaejoong saja,dia tidak tahu.

.

..::.. YunJae ..::..

.

Yunho melangkah menuju ruang rawat yang selama seminggu ini mendadak seperti menjadi rumah keduanya. Sudah satu minggu,tapi Jaejoong tak kunjung membuka matanya. Sedikitnya,Yunho mulai khawatir jika keluarga Jaejoong akan mencari gadis itu.

"Oh!"

Yunho berseru kaget saat melihat Jaejoong sudah sadar. Perempuan itu bahkan tengah duduk diatas ranjangnya. Menatapnya intens dengan kening berkerut. Mungkin merasa bingung akan kehadirannya.

"Kau sudah sadar?" Yunho tersenyum lega. Dia melangkah masuk dengan kantong kertas ditangan kirinya.

Jaejoong tidak menjawab. Dia hanya terus menatap bingung pada Yunho. Merasa asing dengan lelaki tampan itu.

"Oh. Aku akan memanggil Dokter dulu." ucap Yunho lagi. Dan langsung memutar tubuhnya untuk keluar. Meninggalkan Jaejoong yang terdiam.

.

.

.

"Dia tidak apa-apa. Dia memang sudah sadar sejak pagi tadi. Dan sekarang kondisinya cukup baik." jelas Dokter dengan marga Lee itu.

Yunho mengangguk. Merasa lega mendengar kabar baik tentang kondisi jaejoong. Kemudian,pria tampan itu menatap Jaejoong yang tengah memandang Dokter Lee dalam diam. Yunho menaikan sebelah alisnya.

"Kurasa itu saja yang bisa saya jelaskan sekarang. Saya harus pergi."

"Dokter," sela Yunho cepat. Menyusul Dokter Lee yang sudah akan keluar dari ruang rawat Jaejoong. Dia menatap wajah pria paruh baya itu ragu, "ingatannya... bagaimana dengan ingatannya?"

Dokter Lee hanya tersenyum tipis. Dia menepuk pelan bahu Yunho. "Maaf membuatmu menyesal. Tapi ya,dia kehilangan ingatannya."

Yunho diam. Menatap kosong wajah Dokter Lee yang masih tersenyum menatapnya. "Jangan terlalu khawatir. Ini hanya bersifat sementara."

Yunho mengangguk ragu. Dia kembali memasuki ruang rawat Jaejoong setelah Dokter Lee meninggalkannya. Tangannya menarik pelan kursi kayu dan meletakannya disamping ranjang Jaejoong. Membuat kening perempuan cantik itu berkerut.

"Maaf sudah membuatmu seperti ini." Yunho berbisik lirih. Memandang sendu perban yang melilit kepala Jaejoong.

Jaejoong memiringkan kepalanya. Matanya mengerjap pelan. "Kau... kau siapa?"

Yunho tersenyum lirih. Dia memandang wajah ayu Jaejoong. Dia tidak menyangka jika wajah Jaejoong sangat cantik jika dilihat dari jarak sedekat ini.

"Aku Yunho... Jung Yunho."

"Yunho?"

"Ya. Kita teman satu kampus." sahut Yunho lagi. Jaejoong mengangguk mengerti. Dia hanya terus menatap wajah Yunho dalam diam.

Yunho tidal tahu kenapa mendadak jantungnya berdetak begitu cepat hanya karena melihat tatapan mata Jaejoong. Doe eyes kembar itu seperti ingin menyedotnya. Menenggelamkannya kedalam tatapan lembut itu. Yunho tertawa pelan. Membuahkan kerutan samar dikening Jaejoong.

"Kenapa tertawa?"

Yunho menggeleng, "Aniyo."

.

..::.. YunJae ..::..

.

Jaejoong memandang bangunan mewah didepan matanya. Atensinya beralih pada Yunho ketika sosok itu kini berdiri disampingnya. Empat hari setelah dirinya sadar,banyak hal yang ia dengar dari Yunho. Mulai dari mereka yang kuliah disatu kampus,hingga tentang dirinya yang katanya begitu digilai para pria dikampusnya. Jaejoong hanya tertawa mendengar itu.

Dan sekarang, Yunho membawanya ke rumah laki-laki itu. Yunho memang sudah mengatakannya kalau dirinya akan tinggal bersama Yunho. Ketika ia menanyakan tentang keberadaan orang tuanya,Yunho hanya menjawab jika orang tuanya sedang berada di luar negeri sebelum kecelakaan itu terjadi. Dan menitipkan dirinya di keluarga Jung.

Sebenarnya,Yunho bisa saja mengabaikan Jaejoong. Terlebih,selama ini dirinya selalu merasa risih jika Jaejoong dekat-dekat dengannya. Tapi Yunho sadar jika ia tidak bisa melakukan hal itu pada Jaejoong. Tidak ketika ia sudah membuat Jaejoong kehilangan ingatannya.

Yunho menghela napas sekali. Dia tahu jika apa yang dilakukannya,salah. Tapi dia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Yunho hanya berharap jika ibu dan ayahnya tidak bertanya hal yang macam-macam.

"Jja." Yunho menggandeng lengan Jaejoong. Menuntunnya menuju pintu rumahnya.

"Umma... Aku pulang."

Jaejoong hanya melirik Yunho sebentar mendengar suara kerasnya yang berucap salam.

"Selamat kembali ke rumah~"

Sebuah suara membuat atensi Jaejoong beralih. Dan dia melihat seorang wanita paruh baya melangkah kearah mereka. Jaejoong membungkuk kaku.

Yunho melangkah menuju ibunya. Berdiri disamping sang ibu yang terdiam bingung mendapati keberadaan Jaejoong.

"Nuguseoyo?" tanyanya lembut pada Jaejoong. Membuat gadis cantik itu mengerut bingung mendengarnya. Bukankah Yunho bilang jika ia tinggal disini sebelumnya? Lalu kenapa wanita paruh baya itu masih bertanya siapa dirinya?

Yunho yang menyadari kebingungan Jaejoong,dengan segera menarik ibunya mendekat.

"Namanya Kim Jaejoong. Dia hilang ingatan karena kecelakaan. Aku ingin dia tinggal disini sementara waktu. Dan aku berharap Umma menyetujuinya dan berpura-pura mengenal Jaejoong." bisik Yunho disela giginya yang terus memoles senyum aneh.

Mrs. Jung menatap pada anaknya sebentar. "Apa dia kekasih barumu? Dia cantik. Umma suka." sahut Mrs. Jung sambil terkikik. Melirik Jaejoong yang menatap bingung keduanya.

Yunho memandang aneh ibunya yang terus terkikik. Dia hanya memutar malas mendengar ucapan aneh sang ibu.

"Jangan macam-macam,Umma. Dia hanya teman kampusku." desisnya menahan kesal.

Mrs. Jung hanya tertawa. Kemudian,wanita itu menghampiri Jaejoong dan tersenyum lembut.

"Oh Jaejoongie... Mian ne,tadi Umma hanya bercanda. Bagaimana keadaanmu, hum? Umma minta maaf karena belum sempat mengunjungimu saat kau sudah sadar." ucap Mrs. Jung sambil tersenyum.

Dalam benak,Yunho memukul keningnya sendiri melihat tingkah sang ibu. Astaga, apa ibunya baru saja menyebut dirinya Umma pada Jaejoong?

"Jja. Lebih baik kau istirahat dulu."

Mrs. Jung menuntun Jaejoong ke kamar Yunho. Yunho yang menyadarinya hanya mengerut bingung.

"Istirahatlah dulu disini,oke. Nanti Umma akan membangunkanmu setelah makan malam siap." Mrs. Jung tersenyum. Menutup pintu kamar Yunho setelah menarik sang pemilik kamar keluar lebih dulu.

"Ya! Kenapa Umma menyuruhnya tidur di kamarku?" tanya Yunho langsung. Melangkah dibelakang Mrs. Jung yang menuruni tangga.

"Kalau tidak di kamarmu,lalu dimana? Di kamar Umma? Tsk."

"Di Kamar tamu kan bisa!" sahut Yunho masih kesal akan keputusan Mrs. Jung.

Mrs. Jung mendongak menatap Yunho. Dia mendengus sinis. "Kau tidak ingat kalau kamar tamu belum di rapihkan."

Oh!

Yunho mendecak. Mrs. Jung tersenyum. Dia menarik mendekat tubuh Yunho,dan mendorong punggungnya pelan. "Sekarang tugasmu untuk merapihkan kamar itu."

"Ya! Aku tidak mau!"

"Ya sudah kalau tidak mau. Berarti kau harus tidur satu kamar dengan Jaejoong." jelas Mrs. Jung terkekeh sendiri. "Dan kau masih hutang penjelasan pada Umma."

Yunho tidak menyahut. Hanya terus melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Dia ingat jika dia masih punya janji dengan seseorang.

"Ya! Kau mau kemana?! Jangan bilang mau menemui wanita itu? Yunho!"

"Haish!"

.

.

Because I Love You~

.

.

Jaejoong yang sayup-sayup masih mendengar percakapan kedua ibu dan anak itu hanya tersenyum tipis. Doe eyesnya mengedar. Menatap kesekeliling ruang kamar Yunho. Kamar yang cukup luas dengan ranjang besar ditengah-tengah ruangan.

Kakinya melangkah menyusuri setiap sudut dan berhenti ketika maniknya melihat foto-foto pria itu yang tertempel didinding dekat meja rias. Dari foto masa kecil hingga dewasa seperti sekarang.

Kakinya kembali terayun. Jaejoong duduk ditepi ranjang. Jemari lentiknya mengelus bed cover berwarna putih dibawahnya. Lembut.

Perlahan senyumnya menguap saat melihat sebuah foto yang terpajang di atas meja nakas. Foto Yunho dengan seorang gadis. Jemarinya terulur. Mengambil bingkai foto itu dan menatapnya lama.

Jaejoong menghela napas. Kembali meletakan bingkai foto itu dan memilih untuk membaringkan tubuhnya yang masih terasa lelah di atas ranjang Yunho.

TBC~

.

.

Hope U like it :)

Sorry for typo,and

See Yaa~~

.

.

.

September,09 2015

NoonaRyeo ^^