.
.
.
HunHan
GS
.
.
.
Happy Reading!
.
.
.
Sehun menyantap makan malamnya dengan ogah-ogahan. Kalau saja sang ayah tidak memaksanya untuk makan, Sehun akan lebih memilih tidur. Ini sudah jam 11 malam dan Sehun ingin istirahat. Menggantikan posisi sang ayah di kantor lengkap dengan segudang pekerjaan membuatnya tak puduli dengan dengan urusan lain termasuk urusan makan. Rasa lelah membuatnya kehilangan selera untuk sekedar menyantap makanan. Jadi, seperti inikah pekerjaan ayahnya?
Tuan Oh berdehem pelan "Menikmati pekerjaanmu? Bagaimana rasanya?"
"Luar biasa" jawab Sehun kalem.
Lantas membuat Tuan Oh mengulum senyum maklum "Begitukah?"
Sehun mengangguk "Mungkin karna sudah terbiasa dengan kantor, pengalaman itu sangat membantuku meskipun tumpukan dokumen-dokumen itu membuatku tidak bisa makan " ketusnya.
Tuan Oh tertawa "tak bisa makan atau kencan?" matanya menatap Sehun lekat-lekat "Appa selalu memperhatikanmu Sehun" lanjutnya.
"Aku tau" Sehun menenggak air putih di hadapannya kemudian terdiam.
"Tidak bisakah kau menghapus dendamu?" kali ini tuan Oh bertanya sungguh-sungguh namun Sehun tidak berniat menjawabnya.
"Appa hanya ingin yang terbaik untukmu jadi ap-"
"Aku mengerti tapi aku sulit memaafkannya!" Sehun memotong kalimat sang ayah dengan emosi. Entahlah, setiapkali membicarakan ini membuat kemarahannya meletup-letup.
Sehun mengusap wajahnya gusar "aku lelah" setelah mengatakan itu Sehun beranjak dari meja makan menuju kamarnya di lantai dua. Ini harus di akhiri sebelum emosinya menjadi-jadi.
BRAK!
Suara bantingan pintu dari kamar Sehun membuat Tuan Oh menghela nafas. Namja paruh baya itu ikut beranjak dari meja makan. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika matanya melihat foto Sehun yang masih kanak-kanak. Memandangi foto itu lama-lama membuatnya tersenyum miris. Sehun sekarang sangat berbeda dengan Sehun yang dulu. Siapa yang harus bertanggung jawab untuk semua ini? Ia hanya bisa menghela nafas berat. Sulit sekali bicara dari hati ke hati bersama putranya itu.
.
.
.
Sehun berbaring telentang, matanya tertutup tapi dirinya tidak tidur. Entah kemana perginya rasa kantuk dan lelahnya tadi. Pembicaraannya dengan sang ayah membuat moodnya buruk.
Pemuda itu mendesah lelah. Serasa ada yang mengganjal dalam hatinya membuatnya tak bisa tenang. Seperti ada yang salah dengannya.
Luhan
Hari ini Sehun tidak melihat gadis itu. Biasanya Sehun akan merasa lega meskipun dengan melihat Luhan dari kejauhan. Sehun tau diri untuk tidak memunculkan diri di hadapan Luhan, setelah gadis itu melihat kebejatannya di perpustakaan tempo hari. Tapi demi Tuhan. Dia sangat ingin melihat Luhan sekarang.
"Ini gila" gumamnya setengah sadar.
.
.
.
"Wah..nyaman sekali sunbae" mata bulat Kyungsoo menjelajahi apartemen Baekhyun.
Tidak terlalu mewah tapi Baekhyun menatanya sedemikian rupa. Terkesan manly namun ada sentuhan feminim di tempat yang tepat.
Baekhyun kembali dari dapur dengan tiga gelas jus jeruk. Melirik dua gadis di depannya dengan senyum misterius.
"Aku punya ide bagus" katanya dengan nada yang di buat semenarik mungkin. Membuat Luhan dan Kyungsoo penasaran
"Ide apa?" sahut Kyungsoo antusias kemudian meminum Luhan hanya diam mendengarkan.
"Bagaimana kalau besok kita tidak ke kampus? Dua hari bolos tak apalah sekali-sekalikan?" ucap Baekhyun santai.
Sepertinya Kyungsoo tergoda. Kemudian melirik Luhan yang menggeleng tidak setuju.
"Ayolah Lu. Memangnya kau mau di kampus tanpa ada Chanyeol? Anak-anak pasti akan terus mengganggumu lagi." rayu Baekhyun lagi. Bukan ingin menakut-nakuti Luhan. Tapi sebagai asisten dosen, Baekhyun juga tak bisa mengawasi Luhan seperti permintaan Chanyeol. Hari ini saja, baru hari pertama Chanyeol pergi anak-anak mulai berani mendekati Luhan. Untung saja Baekhyun datang tepat waktu. Kyungsoo juga tidak bisa di harapkan. Gadis itu malah ikut jadi sasaran anak-anak.
"T-tapi C-chan-."
"Aku yang akan menjelaskan pada Chanyeol." Serobot Baekhyun cepat. Lagi pula ini pasti menyenangkan, pikirnya.
Luhan nampak ragu-ragu, melirik Kyungsoo yang tersenyum lebar "b-baiklah" cicitnya pelan.
Baekhyun dan Kyungsoo tersenyum puas.
"Baiklah..bagaimana kalau kalian menginap di sini?" Usul Baekhyun lagi
"Setuju! Tapi kami harus pulang dulu, iakan Lu?" Luhan mrngangguk kecil menjawab Kyungsoo.
.
.
.
"Woahh online shoopmu banyak diminati sunbae, aku tidak menyangka semua baju-baju ini designmu sendiri. Ini keren!" Kyungsoo berteriak histeris. Sudah dua hari mereka menghabiskan waktu di apartemen, dan Kyungsoo sudah mengatakan kalimat itu berulang-ulang. Membuat Baekhyun dan Luhan terkikik.
"Sudah aku bilang, panggil aku eonni saja!" Baekhyun memperhatikan dua gadis yang membantunya packing baju.
"Aku mau yang ini. Apa aku mendapat diskon? Ayolah.." Kyungsoo mendekap mini dres biru muda itu di dada, dan melakukan puppy eyes pada Baekhyun.
Baekhyun tersenyum masam, namun pada akhirnya dia mengangguk membuat Kyungsoo girang bukan kepalang. Kemudian Baekhyun memperhatikan Luhan yang anteng melipat baju dan memasukannya ke plastik "Lu apa ada baju yang kau suka? Aku akan memotong harganya untukmu."
Luhan menatap Baekhyun ragu-ragu, kemudian tangannya terulur menunjukan sesuatu "A-aku su-ka y-yang i-ini."
Baekhyun tersenyum simpul. Bukannya memilih baju yang sudah jadi, Luhan malah menginginkan mini dres yang masi berbentuk sketsa. Mini dres itu sangat cantik, Baekhyun ingat dirinya membuat sketsa itu tiga tahun lalu waktu masih Senior High School.
"Baiklah biarkan aku mengukurmu! Kemarilah!" Baekhyun mengeluarkan alat pengukur dari laci "aku tidak menyangka kau menyukainya, itu sketsa pertamaku." katanya malu-malu.
Luhan tersenyum lucu "i-ini sa-ngat c-cantik. Te-terima ka-sih ma-mau mem-buatnya u-untukku." Baekhyun dan Kyungsoo gemas sendiri melihat tingkah laku Luhan yang cute alami.
"Sejak kapan eonni berbisnis online?" memang pada dasarnya Kyungsoo kepalang penasaran.
Baekhyun menerawang sejenak, tak lama gadis bermata sipit itu tersenyum lebar.
"Sejak masuk Universitas aku butuh uang untuk membayar biaya kuliahku, yeahhh beasiswaku hanya berlaku sampai Senior High School saja. Semuanya sudah di rencanakan matang, makanya aku mengambil kuliah design yang kebetulan memang hobiku. Aku bukan berasal dari keluarga berada tapi aku juga tidak ingin mempersulit orangtuaku. Sebenarnya apartemen ini juga milik temanku." katanya dan memandang sekeliling apartemen.
"semua designmu keren sekali, oh oh baju namja juga. Kenapa tidak membuka butik saja eonni?" Kyungsoo mengacung-acungkan kemeja namja pada Baekhyun.
"Haha...itu mungkin akan aku pikirkan kalau modalnya sudah ada, lagipula ak-."
Krukk
Suara perut Luhan memotong kalimat Baekhyun. Gadis itu menunduk dengan pipi merah jambu. Dia malu.
"Oh astaga sepertinya aku memperkerjakan kalian terlalu lama. Ahaha sebenarnya aku juga sudah lapar, ayo kita makan dulu!" Baekhyun terkikik, menarik kedua gadis mungil itu menuju dapur "Oh lihatlah ini sudah jam 11, betapa berdosanya aku membiarkan kalian kelaparan." kikiknya lagi.
.
.
.
Sehun dan Jongin berdiri di depan pintu sebuah aparteman. Jongin menekan pasword yang ternyata masih sama.
Ceklek
Jongin menyeringai, mengedipkan mata pada Sehun yang berdiri kalem di belakangnya.
"Aku suka ini. Kamar dan seorang gadis." Jongin membuka knop pintu dengan penuh minat. Sementara Sehun hanya diam mengikuti Jongin memasuki apartemen itu lebih jauh.
"Sayangku dimana kau tidakah ada ciuman selamat datang untukku?" Jongin melenggang santai menuju satu-satunya kamar di apartemen itu.
Sehun mendengus geli. Menjijikan sekali pikirnya. Sehun memukul bahu Jongin dengan masih menahan senyum gelinya.
"Diamlah! Dia akan menendangmu jika mendengar kata-kata menjijikanmu itu." peringatnya.
Bukannya takut. Jongin malah semakin berniat merayu gadis kesayangannya itu. Tangannya sudah meraih knop pintu kamar bersamaan dengan nyanyian kurang ajarnya.
"Oh sayangku kau di dalam? Ayo kita habiskan malam berduaaaaa.." senandungnya terhenti ketika matanya menangkap bukan hanya gadisnyalah yang tertidur diranjang.
"Sehun-ah seprtinya kita berkunjung diwaktu yang tepat." Jongin menatap Sehun dengan senyum lebar.
"Hmm" Sehun hanya menggumam pelan. Matanya menatap ranjang di depannya lekat-lekat.
Disana tertidur tiga gadis yang sangat Sehun kenali Baekhyun, Luhan, dan Kyungsoo "Sebenarnya ada apa ini?" gumamnya pada Jongin yang hanya dibalas gendikan bahu dari sahabatnya itu.
Sehun merasa kelegaan luar biasa ketika melihat wajah Luhan yang terlelap. Rindunya terobati.
Tanpa ragu pemuda itu melangkah mendekati sisi ranjang dimana Luhan tertidur. Duduk disebelah gadis itu dan menatapnya lekat-lekat.
Jongin memperhatikan sahabatnya itu dalam diam. Dia tahu jika Sehun tertarik dengan boneka hidup itu. Tapi Jongin tidak tahu Sehun tertarik karna fisik atau lainnya. Jika memang sahabatnya itu tertarik karna fisik, itu tidak ada bedanya dengan Sehun yang tertarik dengan yeoja-yeoja sebelumnya. Tertarik karna seks. Sementara Luhan kekasih Chanyeol. Jongin tidak ingin nafsu Sehun mengacaukan semuanya. Persahabatan mereka.
"Apa yang kau lakukan?" Jongin menegur Sehun yang mulai membelai wajah Luhan.
Sehun memilih tak menghiraukan Jongin, begitu menikmati apa yang dirinya lakukan. Tersenyum kecil ketika Luhan mulai menggeliat terganggu karna sentuhannya. Mata rusa itu mengerjap sayu. Gadis dengan surai madu yang acak-acakan itu mengucek matanya pelan ketika matanya masih buram.
"Ahh!" Luhan terlonjak kaget ketika menemukan Sehun dihadapannya. Seketika terduduk dan beringsut kesandaran ranjang.
Sehun tidak peduli dengan reaksi Luhan. Tiga hari dirinya merasa nyaris sinting karna gadis ini. Sekarang dia ingin meluapkan frustasinya pada Luhan. Ingin sekali.
"Apa aku mengganggu tidurmu?" Sehun semakin mendekati Luhan yang menunduk. Sementara gadis kini beringsut pada Kyungsoo yang masih tidur.
"Aku tidak akan menyakitimu, biarkan aku menyentuhmu!" Ujar Sehun frustasi karna penolakan Luhan.
"Sehun!" Jongin menarik Sehun yang menurutnya sudah keterlaluan.
"Kenapa kalian ada disini?" suara serak Baekhyun yang terbangun begitu melegakan untuk Luhan.
"Kami menghawatirkanmu. Dua hari tidak ke kampus tanpa memberi kabar, aku pikir kau sakit. Sehun sampai meluangkan waktunya dari kantor untuk menjengukmu Baek." Jongin berkata panjang lebar.
Baekhyun melirik Sehun sebentar. Sahabatnya itu masih mengenakan kemeja putih yang digulung sampai siku. Penampilannya sedikit berantakan dengan kemeja putihnya yang sedikit keluar dari celana formalnya. Kemudian dia melirik Luhan yang jadi objek fokus Sehun dari tadi. Bahkan pemuda itu tidak berkata apa-apa padanya. Baekhyun menghela nafas, dia tak memperhitungkan kemungkinan ini. Tentu saja Sehun dan Jongin bisa keluar masuk apartemen ini, mengingat ini merupakan apartemen mereka. Baekhyun kira mereka tidak akan berkunjung mengingat kedua sahabatnya ini sedang sibuk.
"Sepertinya Sehun tidak menghawatirkanku. Dia menghawatirkan yang lain." Baekhyun menunjuk Luhan dengan dagunya. Membuat Jongin tersenyum kecut karnanya.
"Yahh bisakah kalian berdua keluar dari sini!" usir Baekhyun.
Jongin menggendikan bahu acuh, malah menyandarkan tubuh jangkungnya kedinding "kami sama sekali tidak mengganggu, buktinya Kyungsoo masih tidur." katanya setengah geli.
"Astaga! Aku bilang keluar Oh Sehun Kim Jongin!" lengkingan suara Baekhyun pada akhirnya membangunkan Kyungsoo.
"Apa sudah waktunya makan malam?" Kyungsoo bertanya linglung. Mengucek matanya pelan. Belum menyadari sekitarnya "astaga!" mata bulatnya membola ketika mendapati Jongin yang menyeringai padanya "ya Tuhan!" pekiknya lagi ketika mendapati Sehun di belakangnya. Tepat dihadapan Luhan.
"Yak! Menjauh darinya, Sehun sunbae!" Kyungsoo menarik Luhan turun dari ranjang.
"Sebaiknya kalian pulang! Aku baik-baik saja, terimakasih sudah mencemaskanku." Baekhyun berkata ketus. Masih kesal dengan tingkah kurang ajar Sehun dan Jongin di perpustakaan beberapa hari lalu.
"Lebih baik urusi saja yeoja-yeoja kalian daripada kalian repot-repot mengurusiku!" Kemudian menarik Luhan dan Kyungsoo keluar dari kamar.
Kalimat pedas Baekhyun membuat Jongin mendesah ngilu "Baek kau masih marah?" teriaknya yang tak digubris Baekhyun sama sekali.
.
.
.
Kyungsoo menatap Sehun dan Jongin bergantian. Baekhyun sudah mengusir mereka sejak kemunculan mereka di tidur siang tadi. Tapi mereka tidak mau pergi. Sekarang mereka sedang menonton televisi. Sepanjang makan malam Kyungsoo memperhatikan Sehun yang terus menatap Luhan. Apa playboy itu sedang mendekati sahabatnya? Oh itu tidak boleh terjadi.
"Lu kapan Chanyeol sunbae pulang?" tanyanya dengan sengaja.
"M-mungkin be-besok a-atau lu-lusa." jawab Luhan setengah ragu.
"Kau pasti sangat merindukannya ya?" goda Kyungsoo membuat Baekhyun tersenyum tipis.
"Benarkan?" godanya menjadi-jadi. Membuat Luhan menganggukan kepala malu-malu.
Jongin melirik Sehun yang beraura gelap. Pemuda itu mendengus pelan "aku tidak mengerti, jadi kalian bolos berencana? Membuat khawatir saja." Jongin bertanya tak habis fikir dengan ketiga gadis dihadapannya. Dia sadar topik Park Chanyeol sangat tidak tepat untuk Sehun. Dengan sengaja dia membuat topik baru.
"Bukan urusanmu." Baekhyun masih menggunakan nada ketusnya.
Sehun tidak tahan dengan suasana aneh diantara mereka. Dirinya ingin sedekat mungkin dengan Luhan, tapi mereka sama sekali tidak membiarkannya mendekati Luhan. Ini sangat menyiksa.
Sialan!
"Aku hanya menginginkan Luhan! " geramnya dalam hati.
Srettt!
"Yakkkkk!"...
Habis sudah kesabarannya. Pemuda itu menarik paksa Luhan. Menguncinya diruangan kerja Baekhyun. Tak peduli dengan teriakan teman-temannya dari luar. Pemuda itu memeluk Luhan seperti orang gila. Menghirup aroma yang membuatnya mabuk tanpa harus menenggak alkohol. Tidak peduli dengan gadis itu yang sekarang menangis ketakutan karnanya.
"Ya Tuhan..Luhan aku sangat merindukanmu." Sehun merunduk melesakan wajahnya pada ceruk leher Luhan yang kaku. Memejamkan matanya menikmati kulit Luhan yang selembut kulit bayi.
"A-aku..a..a-aku.." Mata Luhan bergerak liar. Ingin sekaki dirinya meleoaajan diri. Tapi tubuhnya benar-benar tak bisa dia gerakan.
"T-takut..jj..jang-an"
"Kk..kku..mo-hon"
Tuli
Sehun telah tuli dengan isakan Luhan. Pemuda itu malah mengumpulkan rambut sepunggung Luhan yang tergera, kemudian menyampirkannya ke bahu kanan gadis itu. Jakunnya bergerak gelisah melihat bahu kiri Luhan yang terekspose karna kaos longgar yang dikenakan gadis itu. Membenamkan kembali wajahnya pada leher dan bahu kiri putih itu lama.
"Luhan...luhan..." erang Sehun frustasi.
"Ahkk!" Luhan kemekik ketika dengan sengaja Sehun mengigit kecil perpotongan lehernya.
Sehun membawa Luhan ke sofa panjang di dekat jendela tanpa melepas pelukannya.
"Aku tau kau ketakutan, aku tau Luhan." mata sayu Sehun bertemu dengan mata lugu Luhan.
"Aku memang bajingan, kau telah melihatnya sendiri. tapi kau adalah yeoja yang tak ingin aku sia-siakan. Percayalah!" Sehun berkata dengan suara seraknya.
"Jangan takut padaku karna itu sangat menyiksaku!" Sehun menempelkan dahinya dengan dahi Luhan. Memejamkan matanya gelisah "kau satu-satunya gadis yang membuatku segila ini. Aku sangat benci saat Chanyeol didekatmu. Aku..cemburu."akunya. Sehun mengecup pucuk kepaka Luhan dengan lembut.
"Katakan sesuatu!" Sehun mengusap pipi halus itu dengan sayang.
"T-takut..ak-" nafas Luhan memburu. Tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Sehun mengerti, pemuda itu mletakan telunjuknya di bibir Luhan dan tersenyum "ssttt aku tau kau sulit menjelaskannya. Jangan terburu-buru! Bagaimana kalau aku yang bertanya padamu? Kau boleh menjawabnya dengan mengangguk atau menggeleng. Call?" Sehun tidak percaya dengan kara-kata yang baru saja dia ucapkan. Apa benar ini Oh Sehun? Dari mana datangnya sikap lembut ini? Tapi Sehun tidak peduli. Luhan adalah yang terpenting. Pemuda itu menyeringai ketika mendapati Luhan yang mengangguk dengan lugu.
Sudah di mulai Oh Sehun! Dapatkan Luhan dan kau akan puas!
.
.
.
TBC!
Bagaimana dengan chapter ini? Maaf kalau readers tidak puas T.T maaf juga aku updatenya lama, inspirasi dan moodku lagi timbul tenggelam. Aku kelahiran 1994 -_- tua ya? Terserah readers mau manggil aku apa :D dan buat readers yang penasaran sama certanya. Pantengin aja ya! Aku ga akan jawab itu di sini. Biar chapter2 selanjutnya yang akan menjawab penasaran kalian muehehehe terimakasih yang udah review di chapter kemaren :) maaf aku ga bisa sebutin satu2. Tapi aku baca ko review dari kalian.
Jangan lupa reviewnya ya readersku tercinta..#cipok atu-atuatu-atu hehehe.
Mohon kritik dan sarannya yang membangun moodku ya hehe