Anggara Dobby present:

A Bodyguard from Beijing

.

Genre : Romance. Family. Lil'bit humor.

Rate : Mature plusplus.

Main cast : Oh Sehun. Lu Han.

Support cast(s) : Kris. Jongin. and others.

.

YAOI. Too much dirty talk and adult scene. Typo(s). DLDR!

.

Summary : Oh Sehun adalah pemuda kelas tingkat tiga di SMU namun kelakuannya masih setara anak SMP—dia nakal, manja, kekanakan, keras kepala, dan agak sedikit mesum. Ibunya sudah angkat tangan mengurusinya hingga akhirnya Ia memperkerjakan seorang Bodyguard untuk Sehun dari Beijing. Tetapi yang Sehun lihat adalah seorang malaikat tanpa sayap bukan Bodyguad berbadan besar dan berotot..

..

..

PROLOG!


"YAAA! SEHUN! KAU CURANG!"

"Aku tidak curang! kau saja yang payah dalam bermain Kkamjong."

"kau sengaja menumpahkan soda dikakiku dan kau mengambil alih permainan. Dasar curang! Aku akan menghajarmu habis-habisan Oh Sehun."

"Kau pikir aku takut ha? Sini! maju lawan aku!"

Kedua pemuda berbadan tinggi tegap itu saling menindih dan memukul satu sama lain—kadang berguling dan saling menjambak atau menggigit. Beberapa kali kaki panjang mereka menendang barang-barang hingga terjatuh dan rusak membuat ruang tengah itu menjadi sangat berantakan akibat ulah keduanya. Benar-benar tidak cocok dengan tubuh mereka yang sudah tidak lagi pantas melakukan hal tersebut. Adegan mereka mengingatkan pada salah satu animasi bernama Tom and Jerry. Atau dikasus ini mungkin bisa disebut sebagai 'Black and White'. Karna kedua pemuda itu memiliki perbedaan warna kulit yang sangat kontras.

"Dasar hitam!"

"Aku tidak hitam brengsek! Kau yang terlalu putih, menggelikan! Seperti anak tikus yang baru lahir."

"Tidak apa, itu terdengar lucu. Daripada kau sendiri lebih mirip tikus got, menjijikan!"

"OH-FUCKING-SEHUN! KUPOTONG PENISMU TAHU RASA!"

Kali ini mereka saling melempar makanan ringan yang tadinya tersedia rapi diatas piring. Beberapa kali joystick yang tergeletak dilantai diinjak oleh Jongin—pemuda berkulit yang agak gelap— yang sedang berlari menghindari serangan Sehun hingga tubuh besar Jongin berkali-kali terpeleset jatuh membuat Sehun terbahak bahagia.

Jongin merutuki si keparat Sehun. teman macam apa itu yang tertawa bahagia disaat temannya sedang menderita. Oh ya, Sehun memang satu-satunya teman terbrengsek didunia ini.

"Sehunna~ Ibu dan hyung-mu pulang—ASTAGA!"

Seorang wanita paruh baya berdiri kaku didepan pintu ruang tengah dengan mata membelalak. Suaranya pun yang tadinya mendayu-dayu lembut menjadi pekikan kemarahan. Bagaimana tidak terkejut dan marah saat dirinya ingin menemui anak bungsunya, malah melihat si anak tengah terbaring seraya memegangi perutnya—tertawa terpingkal-pingkal dengan temannya yang tergeletak seraya mengaduh-aduh sakit.

Popcorn dan keripik kentang tercecer dimana-mana, cairan soda yang tumpah membasahi karpet berbulu halus kesayangan Ibunya, televisi yang masih menyala menayangkan game Winning eleven—oh jangan lupakan sebuah bantal sofa yang berada di atas piring dengan rapi.

Nice.

Ruangan tengah sekarang terlihat seperti habis diterjang badai.

"Astaga, yatuhan. Rumahku..karpet kesayanganku…sofaku—hhah..hah..Kris urusi adikmu itu hh.." sang Ibu memegangi dadanya dramatisir dengan nafas tersendat-sendat seperti orang asma kambuh melihat rumahnya yang kini berantakan, padahal Ia baru pergi satu jam dan rumahnya sudah sekacau ini. "Kalau perlu kau bawa adikmu ke lautan lepas, pendam anak itu disana atau jadikan dia makanan hiu!"

Wanita itu berjalan meninggalkan ruang tengah seraya memegangi kepalanya yang pusing, Ia terus bergumam "Sabar-sabar..itu anakmu..ingat itu anakmu…jangan pernah berfikir untuk menjualnya ke ahjumma-ahjumma haus belaian.." Ia bahkan hampir menabrak dinding saking pusingnya.

Pemuda tinggi berambut blonde yang sedari terdiam melihat itu semua kini berdehem, "Oke, Sehun. bereskan kekacauan ini oke? aku lelah, aku butuh istirahat."

Sehun memandang hyung-nya protes, "Bantu aku membereskan semua ini hyung! Ibu akan mencekikku jika aku merusak barang-barangnya lagi. kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa membersihkan rumah."

Iya tahu, Sehun. terakhir kali kau membuat rumahmu penuh dengan cairan pembersih lantai hingga membuat semua anggota keluargamu terpeleset saat kau membersihkan rumah. Kerja yang bagus sekali, anak muda.

Kris—sang hyung-nya Sehun—mendesah malas. "Itu salahmu bocah! Bereskan semua sebelum ayah pulang. kau akan disuruh tidur bersama Micky jika ayah tahu." Kris melenggang pergi dan mencoba mengabaikan adiknya yang kelewat nakal itu. Kris akan menyumbat telinganya dengan earphone dan tidur hingga besok malam agar tidak mendengar teriakan Ibunya lagi saat Sehun membersihkan rumah alih-alih mengacaukan rumah lagi.

Sehun memandang Micky yang kebetulan berada disana. Anjing berjenis Chihuahua berbulu coklat-putih itu menggoyangkan ekornya seolah-olah sedang mengejek nasib Sehun yang tidak pernah bagus. Sehun mendesis sebal. Sehun mengacungkan jari tengahnya pada anjing milik Kakaknya itu, Ia tidak pernah bersahabat dengan Micky. Tingkahnya terlihat seolah-olah Micky adalah manusia yang merangkap sebagai musuhnya.

"Ouh! kakiku sakit—astaga, Sehun sepertinya aku harus cepat pulang sebelum kakiku terluka dan lumpuh." Kali ini Jongin yang bersuara. Ia memegangi kakinya dan memasang wajah kesakitan sebisa mungkin. mendramatisir. Aktingnya sungguh buruk.

"Tidak! kau harus membantuku Kkamjong."

"Ibuku memanggil! Aku pulang, selamat malam Sehun! sampai bertemu besok disekolah yaaa!" Jongin meraup beberapa camilan didekatnya dan berlari cepat meninggalkan Sehun sendirian diruang tengah…dengan segala kekacauan yang ia buat ini.

Dia bilang kakinya sakit dan sekarang berlari seperti peserta lari marathon—mengambil camilannya pula. Sehun akan memendam si lintah sialan Jongin besok.

Sehun mengerang keras dan menendang bantal sofa didekatnya dengan kencang hingga mengenai sebuah vas bunga antik didekatnya.

PRRRANNG!

Lalu terjatuh kelantai dan...pecah.

Itu kesayangan Ibunya—wanita nyentrik itu membelinya di Newyork sebulan lalu, edisi terbatas dan harganya sungguh bisa Sehun gunakan untuk duatahun.

"Sial, mati aku." gumam Sehun. Ia menepuk dahinya sendiri, kenapa dirinya setiap hari selalu saja membuat kacau rumah. Yang disengaja maupun tidak disengaja—tetapi apapun itu Ia selalu mendapat jeweran kasih sayang oleh Ibunya. Sehun tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia malas membereskan semua ini, tidak mungkin Ia menyuruh pelayan rumahnya. Bisa-bisa Ibunya tahu dan Ia benar-benar disuruh tidur bersama Micky—astaga itu mimpi buruk—Micky suka sekali mendengkur keras saat tidur.

"Apa?" Sehun memandang Micky dengan kesal. Anjing itu menjulurkan lidahnya yang seolah-olah mengejek Sehun dan berbalik pergi dengan ekor menggoyang-goyang. Benar-benar menyebalkan. Andai itu bukan peliharaan Kris, mungkin Sehun sudah memotongnya dan memasaknya lalu Ia bagikan ke tetangga-tetangganya.

Sehun menatap kesekelilingnya. Lalu mengerang keras lagi.


Namanya Oh Sehun. siswa tingkat akhir di Seoul of Perfoming Arts high school. Memiliki wajah tampan diatas rata-rata dengan ekspresi dingin alami. Tatapan matanya tajam dengan pahatan hampir sempurna diwajah dan tubuhnya. Tatapannya seolah-olah mengatakan 'Ewh..kalian para rakyat jelata, bungkukan tubuh kalian untuk Pangeran Oh yang terhormat ini.' Mungkin dengan wajah seperti itu Sehun seharusnya memiliki sifat layaknya seorang pangeran—tegas, dingin, irit bicara dan menawan.

Yeah seharusnya.

Karna kenyataan pahitnya adalah Sehun seorang anak nakal—sangat nakal—dengan segala sifat manja dan kekanakannya seperti anak SMP yang baru puber. Ia senang menjahili anak lain dan tidak pernah kapok masuk kedalam ruang kesiswaan dan membersihkan kamar mandi sekolah sebagai hukuman terberatnya. dan Sehun juga anak yang agak ceroboh, errr mungkin sangat ceroboh. Apapun yang ada ditangannya pasti rusak.

Selalu seperti itu. tidak disekolah maupun dirumah—Sehun sama saja.

Ibunya bahkan sudah menyerah untuk mengurusi anak bungsunya itu. padahal Sehun sebentar lagi akan lulus dan masuk ke sebuah universitas, seharusnya Ia sudah dewasa. tetapi sifat kekanakannya belum hilang dari dirinya. Ibunya tidak tahu harus bagaimana lagi—Ia lelah setiap minggu datang ke sekolah Sehun karna panggilan dari sekolahnya. Ia seperti masih mengurusi anak SMP yang berulah. Mungkin ini akibatnya Ia selalu memanjakan Sehun sampai sekarang.

"Kau pekerjakan saja seorang pengawal untuk Sehun." Ibu Jongin memberi saran ketika Ibu Sehun bercerita tentang keluh kesahnya terhadap Sehun lagi.

"pengawal? Sehun bukan seorang anak raja!"

"Siapa bilang dia anak seorang raja? Maksudku kau sewa seorang apa itu istilahnya..ng..Bodyguard! ya, bodyguard. Sehun tidak akan berbuat kenakalan lagi jika ada seorang bodyguard disampingnya. Ia pasti takut. aku yakin." Ibu Jongin memasang wajah semeyakinkan mungkin.

Wanita yang merangkap sebagai ibu Sehun tampak berfikir keras. Bukan karna Ia tidak mampu membayar seorang bodyguard—hell, suaminya seorang presdir perusahaan besar—tetapi ia sedang bingung dimana harus mencari bodyguard yang cocok dengan Sehun. Ia tidak mau anaknya akan berakhir babak belur dipukuli bodyguard-nya sendiri jika berbuat yang aneh-aneh. Sehun itu sangat nakal dan jahil, ingat? Sudah dipastikan siapapun yang berada didekatnya akan meradang emosi.

"Idemu bagus. Tetapi aku tidak mau anakku didampingi seorang bodyguard berbadan besar dan berwajah menyeramkan, Sehun pasti menolaknya mentah-mentah. Setidaknya aku ingin seorang bodyguard yang berwajah agak bersahabat."

Ibu Jongin menggaruk pipinya pelan, "Suamiku mempunyai teman kerja di China, temannya itu mempunyai banyak bodyguard untuk dipekerjakan. Mungkin ada yang masuk ke kriteriamu. Kau mau?"

"China? apa mereka bisa berbahasa korea?"

"Mungkin ada."

"Baiklah. Aku mau."


"APA-APAAN!? AKU TIDAK MAU!"

Sehun membanting PSP-nya kelantai dengan kasar begitu mendengar penjelasan Ibunya kalau hari ini dan seterusnya Ia akan didampingi oleh seorang Bodyguard. Sehun tentu saja menolak, terlihat konyol sekali jika Ia didampingi seorang bodyguard kemana-mana. Lagipula menurut Sehun tidak ada yang berniat jahat dengannya, Sehun masih bisa membela diri. Dan Ibu tanpa persetujuannya sudah menyewa seorang bodyguard untuknya. Sehun benar-benar sebal.

Apalagi membayangkan seorang lelaki dewasa bertubuh besar, bertampang galak dengan kumis tebal lalu mempunyai Suara berat dan ekspresi menyeramkan—Sehun tidak mau bodyguard! Hidupnya tidak akan tenang.

"Pft, terima kenyataan saja adikku." Kris menepuk-nepuk kepala Sehun seraya menahan tawanya. Sehun menepis tangan Kris dengan delikan tajamnya, "kau tidak membantu sama sekali, hyung."

"Ibu tidak menerima penolakanmu, karna Ibu sudah membawa bodyguard-nya kemari. Kyaaaa! Kau pasti suka Sehun! bodyguard-mu sangat menggemaskan dan manis, astaga.."

Sehun mendengus jijik mendengar penuturan Ibunya dengan gaya gemasnya itu. mana ada bodyguard menggemaskan dan manis? Mata Ibunya pasti sudah rabun. Yang manis dan menggemaskan itu hanya seorang baby sitter bukan bodyguard. dan Sehun bukan seorang bayi yang harus dirawat oleh baby sitter.

Seorang bodyguard itu sudah identik dengan tampang menyeramkannya dan otot besarnya yang mampu membuat siapa saja yang menatapnya bergetar takut. mana ada yang menggemaskan? Memangnya member girlgroup? –Sehun terus menggerutu dalam hati.

"Apapun itu aku menolak. Aku akan membuat bodyguard itu mengundurkan diri cepat-cepat." Sehun meraih PSP-nya lagi dan menekan-nekan tombolnya dengan kencang. Memainkan game dengan rasa kesal dan sebal.

"Ya! anak nakal!" Ibunya meradang marah. "Kau lihat dulu dia. Ku yakin kau tidak akan menolaknya."

Sehun hanya mendengus sebal. "mimpi saja.."

"kau harus bersikap sopan padanya Sehun! dia dari Beijing, jangan membuatnya tidak nyaman."

"Beijing? Ibu menyewa seorang bodyguard dari Beijing? sejauh itu? yatuhan, niat sekali." tukas Sehun sakartis. Perduli setan dengan bodyguard-nya yang dari Beijing! mau dia berasal dari manapun, Sehun tidak akan membuatnya nyaman dan akan membuatnya mengundurkan diri secepat mungkin. Sehun punya seribu satu cara untuk menendangnya menjauh.

Ibu Sehun mengabaikan anaknya yang masih menggerutu itu. Ia sudah tahu Sehun akan seperti ini, pemuda itu tidak akan menuruti kemauannya dengan cepat.

"Luhan-ah, ayo masuk!" panggil ibu Sehun dengan nada yang manis—berbeda saat berbicara dengan Sehun tadi. Sehun tambah mendengus keras-keras. Dia hanya seorang bodyguard kenapa Ibunya bersikap manis seperti itu? genit sekali.

"Uwoaaah.." —itu suara Kris.

"nah, Sehun. ini Luhan, dia akan menjadi bodyguard-mu."

Sehun menoleh dengan malas dan selanjutnya PSP ditangannya kembali dibanting dengan keras—kali ini sampai hancur. Pemuda tampan itu mengangakan mulutnya, membuat wajahnya..sangat tidak enak untuk dilihat.

Sehun tertegun..terpana..terpesona dan terpaku melihat seseorang berbadan kecil yang melangkah masuk mendekati mereka. Seorang pemuda berpakaian formal layaknya bodyguard disamping Ibunya tengah tersenyum manis kearahnya—sangat manis hingga mampu membuat seorang Oh Sehun hampir meleleh.

Tubuhnya kecil dan ramping dengan wajah kecil yang manis dan mempesona. Rambut tidak berwarna hitam klimis layaknya seorang bodyguard tetapi berwarna coklat madu yang terlihat sangat halus—terbukti dari beberapa helai rambutnya yang bergerak tertiup angin kecil. Oh oh! Dan juga mata indahnya yang berbinar dengan bibir kecil yang ranum, terlihat sangat menggoda untuk digigit.

"Annyeong haseyo..Oh Sehun."

Dia bukan seorang bodyguard…tetapi seorang malaikat cantik tanpa sayap.


Catatan : FF ini tidak akan mengandung unsur pesan moral atau pesan tersirat maupun tersurat/? Juga tidak ada tujuan apapun. FF ini hanya untuk senang-senang. Minim konflik—atau mungkin gaada konflik. Haha. Karna lg males buat yg konflik-konflik kayak ff sebelah (lirik Not Perfect) xDD bukannya ngelanjutin FF lain, gue malah publish ff baru. wkwk maaf, maaf. yg lain gabakal discontinued kok (maybe) xD

Ff ini juga akan banyak adegan…mesumnya. Heuheuheu. /dasar weh author mesum-_-/

Mungkin juga gabakal panjang. Endingnya antara 4-6 chap lah.

Oke. Wanna review?

[06/09/2015]

[Anggara Dobby]