My Perfection Is You

.

.

.

Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, Wu Kris, Do Kyungsoo, Kim Jongin, Park Chanyeol, Byun Baekhyun etc.

Main Pair : HunHan, KrisHan slight KaiSoo.

Other Pair : Baekhyun, Chanyeol, etc

Rate : M (MA maybe)

Warn : OOCness, Gajeness, TYPO, Pasaran, Boys Love, Male x Male, Yaoi, Banyak adegan kissing dewasa, NC 21 (maybe), bukan untuk anak dibawah 18 tahun, please. Disini kebanyakan adegan dewasa, jadi kaya pwp (?) gini walaupun sebenernya bukan bermaksud pwp (?). Disini flashback semua yahh ceritanya.

Yang engga suka silahkan menjauh dari lapak (?) saya. Kalo suka silahkan dibaca .


Previous Chap :

Saat Luhan akan keluar toilet tiba-tiba tangannya dipegang seseorang.

Saat Luhan menoleh, wajahnya begitu terkejut.

"Lama tidak bertemu, Luhan."

Orang itu tersenyum tipis hingga sedikit menampilkan eyes smilenya yang mematikan. Namja manis itu sedikit melongo karena tidak menyangka sosok yang ingin dilupakannya itu berada didepannya sekarang setelah tidak bertemu bertahun-tahun lamanya.

.

.

.

FLASHBACK

Sehun mencium bibir Luhan membuat Luhan mengalungkan tangannya pada leher Sehun. Sang dominan menghisap kedua belahan kenyal itu dengan lembut.

Rasanya seperti ada kupu-kupu berterbangan dari perutnya saat pacarnya melumat belahan bibir Luhan secara bergantian.

Namja tampan itu melepaskan bibirnya dari bibir Luhan. Ia memandang bibir Luhan yang sedikit basah dan memerah. Luhan merona merah dan menepis wajah Sehun yang terus menatapnya.

"Jangan menatapku seperti itu."

"Aigoo, neomu yeppeuna." Tangan Sehun menyeka saliva disudut bibir Luhan. Ia tersenyum membuat Luhan yang melihatnya semakin merona.

"YA! Aku tidak cantik. Aku manly Sehun!" Namja cantik itu mendorong dada bidang Sehun. Ia tidak terima dengan perkataan Sehun. Bibirnya maju dan tangannya menyilang didadanya.

Sungguh demi koleksi buku memasak Kyungsoo, ia ini namja tulen. Dia suka dan pandai bermain bola, ia menjadi top scorer bila ada pertandingan-pertandingan antar sekolah, bukankah itu menunjukkan bahwa ia ini merupakan namja tulen. Lagipula ia tidak bisa memasak seperti Kyungsoo karena menurut dia hobi memasak bukan lelaki sekali.

"Mana ada namja manly sepertimu,"sahut Sehun dengan kedua tangannya mengurung namja cantik itu ditembok belakang kelas. "Lihatlah bibirmu yang manyun seperti ikan koi ini?"lanjut Sehun memegang kedua bibir yang baru diciumnya itu.

"Bibirku tidak seperti ikan koi! Dan bibir tidak ada hubungannya dengan namja yang manly?! Memang apa yang salah dari bibirku ini?"sahut Luhan tak terima.

"Tentu saja ini berhubungan. Kau pernah lihat aku cemberut dengan bibir manyun seperti itu?Ah, Kau pernah lihat Youngbae kakak senior kita cemberut dengan bibir manyun seperti itu?Lelaki itu tidak memanyunkan bibir seperti ikan koi saat cemberut."ucap Sehun yang membuat Luhan mengerjap-ngerjap memandangnya. Itu menggemaskan sekali tahu.

"Benar juga. Arraseo, aku tidak akan memanyunkan bibir lagi." Luhan mengangguk-angguk membenarkan perkataan Sehun. Wajahnya yang serius seperti itu sungguh lucu dan membuat gemas siapapun, terutama Sehun.

Ah dan satu lagi, Sehun tidak yakin Luhan tidak akan memanyunkan bibirnya seperti itu karena ayolah itu adalah karakterisitik Luhan sedari bayi yang susah akan dihilangkan.

Sehun mengecup bibir Luhan dalam membuat bibir Luhan sedikit masuk kedalam mulut Sehun.

"Mmh,"

"Saranghae,"

Sehun melepaskan bibir itu. Luhan memandang bergantian antara manik mata cokelat yang membuatnya terhanyut dan bibir yang sudah merebut ciuman pertamanya. Sungguh pernyataan cinta Sehun membuat Luhan merasa jantungnya berdetak sangat cepat seperti pelari maraton yang akan mencapai garis finish.

"Gamsahamnida..."

Kernyitan tampak pada sudut atas alis Sehun. Ia ingin bertanya kenapa Luhan membalasnya dengan kata-kata terima kasih dan bukannya aku juga mencintaimu. Namun kemudian Luhan mengecup pipi Sehun dan berkata ditelinganya.

nado," Luhan mendorong Sehun dan Sehun membiarkannya dengan senyuman pada wajah rupawannya.

"Ya! Tunggu aku Luhan," Sehun berteriak dengan semangat setelah ia menyadari bahwa ia kehilangan rusa miliknya yang telah menjauh darinya dan Sehun berlari menyejajari langkah Luhan.

Namja pemilik senyum manis itu menatap tangannya yang digandeng Sehun dengan erat. Mereka berjalan mendekati halte didepan sekolahnya.

"Tadi itu ciuman pertamamu?" tanya Sehun.

"Eum. Bagaimana denganmu, apakah itu juga ciuman pertamamu?"

Sejujurnya Luhan sedikit khawatir mendengar jawaban Sehun. Ia ingin itu juga ciuman pertama Sehun, walaupun kecil kemungkinannya karena Sehun itu sungguh idola dikalangan uke dan para gadis tanpa Sehun sadari dan terlebih Sehun sudah terkenal dikalangan para guru dan seisi sekolah bahwa dia adalah anak nakal. Jantungnya berdebar keras menanti jawaban yang akan keluar dari mulut Sehun.

"Bagaimana menurutmu?"

Luhan mendelik kesal dan melepaskan tangannya pada genggaman Sehun.

"Kenapa bertanya lagi? Kan aku bertanya padamu?" Protes Luhan dan ia meninggalkan Sehun lagi dengan langkah-langkah kecilnya.

"Ya! Xi Luhan. Kenapa kau marah hm?"Sehun dengan langkah-langkah besarnya dengan mudah dapat memegang tangan Luhan kembali.

Tangan Luhan berusaha melepaskan genggaman tangan Sehun. "Yak, lepaskan tanganmu tuan Oh!"

"Itu ciuman pertamaku nyonya Oh,"

Ucapan Sehun membuat Luhan berhenti berusaha melepaskan tangan Sehun yang memegangi tangannya. Manik rusanya berbinar-binar menatap kekasihnya itu.

"Jinjja?! Aku yang pertama? Sehun kau membuatku terharu."

Tangan kecil Luhan sedikit memukul dadanya. Ia juga tersenyum hingga manik matanya ikut melengkung. Dan itu maniss sekali. Membuat hati Sehun menghangat.

CHUP

"YAK OH SEHUN! JANGAN MENCIUMKU DI TEMPAT UMUM!"

Sehun hanya terkekeh dan berlari menghindari Luhan yang mengejarnya dan akan memukulinya.

.

.

.

.

.

"Kenapa ia harus menyembunyikan kuas gambarku? Gara-gara dia aku dihukum Im Seonsaengnim," Kyungsoo menghempaskan dirinya dengan lesu pada kursi disebelah Luhan yang asik bermain dengan handphonenya.

"Luhan, kenapa kau mengacuhkanku?" kata Kyungsoo dengan nada merengek karena diacuhkan oleh sahabatnya itu. Ia melihat namja manis itu tersenyum-senyum sendiri dan mengetik sesuatu pada smartphone miliknya.

"Luhan"

"..."

"Luhan"

"..."

"LUHAAN"

"..."

"Ah ya Kyungie, waeyo?" Akhirnya Luhan tersadar dari acara berbalas LINE dengan kekasihnya yang tidak lain dan tidak bukan itu Oh Sehun.

"Aku dari tadi memanggilmu Luhan,tapi kau tidak mendengarku."ucap Kyungsoo dengan sedih.

Luhan menampakkan ekspresi bersalahnya saat melihat tampang Kyungsoo yang berantakan. Sepertinya sahabatnya itu baru menjalani hari yang berat. Ia tahu jika Kyungsoo yang seperti ini pasti ada hubungannya dengan namja nakal lain selain Sehun yaitu Kim Jongin atau Kai.

Sudah berkali-kali Kai mengerjai Kyungsoo hingga ia sering dihukum oleh seonsaengnim. Kyungsoo adalah anak yang sensitif dan mudah sakit hati jadi jika Kai mulai mengerjainya maka Kyungsoo akan menangis dan curhat pada Luhan. Seperti saat ini.

"Mianhaeyo Kyungie,"

Luhan segera merangkul sahabatnya. Tangan lentiknya mengelus-elus punggung Kyungsoo menenangkan namja imut bermata besar seperti burung hantu. Setelah itu Kyungsoo terisak mengeluarkan perasaannya yang berkali-kali sakit hati atas ulah sahabat Sehun.

"Aku akan menghajarnya jika aku bertemu namja menyebalkan itu lagi." Ucap Luhan menenangkan Kyungsoo.

Sebenarnya bukan menghajar tetapi lebih tepatnya adalah menendang kaki Kai karena keahliannya adalah itu. Luhan merupakan team inti sekolah dalam club sepak bola dan percayalah tendangannya itu sangat menyakitkan.

.

.

.

.

Namja tampan itu tertidur dimeja belajarnya saat Luhan memberinya banyak soal latihan untuk ulangan matematika minggu depan. Sehun merupakan adik kelas dua tingkat dibawahnya dan sebagai kakak kelas terutama pacar yang baik maka ia akan membantu Sehun mendapatkan nilai yang bagus.

Luhan menggelengkan kepalanya menatap namja tampannya.

Ia menatap Sehun yang tertidur amat lelap itu. Luhan terkesima saat menatap paras tidur kekasihnya. Sehun terlihat begitu tampan saat tertidur seperti itu. Alisnya yang cukup tebal, rahangnya yang tegas, hidung mancung yang jujur Luhan sering iri akan hidung Sehun karena ia tidak semancung Sehun, dan pandangannya jatuh pada bibir sedikit terbuka Sehun yang berkali-kali telah menciumnya.

Menatapi bibir Sehun hanya membuatnya mengingat akan ciuman-ciuman yang pernah ia lakukan dengan Sehun. Semakin hari Sehun semakin pandai mempermainkan bibirnya, bahkan Sehun sering memasukkan lidahnya pada rongga mulut Luhan membuat Luhan mabuk kepayang dan Luhan segera menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir bayangan-bayangan kotor yang menari-nari dibenaknya.

Rona merah kentara terlihat pada kedua belah pipi Luhan. Namja yang memiliki banyak fanboys itu menepuk-nepuk pipinya untuk menyadarkan keinginan dirinya yang ingin mencium bibir Sehun disaat Sehun sedang tertidur.

Seseorang tolong sadarkan Luhan sekarang juga. Ia ingin segera meninggalkan Sehun namun suara-suara dikepalanya sulit untuk diabaikan begitu saja.

"Luhaan, hanya mencium bibir Sehun setelah ini kau pergi. Ini sempurna Luhan. Ia tidak akan tahu,"

"Jangan Luhan, sebagai pihak submisif kau tidak akan menciumnya terlebih dahulu. Itu memalukan Luhan."

Dengan ini, maka Luhan memilih untuk menuruti nalurinya yang pertama. Ia ingin mencium Sehun.

DEG

DEG

DEG

Kepala Luhan menunduk pada Sehun yang tertidur dibangku meja belajarnya. Ia semakin menunduk mencari bibir Sehun. Hangat nafas berbau mint Sehun yang mengenai pipinya membuat wajahnya merona merah.

Sedikit lagi sedikit lagi...

Saat bibirnya akan mencapai bibir Sehun tiba-tiba manik tajam Sehun menatap wajahnya membuat Luhan terkejut. Luhan refleks memundurkan wajahnya.

"Eh, oh, Sehun, tadi ada rambut jatuh dipipimu."

Namja tampan itu tidak menggubris dan ia berdiri dan berlalu begitu saja membuat Luhan merasa seperti ditolak bahkan sebelum ia melaksanakan niatnya. Rasa kecewa seketika merasuki hatinya. Sial, kenapa rasanya seperti ada nyeri pada rongga dadanya. Menyebalkan.

Ia menunggu Sehun karena ia akan pamit akan bergegas pulang kerumahnya.

"Sehun, aku akan..."

Tiba-tiba tangan Sehun menarik tengkuknya dan bibir Sehun mencium bibir mungilnya.

"Mmmh"

Bibir Sehun mulai melumati tiap bagian bibir Luhan membuat Luhan memejamkan manik rusanya menikmati perlakuan Sehun yang memanjakkan bibirnya. Tangan Sehun menarik pinggang Luhan hingga namja cantik itu terduduk dipangkuan Sehun.

Tangan Luhan meremas rambut Sehun saat namja tampan itu menjilati dan menggigiti bibirnya berkai-kali pertanda ingin menginvasi mulutnya. Luhan dengan senang hati akan membiarkan lidah panjang Sehun masuk dan membelit lidahnya. Luhan melenguh dengan sedikit kerutan pada dahinya saat lidah itu menjilat lidahnya dan gigi Sehun menarik-narik lidahnya untuk masuk pada mulut Sehun.

"Arhh..."

Ciuman Sehun selalu membuatnya lemah dan ia tidak bisa menolak perlakuan kekasihnya karena ia mencintai namja yang mencium bibirnya dengan sedikit rakus. Sehun kembali mencium bibir Luhan dengan gairah yang mulai membakar pada dirinya hingga ia mencium Luhan seperti akan menelan bibir mungil itu.

Tangan Luhan menjambak rambut Sehun saat tangan Sehun mengusapi kulit punggungnya. Sehun menghisapi bibir itu dengan menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri menikmati manis bibir Luhan yang sudah seperti candu baginya. Luhan memukul bahu Sehun pelan kala itu sudah begitu sesak membutuhkan oksigen pada paru-parunya.

Sehun mengerti dan ia menghisap belahan bibir itu sebagai sentuhan akhir dan melepaskan bibir Luhan. Terdengar suara bibir terpisah dan Sehun dapat melihat bibir Luhan yang merekah akibat ulah bibirnya. Namja tampan itu mengusap saliva dibibir Luhan.

"Jangan menciumku saat aku sedang tertidur. Aku lebih suka kau menciumku terang-terangan karena saat kau menciumku saat aku sedang tertidur, aku tidak dapat merasakan ciumanmu, hanya kau yang merasakannya. Itu tidak adil. Arraseo?"

Luhan terperanjat. Jadi Sehun bukan menolaknya, ia hanya tidak suka Luhan menciumnya diam-diam. Seketika beban dalam rongga dadanya terangkat dan ia merasa begitu lega karena perkataan kekasihnya.

Pelukan tiba-tiba Luhan membuat Sehun sedikit terdorong kebelakang. "Kukira kau tidak suka aku menciummu. Kau membuatku khawatir saja, Hunna. Dasar menyebalkan."

"Aku tidak akan menolakmu sayang. Bahkan kalau kau memintaku berhubungan intim sekarang juga dengan senang hati aku menyanggupinya."

PLETAK

"Sakit, Lu. Aw."

.

.

.

.

.

"Kyungie, maafkan aku yaa. Aku tidak akan jahil lagi kepadamu. Kumohon maafkan aku." Kai menghalangi jalan Kyungsoo yang akan ke kelasnya.

Kyungsoo bergeming dan berusaha menghindari lelaki yang membuatnya harus dihukum berkali-kali karenanya. Namun, Kai tetap keukeuh ingin mendapatkan maaf dari Kyungsoo hingga ia menghalang-halangi Kyungsoo.

Alasan Kai selama ini simple sebenarnya. Ia menganggu namja cute ini agar mendapatkan perhatian darinya. Untuk lebih gamblangnya, ia menyukai Kyungsoo yang lemah lembut namun tidak peka terhadap perasaannya.

"Kai, aku harus ke kelas sekarang. Tolong menyingkirlah," ucap Kyungsoo memberi pengertian pada dirinya.

Pagi ini cukup sepi, hal ini karena jadwal masuk kelas masih sekitar 1 jam lagi. Kai dan Kyungsoo berada di lorong lantai kelas satu sedangkan Kyungsoo akan menuju lantai dua, dimana kelasnya berada.

Dan ini adalah kali pertama Kai dan Kyungsoo berdua saja. Biasanya akan ada Sehun ataupun Luhan atau Sehun dan Luhan bersama dengan Kai dan Kyungsoo.

"Aku akan menyingkir jika kau mau memaafkanku, Kyungsoo," ucap Kai memelas. Sang playboy SM High School itu akhirnya menyadari bahwa ia tidak bisa meraih si mungil jika yang ia lakukan hanya menganggu Kyungsoo. Ia harus bertindak lebih gentle lagi untuk merebut hati Kyungsoo.

"Kai, aku sudah memaafkanmu. Kumohon aku mau kekelas," Kyungsoo terlihat resah karena di lorong ini hanya ada mereka berdua.

Bukan apa-apa, tetapi rumor bahwa namja ini akan mencium siapa saja tanpa ragu-ragu bahkan walau Kai mencium orang yang baru ditemuinya, membuat Kyungsoo ketakutan juga. Kyungsoo tipikal yang konservatif dan hanya mau ciuman pertamanya untuk suaminya kelak. Ia ingin menjaga bibirnya.

Kai terlihat bingung melihat tingkah Kyungsoo yang ingin cepat-cepat pergi darinya. Kyungsoo bahkan tidak berani menatap manik mata Kai membuat Kai memegang lengannya. Kyungsoo tersentak ditempatnya. Ia menundukkan kepalanya kebawah.

"Ya! Kyungsoo ada apa denganmu?"bentak Kai kesal.

"Kaii, ku-kumohon lepaskan ak-aku."ucap Kyungsoo terbata-bata setelah dibentak Kai.

Kai menghembuskan nafasnya dalam, ia merasa menyesal telah membentak pujaan hatinya dan pada akhirnya ia justru memeluk Kyungsoo.

DEG

Kyungsoo terkejut dengan tingkah laku Kai yang diluar ekspektasi dirinya. Ia kira Kai akan mencium dirinya tetapi ia justru mendapat pelukan darinya. Dan ada yang aneh dengan jantungnya yang berdegup-degup kencang tak terkendali. Kyungsoo belum pernah merasakan hal ini sebelumnya. Dan entah kenapa wajahnya menjadi memanas seketika.

Sedangkan Kai, ia tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada namja yang sudah diincar dari jauh-jauh hari.

Kai melepaskan pelukannya dan menatap Kyungsoo yang masih menundukkan kepalanya. Ia mengangkat dagu Kyungsoo.

"Kyungsoo, aku berjanji tidak akan menganggumu lagi,okay? Jadi maafkan aku, nde?" ucapnya dari hati yang terdalam.

Senyuman Kai membuat pipinya memerah seketika. Kai yang melihatnya menjadi panik.

"Kau sakit Kyung? Pipimu merah?"Kai segera memegang dahi dan leher Kyungsoo. Kyungsoo refleks menepis tangan Kai.

"K-kai, aku baik-baik saja. Aku pergi dulu,"Kyungsoo dengan wajah memerahnya dengan langkah seribu menjauhi namja tampan itu membuat Kai tersenyum melihatnya.

Kai tahu Kyungsoo cukup gugup saat dipeluk olehnya. Debaran jantungnya amat keras dan pipinya yang seperti kepiting rebus itu menandakan ia malu dan bisakah Kai berharap bahwa Kyungsoo menaruh hati padanya.

"I got you, sayang," ucap Kai kemudian bersiul-siul senang berbalik arah menuju kelasnya.

.

.

.

.

.

Sehun dan sahabat karibnya, Kai memandang pengumuman peringkat untuk ujian menentukan kelas. Seperti yang bisa ditebak Sehun dan Kai berada dikelas dengan murid-murid peringkat bawah diangkatannya.

"Haha, Sehun kau mendapat peringkat ke-250. Aku bangga padamu, kawan!"Kai merangkul bahu Sehun dan Sehun menyikut perutnya membuat Kai mengaduh. Manik tajam Sehun mencari nama Kai, dan namja itu berada diperingkat ke-300 atau peringkat terakhir diangkatannya.

"HAHA, aku lebih bangga padamu Kai. Kau mendapat peringkat terakhir. Kita wajib ke club hari ini untuk merayakannya."Sehun tertawa puas dan ganti merangkul Kai.

Kai kesal dan mengerutkan keningnya. "Ah, sial nanti aku pasti diceramahi lagi oleh eommaku. Aishh!"

Kai mengacak rambutnya frustasi. "Hey, santailah. Ini bukan akhir Kai, yang penting kita bisa naik ke kelas dua. Itu yang lebih penting!"ucap Sehun dan menepuk-nepuk bahu Kai.

"Kau benar juga, baiklah kita ke club malam ini, are you ready to dance? yo wassup bro?"Kai kembali ceria dan mereka berhigh five dengan gaya anak hip-hop kemudian tertawa bersama.

Sebenarnya Sehun cerdas hanya saja ia tidak peduli dengan pelajarannya dan selalu tidur saat kelas sedang berlangsung. Kemudian Kai, namja itu sebenarnya cukup pintar namun Kai memang tidak pernah belajar dan hanya memikirkan bagaimana cara agar Kyungsoo menjadi pacarnya.

.

.

.

.

.

Hari ini Luhan, Sehun, Kai, dan Kyungsoo mengadakan perayaan kecil-kecilan untuk kelulusan Luhan dan Kyungsoo dari SM High School. Sepertinya hubungan Kyungsoo dan Kai sudah membaik. Luhan curiga kalau mereka menjalin hubungan lebih dari teman. Ia pernah bertanya pada Kyungsoo namun Kyungsoo hanya tersenyum dan bertingkah aneh –salah tingkah.

Anak-anak lelaki membuat tenda dibelakang rumah Luhan. Mereka –Sehun dan Kai membuat satu tenda yang cukup untuk empat orang. Sedangkan Luhan membantu Kyungsoo membuat barbeque.

"Sehun, jangan lupa selimutnya," ujar Luhan.

Saat ini dia sedang memberikan kecap pada daging sapi yang dibakar ditempat pembakaran.

"Sudah, mrs. Oh," sahut Sehun.

"Yak! Jangan memanggilku seperti itu!"

Luhan tampak kesal namun tak urung rona merah itu tampak jelas disepanjang pipinya. Namja cantik itu akan selalu malu sekaligus kesal jika digoda kekasihnya. Tipe tsundere Xi Luhan itu.

"Luhan, kau sakit? Mukamu merah."

Kyungsoo yang polos menatap khawatir pada Luhan.

Luhan memegang pipinya dan berkata, "Aish, Kyungie aku tidak apa-apa. Mm, sekarang apa yang harus ku lakukan?"

"Potong timun seperti ini, Lu."

Sang ahli masak itu mencontohkan cara memotong timun dengan cara mengupas timun itu sampai kulitnya terkelupas semua dan memotong dengan sedikit miring pada buah timun itu dengan sama rata antara potongan satu, dua, tiga dan seterusnya.

"Arraseo,"

Setelah itu Luhan mengambil pisau dan mulai mempraktikkan yang Kyungsoo ajarkan padanya.

.

.

Mereka sedang makan sapi barbeque, kimchi, berbagai makanan pendamping dan soju dimeja segiempat kecil dekat dengan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Masakanmu enak sekali, Kyungsoo-ya," ucap Kai dengan memakan sapi barbeque ini dengan lahap.

Kyungsoo terlihat terkejut. Ia terdiam menanggapi pujian Kai.

"Tentu saja, ini karena Kyungsoo memang pandai memasak. Tidak sepertimu yang hanya bisa menghabiskan makanan, Kai," jawab Luhan. Ia sedang menampung kimchi pada sendoknya.

Kai mendelikkan matanya dan berkata,"Ya! Kau juga tidak bisa memasak. Berkacalah Luhan."

Luhan menatap Kai marah, yang justru tidak ada seram-seramnya. He looks cute.

"Mwoga? Aku tidak bisa memasak itu wajar. Karena aku ini namja manly dan tampan. Ya 'kan Sehun?"

Namja tampan itu mengangguk-anggukan kepalanya. "Nde, kau memang manly sayang. Saking manly nya aku jadi ingin memakanmu."

"Kau tidak membelaku. Dasar menyebalkan,"ucap Luhan kesal. Ia menggembungkan pipinya yang memerah, dan memajukan bibirnya.

"Menyebalkan begini kau suka 'kan?"ujar Sehun kalem.

"Aigo, kenapa aku bisa menyukai namja seperti ini. Apa waktu itu otakku terbentur saat kau menyatakan suka padaku ya?" kata Luhan dengan wajah seriusnya yang membuat Sehun ingin menciumnya sekarang.

"Pesonaku memang sulit untuk dilawan, Luhan. Bahkan saat itu, kau langsung memelukku saat aku mengatakan aku menyukaimu."sahut Sehun membalas perkataan Luhan.

"Sehun, kau tidak bisa mengatakan itu. Kau membuatku malu. Aku terlihat sangat agresif tahu."

Luhan merengek dan memukul-mukul kecil dada bidang Sehun. Namja tampan ini hanya terkekeh dan membiarkan pujaan hatinya memukul-mukul kecil padanya.

Kyungsoo tersenyum melihat interaksi lucu dari pasangan yang paling fenomenal di SM High School. Kai yang melihat senyum manis Kyungsoo terpana dan sebuah senyuman terbentuk dibibir tebalnya.

"Kau cantik, Kyungsoo."

Dengan kerjapan pada manik burung hantunya, ia memandang Kai yang tersenyum sangat tampan padanya. Kyungsoo memalingkan manik matanya pada apapun selain pada Kai. Ia merasa malu dan salah tingkah pada lelaki yang membuat jantungnya berdetak kencang.

Kai mengenggam tangan mungil Kyungsoo.

"K-kai..."

"Kyungakumencintaimu."

Kyungsoo kebingungan menatap Kai. "Kau bicara apa, Kai. Aku tidak dengar."

Tadi Kai mengucapkan dengan sangat cepat jadi Kyungsoo tidak mendengar dengan jelas suara Kai.

Kai menggaruk kepalanya saat pandangan Kyungsoo, Luhan dan Sehun menatap ingin tahu padanya.

"Ah, lupakan saja."

Pada akhirnya Kai memutuskan akan menyatakan Kyungsoo saat hanya berdua dengan Kyungsoo karena ayolah... bukankah itu memalukan jika ada orang lain yang mendengarmu saat kau menyatakan cinta pada orang yang kau sukai?

Akan lebih baik jika diterima. Kalau ditolak. Ah, itu terdengar...

Mengenaskan, bukan begitu?

.

.

.

Mereka berempat tidur dengan urutan Kyungsoo, Kai, Sehun, dan Luhan didalam tenda. Satu selimut untuk dua orang. Jadi Kyungsoo dan Kai satu selimut. Sehun dan Luhan satu selimut.

Kai memandang punggung sempit Kyungsoo dihadapannya. Ia memikirkan saat tadi ia nekad menyatakan perasaan cinta padanya. Untunglah Kyungsoo tidak menangkap gerakan bibirnya yang supercepat saat mengatakannya.

Memandang punggung Kyungsoo seperti ini membuat ia ingin memeluknya namun ia sempat terkenal dengan sifat playboynya yang suka mencium sembarang orang namun karena saat ini ia benar-benar jatuh cinta justru ia tidak berani asal memeluk dan mencium orang yang dicintainya dengan sembarangan.

Kai menghela nafasnya kemudian ia memejamkan matanya untuk tidur dan berharap bertemu Kyungsoo dalam tidurnya.

Kyungsoo akui ia menjadi semakin kikuk dan jantungnya berdebar-debar menyenangkan jika berhadapan dengan namja berkulit tan yang sedang dipunggunginya. Ada rasa excited, senang, harap harap cemas, saat memandang Kai.

Banyak rumor yang mengatakan Kai sudah memacari hampir seluruh siswa SM High School dan Kyungsoo entah kenapa merasa resah jika mengingatnya. Seperti ada rasa tak rela saat Kai bersama dengan orang lain.

Mungkin ia sudah terjatuh pada namja seksi itu. Lama-lama ia merasa mengantuk dan Kyungsoo jatuh tertidur.

Sehun memandang Luhan yang memunggunginya. Tangannya bergerak memeluk pinggang molek Luhan. Ia berbisik pada kekasihnya, "Kau sudah tidur, Luhan?"

Bisikannya membuat Luhan merinding. Apalagi desah nafas itu menampar lembut telinganya.

Namja imut itu berpura-pura tidur. Namun kecupan Sehun pada leher sampingnya dan tengkuknya membuat ia mati-matian menahan desahannya.

Saat Sehun menjulurkan lidahnya dan membasahi telinga Luhan dengan lidah panjangnya membuat Luhan menggeliat dan mendesah kecil.

"Ahhm... jangan Sehun, mereka bisa mendengar."

Luhan membalikkan badannya setelah Sehun memutar tubuhnya hingga mereka berhadapan.

Penerangan remang itu cukup untuk membuat Sehun menatap wajah Luhan yang memerah dengan sedikit titik-titik keringat pada dahinya.

"Aku menginginkanmu,"

Suara bisikannya yang sarat gairah itu membuat Luhan menggigit bibirnya. Hati Luhan berkecamuk. Jujur saja ia ingin melepaskan keperawanan ani keperjakaannya pada pria ini. Ia juga menginginkan Sehun. Memiliki namja tampan ini sepenuhnya. Ia merasa sakit hati atas tatapan sarat pemujaan dan juga tingkah centil para gadis dan uke yang mencoba membuat Sehun berpaling padanya padahal jelas-jelas mereka tahu bahwa Luhan kekasih sah dan satu-satunya Sehun.

Luhan menggapai bibir Sehun dan mengulum bibirnya dengan sedikit tergesa sebagai jawaban atas pernyataan Sehun. Suara keciplak samar terdengar ditenda tersebut.

"Ayo kekamarmu,"

.

.

.

(WARNING NC 21)

Luhan sepenuhnya telanjang dengan suara engahan dari bibir mungil Luhan. Ia baru mendapatkan klimaksnya setelah Sehun mengulum kejantanan mungilnya.

"Ahh...Sehun..."

Tangan Luhan meraih tengkuk Sehun sebagai pertanda agar Sehun menciumnya. Sehun menyedot bibir Luhan dengan kasar. Ia juga menjilati dengan gerakan tak sabaran dan dengan senang hati Luhan membuka mulutnya sehingga Sehun memasukkan lidahnya kedalam mulut Luhan.

Sehun melepas ciuman panas mereka. Ia yang bertelanjang dada, duduk dan menyuruh Luhan membuka celananya.

Wajah kelelahan Luhan sungguh membuat ia ingin segera membobol rectum Luhan. Luhan yang pembangkang akan menurut pada dominannya jika diranjang.

Luhan melepas kancing celana Sehun dan menurunkan retsletingnya. Ia bisa melihat gundukan besar yang tercetak pada celana dalam Sehun.

Entah kenapa gundukan itu membuatnya bergerak ingin menyentuh kejantanan Sehun yang masih berada didalam sangkarnya. Tangan Luhan meremas-remas gundukan itu. Sehun mengerang dengan suara beratnya.

"Kau pintar sayang."

Dipuji demikian maka membuat Luhan semakin bersemangat memainkan kebanggaan Sehun itu. Ia mengocok dengan gerakan cepat membuat Sehun memejamkan manik tajamnya dengan wajah menahan nikmat.

"Ahh...Luhan..."

Mendengar itu membuat Luhan mengeras kembali. Ia kemudian menurunkan celana dalam itu dengan tidak sabaran.

Luhan membulatkan mulutnya, tidak menyangka dengan ukuran milik Sehun.

"Senang dengan yang kau lihat sayang?"

Sehun bangga dengan ukuran kejantanannya yang besar, bahkan ukuran Kai masih kalah dengan ukurannya.

"Sehun, aku tak yakin ini muat dianusku."

Luhan memandang dengan campuran kekaguman dan ketakutan pada manik beningnya. Penis mungi miliknya mungkin 3 kali lipat lebih kecil dari milik Sehun.

"Tenang sayang, penisku pasti muat dianusmu."

Sehun menenangkan namja cantiknya itu dengan kata-kata. Walaupun kata-katanya kotor.

"Ayo, manjakan dia, sayang."

Luhan menggigit bibirnya. Tingkah kecil ini tak luput dari manik tajam Sehun. Pada akhirnya Luhan menjilat kepala penis Sehun yang berbentuk jamur. Luhan bukan orang yang profesional yang sering melakukan ini, ia melakukan ini baru pertama kali disepanjang usia 18 tahunnya.

Sesuai instingnya, Luhan mengocok-ngocok penis Sehun dan menjilati dibagian Sehun membesar seiring pergerakan Luhan yang semakin cepat pada penisnya.

"Ahh...Stop...Luhan."

Namja imut itu melepaskan kulumannya pada penis Sehun yang membengkak. Sehun membuat Luhan menungging. Jemari panjang Sehun memijat-mijat pantat semok Luhan. Membuat Luhan mengerang.

"Ahh...ahh..Sehunn..."

Setelah itu Sehun membuka anus sempit itu. Kemudian memasukkan lidahnya keluar-masuk dengan cepat pada anus Luhan. Ia melakukan ini agar Luhan tidak merasa begitu kesakitan saat melakukan seks dengannya.

"Jangan Sehun...ahh...ahh...ahh"

Setelah itu Sehun memasukkan jari telunjuknya pada anus pink yang berkedut-kedut itu.

"Erghh.."

Luhan menggeliat kecil saat Sehun memasukkan satu jarinya keliang senggamanya. Tahu Luhan tidak kesakitan, maka Sehun menambah satu jarinya lagi yang membuat Luhan menggeliat lebih sering.

"Sehunn...sakitth..."

Luhan dari tempat menunggingnya menoleh pada Sehun. Sehun menenangkannya dengan mencium sepanjang punggungnya.

"Rileks, sayang."

Sehun kemudian menggerak-gerakkan tangannya seperti gunting untuk melebarkan anus yang sangat sempit itu. Dibalik kesakitan itu terdapat kenikmatan yang membuat Luhan mendesah.

"Ahh...ahhh...Sehun..."

Saat jemarinya maju mundur, Luhan mendesah nikmat.

"AKH"

Rupanya Sehun mengenai titik nikmatnya disana. Jari Sehun maju mundur dan berhasi menyentuh prostat Luhan membuat Luhan menggeliat-geliat keenakan.

"Ahh...nghh...ahhh.."

Setelah itu Sehun memposisikan penis besarnya pada anus sedikit terbuka milik Luhan karena perenggangan yang dilakukan Sehun.

Perlahan-lahan Sehun mendorong kepala penisnya masuk kedalam, sedikit menembus liang Luhan.

"AHH...Sehunhh.."

Sehun mendorong pinggulnya dengan sedikit cepat hingga seperempat penisnya masuk pada liang hangat Luhan. Rasanya sangat nikmat. Dan Sehun menahan laju pinggulnya agar tidak langsung menghentak liang Luhan dan membobolnya habis-habisan.

"Sakitthh...Sehunn...ini sakitth"

Mendengar teriakan kesakitan Luhan, membuat Sehun membungkukkan badannya dan menyambar mulut Luhan untuk berciuman dan melupakan rasa sakitnya dengan tautan lidahnya pada lidah Luhan.

Tangan Sehun meremas penis dan satu tangannya yang lain memuntir-muntir dan memilin puting tegak Luhan.

"Sayang, biarkan aku masuk. Jangan tegang, ok?"

Luhan merilekskan tubuhnya dan Sehun dengan perlahan-lahan memasuki liangnya kembali hingga penis Sehun masuk tertampung liang Luhan.

"Hiks...hiks..hiks...Sakitthh...Sehun..."

Sehun mengecupi air mata Luhan dan menenangkannya.

"Tidak apa-apa Luhan. Gwaenchana. Apa aku hentikan saja, nde?"

Namja tampan itu bisa merasakan sesuatu yang hangat mengalir dipenisnya. Ini adalah tanda keperjakaan Luhan sudah diambil Sehun. Mambuat Sehun merasa bangga karenanya. Bukankah itu berarti dia namja pertama Luhan.

Sesungguhnya Sehun juga melepaskan keperjakaannya disaat yang sama dengan Luhan. Ia masih perjaka selama ini, sama dengan Luhan.

Ini adalah first night mereka.

Setelah Luhan tenang dan berkata pada Sehun, "Anni. Lanjutkan saja, Sehun."

Maka ia mulai menggerakan pinggulnya pelan-pelan maju mundur agar Luhan tidak merasa kesakitan. Luhan semakin lama semakin merasa ada kenikmatan dari pertautan tubuh mereka yang menjalar dari analnya ke seluruh tubuhnya. Hingga ia mendesah-desah kenikmatan.

"Sehunnh...Ahhh...Ahh..."

"Kau sempith Luhan...Ohh..."

Sehun yang merasa Luhan mulai menikmati ritme bercinta mereka makin lama makin mempercepat tusukkan penisnya pada liang senggama Luhan.

"Ahh...enakk...Sehunn...lagihh..."

"Ahh...Luhan...fuck...kau ketath.."

Umpatan kotor keluar dari mulut Sehun saat merasa high seperti ini. Tangan Sehun memaju mundurkan bokong sintal Luhan pada penisnya dengan brutal.

"Shit...ini nikmat..."

Luhan menengahdahkan kepalanya hingga pupil matanya nyaris tak terlihat. Mulutnya terbuka dengan saliva mengalir dari pinggir mulutnya. Rasa nikmat ini benar-benar baru pernah dirasakannya. Rasanya seperti kau melayang tinggi keangkasa dengan kepala ringan dan kenikmatan yang tidak ada duanya. Bahkan ini lebih nikmat dari sekedar bertautan lidah dengan Sehun.

"Sehun...ahhh..akuhh mauhh ahh..."

Sehun yang mengerti Luhan akan keluar membalikkan tubuh Luhan hingga mereka saling berhadapan. Sehun mengumpat saat penisnya diperas dan dimanjakan oleh lubang Luhan.

Bibir Sehun mencium dan melumat bibir Luhan dengan kasar. Gerakannya dibawah semakin kasar seolah penisnya akan menghancurkan liang nikmat Luhan.

"Ahhh...Sehunnn...terlaluuh cepatth...akuhh...akuhh"

Sehun melepaskan ciumannya dan memandang wajah Luhan yang telah mencapai puncak kenikmatannya. Sungguh wajah itu wajah terseksi dari wajah-wajah Luhan yang pernah dilihatnya.

"Arghhhh..."

Air mani itu meluncur membasahi perut, dada, dan wajahnya sendiri. Sehun menghentikan gerakan mengebornya. Ia menjilat lidahnya melihat wajah kacau Luhan yang tampak lemas mengeluarkan ejakulasi keduanya.

Ejakulasi Luhan membuat penisnya teremas sangat nikmat.

"Ohh...fuckk...Luhan..."

Kemudian namja tampan itu menggerakkan pinggulnya dengan kasar membuat Luhannya tersentak-sentak hingga menimbulkan bunyi decit pada kasur yang bertabrakan dengan tembok itu.

Maju

Mundur

Maju

Mundur

"Ahh...besarr...kau besarr... ahh Sehunnie"

Dengan delapan tusukan terakhir, Sehun mengeluarkan hasratnya pada lubang hangat yang meremas penisnya.

CROT

CROT

CROT

Namja tampan itu menindih tubuh penuh peluh Luhan sama seperti dirinya.

"Saranghae, sayang."

Ia berbisik pada Luhan dan namja imut itu memeluk punggung lebar Sehun. Ia menjawab Sehun dengan wajah sayunya, "Nado Sehunnie."

.

.

.

.

.

Keesokan harinya...

Sehun menatap suruhan ayahnya yang datang dan sekarang duduk diapartemennya.

Sudah 3 tahun lamanya ia tidak berjumpa dengan ayahnya. Ayahnya mengirimnya ke negera kelahirannya agar Sehun bisa hidup dengan mandiri. Ia dibebaskan selama tiga tahun itu sebelum nantinya Ayahnya mengambilnya dan memberikan tampuk perusahaan pada dirinya.

"Ayah anda ingin anda pergi kekota tempatnya tinggal, tuan muda."

Ini adalah kontrak antara dirinya dan ayahnya. Jadi mau tidak mau, ia harus menepati janjinya pada ayahnya. Sejujurnya ia masih ingin berada disini karena orang yang disukai dan menyukainya berada dikota ini.

"Nde, aku akan ke New York,"ucap Sehun dengan wajah sedatar temboknya.

"Penerbangan anda lusa, tuan muda. Pemindahan sekolah sudah ayah anda persiapkan. Jadi anda tinggal menyiapkan barang-barang anda."

Sehun menjawab,"Nde, arraseo."

.

.

.

.

.

Kyungsoo melenguh saat Kai memainkan tonjolan didadanya dan bibir Kai menciumi lehernya.

BRAAAK

Kyungsoo dan Kai segera memisahkan diri dan buru-buru merapikan pakaian mereka yang berantakan.

"Bagaimana bisa ia meninggalkanku tanpa ucapan apapun. Dasar menyebalkan!"

Luhan memaki Sehun. Ia baru tau Sehun pindah sekolah tanpa memberinya kabar atau ucapan perpisahan.

"Luhan gwaenchana?" tanya Kyungsoo padanya.

"Aigo tentu aku baik-baik saja, Kyungie."

Luhan menatap padanya dengan senyuman pada wajah manisnya namun tanpa disadarinya air mata jatuh menetes dipipinya.

"Dasar sialan itu."

Kyungsoo mendekap dirinya dan membuat tetesan-tetesan air mata makin jatuh membasahi pipi mulus Luhan.

"Aku membencinya, Kyung. Aku membencinya."

.

.

.

TBC

Duhh maap ya chingu, ini fic udah ditelantarin mungkin sebulan atau sebulan lebih ehm... banyak hal yang bikin ini fic tertunda. Saya minta maaff untuk keterlambatan ff ini. Dan terimakasih untuk semua pihak yang masih menunggu #emang ada yang nunggu(?)# crtanya.

Ini baru cerita tntang masa lalu hunhan blom masa kininya coz takut kepanjangan dan yg baca bosan jadi dipotong hingga akhirnya cuma 4000k words lebih :3. Chap besok udah hunhan dimasa kini.

Terimakasih banyaak buat review" yang masuk, aku sangat senang dan bikin moodku berkali-kali lipat naikk,hehehe. Your review are very precious for me :'D.

Big Thanks to :

Novey, Evil L, Sonia Jung, Arifahohse, Nedera, choikim1310, LisnaOhLu120, deerhanhuniie, Seravin509, Guest, Dewiw, Ale Geneveva, caca, salma lulu.

Yang bingung boleh tanya yaak dibox review *Duh kaya ada yg nanya aja khukhukhu.

Masukan, kritik, saran sangat ditunggu ndee?xD

Thankss yaaa. Love you aall 3 :*