ON RAINY DAY
Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae
Genre: Romance, Family
WARNING!
BOYS LOVE
DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!
THE STORY IS MINE
Typo may applied, don't be silent reader please.
NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^
TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.
THANKYOU ^^
.
.
If this heart of mine was yours and yours was mine, this rainy day would be just fine...
.
.
Hari ini hujan lagi.
Seorang laki-laki berusia tigapuluh tahun menghampiri jendela dengan membawa cangkir kopinya. Hujan membuatnya tersenyum, ia memejamkan matanya, lalu menghirup udara dalam-dalam. Mencium bau tanah yang baru saja di siram hujan.
Tenang.
Itu yang selalu Donghae rasakan ketika hujan datang. Kenangan manis tentang hujan akan berputar otomatis dikepalanya. Kenangan yang tidak bisa Donghae lupakan begitu saja meski sudah bertahun-tahun berlalu. Mungkin sebenarnya hal itu tidak pantas di kenang, karena kenangan itu terjadi di saat Donghae menyandang gelar sebagai seorang suami dari perempuan yang ia nikahi dan bahkan melahirkan seorang putri yang luar biasa cantik untuknya.
Meskipun tidak ingin mengenangnya lagi, tapi setiap kali hujan datang, maka Donghae akan otomatis mengingat kenangan itu. Pertemuan singkat di tengah hujan lebat, dengan seseorang yang membuatnya berdebar untuk pertama kalinya.
"Dad!"
Seorang anak perempuan bermata bulat dan bening menghampiri Donghae, tangan mungilnya memeluk kaki sang ayah, dan kepalanya menengadah ke atas agar bisa menatap wajah tampan ayahnya dengan jelas.
"Hm?"
"Haru boleh main di luar?"
"Hujan, sayang."
"Itu sebabnya Haru ingin main di luar!"
Si ayah tersenyum, lalu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil berusia lima tahun itu. Sulit sekali menolak permintaan anaknya, apa lagi ketika mata beningnya mulai terlihat sedih. Mata bening yang menjadi kelemahan terbesar si ayah.
"Oke, kalau begitu."
Gadis kecil bernama Haru itu berjingkrak girang, ia memeluk leher Donghae, lalu mengecup pipinya bertubi-tubi.
"Thanks, daddy!"
"Jangan main ke luar pagar, mengerti?"
"Hm."
Haru berlari keluar, lalu bergulingan di rumput halaman rumah mereka dengan gembira. Gadis kecil itu, semakin hari semakin mirip ayahnya. Selain mata mereka yang sama, sifat merekapun sama. Ah, mereka juga sama-sama menyukai hujan. Kapanpun hujan datang, Haru akan berlari keluar dan membiarkan dirinya basah di guyur hujan.
Sambil meneguk kopinya perlahan, mata Donghae mengawasi Haru dari kursi yang ada di teras rumah mereka. Mata sendunya memperhatikan gerak-gerik Haru, sementara bibirnya menyunggingkan senyum tanpa sadar ketika gadis itu memekik kegirangan sambil memeluk bola plastik berwarna merah muda kesayangannya. Semakin hari, Donghae merasa gadis kecilnya tumbuh dengan cepat. Rasanya, baru kemarin Donghae mangajarinya berdiri, dan hari ini Donghae melihat gadis kecilnya sudah berlarian kesana kemari dengan kaki kecilnya.
"Dad, kenapa hanya duduk di sana? Ayo, main dengan Haru."
Donghae tampak berpikir, sebenarnya ia tidak mau hujan-hujanan, tapi sekali lagi keinginan Haru tidak bisa di tolak. Akhirnya, Donghae meninggalkan cangkir kopinya dan berlari menerjang Haru. Gadis itu tertawa riang, berlarian sambil menendang bolanya ke arah sang ayah.
"Gadis nakal!"
Haru tidak takut diteriaki ayahnya, ia malah semakin girang dan terus berlarian mengelilingi halaman rumah mereka yang cukup luas itu.
"Daddy! Bolaku keluar pagar!"
Haru berteriak sambil menghentakan kakinya kesal, ketika Donghae menendang bolanya terlalu keras hingga melambung melewati pagar rumah mereka.
"Ah, maafkan Daddy."
Donghae berlari ke luar pagar mencari bola anak perempuannya, matanya ia pincingkan karena pandangannya sedikit kabur akibat hujan yang semakin deras. Meskipun sudah terlihat sangat jelek, Haru sangat menyukai bola itu. Bola itu hadiah dari Donghae saat Haru menginjak usia satu tahun, tidak heran Haru sangat menyukai bola itu. Jadi, mau tidak mau, Donghae harus mendapatkannya kembali agar anak semata wayangnya itu tidak rewel.
"Kau mencari ini, tuan?"
"Ah, ya. Terima kasih."
Untuk sesaat Donghae membeku. Matanya memandang lurus ke arah laki-laki berpayung biru yang sedang tersenyum ke arahnya, laki-laki manis dengan senyumannya yang khas. Senyum yang tidak asing lagi bagi Donghae.
Tiga tahun yang lalu, seseorang tersenyum seperti itu pada Donghae.
Dia...
"Aku Eunhyuk, baru pindah ke rumah sebelah. Bola ini, masuk ke dalam rumahku tadi."
"Oh, terima kasih."
"Bola anakmu?"
"Ya."
Mata Donghae tetap memandangi laki-laki manis bernama Eunhyuk itu. Laki-laki yang beberapa tahun lalu pernah membuat Donghae terpesona itu, kini berdiri dihadapan Donghae sambil tersenyum. Untuk kedua kalinya, mereka berdiri saling berhadapan di tengah-tengah hujan. Kenangan yang tinggal dalam ingatan Donghae, kini terulang lagi. Di waktu dan tempat yang berbeda.
"Kenapa hujan-hujanan? Kau bisa sakit."
Eunhyuk membagi payungnya dengan Donghae, sehingga tanpa sengaja mereka berdiri berdekatan. Donghae semakin terpaku, jantungnya tiba-tiba berdegup tidak terkontrol. Sudah lama sekali Donghae tidak merasakan perasaan seperti ini.
Berdebar...
Perasaan yang dulu pernah ada, saat pandangan mata mereka bertemu untuk pertama kalinya. Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi Donghae masih bisa merasakan perasaan yang sama. Perasaan unik yang tidak bisa diungkapkan dengan untaian kata sederhana. Perasaan menggelitik yang membuat Donghae tidak bisa tidur karena terlalu bahagia.
"Dad! Mana bolanya?"
Teriakan Haru membuyarkan lamunan Donghae, ia menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya yang sempat hilang karena sibuk menjelajahi ingatannya di masa lalu. Donghae tersenyum memandang Haru yang mengulurkan tangan mungilnya, meminta bola kesayangannya di kembalikan.
"Ini, sayang."
Setelah menerima bolanya kembali, Haru berlari masuk ke dalam dan main dengan bolanya. Sementara Donghae, masih berdiri di sana bersama ingatan masa lalu dan perasaan berdebarnya. Dalam hati ia bertanya-tanya, masihkah Eunhyuk mengingatnya? Masihkah Eunhyuk mengingat pertemuan pertama mereka beberapa tahun yang lalu?
Ada banyak pertanyaan dalam benak Donghae, namun ia tidak berani bersuara dan hanya sibuk memikirkan jawabannya sendiri.
"Ah, jadi kau sedang bermain dengan anakmu?"
"Ya, begitulah."
"Anak perempuan kenapa mainannya bola?"
"Ah—hm, itu karena saat usianya setahun, aku tidak tahu harus memberikan hadiah apa. Jadi, ya begitulah."
"Boneka! Kau harus memberikan anak perempuan boneka."
"Oh."
Mendadak, Donghae jadi semakin canggung dan malu karena bertemu dengan Eunhyuk dalam keadaan basah kuyup. Donghae yakin, saat ini ia terlihat sangat konyol karena masih main hujan-hujanan di usianya yang sudah menginjak angka tigapuluh.
Sekali lagi, mereka bertemu dalam keadaan basah kuyup karena di guyur hujan.
"K—kau, baru pindah?"
"Ya. Aku pindah dua hari yang lalu, tapi belum sempat menyapa tetangga karena terlalu sibuk menata isi rumah. Tinggal sendirian di rumah yang cukup luas, sedikit merepotkan."
"Oh."
Hanya satu kata singkat yang bisa Donghae ucapkan, suara Eunhyuk di tambah suara hujan, terdengar sangat merdu di telinga Donghae. Senyum Eunhyuk seperti menghipnotisnya, hingga Donghae hanya mampu menatapnya tanpa kata dan ikut tersenyum tanpa alasan.
"Kau baik-baik saja? Sebaiknya cepat masuk ke rumah, kau bisa sakit nanti."
"Oh, aku baik-baik saja. Itu—k—kau mau mampir ke rumahku? Ah, tidak. Maksudku—"
"Baiklah."
"Ya?"
Mata Donghae terbelalak, tidak menduga Eunhyuk akan menjawab iya dengan cepat. Donghae sempat berpikir, Eunhyuk mungkin menganggapnya aneh dan tidak sopan karena tiba-tiba mengajak masuk orang asing ke dalam rumahnya.
"Aku akan mampir ke rumahmu. Lagi pula, aku mau memberikan kue ini padamu sebagai salam perkenalan dari tetangga baru."
Masih ingatkah kau padaku?
.
.
TBC
Hai~~ datang dengan fanfic family krn banyak yang nanyain, kapan aku buat fanfic family lagi. ini bukan mpreg ya ^^
Ini gak di edit jadi mungkin ada typo tersebar dimana2 hahah
Sengaja ninggalin fanfic yg masih TBC krn biar aku termotivasi nerusin semua fanfic dan gak ada alasan hiatus selama Eunhae wajib militer... seneng? hehehe selama waktunya ada, feelnya ada, moodnya ada, pcnya ada, aku bakal nulis untuk menyenangkan kalian. jadi, mohon dukungannya ^^
Oke, segitu aja. jangan lupa tinggalkan review ^^
Love You and Thank you ^^
.
.
With Love,
Milkyta Lee