© Kakagalau proudly present

.

.

.

Fall For You

.

.

.

ChangKyu Couple

.

.

This story inspired from Ilana Tan's and Alia Zalea's Novel.

.

.

It is my first time to publish my story in FFN.

So, please give a lot of love.

Feel free to drop a line about my story.

.

Plagiarism is not allowed.

Chapter 1 : Hello Gorgeous

Seorang pemuda pucat berusia seperempat abad memandang jengah pada setumpuk memo di kubikelnya. Rasanya ia ingin merobek satu-satu kertas memo warna-warni yang mencolok matanya. For God Sake! Warna-warna itu membuat matanya iritasi. Sayangnya, ia ingat bahwa atasannya adalah orang yang lebih kejam daripada Adolf Hitler. Bukan tidak mungkin si pucat itu akan dibinasakan dari kantor kalau laporan dan beberapa tugas lain yang diminta atasannya itu tidak selesai tepat waktu dengan alasan lupa karena memo-nya ia lenyapkan ke tong sampah. Oh, si pucat itu masih sayang nyawa untuk membuat atasannya murka. Lagipula, si pemuda pucat itu masih mengincar bonus akhir tahun. Jadi, meski kesal setengah mati –dan mengumpat tiada henti- si pemuda pucat itu tetap saja melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.

"kau akan cepat tua jika terus meruntuk seperti itu!" seorang pemuda lainnya –dengan kemeja pink pudar dan jas biru- yang baru muncul entah dari mana menyela gerutuan si pucat. Ia menyeret sebuah kursi beroda untuk duduk disamping kubikel si pucat. Mencomot setrapless dari meja si pucat.

"dan kau akan jadi lebih tua dariku jika kau terus menerus merecoki kubikelku!" ketus si pucat. "enyahkan tanganmu dari barang-barangku, Lee Hyukjae!"

Si pemuda berperawakan kurus itu mencibir. "dasar pelit. Seperti anak kecil saja."

Namun si pucat hanya memutar bola matanya malas. Memandang kembali monitor tabung di hadapannya yang masih menyala dan menampilkan sederet huruf dan angka-angka yang membuat pelipisnya berdenyut. Baru saja ia berniat melanjutkan pekerjaannya, telepon di mejanya berdering.

"yeoboseyo~"

Cho Kyuhyun-ssi, dokumen yang sepuluh menit lalu ku berikan padamu, apa kau sudah selesai merevisinya?

Pemuda pucat yang di panggil Kyuhyun itu meneguk air liurnya dengan kasar. "a-ah, ye~ masih dalam pro..."

Mengapa kau begitu lelet? -sela suara di sebrang. Selesaikan dengan segera! Aku tunggu sebelum makan siang.

Dan sambungan diputus begitu saja. Tanpa salam, tanpa basa-basi.

Pemuda yang beberapa menit lalu disembur atasannya via telepon itu menghela nafas pasrah. Inilah yang dia benci dari atasannya. Tukang memerintah sadis dan tidak manusiawi. Benar-benar seperti Adolf Hitler. Memaksa si pemuda pucat itu untuk mengumpat panjang. Oh, di kehidupan selanjutnya, ia berharap bisa diberi kesempatan untuk menendang atasannya itu hingga ke luar dari tata surya.

Jadi, siapa si pucat itu?

Sepanjang cerita, tak mungkin kan kita akan memanggilnya sebagai si pucat saja. Jadi, biarkan ku perkenalkan pria muda yang doyan sekali ngedumel itu.

Namanya Cho Kyuhyun. Pria yang lebih cocok di sebut manis ketimbang tampan. Memiliki kulit putih pucat dengan rambut hitam sewarna malam. Hitam dan putih... perpaduan yang sangat kontras. Namun melukiskan kesempurnaan yang nyata.

Ia menyelesaikan study master-nya di usia yang relatif muda -dua puluh tiga tahun - dengan indeks prestasi kumulatif mencapai empat koma nol nol, membuatnya memiliki karir yang gemilang. Sehingga, tanpa menunggu lama, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor memboyongnya menjadi manager di departemen human resource development. Ah, gaji yang ditawarkan juga sukses membuat Kyuhyun membelalakkan matanya. Sial saja atasannya itu cukup cerewet dan menyebalkan.

Ah, tidak. Sebenarnya atasannya tidak seburuk itu. Maksudku, atasan Kyuhyun –Kim Heechul- adalah seorang lelaki –atau perempuan (?) yang tegas dan berwibawa. Hanya saja, akhir-akhir ini dia sering senewen dan mudah sekali terpancing emosinya. Jadi... Kyuhyun lah yang terkena imbasnya saat si lelaki cantik yang merupakan boss-nya itu mulai bertingkah anarkis seperti Adolf Hitler.

Kembali ke cerita...

Si pemuda pucat -Kyuhyun- membiarkan jemarinya menari di atas tuts keyboard. Mengabaikan kakinya yang sedikit kesemutan karena terlalu lama duduk. Entah yang keberapa kali, tapi Kyuhyun tetap mendengus sambil membiarkan bunyi beradu antara jemari dan keyboard itu mengudara.

"kau akan kerja rodi?" pemuda bertubuh mungil dengan kemeja pink itu kembali menyela. Lee Hyukjae atau akrab disapa Eunhyuk.

"hn..." balas Kyuhyun sekenanya. "ah... rasanya aku ingin resign saja dari sini..." keluhnya tak sabaran.

Lagi-lagi Eunhyuk terdengar tertawa mengejek. "kka... lakukanlah, Cho! Aku akan bahagiaaaaaaaaa sekali."

Kyuhyun hanya mendengus singkat. Mendeath glare rekan kerja-nya itu sebelum benar-benar menenggelamkan dirinya pada setumpukan angka-angka. Eunhyuk menyebalkan –kutuknya dalam hati.

.

.

.

.

Kyuhyun meyakini bahwa big boss nya itu memang sedang desperated. Mood-nya bahkan lebih buruk dari sekedar wanita yang sedang dalam masa pre-menstruation syndrom. Hell! Ini bencanaaaaaa~

Ini belum masuk jam makan siang, tapi boss-nya itu sudah menelepon sebanyak tiga kali untuk menanyakan hasil revisi dokumen. Beruntung, pada telepon yang ketiga kalinya si laporannya sudah selesai.

Tapi sial tetap saja sial. Big boss-nya itu melempar ceramah panjang untuk Kyuhyun hanya karena satu hal. Satu hal sederhana yang membuatnya harus duduk di hadapan sang atasan selama hampir setengah jam. Dan hal ini bermula dari dasi biru yang tergantung di leher Kyuhyun melenceng dua sentimeter. Menyebabkan letak dasi itu sedikit asimetris. Oh,,,, demi Aprodith yang dicintai Michael~ Big Boss nya itu benar-benar bermasalah karena mengomentari hal seperti itu!

"oh, Kyuhyun-ssi. Aku tahu kerjamu sangat hebat dan rapi. Tapi tolong berpenampilanlah layaknya professional." Big boss-nya itu mengoceh tak jelas. "jangan hanya karena kau tak punya kekasih, lalu kau bisa berpenampilan urakan begitu! Lihatlah, dasimu miring dua sentimeter ke arah kiri!"

Hell! Apa hubungannya status single yang disandang Kyuhyun dengan seonggok dasi? Si tua bangka ini... Lemme kick him to the Mars!

"jangan menatap ke arahku dengan tatapan seperti itu! Kau itu karyawanku!" tegurnya lagi. "tak sopan sekali..."

"ye, sajangnim." Ujar Kyuhyun malas. "jadi, apa sudah selesai? Maksudku, apa aku sudah bisa kembali meneruskan pekerjaanku?"

"ah... kenapa kau begitu terburu-buru?" katanya dengan nada tak suka. "bosan bekerja denganku, eoh?"

Bukan aku terburu-buru, sajangnim. Tapi ini karena kau yang selalu melimpahkan sederet tugas untukku. Dan memaksaku menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat. Aku mungkin menyanggupi untuk bekerja dibawah tekanan. Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya.

Kyuhyun sungguh ingin mengutarakan kalimat itu pada atasannya. Sayang, nyalinya ciut. Hingga kalimat itu hanya melanglang buana di pikirannya saja.

"yak! Kyuhyun-ssi."

"a-ah? Ye, sajangnim?"

"haissshh... bagaimana bisa kau melamun saat jam kerja." Lagi. Si big boss itu nampak marah. "kka, kembali saja ke ruanganmu dan kerjakan semua dokumen yang kuberikan padamu tadi!"

"oh.. ye, sajangnim."

.

.

.

Ini sudah jam pulang kantor. Baik Kyuhyun dan Eunhyuk sedang tak berniat berdiam diri lebih lama di ruangan mereka. Jadilah mereka berdua -Kyuhyun dan Eunhyuk- berjalan beriringan menuju lift. Masih sibuk bergosip mengenai Kim 'crazy' sajangnim. Bahkan ketika mereka memasuki lift, bibir rombeng itu tak henti berceloteh. Mengabaikan seseorang yang sejak awal sudah berdiri di dalam lift.

"jadi, si bos Kim itu mengamuk?" Eunhyuk bertanya.

"eung..."

"wah...! bencana!" katanya bergumam sendiri.

"oh... Beliau memang bencana." adu Kyuhyun pada entah sejak kapan mereka jadi akur begitu. Padahal beberapa jam lalu, mereka masih saling mencibir dan ngedumel satu sama lain.

"sudah beberapa hari ini mood Kim sajangnim nampak buruk, bukan?"

"entahlah, Eunhyukie. Aku tak mengerti. Bahkan hanya karena dasi ini melenceng dua sentimeter, ia sampai menahanku di ruangannya. Dia kira ceramahnya itu tak membuat telingaku panas?" kesal Kyuhyun. Ia melihat pantulan aneh dirinya dari dinding lift. Membereskan dasinya yang lagi-lagi nampak melenceng. Meniupkan anak-anak rambut yang menghalangi dahi. Layaknya bocah kecil kindergarten, pipi bulat Kyuhyun menggembung. "aku serasa masuk ke rumah hantu setiap kali diminta keruangannya."

"euh... mendengar nada putus asamu, kurasa umurmu bisa berkurang dua tahun hanya karena masuk ke ruangan Kim sajangnim." Kata Eunhyuk prihatin. "mungkin masuk ke ruangan Kim sajangnim rasanya sama seperti ketika kau di kejar-kejar Kim Joong Kook dalam misi eliminasi tag nama. Teror mengerikan dengan lonceng." Tambah Eunhyuk dengan mimik serius.

Kyuhyun mengernyit tak mengerti. Eliminasi tag nama? Kim Joong Kook? Siapa dia? Apa salah satu staff perusahaan?

Menyadari kebingungan Kyuhyun, Eunhyuk langsung tertawa kecil. "ah... dia anggota variety show Running Man. Kim Joong Kook adalah salah satu membernya. Tubuhnya kekar berotot. Ah... aku iri padanya."

Kyuhyun berdecak. Ah, ia lupa bahwa Eunhyuk begitu menggilai variety show itu. Pemuda bertubuh mungil itu bahkan kerap kali berbincang mengenai variety show itu pada beberapa staff. Padahal, apa serunya? Memperhatikan orang-orang menjalankan misi konyol.

"jadi, apa rencanamu?" tanya Eunhyuk sambil menekan tombol dua belas B pada lift.

Oh, arsitek gedung kantor ini merupakan orang Eropa yang cukup anti dengan angka tiga belas. Oleh karenanya gedung ini hanya ada lantai dua belas A dan dua belas B, lalu berlanjut ke lantai empat belas.

"rencana apa?" Kyuhyun balik tanya.

"menghadapi Kim sajangnim." Kata Eunhyuk sambil memasang wajah menyebalkannya. "kau jadi akan resign?"

"ah... aku tak begitu bodoh untuk melewatkan bonus akhir tahun milikku." Kyuhyun tertawa kecil. Kemudian melirik display tombol lift yang menyala di angka dua belas B, "kau yang menekannya? Aku kira kau akan pulang?" tanya Kyuhyun heran.

"Ikan Mokpo-ku lembur malam ini. Aku akan menemaninya di ruangannya." Pemuda mungil itu tersipu malu. Memamerkan kekasihnya –Lee Donghae- yang ada di divisi perencanaan. Berbeda lantai kerja dengan Eunhyuk dan Kyuhyun. "kau harus mencari satu yang seperti Hae agar hidupmu lebih rapi, Cho."

Apa maksudnya? Apa Eunhyuk juga sedang mengejek Kyuhyun seperti yang dilakukan Kim sajangnim? Aigooo~ apa tanpa kekasih, Kyuhyun nampak sebegitu menyedihkannya?

Sayang saja, belum sempat Kyuhyun menimpuk Eunhyuk, pria mungil itu sudah melesat keluar dari dalam lift. Membuat Kyuhyun menggerutu -lagi- untuk kesekian kalinya hari ini.

Kyuhyun kemudian mengacak rambutnya kasar saat tanpa disadari ada aroma hugo boss yang menggelitik indera penciumannya. Membuat Kyuhyun memutar kepalanya. Dan lelaki manis itu menyadari, bahwa ia tak hanya satu-satunya orang di lift itu.

Ia seorang pria yang lebih jangkung beberapa senti dari Kyuhyun. Dari sepatu, kemeja, serta setelan jas yang dikenakannya, Kyuhyun bisa memastikan bahwa pakaian itu bukan produk yang bisa di beli di toserba. Mungkin Armani? Channel? Atau produk designer terkenal lainnya? Entahlah. Yang jelas, segala yang dikenakan namja itu meneriakkan kata mahal dan sukses.

Wajahnya juga tampan. Benar-benar tampan. Bukan manis seperti wajah Kyuhyun. Hal itu membuat Kyuhyun sedikit iri. Beruntung saja Kyuhyun bisa mengontrol dirinya. Meski ia harus sedikit menepuk kepalanya agar tidak mengeluarkan air liur karena tergoda dengan ketampanan pria di sebelahnya itu. Sayangnya, dengan anarkisnya namja itu memberikan tatapan dingin. Membuat Kyuhyun mendadak merasa nyaris beku karenanya. Mungkinkah dia terganggu karena celotehan tak penting antara Kyuhyun dan Eunhyuk tadi? Oh, bisa saja... Ia sadar betul betapa rumpi-nya ia saat bergosip dengan Eunhyuk tadi.

Kyuhyun melempar senyum kikuknya. Mencoba memohon maaf atas kebisingan yang dilakukannya. Bagaimanapun, Kyuhyun masih memegang teguh adat eastern-nya. Jadi, ia masih tahu sopan santun untuk beramah-tamah meski dengan orang asing. But the man in front of him is a cold jerk! Orang di hadapan Kyuhyun benar-benar sombong. Jangankan membalas permohonan maaf, sekedar menarik lekuk senyum saja pelit sekali. Orang itu tetap keukeuh memasang tatapan dingin. Tak berubah.

Dasar es balok -gerutu Kyuhyun dalam hati.

.

.

Hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam saat Kyuhyun pulang dari kantor. Namun, alih-alih pulang kerumah, Kyuhyun justru memutuskan untuk mampir di kedai kopi favoritenya yang terletak beberapa ratus meter dari kantor.

Kyuhyun bukan seorang coffee addict. Namja manis itu cenderung membenci sensasi pahit dan getir yang ditawarkan minuman pekat hitam itu. Kyuhyun hanya menggilai aroma kopi. Setiap kali aroma kopi masuk ke hidungnya, rasanya seluruh tubuhnya bisa langsung rileks. Ah, lagipula... Kedai kopi yang akan dikunjunginya merupakan kedai kopi milik seorang kenalannya. Siapa tau ia akan dapat segelas es cokelat gratis kali ini.

Lonceng yang terpasang di pintu masuk itu berbunyi ketika Kyuhyun datang. Si pemuda pucat itu tersenyum sekilas dan melambai pada seseorang di balik meja dekat kasir. Kemudian melenggang begitu saja pada satu-satunya kursi kosong yang tersisa di sudut ruangan. Tak memesan apapun. Ia kemudian melempar tatapan suramnya ke arah jendela kaca besar disana. Sibuk melamun.

"kenapa dengan wajah itu, adik kecil?" sapa satu suara 'manis'. Kyuhyun tak perlu mendongak untuk mengetahui siapa si pemilik suara. Ah... Ia sudah hafal bagaimana nyaringnya suara Lee Sungmin -kakak sepupunya sekaligus pemilik coffee shop ini.

Namja yang hobby ber-aegyo itu meletakkan secangkir ice choco-latte didepan Kyuhyun. Kyuhyun -dengan melenyapkan sopan santunnya- menyeruput ice choco-latte itu hingga hanya bersisa seperdelapan gelas. Memaksa sungmin menggelengkan kepala dengan mengulum senyum geli. Aih~ adik sepupunya itu memang tak pernah berubah. Kekanakkan.

"ada masalah di kantor, eoh?" tanya Sungmin. Menjumput beberapa helai tissue di meja untuk menyeka sisa cokelat di sudut bibur Kyuhyun.

"eung... Kim Sajangnim membuatku gila!" keluh Kyuhyun. Yang kemudian menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di meja. Nampak malang dan menyedihkan. "dan seseorang di lift membuat moodku semakin buruk."

"lagi?" tanya Sungmin. Keluhan mengenai Kim sajangnim bukan pertama kalinya didengar Sungmin. Membuat lelaki aegyo itu hafal betul betapa gila-nya big boss Kyuhyun itu. "kau bisa bekerja di café-ku, Kyu... Kau tau?" tawar Sungmin. Entah bermaksud menggoda, atau mungkin sungguh-sungguh. "dan, tunggu... Apa maksudmu dengan seseorang di lift? Kau bertemu seseorang? Apakah dia cantik?"

Kyuhyun memutar bola matanya malas. "untuk apa? Aku tak ingin digoda ahjussi-ahjussi genit saat menggunakan apron." ambek Kyuhyun. Ia teringat dengan keputusannya untuk bekerja di café Sungmin selama liburan musim panas beberapa tahun lalu. Kyuhyun sampai demam karena seorang ahjussi meraba-raba tangannya seperti seorang pervert. Itu menjijikan. Sekalipun Kyuhyun cukup terbuka dengan orientasi seksual orang lain, tapi Kyuhyun bukan tipikal orang yang suka disentuh oleh orang yang tak dikenal. "dan orang yang ku temui itu namja. Wajahnya sama pervert-nya dengan ahjussi genit itu. Menyebalkan!"

"ey... Kau selalu berlebihan mengenai hal itu."

"itu memang membuatku geli, Hyung."

Sungmin tertawa saja. Membuat Kyuhyun kesal setengah mati. Mereka berniat untuk menyambung obrolan kalau saja seseorang di balik meja kasir itu tidak melambai ke arah Sungmin. Wajah orang itu nampak jelas tengah memohon pertolongan.

"ah, biar ku bereskan dulu kekacauan disana. Tunggu sebentar!" Sungmin pamit undur, "dan Kyu," Sungmin menghentikan langkahnya, " tetap jaga kewarasanmu disini, arrachi?"

"ya... ya...ya..." tuturnya malas.

Dan Sungmin lagi-lagi tertawa.

.

.

"mian... Apa aku boleh bergabung?" seseorang yang menyapa Kyuhyun membuat Kyuhyun mendongak. Suara itu agak asing di telinga. "meja lain penuh... Eum, ku kira aku bisa bergabung denganmu." katanya lagi dengan menggoyangkan satu mug caramel machiato di tangannya. Ia juga menunjukkan senyum seribu volt-nya. Membuat sendi Kyuhyun berasa lemas seketika. Oh, what a fucking gorgeous he is. Is he a God Greek?

Waiiiiiiiit~ apa-apaan ini? Maksudku... Oh, si pucat itu harus segera menenyahkan pikiran liarnya. Ia mengarahkan pandangannya ke arah lain. Memastikan bahwa meja lain benar-benar penuh.

"baiklah..." kata Kyuhyun akhirnya. Mempersilahkan pemuda itu untuk menyeret kursi di hadapannya. Kyuhyun memperhatikan lawan duduknya itu dengan pandangan menyipit. Bukan bermaksud menatap sinis. Kyuhyun memang selalu seperti itu jika sedang mengingat-ingat. Dan kalau tidak salah... "bukankah kau yang di lift tadi?" Kyuhyun menyuarakan isi kepalanya.

"eoh?"

"si es balok sinis di lift tadi, kan?" tutur Kyuhyun sarkastik.

Namja itu mengernyit sebentar. "ah... Kau si cerewet yang tadi ada didalam lift."

Kyuhyun mempoutkan bibir kissable-nya. Tak suka jika di sebut 'cerewet'. Kyuhyun memang agak berisik dan heboh. Tapi ia takkan menunjukkan raut yang bersahabat setiap kali disebut cerewet, bawel, ataupun kepo. Kata-kata itu selalu berkonotasi negatif di telinga Kyuhyun. Apalagi orang asing yang menyebutnya cerewet.

Uh... Tidak sadarkah kau Cho, betapa sarkasnya kalimatmu sebelumnya?

"a-ah... Jeosonghabnida..." tutur namja itu menyadari kalimat-nya yang sedikit menyinggung. "apa kalimatku sangat kasar?"

"tentu saja. Itu sangat amat kasar sekali." kesal Kyuhyun. Ia bahkan melakukan pemborosan kata. Ah, semoga saja guru bahasa dan dosen-nya tidak mendengarnya. Bisa-bisa ia di protes dan di tangguhkan gelar master-nya.

"ah, sekali lagi, aku minta maaf." Katanya lagi. Kali ini namja di hadapan Kyuhyun itu melempar senyum satu juta volt-nya. Membuat Kyuhyun benar-benar merasa sinar matahari menimpa kepalanya.

"baiklah... Aku maafkan." Pasrah Kyuhyun.

"ah, iya... namaku Shim Changmin. Changmin." Katanya memperkenalkan diri.

"Kyuhyun. Cho Kyuhyun imnida."

"ah, ngomong-ngomong, aku juga bekerja di perusahaan yang sama denganmu. Divisi marketing di lantai dua belas B."

"jeongmal?"

Percakapan mereka berlanjut santai. Kyuhyun suka dengan gaya bicara Changmin yang apik dan tertata. Lelaki di hadapan Kyuhyun itu benar-benar menunjukkan dimana kelasnya. Ia sopan, rapi, dan tampan. Ah, mohon coret saja kata yang terakhir.

Pembawaan Changmin cukup tenang. Namun Kyuhyun yakin, bahwa Changmin bukan tipikal orang yang suka beramah-tamah. Ya... Changmin adalah tipikal pria yang takkan memulai percakapan lebih dulu jika lelaki itu tak dalam keadaan kepepet. Contohnya? Oh, lihat saja di awal mula pertemuan. Changmin yang di lift begitu dingin. Sedangkan Changmin di coffee shop cenderung lebih warm dan charming. Tipikal bajingan tampan yang tak bisa dipercaya –judge Kyuhyun dalam hati.

TBC

Owner of .com

I am well known by nickname Kakagalau,

it's my first debut in FFN.

Please help me to be better by give some review.

I am hard Changkyu Shipper... and an ELF.

Follow me on imaya74 or add my FB account Lilyana Yasmin.

Regards,

Kakagalau. ^^V