Sungmin terus saja uring-uringan membuat Kyuhyun pusing di buatnya karena tingkah sang kekasih. Rayuan, gombalan, bunga, nyanyian sudah Kyuhyun keluarkan untuk meredakan kemarahan yang Kyuhyun sendiri tidak tahu penyebabnya apa. Yang Kyuhyun tahu Sungmin tengah marah hingga seharian ini gadis cantik itu diam dan mengacuhkannya.

Hal jangal ini di sadari Kyuhyun saat ia mengantar Sungmin ke tempat kuliahnya pagi tadi. Sungmin gadis manis nan cantik, pandai bergaul, ceria dan hal posistif lainnya.

Sungmin akan menjadi diam jika sakit atau sedang marah. Kyuhyun sudah mengecek suhu tubuh kekasihnya, Sungmin baik-baik saja. Jadi Kyuhyun pikir opsi kedua lah yang benar, yaitu Sungmin tengah marah.

Kyuhyun menyandarkan punggungnya. Ia menatap sedih pada ponselnya yang tak berdering sama sekali. Biasanya ponselnya akan berdering tiap 3 jam sekali atau lebih karena pesan masuk atau panggilan masuk. Tapi kali ini, nihil. Sunyi senyap.

Tentu saja orang yang sangat rajin menghubunginya itu tak lain adalah kekasihnya sendiri, tapi kan, Sungmin sedang marah. Ia yang mengirim pesan dan mencoba menghubungi Sungmin namun sekali lagi tak ada balasan.

Apa, apa yang terjadi pada Sungmin-Nya?

Apa ia sudah melakukan kesalahan?

Atau apa?

Kyuhyun sungguh sangat tidak menyukai dengan keadaan dimana Sungmin marah sedangkan dia pun tidak tahu kenapa.

Ingin rasanya ia menabrakan kepalanya pada tembok tapi sayang Kyuhyun tidak berani karena rasa sakit sedangkan ia tengah latihan Dramkusnya sekarang.

"AH!"

Kyuhyun berdiri tiba-tiba sembari berteriak. Rekan-rekannya yang berada di ruang latihan itu menatap Kyuhyun penuh tanda tanya. Tapi, toh Kyuhyun tidak peduli. Yang penting ia sudah tahu –pasti- apa yang membuat kekasihnya marah.

Ya, pasti hal itu.

.

.

Unwilling

Cast : Kyuhyun, Sungmin, other

Rate : T

Genre : Romance, Drama

Disclameir :

Ini hanya FF, sebuah karya fiksi yang terlahir dari otak sederhana saya. Jangan bash cast yang saya pakai karena mereka tidak tahu apa-apa. Saya hanya pinjam nama saja. V cinta damai chingu

Warn : GS, OOC, Abal, Geje, Typo(s)

.

.

Kyuhyun bergegas keluar dari gedung teater setelah ia latihan. Senyumnya mengembang begitu lebar. Bukan karena ia sudah berbaikan dengan Sungmin melainkan ia sekarang tahu apa yang membuat kekasih tercintanya itu marah.

Ya, ia tidak pusing lagi. Langkah selanjutnya, ia hanya perlu meluluhkan hati kekasihnya, memberi pengertian, lalu meminta maaf. Setelah itu? Tentu saja, Kyuhyun akan mencium kekasihnya penuh kelembutan tanda terima kasih tanpa lisan yang ia ucapkan karena Sungmin memaafkanya.

Yayayayay, Kyuhyun tidak sabar untuk segera tiba di rumah Sungmin.

Butuh sekitar 20 menitan dari gedung teater hingga ia bisa sampai dengan selamat dirumah Sungmin yang sederhana. Beruntung pula malam ini keadaan jalan cukup lenggang.

Saat menekan bel, bibi Leeteuk yang membuka pintu –ehem bisakah Kyuhyun menyebutnya calon ibu mertua?

"Malam, Bibi" sapanya.

Leeteuk tersenyum ramah. "Kyunie, ayo masuk" katanya.

Kyuhyun tersenyum, mengikuti langkah Leeteuk dibelakang. Saat sampai di ruang tengah, Kyuhyun melihat Kangin –Calon Ayah mertua- yang tengah menonton televisi. "Malam, Paman" sapanya.

Kangin menoleh. Ia mengangkat sebelah tangannya. "Oh, kau. Duduk dulu"

Kyuhyun menggaruk pipinya yang tidak gatal, ia tersenyum pada Kangin. "Sebenarnya aku ingin langsung kekamar Sungmin"

Kangin memutar bola matanya malas sedangkan Leeteuk terkekeh. Kyuhyun memang selalu berterus terang. "Kau ini, setidaknya harus berbasa-basi dulu dengan orang tua kekasihmu"

"Aku tidak sabar" ujar Kyuhyun sembari menggeratkan giginya gemas sembari menggerakkan tubuhnya seimut mungkin.

Kangin berdecak geli. "Benar juga, dari tadi pagi putriku sudah mengerucutkan bibiirnya seperti ini" Kangin menirukan kebiasaan Sungmin yang selalu mengerucutkan bibir jika tengah sebal. "Sudah sana" usirnya.

"Aku jamin setalah aku keluar dari kamar Sungmin. Putrimu tercinta akan menampilkan senyum lebarnya lagi sampai gigi kelincinya pun terlihat" janjjinya.

"Kalau tidak, boleh aku potong 'burung' mu sebagai ganti rugi?"

Leeteuk tertawa, ia menepuk bahu suaminya pelan. Kyuhyun terkekeh kaku sembari menutupi areal pribadinya. "Paman, ganti rugi sih ganti rugi tapi tidak dengan 'burung'ku. Ini kan kebanggan Sungmin"

Sebelum bantal sofa melayang menuju wajahnya, Kyuhyun sudah berlari menuju lantai atas. Ia tertawa mendengar sumpah serapah yang keluar dari mulut calon Ayah mertuanya itu.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya lalu tersenyum kemudian melihat sebuah pintu berwarna putih dengan tempelan-tempelan imut berbentuk kelinci, ada juga gantungan besar bertuliskan 'Bunny Sungminnie'.

Kyuhyun mengetuk pintu itu beberapa kali. "Sayang. Ini aku"

Kyuhyun mendekatkan telinganya ke daun pintu berusaha mendengar suara apaun yang terengar dari kamar tersebut namun ia tidak mendengar apapun. "Aku masuk ya"

Tak ada sahutan lagi. Kyuhyun pun membuka pintu.

Yang menyambut Kyuhyun saat masuk kamar Sungmin adalah wajah Sungmin yang memang tengah mengerucut. Wajah cantiknya pun tertekuk.

Sungmin tengah duduk diatas ranjang sembari bersandar dengan sebuah novel di tangannya. Entah memang Sungmin sedang membaca atau hanya pura-pura membaca.

Kyuhyun mengulum bibirnya. Ia lalu duduk di hadapan gadis berusia 22 tahun itu. Menatap penuh perhatian pada sosok yang sudah mencuri hatinya sajak mereka masih duduk di bangku SMA.

Ia senior dan Sungmin junior. Usia mereka berbeda dua tahun. Mereka menjalin hubungan sudah terhitung hampir 6 tahun. Tentu saja hubungan mereka juga kerap kali terjadi pertengakaran namun tak sampai membuat keduanya menyerah dalam menjalin hubungan.

Hanya saja, saat menginjak tahun ke 2. Mereka sempat putus karena suatu hal dan itu membuat Kyuhyun tidak bisa tidur nyenyak. Tiap hari Kyuhyun datang pada Sungmin meminta pada gadis itu untuk menarik kata-katanya lagi. Sampai hari ke tujuh Kyuhyun mendapatkan hasil perjuangannya, Sungmin memutuskan kembali kepadanya.

Kyuhyun mengambil paksa dengan penuh kelembutan novel tersebut dari tangan Sungmin. Gadis itu semakin menekuk wajahnya menatap Kyuhyun dengan sorot mata sebal luar biasa.

Kyuhyun meletakan novel itu di atas nakas lalu memerangkap pandangan Sungmin padanya. "Aku mendapat pengaduan dari Ayahmu. Katanya kau berwajah seperti ini sepanjang hari. Kenapa?"

Sungmin memalingkan wajahnya. "Tidak tahu. Pikir saja sendiri"

Memang benar, usia belum bisa dijadikan jaminan untuk menjadi dewasa. Termasuk Sungmin dan juga dirinya –mungkin.

Kyuhyun menggengam tangan kecil Sungmin. Dengan sedikit paksaan menggeser tubuh mungil Sungmin, Kyuhyun kini duduk disamping Sungmin. Pemuda itu menampilkan deretan gigi putih nya pada Sungmin yang merengut tidak suka. Namun sayang, Sungmin tidak peduli.

Kyuhyun maklum. Begitu lah Sungmin ketika marah. Pemuda itu memainkan kelima jari lentik kekasihnya.

"Sayang. Tahu tidak-"

"Tidak" tangkas Sungmin cepat. Kyuhyun terkekeh pelan. "Aku belum selesai bicara tahu" ujarnya sembari mencubit pangkal hidung Sungmin. Gadis itu langsung menepisnya.

"Aku ditawari untuk bermain film"

Sungmin tidak menatap pada Kyuhyun. Wajah cantik Sungmin yang sudah tertekuk semakin terlihat keruh dan Kyuhyun menyadari itu. "Basi. Kabar itu aku sudah tahu. Bahkan kau pun sudah menandatangi kontraknya kan? Tuan Aktor?" sindir Sungmin. Matanya tajam melirik Kyuhyun yang masih menampilkan wajah tenangnya.

Cih! Tidak tahu apa jika dirinya tengah marah? Bisa-bisanya Kyuhyun masih menampilkan wajah kelewat tampannya tanpa merasa bersalah sedikitpun? Sungmin kesal, kesal, kesal.

Di detik entah keberapa, Kyuhyun menampilkan ekpresi terkejutnya. "Eh? Sudah tahu? Dari mana kau tahu?"

Sungmin berdecih kembali. "Negara kita menduduki posisi 3 besar sebagai negara dengan akses internet secepat kereta listrik atau mungkin sudah secepat kedipan mata. Jangankan hal kecil mengenai kegiatan artis atau gosip-gosip entah apa. Kau mengupil saja 5 detik lalu, di internet sudah terpasang fotomu bersama upil besarmu" sarkatis. Sungguh, Kyuhyun saja kadang ngeri sendiri dengan ucapan sang kekasih. Tapi walau begitu, Kyuhyun tetap cinta kok.

"Oh, jadi internet ya"

"Ya. Mereka lebih cepat memberitahuku dari pada kekasihku sendiri, tuh" bisa dikatakan Sungmin memang tengah marah, namun ia tidak menampik jika tautan tangannya masih terjalin dengan tangan Kyuhyun.

"Jadi, kau marah dan mendiamiku sepanjang hari ini, karena hal itu?"

Kyuhyun menyungginggkan senyum tipisnya. Sungmin kembali diam tak menjawab apapun, itu sudah membuktikan jika dugaannya benar.

Kyuhyun mengusap helaian rambut kekasihnya. Wajah Sungmin kini terlihat sendu. Dan Kyuhyun sudah terpukul dengan rasa bersalahnya.

Ya, memang benar apa yang dikatakan oleh Sungmin. Jika dirinya di tawari untuk bermain dalam film dan benar pula jika ia sudah menandatangi kontrak.

"Apa yang kau risaukan?" gumam Kyuhyun. Ia membawa kepala Sungmin untuk bersandar di bahunya. Tanpa penolakan, Sungmin menurut. "Katakan padaku, sayang. Katakan apa yang kau pikirkan karena aku tidak bisa membaca isi kepalamu"

Sungmin masih terdiam. Sebelah tangannya terangkat menghapus air mata yang akan muncul di sudut matanya.

Mungkin untuk sebagian orang menjadi kekasih seorang superstar itu menyenangkan. Oke, memang menyenangkan dan juga bangga. Namun, sumua itu ada positif dan negatifnya.

Kyuhyun sudah mengikuti trainning sejak SMP kelas 2. Saat lulus SMA barulah kesempatan emas itu datang, Kyuhyun di putuskan untuk debut sebagai penyanyi. Sungmin bahagia melihat Kyuhyun bisa menggapai cita-citanya sebagai penyanyi ballad.

Kyuhyun sukses besar. Hanya dengan jenjang waktu 3 tahun, dirinya sudah menjadi Artis Hallyu yang bisa di sejajarkan dengan artis-artis tenar lainnya. Kyuhyun pun di tuntut untuk bisa mengasah kemampuannya bukan hanya bisa menyanyi saja. Di mulai menjadi MC di berbagai acara lalu terjun ke bidang akting lewat Dramkus 2 tahun lalu.

Sungmin sudah berlapang dada tiap kali Kyuhyun bercerita jika dalam Dramkus sang kekasih harus beradegan ciuman dengan lawan mainnya. Kalian pikir bagaimana perasaan Sungmin?

Cemburu tentu saja, sudah pasti. Tapi Sungmin bisa apa?

Ya, tidak apa-apa karena itu adalah tuntutan kerja. Sungmin mencoba mengerti. Namun, lama kelamaan egonya pun berteriak. Jangan terus melihat Sungmin sebagai kekasih yang harus mendukung Kyuhyun dalam hal apapun mengenai pekerjaannya. Tapi lihatlah pula Sungmin sebagai seorang gadis yang harus melihat kekasihnya melakukan kontak fisik dengan rekan kerjanya –lawab jenis.

Jika diantara kalian berada di posisi Sungmin bagaimana?

Setidaknya rasa tak rela itu pun ada bukan?

Lalu sekarang. Kyuhyun sudah taken kontrak untuk membintangi sebuah film. Jika perlu Sungmin beberkan, film tersebuh bergenre ROMANCE. Sekali lagi ROMANCE. Mustahil, film Korea tidak ada adegan ciumannya. Mungkin ada beberapa tapi 98 % terdapat adegan dasar yaitu ciuman.

"Hei"

Sungmin tersentak dari lamunannya. Seperti orang linglung, Sungmin menatap Kyuhyun dengan wajar bertanya. Kyuhyun terkekeh. "Kau melamun" katanya sembari mengecup kening Sungmin.

"Oh" jawab Sungmin singkat.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya. Ia menangkup sisi wajah Sungmin. Ibu jarinya bergerak mengelus pipi Sungmin. "Katakan Sungmin apa yang ada di pikiranmu. Agar aku bisa mengerti. Tolong"

Bohong, Kyuhyun sudah mengerti dengan sangat jelas. Ia hanya ingin mendengar penuturan lewat sudut pandang kekasihnya.

"Aku katakan?"

Kyuhyun menganguk. "Hm. Lebih baik di ungkapkan dari pada harus di pendam sendiri"

Kali ini bagian Sungmin yang menghembuskan nafasnya. Ia melepas tangan Kyuhyun dari wajahnya, menggengamnya kuat kemudian sebelum ia lepaskan. Tangan Kyuhyun begitu hangat. Sungmin suka.

"Kyu..."

"Ya..."

Buk! Buk! Buk! Buk! Buk!

"Kau tidak memberi tahuku langsung tentang bermain film. Kau tidak pernah berpikir 'Ah, Sungmin harus lebih dulu tahu sebelum orang lain tahu?' kau tidak pernah berpikir seperti itu?

Aku kesal sekali padamu. Film pertamamu bergenre ROMANCE. Sudah cukup aku melihatmu berciuman di panggung teater sekarang kau akan bermain film juga. Di saksikan bukan hanya oleh orang Korea pasti juga negara lainnya. Huwaaaaaaaaaaaa. Aku bisa gila"

Hup!

"Ini, bibir ini" Sungmin menjapit bibir atas dan bibir bawah Kyuhyun. "Sudah berapa gadis yang merasakan bibir ini, hah?"

Kyuhyun meringis sakit. Sudah ia di hantam oleh bantal guling, sekarang Sungmin mencomot bibirnya sekuat tenaga.

"Sayang kau cemburu?" tanya Kyuhyun sembari mengelus bibirnya yang terasa panas.

Sungmin terdiam nafasnya memburu karena berteriak tadi. Ia menatap Kyuhyun dengan sorot tajam. "Baka (bodoh)" jeritnya. Sungmin langsung bergelung dalam selimut dengan posisi menyamping,

Tentu saja, Sungmin cemburu. Kyuhyun bodoh, bodoh, bodoh runtuknya dalam hati.

Sungmin merasakan pergerakan di sisi ranjangnya. Sungmin tahu itu Kyuhyun dan ia berusaha tidak peduli, namun Sungmin sedikit tersentak saat Kyuhyun melingkarkan tangan pada perutnya.

"Maaf" lirihnya.

Akh! Kyuhyun yang berucap lirih tepat di kupingnya membuat Sungmin tak tega. Kyuhyun memang tidak salah, karena pemuda itu bersikap profesional, jadi pemuda itu tidak perlu meminta maaf. Sungmin hanya tengah marah pada dirinya sendiri.

"Jika kau tidak setuju, aku bisa membatalkannya"

"Tidak usah"

"Tapi kau marah padaku. Aku tidak mau. Lebih baik aku membatalkan kontrak itu"

"Aku sudah bilang tidak usah" Sungmin meremas selimut berwana pinknya. "Aku... hanya cemburu" cicitnya. Tidak tahu saja di belakang sana Kyuhyun tersenyum kecil ia gemas melihat tingkah Sungmin yang merajuk.

"Kenapa?"

"Tentu saja dengan adegan kissingnya" kata Sungmin dengan nada tinggi.

"Itu bukan pertama kalinya, kan"

"Kau terdengar seperti tidak masalah untuk mencium wanita lain" ujar Sungmin sengit bagai terik matahari. Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal walau ia tahu Sungmin tidak bisa melihatnya."Aku tahu tapi tetap saja" Sungmin semakin membenamkan wajahnya pada selimut. "Dramkus masih mending kissing scene hanya seperti itu?"

"Seperti itu bagaimana?"

"Ya, ciumannya sebentar. Jika drakor bisa saja si artis melakukan kesalahan dan adegannya bisa di ulang beberapa kali" geramnya. Sungmin membayangkan jika artis lawan main Kyuhyun yang memang sengaja melakukan kesalahan agar bisa merasakan bibir Kyuhyun lebih lama. "Bibirmu milikku. Salah, kau milikku, semuanya. Aish menyebalkan sekali"

Sungmin mengerutkan dahinya saat merasakan dengusan tawa dari belakang tengkuknya. Ia menoleh dan benar saja Kyuhyun tertawa sembari memegang perutnya.

"Ya, terus saja tertawa sampai sekarat" umpatnya

Tak ingin menambah kemarahan Sungmin. Kyuhyun segera meredakan tawanya. Ia membalikkan tubuh Sungmin menghadapnya lalu membawa Sungmin kedalam pelukannya. "Kau tahu Itu hanya tuntutan kerja. Tentu saja aku milikmu seutuhnya. Begitu pun sebaliknya"

"Aku cemburu" gumam Sungmin pelan.

"Maaf"

Sungmin menggeleng. "Aku yang harus meminta maaf" ia mendongak menatap Kyuhyun dengan wajah sedihnya. "Aku kekanak-kanakan, ya"

Kyuhyun tersenyum lembut. Mengusap sisi wajah Sungmin. "Aku mengerti. Aku juga akan terbakar jika berada di posisimu"

"Tuh, kau mengerti" Sungmin mengerucutkan bibirnya.

"Terima kasih sudah bersabar dengan pekerjaanku" mendapat kan senyum tampan Kyuhyun membuat Sungmin merona.

"Aku memang gadis yang pengertian, kok" jawab Sungmin bangga.

Kyuhyun tergelak. Ia menyerang Sungmin dengan kecupan-kecupan singkat namun bertubi. Sungmin menatap Kyuhyun tidak mengerti. Setelah melepas tautan bibir mereka, Kyuhyun malah tertawa sendiri sekarang.

"Kenapa?"

Sungmin agak gugup sebenarnya di tatap Kyuhyun dengan mata polosnya bak anak kecil. Kyuhyun terkekeh lagi kemudian berujar. "Aku sudah mencium bibir beberapa wanita tapi bibir mu lebih dasyat dari yang lainnya"

"Kyuhyun no aho (Idiot)" seru Sungmin. "Itu pujian sekaligus belati yang menusuk hati" Sungmin cemberut. Tatapannya terfokus pada belahan bibir Kyuhyun. Ia menyentuh bibir itu perlahan.

Kyaaa! Ingin rasanya Sungmin menjambak tiap wanita yang merasakan bibir Kyuhyun –miliknya- namun tentu saja itu hanya imajinasi Sungmin belaka. Mungkin ya, Sungmin kadang marah, namun Sungmin pun cepat tersadar jika ini adalah sebuah resiko. Toh, Kyuhyun tidak mencium para wanita itu dengan nafsu atau perasaan. Karena Sungmin tahu, cinta Kyuhyun hanya untuknya.

Kyuhyun terkekeh. Ia memang merasa bersalah, tapi Sungmin selalu membuat rasa bersalah itu menjadi sedikit mencair. Pekerjaannya memang menguras emosi dalam hal asmara. Satu sisi ia pun tidak ingin melakukan adegan seperti itu, untuk menghargai Sungmin sebagai gadis yang ia cintai. Namun Kyuhyun juga tidak bisa bekerja seenaknya. Semuanya sudah menjadi satu paket dalam kontrak kerja.

Kyuhyun bersyukur, Sungmin tak pernah marah besar karena pekerjaannya. Hanya hal merajuk seperti ini. Itu hal wajar bagi Kyuhyun. Seperti yang Kyuhyun bilang tadi jika dirinya pun pasti akan terbakar jika berada di posisi Sungmin. Ia salut, karena Sungmin tidak pernah ada niatan untuk membalas perbuatannya.

Kyuruk~

"Eh?"

Sungmin menatap Kyuhyun yang wajahnya memerah. Malu. "Belum makan?"

Kyuhyun menggeleng. "Setelah latihan dramkus, aku langsung kemari"

"Kau ini" Sungmin bangun dari tidurannya. Bergegas turun dari ranjang, Sungmin sedikit merapikan penampilannya yang agak berantakan sembari mengomel ini itu. "Jadwalmu sudah padat mengalahkan sibuknya jam buka pom bensin yang beroprasi 24 jam. Aku sudah bilang jangan telat makan. Ayo turun kebawah. Kau harus makan. Setelah itu pulang lalu istirahat" Kyuhyun hanya tersenyum mendengarnya.

Sungmin mengulurkan tangannya pada Kyuhyun. Pemuda tampan itu sudah menggapai tangan Sungmin namun belum berniat untuk mengikuti Sungmin dan masih bertahan di atas ranjang.

"Kau sudah tidak marah, kan?" tanya Kyuhyun.

Sungmin mengerjapkan matanya. "Sedikit" jawabnya sembari memalingkan wajah. "Ayo" Sungmin mencoba menarik Kyuhyun bangun, dengan susah payah Kyuhyun sudah berdiri di hadapannya.

Saat Sungmin hendak keluar kamar, Kyuhyun menahan pergerakan nya kembali. Sungmin menoleh. "Senyumnya mana?"

Sungmin mendengus geli, ia menarik sudut bibirnya sedikit. Memperlihatkan jika dirinya baik-baik saja. "Sudah?" Kyuhyun mengangguk senang.

"Aku mencintaimu" seru Kyuhyun.

Sungmin merona. "Me too" gumam Sungmin pelan.

Hal itu berhasil membuat Kyuhyun menarik Sungmin kedalam pelukannya kemudian kembali memberi kecupan dan pagutan lembut untuk kekasihnya tercinta.

.

.

.

.

.

OMAKE

Kangin menggelengkan kepalanya melihat Kyuhyun yang lahap menyantap makanan buatan putrinya.

"Bintang tenar sepertimu kenapa harus menumpang makan dirumahku?" cibir Kangin.

Kyuhyun menelan makanannya sebelum menjawab. "Paman jangan pelit dengan calon menantumu sendiri" kata Kyuhyun.

Sungmin yang berada disamping Kyuhyun tersedak oleh ludahnya mendengar ucapan Kyuhyun. Wajahnya sudah di hiasi rona merah yang hampir mencapai telinganya sendiri. Sungmin menyenggol lengan Kyuhyun, malu. Kyuhyun tentu saja semakin asyik menggoda sang kekasih.

Kangin mendengus, kalah berdebat dengan Kyuhyun. Leeteuk mengusap lengan suaminya sembari tersenyum. Ia lalu menatap Kyuhyun.

"Kapan mulai syuting filmnya?" tanyanya.

"3 hari lagi. Bibi nanti harus nonton film perdana ku ya" kata Kyuhyun dengan mengedipkan sebelah matanya. Leeteuk tertawa lalu menganguk tanda 'oke'.

Sungmin mengusap peluh yang membasahi dahi Kyuhyun. "Hari pertama syuting pengambilan gambar untuk apa?" Sungmin bertanya.

"Pembuatan foto teaser dan juga kissing sca-" Kyuhyun menjeda ucapannya. Tersadar jika dia sudah kelepasan berbicara. Kyuhyun perlahan menggerakan kepalanya kesamping. Sungmin sudah mengeluarkan aura hitamnya.

Hah! Jangan sampai Sungmin kembali marah.

.

.

.

.

.

Hai Minna! Apa kabar...

Rasanya udah lama banget ga post ff dan nyapa temen-temen semuanya.

Gimana dengan FF aku kali ini? Gantung banget ya. Aku sengaja ga nulis kata TBC atau END karena aku sendiri masih bimbang nih FF mau di oneshoot atau berchapter, jadi gitu deh.

FF kali ini juga terinsprirasi dari si Daddy Kyu yang main web drama ya T. T

Baper sumpah. Perasaan aku tuh di tuangin dari ungkapan perasaan Ming hahay!

Antara ga rela dan penasaran liat Kyu main drama wkwkwk dramkus kan terbatas ya videonya wkwwk.

Maaf-maaf banget ya Ffnya ga jelas gini. Tapi karena dukungan Eonni dan saeng-saengku dan tentunya reader semua aku beraniin buat ngepost ini.

Last! Mind to review?

Gomawo, saranghaeee chu~~