Difference

Disclaimer : Naruto dan segala isinya hanya milik Masashi Kishimoto

Author: Difference punya Kyori Kyoya

Rating : M (No Lemon just Sami)

Genre : Romance, Family, Drama, mungkin crime,

WARNING: TYPO MENYEBAR,GAJE,OOC,BAHASA TIDAK BAKU, JIKA TIDAK SUKA TIDAK USAH DI BACA. TINGGAL KLICK BACK SAJA.

SASUSAKU

Matahari baru saja menampakkan sinarnya, ketika aku membuka tirai temapat praktekku. Sudah dua tahun berlalu setelah kepergian Sakura dari hidupku. Selama dua tahun ini aku tidak berhenti untuk mencarinya, Konoha bukan tempat yang bagus untuk bersembunyi. Konoha begitu luas, walau pun tidak seluas Tokyo, dan itu membuatku kesulitan untuk menemukan seseorang di kota ini. Bukan hanya Konoha, aku juga meminta bantuan Ino, sahabat Sakura di New Zealand. Dia begitu marah mengetahui menghilangnya Sakura. Tidak usah bertanya bagaimana aku bisa mendapat bantuan itu dari Ino, aku memanfaatkan ayah kekasihnya. Aku bersyukur ini sangat membantuku

Aku berhasil membuka tempat praktek di dekat kantor ayah, dan terkadang aku juga menghadiri rapat disana. Bagaimanapun juga aku tidak mau membuat ayahku bangkrut gara-gara Itachi. Aku tidak percaya dia tidak bisa menghandel semuanya, dasar tidak berguna.

Baru saja aku ingin memeriksa Rocxi, seekor anjing yang kurawat 2 hari ini, dia di anatar kemari oleh pemiliknya setelah mengalami patah tulang akibat kakinya tersangkut di selokan.

"Apa Rocxi ku akan baik-baik saja?" ucapnya sambil membuka pintu klinik.

"Ya dia akan baik-baik saja." Ujarku. Tiba-tiba ada seorang yang membuka pintu klinikku dengan sangat kasar dan itu membuatku dan pemilik Rocxi atau sebut saja Hana terkaget karenanya. Seorang pria berambut merah darah dengan wajah pucatnya menggendong seekor anjing yang terkulai lemah.

"Tolong Shiro!"

Segera aku mengambilnya dari gendongannya dan segera memeriksanay dengan teliti, aku selalu kasihan melihat hewan-hewan seperti ini.

"Apa Shiro tidak apa-apa?"

"Sebelumnya, dia makan apa?" tanyaku memasang jarum inpus di kaki bagian depannya.

"Aku tidak tahu, aku meninggalkannya bersama adik dan sepupuku di hotel. Apa dia akan mati?" wajahnya semakin panik.

"Telat sedikit saja dia tidak akan selamat." Aku mengusap anjing berbadan pendek tersebut, ngomong-ngomong soal pendek, apakah dia bertambah tinggi atau masih saja pendek ya? Aku menghela napas sejenak.

"Jika samapi Shiro mati, aku pastikan mereka juga mati." Sebelah alisku terangkat. Aku memilih diam dan mengambil catatan beresta sebuah bulpoin dari dalam laci. Kemudian menulis beberapa hal penting di sana.

"Maaf nama anda?" tanyaku padanya.

"Ah, namaku Sabaku Gaara. Aku tidak begitu mengetahui tempat ini. Aku berasal dari Suna." Aku menganggukan kepala dan kembali menulis

"Sebaiknya Shiro tinggal disini. Mungkin dalam dua hari ini dia akan pulih." Aku menyerahkan kertas itu padanya, dan di sambut dengan senyum olehnya. Aku kembali ke sisi Rocxi, melepas perban di kakinya. Lukanya sudah kering, dan tinggal perbaiki tulangnya yang patah.

"Ah, maaf dok, apa kita pernah berjumpa sebelumnya?" aku mengalihkan pandanganku pada orang yang masih setia di samping anjing berbulu hitam itu. Nama anjing itu Shiro tapi kenapa dia memberi nama anjingnya Shiro? Apa sebaiknya di berinama Kuro saja? Aneh.

"Aku rasa baru kali ini." Aku kembali menyibukkan diri dengan Rocxi. Hana sudah pergi beberapa menit yang lalu dan dia tidak pamit padaku, ah perempuan merepotkan. Sama merepotkan dengan Itachi. Pasangan yang menjengkelkan. Sekedar info saja Hana adalah kekasih Itachi, sudah satu tahun ini mereka sering menghabiskan waktu bersama, dan itu membuatku sedikit iri.

"Tapi sepertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana- drreeett drreeet drreeet ah sebentar." Dan aku sudah tidak peduli pada percakapannya di telphone dengan seseorang, mungkin kekasihnya atau istrinya. Sepertinya pria bernama Gaara itu sudah cukup umur untuk memiliki sebuah keluarga. Aku mengangkat bahu dan kembali memperban kaki Rocxi.

Difference

Aku tidak percaya, waktu berjalan dengan sangat cepat. Aku menutup klinikku dan mungkin pulang kerumah, sudah satu minggu aku tidak berkunjung ke apartemen, karena akhir-akhir ini aku begitu sibuk mengurus klinik dan tentu saja perusahaan ayah.

Sebelum aku masuk ke dalam mobil, sebuah mobil merah berhenti di depanku. Sang pemilik mobil keluar dan berlari kecil-kecil menghampiriku.

"Bagimana Shiro?"

"Dia sudah membaik, kau tenang saja." Dia menghela napas lega. Aku menyukai orang sepertinya. Dia namapak memperlakukan anjing dengan baik.

"Aku berharap dia akan segera pulih. Karena aku tidak akan lama di Konoha." Ia tersenyum. Wajahnya memang tidak menunjukan seperti orang yang ramah, tapi ternyata berbanding terbailik dengan sifatnya.

"Mau mampir ke kafe sebentar?" aku menawarkannya untuk singah di kafe seberang jalan. Kafe itu terkenal dengan kopinya yang sangat nikmat. Jadi apa salahnya mengajak pemilik pasien ku untuk sedikit ngobrol dengannya.

Ia menyetujuinya dan kami pun berjalan sambil sesekali berbincang mengenai Shiro. Dan aku juga tahu bahwa dia akan mendirikan anak cabang perusahaannya di Konoha.

"Konoha sejuk tidak sepanas Suna. Pantas saja adik ku tidak mau kembali ke Suna." Aku hanya tertawa pelan menanggapinya. "Oh ya, sepupuku pernah tinggal di sini, tapi karena sebuah kejadian yang menurutnya memalukan jadi ia memilih kabur meninggalkan kekasihnya ke Suna. Aku sama sekali tidak tahu apa yang di pikirkannya dan setiap kali aku bertanya apa yang terjadi dia selalu mengalihkan topik pembicaraan dengan baik." Kalimatnya barusan membuatku terdiam seribu bahasa. Sakura.

"Oh ya ampun aku baru mengingatnya." Ia membulatkan matanya, nampak terkejut seperti mengingat sesuatu yang aku sendiri tidak tahu. "Ka-kau yang berada di layar phoncell sepupuku. A-a-apa jangan-jangan kau kekasihnya?"

"Sakura? " benarkan itu Sakura? Lelaki berambut merah itu menganggukan kepalanya dengan semangat. Oh ya ampun, aku senang akhirnya aku menemukan petunjuk dimana Sakura berada`. Dan tanpa basa-basi lagi aku menyeret Gaara untuk menunjukan dimana Sakura saat ini berada. Iapun tidak keberatan. Aku dibawanya menuju sebuah hotel berbintang lima. Tidak ada waktu untuk mengagumi hotel tersebut. Aku menuju kamar yang di maksud Gaara. Tapi sesampainya aku di kamar itu aku tidak menemukan Sakura disana, yang ada hanyalah seorang bocah mungkin sekitar 10 tahun tengah bermain dengan sebuah tab berwarna putih.

"Dimana Sakura?" Gaara bertanya padanya, mungkin dia adik yang dimaksudnya.

"Aku tidak tahu, dia pergi dengan terburu-buru." Dia masih bermain dengan tabnya dan tidak peduli dengan keberadaan aku dan Gaara.

Gaara mengambil phonecellnya dan menghubungi seseorang, aku harap dia adalah Sakura. Raut wajah Gaara terlihat kesal, sambil mengumpan dia melihat layar phoncellnya dan memperlihatkannya padaku. GPS. Aku tahu itu dimana, dan aku mulai mengambil langkah seribu untuk meninggalkan tempat ini. Gaara juga mengikutiku, namun sebelum kami benar-benar meninggalkan hotel berkalas itu, Gaara kembali kedalam. Apa lagi sekarang.

Beberapa menit aku menunggunya akhirnya dia keluar dengan menyeret adiknya. Sang adik nampak memasang wajah tidak suka, ya aku sendiripun tidak akan suka jika di seret seperti itu oleh Itachi. Tidak ada kata "tunggu sebentar" kami segera bergegas menuju tempat dimana Sakura berada. Tidak memerlukan banyak waktu untuk sampai di sana, hanya memerlukan waktu 15 menit saja,

Aku keluar dari mobil dan menelusuri ratusan batu nisan itu, aku melihatnya. Ya aku melihatnya. Seorang perempuan tengah berjongkok memandangi sebuah batu nisan dengan pandangan tak terbaca. Rambut yang dulu panjang kini hanya tinggalah sebatas bahu, tubuh yang dulu kecil kini lebih terlihat berisi, aku senang melihatnya gemukan. Aku masih saja memandanginya dari jarak 500 m, dan tidak berani untuk sekedar menyapa atau bahkan lebih mendekat padanya.

Ia berbalik dan mendapatiku dengan tubuh kaku. Aku menahan napas.

"Lama tak bertemu, Sasuke." Aku tersenyum menyaksikan Sakura ku kini tumbuh dengan sempurna. Dia tidak nampak layu, atau pun rapuh. Yang kulihat kini justru sebaliknya. Perlahan aku mendekatinya dan tanpa ku duga ia memeluku erat. Aku tidak bisa menahannya lagi. Aku merindukan bungaku. Aku merindukan Sakuraku. Penantianku selama 2 tahun ini tidak lah sia-sia, dan apa yang di bilang ibu bahwa Sakura mencintaiku maka ia akan kembali padaku, itu bukan lah sebuah bualan. Ibu memang benar.

Aku memeluknya sama eratnya dengan yang ia lakukan padaku,

"Aku merindukanmu." Ucapnya masih memelukku, dan aku pun tidak ada niatan untuk melepas pelukannya. Aku menganggukan kepa mengerti, bahkan dengan cara memeluknya pun sudah terlihat bahwa dia sunggu merindukan ku. Aku berharap pelukanku dapat berbicara bahwa aku tidak kalah merindukannya. Bahkan hanipr mati karena merindukannya.

"Kau harus bertanggung jawab padaku." Aku bisa merasakan bahwa saat ini ia tersenyum dan mengangguk.

"Akan ku jelaskan semuanya padamu." Kami melepas pelukan dan saling berpandangan.

"Apa yang ku bilang, kita hanya akan jadi obat nyamuk jika mengikutinya." Kami serentak memandang sosok bocah 10 tahun dengan wajah yang sangat bad mood memelototi Gaara.

"Tapi setidaknya kita tahu bahwa kakak sepupu kita ini akan bahagia Sasori."

"Lalu bagaimana denganmu?"

Gaara nampak membuang muka, keudian menjitak kepala merah bata adiknya tersebut, dan yang bisa Sakura lakukan hanyalah tertawa.

Satu kata. Manis.

Difference

Ketika aku membawa Sakura kerumah, ibu tidak bisa menahan tangisnya. Ia menangis sambi memeluk Sakura, ibu juga tidak berhenti mengucap syukur atas kembalinya Sakura dalam kehidupanku. Soal ayah, beliau sudah setuju untuk menyetujui hubunganku dengan Sakura sekalipun Sakura merupakan anak haram. Beribu terima kasih aku ucapkan untuk ibuku tercinta karena telah berhasil membujuk ayahku. Tapi itu semua harus ku bayar dengan bekerja di perusahaan ayah, dan aku juga harus sesegera mungkin mendapatkan gelar S2ku. Aku tidak akan puas hanya sebagai bawahan jika aku bekerja di perusahan beliau.

Sakura menceritakan alasannya kenapa dia meninggalkan Konoha dan memilih tinggal di Suna, ia hanya tidak mau membuat malu ayahnya. Dia juga sudah belajar banyak tentang dunia bisnis, tak lupa campur tangan Gaara yang sangat penting menunjang kesuksesannya. Aku yakin dia juga sudah siap untuk memegang saham terbesar di Hyuuga. Aku bangga padanya.

Aku baru ingat satu hal. Gaara adalah adik sepupu Sakura, tapi mengapa paman Hiashi bilang bahwa Sakura tidak memilik saudara satupun dari pihak ibunya? Apa paman Hiashi berbohong padaku?

"Sakura, Gaara adalah adik sepupumu benar-?" ia menganggukan kepala sambil menyesap teh hangat yang di suguhkan ibu beberapa saat lalu." Lalu mengapa ayahmu tidak mengatakan itu padaku? Dia bilang, kau tidak memiliki satu saudarapun?" ia meletakan cangkir dengan pelan.

"Ayah memang tidak tahu, yang tahu mengenai Gaara hanyalah aku dan Ibuku. Bibiku- adik dari ibuku meninggal setelah melahirkan Sasori, dan ayahnya meninggal belum lama ini. Ayah sama sekali tidak mengetahui keluarga besarku." Cicitnya panjang lebar. Setelah itu ia menanyakan keadaan kakaknya, Hinata. Aku memberitahunya bahwa Hinata tidak sedang berada di jepang, ia memilih mengurus perusahannya di Hongkong. Mungkin karena rasa malu yang telah ia perbuat, jadi ia memilih untuk tinggal di sana satu tahun ini. Aku juga menceritakan bagaimana kondisi perusahaan ayahnya setelah Sakura meninggalkan Konoha. Dan ternyata dia sudah tahu.

"Aku disini, hanya ingin menaikan lagi Saham yang telah jatuh itu." Ucapnya percaya diri. Tentu saja ia percaya diri dia mempunyai saham di Hyuuga dan di tambah saham di perusahan Gaara, aku tidak akan menyangka dia akan berhasil melebihku.

"Tentu saja aku akan mengejar gelar dokter hewanku." Ia tersenyum dan menjulurkan lidahnya padaku.

Tuhan aku benar-benar bersyukur atas apa yang Kau beri padaku, kau berikan aku seorang Haruno Sakura yang tidak pernah patah semangat. Aku benar-benar bahagia karenanya. Berhubung ada saudara Sakura disini, aku memeranikan diri menarik sebuah kotak dari saku celanaku yang telah ku beli satu tahun yang lalu. Aku berharap benda ini muat dijari manisnya.

"Sakura," aku berlutut dihadapannya dan menyodorkan kotak beludru itu padanya. "Aku tidak tahu ini muat atau tidak di jari manismu, yang jelas mau kah kau menerimanya dan menjadi pendampingku?"

Ia nampak terkejut dengan apa yang kuucapkan, namun sedetik kemudia ia tersenyum dan " Ya." Satu kalimat itu membuatku terbang keawan-awan.

Aku melirik ibu dan ayahku, kemudian Gaara dan Sasor, mereka ikut tersenyum melihat kami. Akhirnya hidupku tidak akan mengenaskan lagi. Dan aku berjanji akan selalu berada di sampingnya, menjaganya, mencintainya. Selalu.

FIN

Maaf jika endingnya tidak begitu menarik, ini disebabkan karena tekanan tugas kuliah saya yang semakin menggunung karena tidak juga di kerjakan haha jang contoh saya ya para readers. Btw-btw busway perasaan kyori, kyori sudah selesai deh dengan para HL, tapi kenapa saya masih di flame? Heran saya.

Balasan Review :

Cheraya : sudah fin, akhirnya hehe. Terima kasih

Jamurlumutan : salam kenal jamurlumutan-san hehe dia bersembunyi di bawah batu haha. Terima kasih sebelumnya

Uchiha pioo : chapter ini sudah selesai Pioo-san. Terima kasih untuk dukungannya selama ini.

Kyori is bitcchhhh : saya rasa itu sudah saya klarifikasi, anda me-review di chapter 1, di chapter 2 dan 3 sudah saya jelaskan dan saya juga sudah minta maaf pada HL secara tertulis. Dan terima kasih untuk kata-kata kotor anda mengenai ffn saya, jika anda bilang ffn saya ini sampah, bagaimana ffn anda? Saya rasa anda terlalu berlebihan. Para HL meminta untuk menghapus tag-an Hnya. Saya sudah menghapusnya. Dan anda meminta saya untuk berhenti menulis? Itu sudah sangat jelas saya tidak akan melakukannya. Terima kasih. Dan juga terima kasih telah menggunakan nama saya di kolong review, sepertinya anda nge-fans sama saya.*di lempar golok. Haha.

Guest: Terima kasih

Mynameislove : saya hanya bisa berharap anda taobat dengan perkataan anda. H disini sebenarnya tidaklah jahat, hanya saja dia tidak bisa mengontrol emosinya yang sudah di ubun-ubun ketika melihat SS. Anda bilang bahwa saya adalah A...dan B..., bagaimana dengan anda? Anda juga menyuruh saya mati di neraka? Mati hidup dan surga nerakanya seseorang tidak ditentukan oleh sebuah FFN. Jadi sebaiknya anda yang bertaobat sebelum nyawa anda yang melayang terlebih dahulu. Terima kasih.

Hitsugaya55 : sudah

Luca Marvell : disini baru di jelasin kemana dan berapa lama sakura perginya. Terima kasih.

Prissa Armstrong : Terima kasih

Bluesweetpink : maaf jika sangat kilat, dan Terima kasih

Caesarpuspita : Terima kasih

Nikechaann : sepolos apa nikechaan? Meragukan tapi haha. Terima kasih ya

yOktf :udah kangen sasunya yoktf-san. Terima kasih

: iya tak masalah hehe Terima kasih ya,

hyemi761 : amin, Terima kasih

: yup betul, Terima kasih ai-san

.129357 :maafkan Saya gilang-san. Dan terima kasih telah menyampaikan rasa kecewa anda.

Deepsi : haha saya tidak tahu kaliman anda yang paling bawah dee-san. Terima kasih

Lightflower22 : sudah selesai. Terima kasih.

Akhirnya kyori selesai dengan FFn multichapter ini, semoga cepat atau lambat kyori dapat segera menulis ffn kembali.

Terima kasih untuk pihak-pihak yang selalu mendukung kyori dan yang memberikan flame pada kyori.

Sayonara

Salam cinta

Kyori Kyoya.