Naruto and Kyuubi chapter 6
Disclaimer: Masashi Kishimoto
ItafemNaru, SasufemNaru, SuifemKyuu.
Uzumaki Prince Dobe-Nii makasih senpaiiii reviewnya xD
veira sadewa makasih senpaiiii reviewnya xD, iya senpai bener heheheheh xD
choikim1310 makasih senpaiiii reviewnya xD
uchiha senju naru hime makasih senpaiiii reviewnya xD
Aiko Vallery makasih senpaiiii reviewnya xD
yuki akibaru makasih senpaiiii reviewnya xD
rose namikaze makasih senpaiiii reviewnya xD
devi murdhaningrat makasih senpaiiii reviewnya xD, iseng aja heheheheeee xD
Helene Nanami makasih senpaiiii reviewnya xD
ilma (Guest): makasih senpai reviewnya heheeh
Gelang perak dibeli dari Kenya
Belinya lewat pedagang yang mahir
Senpai, makasih atas reviewnya
semoga tetap review sampai akhir:D
Selamat membaca senpai^^
Sebenernya ini cerita gamau saya lanjutn editnya soalnya aneh jalan ceritanya menurut saya, terus juga saya pribasi kurang suka sama genre fantasi, cerita ini aslinya itu buat temen saya, jadi mohon maaf senpaaaaaaai :(, tapi kalo senpai masih suka saya lanjutin hehehe
Naruto masih memeluk dan menangis histeris memanggil Itachi yang sudah tak bernyawa. Sasuke bertempur menyerang Orochimaru dan Kimmimaro, Suigetsu dan Sasori menyerang Anrokuzan.
Pertempuran yang sengit membuat Kimmimaro dan Orochimaru terbaring lemah tidak berdaya di tanah. Anrokuzan mati akibat tebasan pedang dari bonekanya Sasori. Kabuto melarikan diri saat pertarungan sengit terjadi
"Jangan bergerak! Letakan senjata kalian!" kata gerombolan polisi yang datang. Tidak jauh dari kedatangan polisi, Deidara, Kiba dan Gaara juga ada. Mata mereka membelak lebar dan terkejut melihat mayat Itachi
"Ti-Tidak mungkin…Itachi…" kata Deidara terkejut.
"Tuan muda!" kata Danzo muda yang juga muncul bersama gerombolan polisi.
Danzo muda berlari mendekati Itachi, bertekuk lutut di samping Itachi. Dilihatnya, seluruh tubuh majikannya itu penuh dengan darah. Naruto, sang tunangannya juga sedang menagis histeris memanggil nama Itachi
Danzo muda gemetar. Nafas Danzo muda mulai tersendat. Tidak bisa merasakan aliran darah dalam tubuhnya sendiri. Tidak bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Apakah ini mimpi? Bukan, ini bukan mimpi. Ini kenyataan yang sangat pahit. Terlalu pahit untuk di hadapi
"Tuan muda.." Kata Danzo muda.
Kepalanya di tundukan, tubuhnya sedikit di bungkukan. Tangan Danzo muda dikepal erat-erat. Air mata yang tidak bisa di tahan lagi, keluar secara perlahan lalu mengalir deras.
Deidara, Kiba dan Gaara masih membeku di tempat. Para polisi segera menangkap Kimmimaro dan yang lainnya. Salah satu polisi akan mengangkat mayat Itachi, tapi Naruto mencegah siapapun yang menyentuh Itachi
"Jangan sentuh dia!" Kata Naruto yang mendongakan kepalanya pada polisi yang akan mengambil mayat Itachi
"Nona, kami harus-"
"Ku bilang jangan sentuh dia!" kata Naruto berteriak semakin keras. Danzo muda yang melihatnya semakin tersiksa. Saat ini, tunangan majikannya pasti sangat terpukul. Luka yang dalam, entah sampai kapan akan dapat di sembuhkan kembali
"Naruto!" Kata Sasori yang berusaha untuk memisahkan Naruto yang terus memeluk mayat Itachi. "Naruto, lepaskan dia. Ayo Naruto!"
"Tidak mau! Aku mau bersama itachi! Dia pasti akan bangun! Lepaskan aku! Itachi ayo bangun! Itachi!" Naruto melawan tarikan Sasori.
Naruto tidak mau dijauhkan. Naruto masih ingin bersama Itachi. Masih ingin memeluk Itachi. Tapi Sasori terus berusaha untuk memisahkan Naruto dari Itachi
"LEPASKAN AKU! ITACHI MEMBUTUHKAN KU! LEPASKAN! AKU TIDAK MAU BERPISAH DENGANNYA! LEPASKAN KU BILANG!" kata Naruto yang semakin tidak terkontrol untuk terus memberontak. Air mata yang mengalir deras pun juga tidak terkontrol. Perasaan terpukul Naruto, perasaan sedihnya, perasaan menyesalnya, perasaan kehilangannya, semua beraduk menjadi satu. Akibat dari itu, Naruto pingsan.
"Naruto!" Kata Sasori.
At morning in hospital
xxxxx
Hidan sudah mendengar kabar tentang Itachi dari butler-nya. Hidan sekarang berada di rumah sakit. Menemani Kyuubi yang terbaring pingsan di ranjang dengan infus di punggung tangannya. Beberapa bagian tubuh Kyuubi terperban. Perasaan Hidan semakin lenyap.
xxxxx
Di ruangan lain, Naruto juga sedang dirawat. Dokter bilang bahwa Naruto mengalami syok sangat berat hingga Naruto kehilangan sebagian ingatannya. Dia dalam keadaan koma.
Sasori berada di samping ranjang Naruto, menggenggam tangan Naruto erat-erat, mengecupnya dengan syahdu. Wajah yang selalu ceria, selalu tertawa, kini diam dengan masker oksigen yang terpasang. Alat pendeteksi jantung Naruto juga sedang menyala dengan garis naik turun.
xxxxx
Itachi telah di kuburkan. Banyak orang yang mengelilingi kuburan Itachi dengan pakaian serba hitam. Gaara, Fugaku, ibu kandung Gaara, Sasuke, terdiam dalam kesedihan.
Suasana kalut dan berduka terasa jelas. Hari ini, Itachi Uchiha telah tiada. Dia sudah berada di surga. Kiba, Deidara dan Suigetsu menatap sedih dan kehilangan pada kuburan Itachi. Selamat jalan Itachi...berbahagialah di alam sana..
At afternoon
xxxxxx
Setelah dari pemakaman, Fugaku mengunjungi kantor Kabuto. Sebenarnya Fugaku tidak mau berkunjung karna merasa tidak sudi untuk bertemu pada mantan putra angkatnya yang memiliki sifat evil dari semenjak dia kecil.
Kabuto sempat mempermalukan bahkan hampir menghancurkan reputasi grup Uchiha hanya karena keinganan Kabuto tidak terpenuhi.
Di sebuah ruangan yang luas berdinding kaca, Kabuto duduk di meja kerjanya. Ketika melihat Fugaku masuk ke dalam ruangan, Kabuto beranjak dari kursinya dan menghampiri sang ayah. "Lama tidak jumpa. Ayah." sahut Kabuto
"Terserah" sahut dingin ayah Itachi
"Aneh sekali, ayah datang ke kantorku hari ini. Apa ada masalah ayah?"
"Jangan bermain-main. Kau pasti sudah tau maksudku" kata Fugaku tajam
"Fufu, ayah memang bisa membaca pikiranku." Kata Kabuto menyinggungkan smirknya
"Bulan depan, datang tepat waktu" Ketus Fugaku
"Wakarimashita otou-san" kata Kabuto membungkukkan badannya
Sang ayah dengan dinginnya meninggalkan Kabuto di belakang tanpa sepatah kata sedikitpun. Kabuto senyum-senyum smirk di wajahnya melihat mantan ayahnya lenyap dari ruangannya
At evening
xxxxxxx
Seminggu lagi tepatnya bulan depan, liburan musim panas akan berakhir. Sudah 3 minggu lebih Naruto masih terbaring koma di ranjangnya. Sementara Kyuubi sudah pulih total. Sasuke, Gaara, Suigetsu, Sasori, Deidara, Kiba, Hidan dan Kyuubi menemani Naruto. Mereka semua berdiri mengelilingi ranjang Naruto. Sasori masih dalam posisi sama.
"Naruto…" kata Kyuubi. Dia menggenggam tangan Naruto yang dingin. "Cepat sadarlah Naruto…" katanya lagi. Kyuubi sudah tidak tahu mau berbuat apa.
Setelah Kyuubi sadar, Kyuubi di beritahukan kakaknya bahwa Itachi telah meninggal dunia demi menyelamatkan Naruto dari bahaya.
Kyuubi terkejut dan jantungnya sempat berhenti. Kyuubi sempat menangis mendengarnya. Hari-hari yang menyenangkan di Pulau Maladewa itu seakan-akan hancur dan lenyap bagaikan mimpi dalam tidur.
Naruto menggerakan jemarinya. Orang yang pertama kali melihat hal itu adalah Sasuke.
"Dia sadar" kata Sasuke. Semuanya terhenyak mendengar Naruto telah sadar dan itu pun benar. Naruto perlahan-lahan membuka matanya.
Pemandangan silau. Kepala Naruto pusing dan sakit. Pandangan Naruto yang sempat buram semakin lama menjelas. 'Ini dimana' katanya dalam hati. Naruto melirik ke arah kanan, terlihat Sasori di sampingnya tengah mencondongkan tubuhnya
"Naruto!" Kata Sasori senang. Perasaannya juga lega. Akhirnya, Naruto sadar.
xxxxx
"Dia sudah membaik. Tapi tolong, jangan mengajukan banyak pertanyaan padanya. Jiwa dan perasaanya masih belum sembuh total" kata sang dokter
"Syukurlah" kata Suigetsu lega
"Apa kita boleh masuk?" tanya Sasori
"Tentu" kata sang dokter
Mereka semua masuk kembali ke ruangan rawat Naruto.
"Nii chan" kata Naruto. Meskipun Naruto sudah sadar, tapi Naruto masih terlihat lemah. Tenaganya masih belum benar-benar pulih. Naruto mencoba berusaha bangkit duduk
"Jangan Naruto, kondisimu masih belum sempurna" kata Sasori yang menghentikan niat Naruto
"Tapi aku pegal. Aku tidak mau tidur lagi" kata Naruto
Sasori menyerah. Dia selalu tidak tega menolak keinginan Naruto. Dengan bantuan Sasori, Naruto duduk bersandar di ranjangnya
"Naruto" sapa Kyuubi. Kyuubi tidak lupa memasang senyuman leganya.
"Halo Kyuubi " kata Naruto hanya tersenyum. Kyuubi merasa lega, jika Naruto masih mengingat dirinya
"Nii chan, siapa mereka?" tanya Naruto yang menunjuk Sasuke, Gaara, Suigetsu, Hidan, Deidara dan Kiba. Naruto tidak mengenali mereka. Naruto merasa mereka adalah orang asing yang tidak dikenal oleh Naruto
"Mereka temanku" kata Sasori
"Hmmm" jawab Naruto singkat ."Kenapa aku bisa di sini?" tanya Naruto lagi
"Kau kecelakaan" kata Sasori berbohong
"Terus dimana Itachi? Kenapa dia tidak menjenguk ku?" Tanya Naruto
Sasori dan yang lainnya tersentak mendengarnya.
Mereka semua bingung. Entah kata-kata apa yang akan di katakan pada Naruto. Jika berkata bohong, maka Naruto akan bertambah parah menjadi sakit jiwa. Tapi, jujur juga tidak akan membantu. Cepat atau lambat, suatu kebohongan akan terungkap.
"Kenapa? Dimana Itachi?" Tanya Naruto sekali lagi
Tidak ada yang berani merespon ataupun menjawab pertanyaan Naruto. Satu kata salah saja sangat berpengaruh besar
"Dia hari ini sibuk. Jadi tak bisa datang. Dia juga sampaikan salam kepadamu Naruto" kata Sasori
"Sasori-san, kena-"
"Ah Kyuubi! Aku baru ingat, tadi aku memesan parsel buah untuk Naruto. Kau mau kan mengambilnya. Hidan akan mengantarkan mu. Ya kan Hidan?" Kata Sasori yang memotong bicara Kyuubi kepada Hidan
Hidan menatap Sasori lurus-lurus. Tatapan Hidan sangat tidak menyukai Sasori yang membohongi adiknya sendiri.
"Hidan" kata Sasori sekali lagi memberti sinyal kepada Hidan untuk segera pergi
"Iya iya aku mengerti!" kata Hidan kesal. Kyuubi dan Hidan pun keluar ruangan
"Oh ya Sasuke, tadi Itachi menelpon, jika hari ini dia ingin membicarakan rencana festival untuk musin panas nanti. Dia menunggu di akademi shiki" kata Sasori berbohong lagi
Sasuke menatap Sasori dingin dan sinis. Suigetsu, Gaara, Deidara dan Kiba menatap Sasori tersirat 'astaga Sasori, kenapa kau lakukan hal itu?'
"Dia tidak ada di sana" ketus Sasuke. Sasuke berbicara blak-blakan seperti itu membuat Sasori sedikit kesal. Apa dia tidak mengerti sinyal yang di berikan Sasori padanya?
"Untuk sekarang, tapi nanti dia juga akan datang. Tidak baik seorang siswa membuat wakil kepala sekolah menunggu duluan" Kata Sasori yang berusaha untuk tetap berakting
"Itu benar! Itu benar!" Kata Deidara dan Kiba yang ceria dan bahagia palsu. Sikap mereka berdua juga di pura-pura seperti biasanya
"Aku lupa ada acara, aku permisi dulu" kata Gaara dingin. Gaara berjalan begitu saja menuju pintu untuk keluar
"Gaara, tunggu duluuuu!" Kata Deidara dan Kiba yang berakting. Suigetsu hanya diam tidak tahu harus berbuat apa. Berbuat seperti Sasori membohongi Naruto, atau berbuat seperti Sasuke yang tidak mau membohongi Naruto
"Nii chan, mereka itu satu universitas denganmu?" Tanya Naruto
"Tidak. Mereka itu murid akademi shiki. Mereka juga teman baik Itachi" kata Sasori dalam aktingnya
"Ooh begitu. Tapi nii chan, pria namanya Sasuke itu kenapa ketus begitu?. Apa nii chan sama dia musuhan?"
"Haha tidak. Dia memang seperti itu sifatnya. Maklumin saja" kata Sasori
"Ooh begitu" kata Naruto mengerti maksud kakaknya tersebut
At midnight
xxxx
"Apa kau sudah gila?! Beraninya kau membohonginya! Jika dia tahu bagaimana!" omel Hidan kepada Sasori. Kini mereka semua berada di lobi rumah sakit Tokyo.
Setelah kejadian itu, mereka semua langsung mengakhiri class trip-nya dan pulang kembali ke Tokyo
Sasori hanya duduk menggenggam kedua tangannya erat-erat. Kepalanya tertunduk. Rasa bersalah dan rasa khawatir tidak luput dari hatinya
"Aku tahu ini paling salah. Tapi tak ada pilihan lain.." Kata Sasori
Hidan benci mengakuinya, tapi memang apa yang dikatakan Sasori itu ada benarnya. Tapi Hidan sangat tidak menyukai seorang kakak yang membohongi adiknya sendiri
"Lalu sampaikan kapan kau akan membohonginya?" Kata Sasuke dingin. Sasori mengangkat kepalanya dan menatap Sasuke. "Satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Apa satu abad?" Tanya ketus Sasuke. Sasori kembali menundukan kepalanya lagi
"Aku tidak tau" kata Sasori lesu. Perasaan Sasori semakin tidak karuan. Kepala Sasori juga semakin terasa berat. Pundak Sasori bagaikan di timpuk bertonton baja
"Jika begitu, aku yang akan memberitahunya sekarang juga" kata dingin Sasuke
"Jangan! Jangan pernah memberitahunya" kata Sasori beranjak dari duduknya
Sasuke memberikan tatapan tajam
"Kau terlalu memanjakannya. Jika kau memang menyayanginya dan ingin melakukan hal terbaik untuknya, jangan pernah berbohong padanya. Jangan hancurkan kepercayaannya kepada dirimu" tegas Sasuke
"Aku tau. Aku hanya...hanya..." kata Sasori. Dia mengepal kedua tangannya lebih kencang. Kepalanya juga tertunduk lagi "Hanya tidak sanggup mengatakannya…" kata Sasori yang kembali duduk lemas di atas sofa
"Kalau begitu, biar aku saja. Ketika dia bangun besok pagi, aku akan memberitahukan kebenaran saat itu juga" kata Sasuke dingin.
"Jika kau melakukan hal itu berarti kau akan membunuh Naruto pelan-pelan!" Kata Sasori tetap pada posisinya. Sasuke tetap menajamkan matanya. Tidak berkata apapun. "Tadi sore, sebelum kalian datang, ayahnya mu menemuiku sekalian menjenguk Naruto" sambung Sasori
"Ayaku?" Kata Gaara mengeriutkan keningnya
"Yeah. Ketika dia tahu jika sebagian ingatan Naruto hilang, aku harus menyembunyikan kematian Itachi. Berpura-pura jika Itachi masih hidup dan kalian semua juga harus berakting seperti biasa. Seperti sebelum kejadian ini terjadi" kata Sasori yang melemahkan nadanya
"Tapi jika Naruto ingin bertemu dengan Itachi bagaimana?! Kita tidak mungkin mendandani orang atau mengoperasi plastik orang lain untuk mirip dengan Itachi" kata Deidara
"Hal itu juga sudah ku tanyakan, dan ayahnya Itachi bilang jangan dipikirkan. Orang yang akan berakting menjadi Itachi adalah…" Sasori menghentikan pembicaraannya. Dengan berat hati, Sasori menyambung perkatannya "Kabuto"
Semua orang dibuat terkejut. Bola mata mereka semua juga membesar. Kabuto? Orang yang sudah membunuh Itachi? Tidak mungkin!
"Hey hey hey! Kau tidak…bercanda kan..?" Kata Kiba teputus-putus
"Tidak." Kata Sasori berat. "Beliau bilang, Kabuto akan menggunakan jutsunya untuk menjadi sosok Itachi. Maka dari itu, Kabuto di minta untuk menjadi Itachi demi kesehatan Naruto. Dia juga sudah menjadi kepala sekolah akademi shiki"
"Kau pasti bercanda" kata Suigetsu tak percaya.
Sasori tak menjawab. Ini sungguhan.
"Lalu jika Kabuto menjadi kepala sekolah, siapa yang menjadi wakil kepala sekolah?" Tanya Hidan
"Itu….Juubi" kata Sasori
Wajah mereka semua yang mendengarnya terlihat syok seolah petir baru saja menyambar diri mereka.
"Juubi?!" Kata Kyuubi terkejut
Sasori terdiam lagi.
"Tapi, bagaimana bisa?! Bukankah dia saat ini di penjara?!" Kata Deidara mendesak
"Tidak. Juubi tidak dipenjara. Dia berhasil kabur sebelum polisi datang. Juubi sudah menebak hal ini akan terjadi. Ketika Kimmimaro, Orochimaru dan yang lainnya dalam perjalanan menuju kantor polisi, semuanya mati kecelakaan. Juubi juga telah membersihkan namanya dan Kabuto" kata Sasori
"Itu gila! Kabuto adalah orang yang sangat berbahaya! Dia juga yang membunuh Itachi! Kita harus melakukan sesuatu! Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi!" desak Deidara
"Kita harus membiarkan ini terjadi. Jika tidak, dia akan membunuh semua orang yang sangkut paut dengan diri kita, termasuk semua orang tua dan sanak saudara kita. " kata Sasori melesu
"Tapi—"
"Jangan membantah Kiba. Yang kita waspadai bukanlah Kabuto, melainkan Juubi. Dia adalah pemain yang handal. Harus berhati-hati" kata Sasuke tegas yang memotong perkataan Kiba
"Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?" tanya Hidan
"Jangan melakukan apapun. Patuhi apa yang Sasori katakan dan perintahkan, jangan membantah sedikitpun" kata Sasuke dingin
"Apa kau bilang?" Kata Gaara yang kesal karena tidak setuju akan perkataan Sasuke
"Jika ingin adiknya Sasori selamat dan semuanya berakhir tanpa ada nyawa yang melayang lagi, lakukan apa yang ku katakan. Aku tahu kemana aku harus melangkah" kata Sasuke tegas. Dia menajamkan matanya ke arah Gaara.
Gaara kesal. Darah Gaara sudah mendidih. Tapi Gaara juga harus melakukannya dengan sangat amat terpaksa. Ini semua hanya demi Naruto.
Gaara tau jika dirinya tidak dipilih oleh Fugaku menjadi pengganti Itachi karena tidak memiliki kemampuan seperti Itachi. Dan Sasuke juga tidak dipilih karena Sasuke tidak dianggap bagian dari klan Uchiha oleh Fugaku. Sepertinya, Fugaku terpaksa melakukannya karena demi menjaga keselamatan yang lainnya.
"Terserah" ketus Gaara.
Kyuubi hanya terdiam. Dia meremat baju Hidan tanpa sadar. Hidan yang sadar akan hal itu langsung terhenyak melihat Kyuubi. Tatapan adiknya lagi-lagi tatapan waktu itu. Tatapan di saat Kyuubi menganggap dirinya pelaku pembunuhan kedua orangtuanya.
At morning
xxxxx
Hari pertama masuk sekolah telah berjalan. Para siswa dan siswi akademi telah berkumpul di aula. Koper dan barang mereka telah mereka simpan dan mereka tata di asrama mereka masing-masing kemarin.
Siswa duduk sesuai masing-masing kelas. Seperti biasa, semua siswa dan siswi terpaku ada kelas S. Sapaan-sapaan centil dan genit terlontar dari para gadis.
Naruto yang duduk di belakang, bingung. Memangnya sejak kapan dia sekolah di sini? Jujur, Naruto tidak ingat dimana dia sekolah, mungkin merasa lupa. Lupa dimana dia tinggal, dan siapa saja orang yang Naruto kenal kecuali kakaknya, orang tuanya dan Kyuubi.
Naruto yang dapat melakukan segala bidang non akademik dengan sangat luar biasa saja, tidak mengingat hal tersebut. Naruto juga tidak ingat dengan semua kenangan yang terdapat dalam dirinya. Yang hanya dia ingat hanyalah masa lalu Naruto dengan Itachi saja. Tidak ada yang lain.
Kabuto yang telah merubah dirinya sendiri menjadi sosok Itachi berdiri di depan.
"Selamat pagi. Saya sangat berterimakasih dan bersyukur kita dapat berkumpul kembali di akademi kita yang tercinta ini. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan sebelumnya. Hal pertama adalah saat ini saya telah resmi menjadi kepala sekolah dan pemilik kuasa penuh atas akademi shiki"
Tepuk tangan datang dengan meriah. Semuanya ikut senang. Kecuali kelas S tingakt 2, Gaara dan Kyuubi. Ketika tepuk terhenti, pria itu melanjutkan pidatonya
"Hal yang kedua, Saya akan mengubah masa depan akademi shiki menjadi semakin baik dan semakin meningkatkan posisi sekolah dengan membuat peraturan baru
Saya akan menghilangkan kelas S menjadi kelas reguler beserta perlakuan khususnya. Dan para murid yang berada di kelas S akan digabungkan dengan kelas reguler besok. Serta seluruh fasilitas khusus kelas S akan saya ambil alih dan dijadikan fasilitas umum yang berlaku bagi semua murid" ujar kabuto
Para murid yang mendengarnya terkejut dan tidak percaya jika kelas S akan dihilangkan dari akademi shiki. Padahal, sudah puluhan tahun, kelas S memang kelas yang dibedakan dan di khususkan fasilitasnya karena mempunyai hubungan dengan pihak bagian dalam akademi
"USAKENDA! KENAPA KELAS KAMI HARUS DI HILANGKAN?! JANGAN MENGUBAH PERATURAN YANG SUDAH LAMA DITETAPKAN!" ujar Deidara kesal, tidak terima dengan putusan Kabuto. Deidara juga berdiri dari duduknya. Semua pandangan terpusat pada Deidara
"Menurut Saya, tidak adil jika hanya kelas S saja yang diistimewakan. Hidup ini harus adil dan juga bijaksana. Saya selama ini hanya patuh kepada perintah ayah saya. Sekarang, saya berhasil mendapat jabatan kepala sekolah dan memiliki akademi ini sepenuhnya." Ujar Kabuto dengan tenang dan santai
"AKU TIDAK SETUJU! PERATURAN TURUN-TEMURUN TIDAK BOLEH DIHILANGKAN! JIKA KAU MENGHILANGKANNYA, SAMA SAJA KAU TELAH MERUBAH CIRI KHAS AKADEMI INI YANG SUSAH PAYAH DI BANGUN OLEH PARA ALUMNI!" Bentak Deidara.
"AKU JUGA! AKU TELAH MENGORBANKAN SEMUANYA HANYA UNTUK KELAS INI! DEMI MEMENUHI AMANAT DARI ALUMNI, KAMI JUGA BERUSAHA KERAS UNTUK MENAIKAN REPUTASI AKADEMI INI LEWAT PRESTASI KAMI SEMUA!" Teriak Kiba kesal
Semua murid menegang mendengar bentakan Deidara dan Kiba. Para siswa dan siswi yang tidak tahu jika Kabuto adalah Itachi palsu dan berkata-kata dalam hati, kenapa Deidara dan Kiba berani-beraninya membentak keras-keras Itachi seperti itu.
"Tenanglah kalian berdua. Saya melakukan hal ini juga penuh dengan pertimbangan. Lagi pula, ini adalah era baru bagi diriku dan akademi shiki untuk membuat jalan baru. Membuat jalan kita sendiri. Jika selalu terpaku dengan adat, maka kita tidak akan bisa maju.
"Selain itu, saya juga akan menggantikan ketua OSIS dan wakil ketua OSIS" ujar Kabuto tenang
Semua murid terkaget-kaget mendengarnya. Begitupun dengan Sasuke dan Hidan sendiri. Sang headmaster akan menggantikan Sasuke dan Hidan sebagai pengurus keanggotaan akademi shiki? Apakah ini tidak terlalu cepat? Sasuke dan Hidan belum berada di tingkat 3 tapi mereka telah digantikan?
"JANGAN MENTANG-MENTANG KAU HEADMASTER, KAU DAPAT MEMUTUSKAN KEPUTUSAN SEENAKNYA! SASUKE DAN HIDAN BELUM SAATNYA MENYERAHKAN JABATAN!" Bentak Deidara lagi
"Mohom maaf, tapi keputusan saya sudah bulat" ujar Kabuto yang mulai di tegaskan nadanya
"KABU—" ketika Deidara akan menyebut nama asli Kabuto dari penyamarannya, Sasuke menyadarinya dan langsung bangkit berdiri, kemudian meninju wajah Deidara. Deidara terpental ke belakang
Untung saja Deidara berada di paling belakang, jadi Deidara tidak terbentur oleh kaki-kaki kursi.
"Deidara!" Ujar Kiba. Baru saja dia akan melontarkan sebuah protes kepada Sasuke yang memukul sepupunya ini, Sasuke bekata sangat tajam
"Jika kau ingin hidup, jangan membuat onar. Mengerti?"
Deidara yang terpental melihat ke arah Sasuke. Deidara mendapat tatapan Sasuke sangat sinis, tajam, dan juga amarah yang dalam. Deidara mengerti perasaan Sasuke, dia juga tidak terima akan keputusan Kabuto. Sasuke menahan emosinya karna ini sedang dalam aula dan seluruh murid berserta para guru berada di sini
"Maafkan saya, Itachi-sama. Saya akan bertanggung jawab atas perilakunya dan juga Kiba" ujar Sasuke kepada Kabuto yang melihat ke arah Kabuto
"Tidak apa-apa. Aku mengerti. Wajar, anak SMA itu kadang tidak bisa mengontrol emosi mereka. Padahal sudah tergolong dewasa, tapi tetap saja kekanak-kanakan mereka masih tertinggal beberapa. Tidak perlu khawatir" ujar Kabuto dengan lembut dan santai –palsu-
"Arogatou gonzaimasu, Itachi-sama" tegas Sasuke membungkukan badannya.
Naruto menjadi semakin bingung, sementara yang lainnya menjadi semakin kesal
xxxx
Suasana kembali seperti biasa. Suasana yang tegang tadi, masih tertinggal meskipun sedikit. Baru kali ini ada murid kelas S yang menentang dan membentak orang yang mempunyai jabatan tertinggi di akademi shiki.
Padahal, murid kelas S sangat terkenal dengan ketertiban dan kerajinan mereka yang melebihi siswa-siswa serajin apapun. Sebenarnya siswa S tingkat 2 ini jauh dari dugaan kelas S yang mempunyai sikap taat dan patuh
Kelas S tingkat 2 tahun ini mempunyai sifat kelewat brandal yang ditambah tidak ada satupun gadis di sana. Suka membolos KBM. Suka makan dan minum di dalam KBM. Suka mendengarkan musik dan asik sendiri jika guru menjelaskan materi di depan. Suka datang terlambat dalam KBM. Suka mengisengi guru yang mengajar.
Pakaian suka seenaknya, kancing yang dibuka 3, memakai kalung, jas yang suka dibuka begitu saja, lengan baju suka di gulung-gulung, baju kadang tidak di masukan, suka memakai jaket dan almet sembarangan, dan suka merusak fasilitas dan barang akademi shiki
Tapi walaupun begitu, kelas S tingkat 2 ini tidak pernah membentak guru-gruru dan para senornya
Meskipun mereka kena hukuman sangat berat dan teguran akan sikap dan penampilan mereka, mereka tidak pernah kapok untuk mengulangi kesalahan mereka lagi.
Setiap ulangan pun mereka juga selalu mendapat nilai sempurna. Tidak pernah tidak sempurna. Padahal IQ mereka dibawah rata-rata. Mereka pernah mengaku, mereka menjalani tes IQ tidak pernah serius. Entah apa yang membuat alasan itu, tapi IQ mereka bukanlah sebuah hal yang pasti untuk dipercaya terhadap skill dan ablity yang mereka miliki
Mereka juga membantu fasilitas akademi shiki semakin mewah dengan uang sukarela mereka yang mereka dapatkan, baik dari uang saku bulanan mereka sampai hasil usaha mereka yang sudah mempunyai perusahaan atas nama mereka sendiri.
Mereka juga membuat posisi akademi shiki naik menlonjak tinggi. Dari urutan ke 5 di jepang, sampai urutan pertama se-Asia. Karena itulah, kelas S tingkat 2 mendapat perlakuan lebih istimewa daripada kelas-kelas S yang lainnya.
xxxx
Kini, para mata tertuju pada seorang remaja berambut merah yang masuk ke dalam ruangan. Remaja berambut merah yang mirip dengan Kyuubi membuat para gadis meleleh. Sikapnya yang cool, senyumannya yang manis, membuat remaja ini terlihat sangat menarik
Para murid berbisik-bisik. Orang itu kenapa mempunyai wajah yang sangat mirip dengan Kyuubi?
"Saya Juubi. Saudara kembar dari Kyuubi dan juga adik lelaki dari Hidan. Saya akan menjadi vice principal di sini. Mohon kerjasamanya" ujar Juubi sopan dan gentel sambil membungkuk hormat
Tatapan Sasuke, Kyuubi, Hidan, Suigetsu, Deidara, Kiba dan juga Gaara men-death glare Juubi. Naruto melihat Kyuubi terheran-heran
'Kyuubi kenapa menatap Juubi sinis seperti itu?' pikir Naruto heran
At noon
xxxxx
Di ruang lapangan tembak, Sasuke baru saja latihan melempar Kunai ke titik tengah sasaran tembak. Dret dret dret. Ponsel Sasuke berdering di sakunya. Panggilan masuk dari Yahiko terpampang di layar ponsel Sasuke
"Dimana kau?" Ujar Sasuke
"Aku ada di belakang sekolah, kau temui aku ya!" Seru Yahiko
"Tidak bisa. Serahkan saja ke pihak security, nanti aku ambil"
"Aaah ayolaaah. Aku sungguh ingin bertemu denganmuuu"
"Tiak bisa"
"Sasukeeee" rengek Yahiko
Sasuke diam sejenak. "Iya iya" ucap Sasuke kemudian. Sasuke langsung menutup ponselnya karna agak sebal dengan rengekan Yahiko yang menggelikan tadi
xxxxx
Sasuke berjalan menuju belakang sekolah. Sasuke memang sudah tahu jalan dan tempat yang dirahasiakan akademi shiki. Ketika Sasuke tingkat satu, Sasuke di beritahukan Itachi jika akademi shiki mempunyai banyak tempat rahasia dan jalan rahasia yang tidak boleh sembarang orang tahu
Sasuke kadang kala menggunakan tempat dan jalan rahasia tersebut untuk berjalan-jalan mengelilingi kota Tokyo sekaligus mencari informasi apa saja yang bersangkut paut dengan Juubi.
Kepergian Itachi membuat Sasuke terpukul dan berduka mendalam. Tapi Sasuke dapat mengatasinya. Sasuke pernah kehilangan juga, jadi Sasuke dapat bangkit dalam kesedihannya dan tegar menghadapinya
BIP. Bunyi gerbang tembok akademi terdengar. Saat itu juga pintu terbuka. Di depannya, Yahiko berpakaian kaos abu-abu dan jeans biru dongker , telah berdiri menunggu kedatangan Sasuke
"Yo, Sasuke!" Sapa Yahiko menganggkat tangannya untuk berjabat tangan ala pria gaul
"Ya" Sasuke menyambut jabatan Yahiko. "Mana file yang kuminta"
"Ah ya, ini" ujar Yahiko menyerahkan flashdisk yang dia rogoh dari saku jeansnya
"Passwordnya?" tanya Sasuke ketika mengambil flashdisk itu dari tangan Yahiko
"986158877479"
"Baik, terimakasih" Sasuke memasuki flashdisk ke dalam saku bajunya
"Kau sudah hapal passwordnya?" tanya Yahiko heran, Sasuke yang tidak mencatat password tersebut
"Sudah" singkat sazio
"Benarkah?"
"Yeah"
"Kau tidak bercanda kan?"
"Untuk apa aku bercanda" kata Sasuke
"Ahaha, suugeee, kau ini memang selalu membuat orang terpukau dengan otak cerdasmu ini! Aku ternyata beruntung mempunyai partner hebat seperti dirimu Sasuke!" kata Yahiko senang
"Lebih baik kau kembali. Jam makan siang akan berakhir sebentar lagi" ujar Sasuke melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanagnnya
"Ha'i haaa'i" kata Yahiko tersenyum senang
Sasuke berbalik badan dan melangkah pergi meninggalkan Yahiko
"Kanan kiri tengah?" ujar Yahiko tiba-tiba. Sasuke menoleh.
"Kanan-kiri-tengah?" ujar Yahiko sekali lagi untuk memberikan tanda kepada Sasuke
Sasuke membalikan kepalanya lagi. Membelakangi Yahiko "Tidak ketiga-tiganya" ujar Sasuke singkat. Lalu, Sasuke melanjutkan langkah
"Kenapa?" nada Yahiko mulai serius
"Karna aku tidak butuh", Sasuke menghentikan langkahnya
"Jangan seperti itu Sasuke. Jangan membawa beban di pundakmu itu sendirian" ujar Yahiko melembut, "Cobalah berbagi dengan orang lain beban yang ada di pundakmu itu"
Sasuke tidak merespon
"Sasuke, aku tahu bagaimana rasa kehilanganmu. Tapi, kau tidak harus menanggung semua ini sendirian. Ini bukan salahmu. Ini juga bukan salah siapapun. Ini adalah jalan yang dipilih oleh Itachi sendiri"
Sasuke tetap tidak merespon. Berbalik badan saja tidak
"Sasuke, sudah saatnya kau berbagi. Terbukalah kepada orang lain. Minimal satu orang. Satu orang yang dapat membawa sebagian bebanmu. Jika kau seperti ini terus, maka kau sendirilah yang akhirnya terluka."
"Aku sudah biasa dengan keadaan ini. Aku tahu apa yang harus dan tidak boleh aku lakukan." Ujar dingin Sasuke
"Apa? Apa yang kau tahu? Menghindar? Terus-terusan beraksi diam-diam tanpa ada yang mengetahuinya? Menyembunyikan siapa dirimu sebenarnya? Dan membiarkan semua kesempatan pergi begitu saja padahal dapat kau ambil?"
Sasuke tidak merespon lagi
"Sasuke, kau ini anak istimewa-"
"Jangan mengatakan aku istimewa Yahiko" ujar dingin Sasuke yang memotong perkataan Yahiko. Posisi Sasuke tetap tidak berubah. "Aku tidak istimewa. Tidak sama sekali"
Yahiko melihat diri Sasuke bergetar di depannya. Yahiko merasa sedih dan simpati pada partnernya ini.
"Baiklah, jika memang itu maumu. Tapi, aku akan selalu siap untuk melakukan apapun untukmu. Dan jika kau butuh seseorang untuk membawa bebanmu, akan akan membuka lebar-lebar pintuku." Ujar Yahiko melembut.
Sasuke tidak merespon. Dia masuk kembali ke daerah akademi shiki, dan BIP. Pintu tertutup. Yahiko masih memerhatikan Sasuke di belakang dinding pintu akademi shiki yang sedang menutup
xxxx
Perkataan Yahiko masih terngiang di kepalanya, pandangan Sasuke menghadap bawah
"Sasuke, aku tahu bagaimana rasa kehilanganmu. Tapi, kau tidak harus menanggung semua ini sendirian. Ini bukan salahmu. Ini juga bukan salah siapapun. Ini adalah jalan yang dipilih oleh Itachi sendiri."
'Tidak, ini memang salahku' ucap Sasuke dalam hati
"Sasuke, sudah saatnya kau berbagi. Terbukalah kepada orang lain. Minimal satu orang, satu orang yang dapat membawa sebagian bebanmu. Jika kau seperti ini terus, maka kau sendirilah yang akhirnya terluka."
'Aku tidak tahu kepada siapa aku harus berbagi'
"Apa? Apa yang kau tahu? Menghindar? Terus-terusan beraksi diam-diam tanpa ada yang mengetahuinya? Menyembunyikan siapa dirimu sebenarnya? Dan membiarkan semua kesempatan pergi begitu saja padahal dapat kau ambil?"
'Lalu apa yang harus kulakukan?'
Perasaan Sasuke bercampur aduk.
Di dekat victoria gazebo, Sasuke melihat Naruto dan Kabuto sedang asik bercanda-canda dan tertawa bersama. Sasuke mengintip dari balik pohon besar di serong kanan victoria gazebo
xxxxxx
"Hahaha, lalu-lalu apa kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?" Ujar Naruto menggandeng lengan Kabuto di samping Kabuto dan mencondongkan tubuhnya
"Apa?" kata Kabuto dengan gentle
"Hahahah! Surai singanya itu geser-geser mau lepas karena terkena senggolan belalai gajahnya! Hahaha sangat lucu!" kata Naruto tertawa terbahak-bahak. Perut Naruto sakit akibat tertawa, jadi Naruto memegangi perutnya. Naruto terlihat sangat cerah
"Haha, kau sepertinya suka kartun Doong Doong itu ya" ujar Kabuto mengusap-ngucap atas kepala Naruto dengan lembut
"Iya! Aku sangat suka! Itachi, kapan-kapan kita nonton itu yuk! Ah bukan, pas festival kita nonton itu yuk! Ya Itachi yaaa?" kata Naruto membujuk. Naruto tidak mengetahui penyamaran Kabuto. Jadi Naruto menganggap Kabuto adalah Itachi.
"Iya iya" ujar Kabuto tersenyum gentle kepada Naruto
"Yee!" Naruto mengangkat kedua tangannya ke atas. Naruto sangat senang tunangannya –palsu- itu setuju akan ajakan Naruto. Wajah Naruto begitu cerah ceria. Senyumannya membuat bola mata Naruto hilang.
xxxxxx
Sasuke tanpa sadar mengepal kedua tangannya kencang-kencang dan menatap tajam-tajam Kabuto yang bercanda-canda dengan Naruto. Sasuke merasa kesal dan marah. Kabuto selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Tidak baik mengintip seperti itu Sasuke" ujar seseorang dari arah belakang. Sasuke menoleh. Matanya yang tajam dibelakan karena terkejut melihat sosok yang jarang kelihatan di akademi shiki
"Shikamaru?" ujar Sasuke "Sedang apa kau di sini?"
"Hanya sedang berjalan-jalan. Kau sendiri?" Tanya Shikamaru balik
"Aku juga" ujar Sasuke berbohong
Shikamaru adalah kelas S tingkat 3. Kelas tersebut memang jarang muncul dan berkeliaran di akademi. Mereka lebih sering dalam kelas, perpustakaan dan mempersiapkan universitas incaran mereka.
Shikamaru juga merupakan mantan ketua OSIS, alias senior Sasuke. Dulu, Shikamaru memilih Sasuke secara langsung untuk menjadi ketua OSIS selanjutnya. Sifat dan kepribadian Shikamaru tidak berbeda jauh dengan Sasuke.
Banyak para gadis-gadis yang mengantri untuk menjadi kekasih Shikamaru. Tapi, tidak ada satupun dari gadis-gadis yang mengantri tersebut dapat menarik hati Shikamaru
Shikamaru tidak seperti Sasuke yang suka berbuat seenaknya. Shikamaru sangat patuh dan taat pada peraturan.
"Maafkan aku. Aku sudah mengecewamu" ujar Sasuke bersalah
"Mengecewakan apa?" Ujar Shikamaru mengerutkan keningnya
"Gagal menjadi ketua OSIS. Jika seandainya saja—"
"Itu bukan salahmu. Kematian Itachi bukan salahmu" ujar Shikamaru yang memotong pembicaraan Sasuke
Sasuke diam
"Ketika aku mendengar kisah kalian dari Hidan, aku juga terpukul dan berduka. Tapi kau tidak berhak menyalahkan dirimu sendiri. Memang tidak mudah menghadapinya. Kita harus tetap mencoba dan berusaha keras untuk menyelesaikan sengketa ini
Berada dalam kelas reguler tidak masalah bagiku. Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya di kelas reguler" ujar bijak Shikamaru
"Tapi, bukankah kau dan yang lainnya telah berusaha keras untuk mempetahankan kualitas dan budaya kelas S?" tanya Sasuke
"Memang. Kelas S itu kelas yang mempunyai budaya sendiri dan kualitas tersendiri. Tapi, headmaster sudah berkata A. Maka kita harus melakukan A." Ujar Shikamaru. Dia berjalan melewati Sasuke
"Aku percaya padamu, Yang Mulia" bisik Shikamaru memegang bahu Sasuke. Lalu berjalan melewati Sasuke
Sasuke memerhatikan Shikamaru yang berlalu.
At morning
xxxxxxx
Para siswa dan siswi menggerebungi kelas S yang berada dalam kelas reguler.
Contohnya saja di dalam kelas C tingkat dua. Sasuke Uchiha merasa sangat sebal karena dirinya digerubingi oleh seluruh siswi. Pagi-pagi begini, Sasuke sudah mendapat pertanyaan-pertanyaan gila yang kepo terhadap dirinya.
Hal inilah yang membuat para kelas S membenci kelas reguler. Wajah tampan yang terlihat sempurna, membuat mereka popular dengan cepat serta banyak yang mengejar-ngejar mereka untuk menjadi pasangan mereka.
Merasa sudah tidak tahan lagi, Sasuke beranjak dari duduknya. Dengan pengendalian emosi yang sempurna, Sasuke berkata, "Maaf, aku mau pergi ke toilet"
Kemudian Sasuke pergi keluar kelas.
Sebenarnya, Sasuke tidak mau ke toilet. Dia berbohong hanya untuk menghindar dari gerubungan para siswi. Sasuke yang berjalan di koridor, bertemu dengan tunangannya, Mei Terumi.
"Ohayou Sasuke" ujar Mei Terumi sambil melambaikan tangannya.
"Ohayou" ujar Sasuke dingin dan cuek.
Mei Terumi kemudian memeluk Sasuke. Sasuke yang di peluk Mei Terumi, wajahnya tidak berekspresi. Kedua tangan Mei yang di gantungkan di leher Sasuke, berbisik pelan di telinga Sasuke.
"Aku merindukanmu, Sasuke" ujar Mei Terumi menggoda. Sasuke tidak merespon. Ekspresinya tetap dingin. Mei Terumi lalu melepas pelukannya, kemudian berkata, "Menyedihkan ya, kita harus bergabung bersama anak-anak reguler ini"
Sasuke tetap tidak berubah. Dalam akhirnya, Sasuke membuka mulutnya, "Apa yang kau inginkan?"
Nada yang cuek dan dingin membuat Mei Terumi sedih. Mei Terumi memasang wajah memelas manja
"Haa, Sasuke kenapa kau dingin cuek begitu, kan kita sudah lama tak bertemu" ujar Mei Terumi manja. Mei Terumi juga menggelantung manja di lengan Sasuke.
"Mei Terumi" ujar seseorang yang memanggil Mei Terumi dari belakang.
"Ada apa?" ujar Mei Terumi yang membalikan badannya.
"Headmaster memaggilmu" ujar seseorang tersebut.
"Mau apa dia?" tanya Mei Terumi
"Aku tidak tau" ujar seseorang itu.
"Baiklah. Sasuke chan aku pergi dulu ya" ujar Mei Terumi lalu mengecup pipi Sasuke.
xxxxxx
Di dalam koridor, Naruto dan Kyuubi berjalan berdampingan menuju kelas mereka masing-masing. Di tengah jalan, mereka berdua melihat Sasuke sedang berbicara dengan Juubi, saudara kembar Kyuubi.
"Juubi saaan!" teriak Naruto melambaikan tangannya. Juubi dan Sasuke menoleh ke arah suara tersebut. Terlihat Naruto dan Kyuubi datang menghampiri mereka berdua.
"Hey Naruto, Kyuubi, ohayou" sapa ramah Juubi.
"Ohayou Juubi san!" ujar semangat Naruto.
"Ohayou" ujar dingin Kyuubi.
"Juubi san, sedang apa di sini?" tanya Naruto
"Sedang membicarakan sesuatu yang penting dengan Sasuke" ujar Juubi terseyum
"Hmmm, baiklah, Juubi san, anu..." ujar Naruto yang kebingungan yang ingin memanggil Sasuke tapi Naruto lupa namanya Sasuke.
"Sasuke, dia Sasuke" ujar Juubi
"Ah! Iya! Sasuke san!. Hehe maaf Sasuke san, aku tidak pandai mengingat nama seseorang" ujar Naruto
Sasuke tidak merespon Naruto. Sasuke hanya menatap dingin Naruto. Sasuke merasa tidak nyaman dengan Naruto yang sekarang. Biasanya dia dan Naruto selalu bertengkar setiap bertemu dan selalu mengejek satu sama lain.
Naruto yang sebagian ingatannya hilang, drama yang dibuat oleh Kabuto, benar-benar membuat Sasuke ingin membebaskan Naruto dari lubang kesedihan dan keterpukulannya
KRING KRING KRING
Suara bel masuk telah berbunyi. Naruto dan Kyuubi harus segera ke kelas mereka masing-masing. Naruto berpamitan dengan Sasuke dan Juubi
"Sudah masuk, kami harus segera ke kelas. Kami permisi dulu Juubi san, Sasuke san" ujar Naruto ceria dan membungkuk hormat
Sasuke melihat Naruto berjalan meninggalkannya, kemudian berbelok ke arah dimana kelas tingkat satu berada.
"Benar-benar malang nasib anak itu" ujar Juubi tersenyum smirk.
Sasuke menatap sinis Juubi. Sasuke kesal. Sasuke marah. Rasanya Sasuke ingin meninju dan membunuh Juubi saat ini juga
"Well, kau juga harus kembali Yang Mulia. Ingat, hari ini kau tidak di perlakukan istimewa lagi. Sekali membuat kesalahan yang fatal, kau akan di tendang dari Akademi ini" ujar Juubi licik, "Aku juga harus kembali. Aku tunggu strategimu yang berikutnya, pangeran" kata Juubi, berjalan melewati Sasuke yang diiringi senyuman licik dan wajah yang menikmati penderitaan Sasuke.
Sasuke mengepal tangannya erat-erat. Sasuke berusaha untuk mengendalikan emosinya yang sudah mencapi ubun-ubun.
At Lunch Time
xxxxx
Sasuke, Kyuubi, Hidan, Deidara, Kiba dan Suigetsu berkumpul bersama di tempat makan siang. Semua pandangan tertuju pada mereka. Bisikan-bisikan tanda mengagumi mereka terdengar sangat jelas.
Meja berbentuk pesegi panjang di tempati oleh mereka. Makanan yang mereka pesan hanya minuman jus. Tidak ada di antara mereka yang niat untuk makan.
Hidan dan Suigetsu sedang asik menggoda fans-fans-nya. Mereka berdua yang terkenal dengan sebutan lady killer ini tidak ada letih-letihnya mem-flirt-kan para fans-nya. Sedangkan Deidara dan Kiba duduk lemas dengan awan mendung yang mengambang di atas kepala mereka.
"Kelas reguler tidak menyenangkan. Masa harus benar-benar memperhatikan guru. Mendengarkan musik tidak dizinkan pula. Aarggghhh! Benar-benar membosankaaaaaan!" ujar Deidara yang mengacak-ngacak rambutnya
"Itu benar... Masa aku harus mencatat catatan di papan tulis. Mana itu catatan banyak lagi. Padahal tanpa mencatat pun aku kan sudah mengerti materinya" ujar lesu Kiba yang menenggelamkan kepalanya di kedua tangannya
"Jangan mengeluh. Jalani saja. Mengeluh sampai nangis darah pun, semuanya tidak akan bisa berubah." Kata Sasuke
"Aargggh! Sasuke! Kapan kau mulai bergerak lagi! Kami sudah lelah dengan semua ini!" omel Deidara
"Jangan terlalu terburu-buru. Dia tidak akan bisa bergerak sebelum aku mengambil langkah pertamaku" kata Sasuke
Mendengar perkataan Sasuke yang sangat tenang tersebut, membuat Deidara tidak bisa membalasnya. Memang Sasuke ini mempunyai sesuatu yang sangat istimewa dalam dirinya. Tidak ada yang bisa membaca jalan pikiran Sasuke. Sasuke selalu menutupi semuanya dengan sempurna tanpa ada celah sedikitpun.
"Ah ya, Naruto dimana?" tanya Deidara kepada Kyuubi
"Dia lagi bersama Kabuto" ujar Kyuubi dingin.
Deidara dan Kiba terhSuigetsuk. Begitupun juga dengan Sasuke. Dengan perasaan cemas, Kiba bertanya, "Kenapa kau tidak menghalanginya?"
"Sudah, tapi dia itu keras kepala. Jika aku memaksanya untuk berhenti menemui Kabuto, kami pasti akan bertengkar. Dan aku akan susah untuk mengawasi Naruto" ujar Kyuubi
"Benar juga, jika kita terlalu memaksa Naruto, semuanya akan bertambah semakin runyam" ujar sedih Kiba
Semua menahan diri untuk tetap membiarkan hal ini berlanjut. Tapi bagi Sasuke yang tidak menyukai akan kebohongan, Sasuke sudah tidak bisa menahan lagi. Ini harus segera dihentikan. Harus. Sasuke beranjak dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.
"Sasuke! Kau mau kemana?!" tanya Deidara
"Toilet" bohong Sasuke
xxxxx
Di taman Victoria Gazebo, seperti biasa Naruto dan Kabuto makan siang bersama. Naruto memakan Ramen bungkus dengan sebotol Pocari Sweat. Kabuto hanya meminum Jus Jeruk.
"Itachi, kapan kita akan festifal lagi?" tanya Naruto dalam kondisi meminum Pocarinya
"Masih 4 bulan lagi" ujar Kabuto
"Empat bulan?! Kok lama?!" protes Naruto
"Kalian akan menghadapi UTS dulu, baru kita merayakan festifal" ujar lembut Kabuto.
"Aaaaah Itachi maaah. Masa UTS duluuuu.. Itu kan tidak menyenangkaaaan" ujar Naruto merengek
Kabuto yang melihat Naruto seperti itu terpana. Tidak disangka ternyata rumor itu benar. Tunangan Itachi mempunyai sifat sangat manis.
"Baiklah baiklah. Kita akan membuat festival lusa, bagaimana? Lebih cepat bukan?" ujar Kabuto menempuk-nepuk kepala Naruto
"Benarkah?!" ujar Naruto yang membulatkan matanya senang.
"Iya" ujar Kabuto lembut
"Yeeeee! Terimakasih Itachi!" ujar Naruto yang memeluk Kabuto dari samping. Kabuto tersenyum lembut ke arah Naruto
Naruto dan Kabuto tidak menyadari jika dari kejauhan Sasuke tengah memperhatikan mereka. Melihat perlakuan Kabuto yang membuat Sasuke muak, Sasuke sudah tidak tahan lagi untuk memaksa Naruto mengingat masa itu. Masa dimana Itachi meninggal. Masa dimana Kabuto dan Juubi hampir membunuh Kyuubi. Dengan perasaan murka yang luar biasa, Sasuke menghampiri Naruto dan Kabuto.
xxxxx
Naruto dan Kabuto melihat Sasuke datang mengampiri mereka. Wajah yang penuh dengan kekesalan dan dendam tersirat di wajah Sasuke.
"Kita pelu bicara." Ujar dingin Sasuke. Sasuke menarik paksa Naruto untuk meninggal Kabuto di belakang.
"Tu-tunggu Sasuke san!" Tarikan Sasuke yang kuat membuat Naruto hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya, langkah Sasuke yang lebar membuat Naruto berjalan tergopoh-gopoh. Naruto diliputi rasa bingung.
Tangan Naruto juga merasa sangat sakit dan nyeri. Genggaman Sasuke terlalu kuat dan kencang. Naruto ingin protes, tapi entah kenapa Naruto mengurungkan niatnya tersebut. Naruto merasa ada sesuatu buruk yang akan terjadi.
xxxxx
Naruto dan Sasuke sudah berada dalam gedung utama Akademi. Di sini, Sasuke melempar badan Naruto. Untuk saja Naruto dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Sasuke san, ada apa?" tanya Naruto yang mengusap-ngusap pergelangan tangannya.
"Dengar aku baik-baik. Itachi…" Sasuke memmotong perkataannya. Menatap Naruto Sasuke mSuigetsumbung perkataannya dengan sangat jelas, "Itachi telah mati satu bulan lalu"
Naruto mengerutkan keningnya. Mencoba mencerna perkataan Sasuke yang baru dilontarkan dengan begitu jelas.
"Apa maksudmu?" tanya Naruto bingung.
"Lihat luka yang ada di lututmu itu. Ingat bagaimana luka itu tercipta. Ingat masa-masa itu. Masa-masa kau dan Itachi bertengkar salah paham. Masa-masa Itachi mati di hadapan mu sendiri." Ujar Sasuke yang mempertegas nadanya
Naruto melihat luka di lututnya. Dilihat baik-baik dan mengikuti perintah Sasuke
DEG
Naruto merasakan sesuatu yang aneh. Kepala Naruto tiba-tiba sakit seperti dijedutkan ke tembok berkali-kali. Pening dan pusing. Naruto merasa ada sesuatu yang telah hilang dalam ingatannya. Sesuatu yang Naruto tidak ingin diingat. Sesuatu yang mSuigetsukitkan perasaan Naruto. Pesta…Sebuah pertengkaran…..hutan…Luka cambukan seseorang…senyuman selamat tinggal…
'Iie…!' ujar Naruto dalam hati.
Naruto memegangi kepalanya sangat erat.
'Yamete….!'
Tubuh Naruto bergetar. Naruto mengingat sesuatu yang mengerikan. Darah….Darah yang sangat banyak
'Yamete…!'
"Aku mencintaimu, Naruto"
'Iie..!' Naruto semakin terguncang.
Terguncang.
Semakin gemetar.
Kepalanya semakin sakit.
Dada Naruto terasa begitu mSuigetsukitkan. Semakin lama, Naruto tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
"YAMETEEEEEEEEE!" Naruto berteriak histeris dan tidak sadarkan diri.
"Naruto!" ujar Gaara yang kebetulan lewat. Untung saja, Gaara sigap menangkap tubuh Naruto yang hampir terjatuh ke lantai.
"Apa yang kau lakukan?!" omel Gaara kepada Sasuke yang berdiri di depan Naruto
"Melakukan apa yang seharusnya kulakukan" ujar dingin Sasuke
"Apa maksudmu?" tanya Gaara bingung
"Aku hanya memaksa ingatannya kembali"
"Kau sudah gila?! Kenapa kau lakukan itu?!" kata Gaara kesal
"Untuk menolongnya" ujar Sasuke santai
"Menolong kau bilang? Itu bukan menolong! Tapi itu taktik membunuh Naruto secara pelan-pelan! Apa-apaan caramu itu ha?!" kata Gaara semakin emosi
"Lalu mau sampai kapan kalian akan seperti ini? Apa bedanya dia tahu sekarang dan nanti? Semakin lama kalian membohonginya, maka semakin dalam kalian menyakitinya" ujar dingin Sasuke.
"Apa? Kau sendiri yang bilang, kita harus mengikuti rencana Sasori dan ayah, sekarang kau mau menghancurkan rencana itu?" ujar sinis Gaara
"Aku tidak bermaksud menghancurkannya. Aku hanya ingin membenarkan rencana bodoh ini. Lagipula, dia terlalu dimanjakan oleh Sasori. Dia harus menerima kenyataan dan menghadapinya" ujar Sasuke
"Brengsek, apa kau ingin membuat Naruto masuk rumah sakit jiwa?" ujar ketus Gaara
"Dia tidak akan masuk rumah sakit jiwa jika mentalnya tangguh" kata Sasuke
"Kau tidak mengerti apapun tentang Naruto. Jika kau melakukan hal ini lagi, aku akan membunuhmu" ujar Gaara yang semakin mensiniskan nada dan tatapan matanya
xxxxx
Di kantin, Deidara memutar-mutarkan gelas minumannya. Kiba tetap menenggelamkan kepalanya.
GREB. Secara tiba-tiba Kyuubi ditarik oleh Suigetsu ke dalam pelukannya.
"Nah semuanya, perkenalkan. Mulai hari ini, Kyuubi akan menjadi tunanganku" ujar Suigetsu dengan bangganya.
"Apa yang kau bicarakan! Lepaskan aku!" berontak Kyuubi. Tenaga Suigetsu terlalu kuat bagi Kyuubi. Kyuubi tidak bisa lepas dari pelukan Suigetsu yang membuat dirinya malu habis-habisan ini.
"Brengsek! Jangan sentuh adikku!" ujar Hidan yang menarik Kyuubi dari pelukan Suigetsu .
"Kau tadi bilang mau merestui, jangan plinplan kenapa!" ujar Suigetsu protes
"Kata siapa?" ujar Hidan yang menaikan sebelah alis
"Kau, bodoh!" ujar Suigetsu menunjuk-nunjuk Hidan.
"Aku tidak pernah menyetujui hubunganmu dengan adikku, Aho!" Ucap Hidan
"Kau merestuinya! Brengsek, kau mau menipuku?!" kata Suigetsu
"Ternyata kau ada di sini Suigetsu" ujar Tayuya yang muncul dari belakang.
Wajah Suigetsu yang emosi, menjadi semakin emosi dan bete. Suigetsu berdecih kesal lalu pergi meninggalkan ruang makan.
"Kau mau kemana?! Suigetsu!" panggil Tayuya. Suigetsu tidak menggubris panggilan Tayuya. Dia terus saja berjalan dengan cueknya. Akhirnya Tayuya menyusul Suigetsu di belakangnya.
At Morning
xxxxxx
"Okee semuaaa! Kali ini peserta yang akan berlomba selancar adalah para master selancar! Di depan kita sudah ada Hidan!" kata salah seorang siswa
"Kyaa! Hidan saaaan!" teriak para fan griling
"Lalu juga ada suigetsu!"
"Kyaaa! Suigetsu saaan!"
"Selain itu juga, ada Kiba dan Hyosuke! The kings of ruins!"
"Kyaa! Kiba saaan! Hyosuke saaan!"
"Mari kita mulai lomba selancarnya! Tidak ada peraturan yang mengikat. Sistem penilaian yang akan di nilai oleh para juri hanyalah keindahan gerakan selancar. Sepertinya ombak sudah tidak sabar lagi ingin menyambut para selancar kita! Bagi para peserta silahkan mulai berselancaaaar!"
Teeet teeet teet!
"Berjuanglah Hidan saaaan!"
"Ike ike ike Hidan!"
"Ike ike ike ike Suigetsu!"
"Ike Kiba! Ike Hyosuke!"
Itulah keseruan yang di rasa. Hari ini, seluruh murid Akademi Shiki sedang mengadakan festival musim panas di Pantai Hateruma. Para anak lelaki mengadakan lomba berselancar sedangkan anak perempuan mengadakan lomba Voli Pantai.
Sasuke dan Gaara tidak mengikuti lomba selancar karena terlalu malas untuk berpartisipasi. Mereka berdua hanya melihat lomba selancar saja.
Tidak jauh dari sana, Naruto sedang mengikuti lomba Voli Pantainya dengan sangat gembira. Kyuubi hanya duduk diam melihat Naruto di bawah pohon kelapa. Sasuke dan Gaara secara diam-diam serempak memerhatikan Naruto dari kejauhan.
FLASHBACK
"Shizune sensei, Shizune sensei!" Ujar Gaara panik membawa bridal Naruto ke dalam Ruang UKS
"Astaga! Ada apa ini?!" Tanya Shizune sensei panik
"Tolong dia sensei, kumohon!"
"Letakan dia di atas ranjang, biar kuperiksa" ujar Shizune Sensei yang mengeluarkan stetoskopnya
"Baik" ujar Gaara. Gaara meletakan Naruto di atas ranjang dan membiarkan Shizune Sensei memeriksa Naruto.
"Gawat, kondisi jantungnya lemah" ujar Shizune Sensei
"Apa?! Lalu bagaimana ini sensei?! Apa yang harus kulakukan?!"
"Aku akan menelpon temanku untuk datang ke sini. Kau tunggu sebentar"
"Baik" ujar Gaara menurut. Lalu Shizune Sensei keluar ruangan untuk menelpon temannya.
Tak lama kemudian Shizune Sensei telah kembali masuk ke dalam Ruang UKS.
"Dia akan datang 20 menit lagi. Aku akan memberikannya oksigen untuk bertahan" ujar Shizune Sensei yang memasangkan kabel oksigen ke dalam lubang hidung Naruto
"Apakah dia akan baik-baik saja?" Tanya Gaara cemas
"Ya. Selama ada oksigen ini, dia akan bisa bertahan sampai temanku datang"
"Kuharap Begitu" ujar Gaara lemas
"Gaara, memangnya apa yang telah terjadi sampai Naruto seperti ini?"
"Tadi aku melihat Naruto dan Sasuke berdua, lalu….." Gaara menceritakan kejadian tadi siang.
"Jadi begitu….Sepertinya Naruto harus dihindarkan dari ingatannya tersebut" ujar Shizune Sensei yang memahami cerita Gaara
"Tapi untuk saat ini pasti susah. Sasuke telah memaksanya untuk mengingat kejadian itu dengan luka di lututnya. Naruto adalah orang yang tidak mudah melupakan sesuatu. Sesuatu yang kecil saja dia ingat, apalagi sesuatu yang sangat berpengaruh pada dirinya"
"Ada satu cara untuk mencegah ingatannya tidak kembali secara permanen" ujar Shizune Sensei
"Benarkah?"
"Ya. Satu-satunya cara adalah memberinya ingatan baru dan menyuntikan obat penghilang ingatan. Seperti cara membius. Dengan cara ini Naruto tidak akan pernah mengingat hal tersebut untuk selamanya." Jelas Shizune Sensei
"Memberinya ingatan baru? Tapi bagaimana caranya?" Tanya Gaara mengerutkan keningnya
"Ada sebuah obat yang dapat memberikan pasien tidak ingat sama sekali tentang masa lalunya. Biasa ini hanya diberikan pada orang yang sudah depresi parah. Aku memiliki obat tersebut. Tapi efek sampingnya sangat besar. Naruto bisa hilang ingatan total. Tidak tahu siapa dirinya, orang tuanya, kekasihnya, tempat tinggal, semuanya. Dengan ingatan Naruto yang tidak ada, di saat itulah Kita memberikannya memori baru
Jika Kau setuju dengan hal itu, aku akan menyuntikannya segera. Tapi jika tidak juga tak masalah. Hanya saja, jangan pernah memaksa ingatannya kembali. Walaupun dia akan ingat sendiri, usahakan dia akan segera melupakannya kembali. Jika tidak, Naruto bisa masuk rumah sakit jiwa" Jelas Shizune Sensei panjang lebar.
Gaara terdiam sejenak. Memandang Naruto sedih terbaring di atas ranjang.
"Aku akan membicaraka hal ini pada kakaknya dan ayahnya Itachi" ujar Gaara kemudian.
END OF FLASHBACK
xxxxx
"Naruto chaaan sebelah sini!"
"Iniiii!" kata Naruto
Lemparan demi lemparan, operan demi operan dimainkan oleh Naruto. Gerakan yang lincah dan cepat membuat Naruto semakin popular di kelasnya. Padahal Naruto yang sedang hilang ingatan, masih saja bisa bergaul sana sini dengan sifat supelnya tersebut.
Kyuubi teringat kata-kata Gaara saat itu
"Shizune Sensei bilang, Naruto bisa disembuhkann total tapi dengan efek samping yang berat. Naruto akan diberi obat penghilang ingatan. Cara obat ini seperti obat bius. Obat ini akan membuat Naruto hilang ingatan total. Dan saat Naruto tidak mengingat apapun, kita akan memberinnya ingatan baru. Dengan begini, Naruto tidak akan pernah menderita lagi"
Kyuubi sudah berpikiran buntu. Seandainya saja waktu bisa diulang, Kyuubi bersumpah, Kyuubi tidak akan pernah membuat Juubi melakukan ini semua yang melibatkan banyak teman-temannya hingga memakan korban jiwa. Apakah ada sebuah keajaiban? Kyuubi berharap itu ada….
"Kyuubi, kau tidak mau main?" Tanya Naruto
Kyuubi hanya menggeleng.
"Kau yakin?" Tanya Naruto sekali lagi.
Kyuubi mengangguk.
"Baiklah" Naruto melanjutkan kembali permainan Voli Pantainya.
"Sst, Kyuubi" bisik seseorang dari belakang pohon kelapa.
"Sas-" ketika Kyuubi akan menyebutkan nama orang itu, dia langsung diperintahkan untuk tutup mulut
"Sssst!" ujar Sasori yang merupakan seseorang itu. "Ayo ikut denganku" ajak Sasori yang menarik lengan Kyuubi
"Kemana?" Bisik Kyuubi
"Sudah kau ikut aja, ayo cepat!" Bisik Sasori. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan tempat secara diam-diam.
At noon
xxxx
"Juubi, batalkan acara barbeque party" ujar Kabuto yang sedang berjemur di depan kamarnya yang berada di lantai dua.
"Batalkan? Kenapa?" Tanya Juubi heran
"Ganti saja acaranya jadi pesta dansa "
"Kabuto, kau belum menjawab pertanyaanku. Mengganti barbeque party menjadi acara pesta dansa? Para murid pasti akan terkejut. Mereka tidak menyiapkan hal untuk pesta dansa. Aku tidak mau ditanya-tanya sama OSIS dan para guru" elak Juubi
"Turuti saja perintahku" ujar Kabuto yang mulai bangkit dari berjemurnya
"Apa ini gara-gara rencana itu?"
"Huh?"
"Aku mendengarnya. Kau dan ayahmu akan membocorkan semuanya saat ini bukan? Apakah gara-gara itu kau akan membatalkan barbeque party? Kau peduli terhadap Naruto?" kata Juubi semakin mengintrogasi Kabuto
Kabuto tidak merespon. Kabuto malah menatap Juubi serius.
"Aku tidak akan peduli apa yang terjadi terhadap Naruto. Acara barbeque party adalah langkahku. Aku mempunyai rencana tersendiri dalam acara itu. Kau membatalkannya berarti sama saja kau menghancurkan rencanaku. Atau….." Juubi memutuskan perkataannya sejenak. Kemudian kembali melanjutkan, "Kau mulai menyukai gadis itu?"
Kabuto tersenyum smirk, "Siapa yang bilang aku tertarik padanya? Hey, sejak kapan kau menjadi bodoh begini?"tanya Kabuto
Juubi menajamkan matanya ketika Kabuto berkata dirinya mulai menjadi bodoh
"Aku tidak pernah menyukai Naruto. Ya memang, kuakui dia itu sangat manis. Seperti rumor yang beredar. Tapi, ada yang lebih menarik bagiku" ujar Kabuto dengan santainya
"Yang lebih menarik?" Juubi mengkerutkan keningnya
"Kembaranmu" ujar Kabuto jelas. Juubi membelakan matanya yang tajam. "Aku tertarik dengan kembaranmu. Jadi, buatlah pesta dansa. Aku akan membuat kembaranmu jatuh dalam pelukanku" ujar Kabuto dengan penuh percaya diri.
"Kabuto…kau….." Ucap Juubi yang mensiniskan nadanya
"Fufu, kembaranmu itu sangatlah manis. Lebih manis daripada gula. Suaranya yang khas, sorot matanya yang berbeda dengan gadis lain, itulah kemenarikannya. Dia lebih banyak bekerja daripada berbicara. Aku sangat suka dengaan gadis yang bertipe seperti itu
Jadi, buatlah rencana. Kita juga bisa melakukan hal yang lebih bebas jika kita mempunyai hubungan keluarga bukan?" Ujar Kabuto. Kabuto menaruh telapak tangannya di atas pundak Juubi sambil berkata, "Kaulah yang terhebat, Juubi"
Kabuto masuk ke dalam meninggalkan Juubi sendirian di luar. Juubi mengepal tangannya kencang-kencang. Menutup wajahnya dengan kelima jarinya, lalu…
"PFFTTT! BUHAHAHAHAHA! ASTAGAAA, HAHAHHAHAH! Menarik, menarik! Hahaha!" Juubi tiba-tiba saja meledak tertawa sangat keras. "Tidak kusangka, king-ku begitu menarik. Jadi semakin panas permainan ini" kata Juubi memasang wajah devil dengan senyuman yang menakutkan
At afternoon
xxxxx
"Kau hebat Naruto chan! Berkat kau yang jadi tossernya, kita dapat unggul berturut-turut!" Ujar salah seorang teman Naruto
"Hehe tidak kok, aku baru pertamakali ini bertanding Voli. Mungkin cuman beruntung hehe"
"Pertamakali? Loh bukannya kamu pernah bilang, kamu itu selalu ikut olimpiade olah raga internasional? Masa baru pertamakali?" teman teman Naruto heran
"Ha? Olimpiade? Kapan aku bilang gitu?" Ujar Naruto kebingungan
"Naruto chan kok kamu aneh? Jelas-jelas kamu bilang pada kami kamu pernah ikut olimpiade olahraga tingkat internasional sejak kecil, waktu kita masih perkenalan" jelas siswi lainnya
Naruto hanya diam bingung. Kapan dia ikut olimpiade? Bukannya dia selama ini sama Itachi terus? Belajar aja jarang, apalagi ikut begituan. Dan kenapa orang-orang ini tau nama Naruto?
"Ugh!" Naruto memegangi kepalanya. Lagi-lagi sakit ini. Sakit kepala yang membuat kepala Naruto serasa akan pecah berkeping-keping.
"Naruto chan kamu kenapa?!" Siswa lainnya menggerubungi Naruto yang kesakitan. Wajah Naruto mulai pucat.
Ada sebuah gambar, sebuah ingatan yang Naruto benci. Naruto tidak mau mengingatnya. Naruto ingin tetap seperti ini.
"Naruto chan! Naruto chan! Hey Naruto chan!"
Naruto hampir terjatuh lagi, untung saja teman-teman sekelas dan satu ekskul Naruto memegangi Naruto. Naruto yang sudah setengah sadar itu, melihat seseorang dari kejauhan menghampirinya. Pandangan Naruto yang tadinya buram kembali normal ketika seseorang itu sudah mendekat.
"Kau tidak apa?" Tanya sosok itu alias Sasuke
"Kau…" Naruto menyipitkan matanya. Naruto seperti ingat dengan orang ini. Ada suatu perasaan yang dirasa oleh Naruto. Perasaan…..benci? Tidak suka? Tapi kenapa? Kenapa Naruto harus merasakan perasaan benci pada Sasuke? Memangnya Sasuke salah apa?
"Kau pucat, ayo ke hotel" ajak Sasuke
"Tunggu!" Tolak Naruto yang ingin menanyakan sesuatu
"Kenapa?"
"Apa kita…pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Naruto yang masih samar-samar akan ingatannya, "Maksudku…apa kita pernah saling mengetahui satu sama lain, seperti berteman atau semacamnya gitu?"
"Cerewet. Kau ini pucat, harus istrirahat bodoh" sinis Sasuke. Kemudian Sasuke menarik Naruto untuk menuju hotel supaya beristirahat.
"He-hey!" Naruto yang ditarik-tarik oleh Sasuke berjalan tergopoh-gopoh. Lagi-lagi Naruto merasakan hal aneh. Naruto merasa, Naruto pernah mengalami hal ini. Pernah ada orang yang melakukan hal yang sama selain Sasuke. Tapi, Naruto sulit untuk mengingat wajahnya.
Di tengah perjalanan, Naruto melihat punggung Sasuke seperti melihat punggung seseorang yang tidak asing. Seseorang yang sangat Naruto kenal. Tapi...Siapa…
xxxxx
Naruto duduk sendirian di lobi. Sasuke menyuruhnya untuk menunggu sebentar karena Sasuke ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada Naruto.
Rasa bosan Naruto yang muncul tidak dapat dihindarkan. Akhirnya, Naruto pergi ke luar sebentar untuk menghapus rasa bosannya tersebut.
Di depan gerbang lobi, Naruto menghirup udara sore pantai yang begitu tenang dan menyejukan. Angin yang sangat kencang membuat rambut blonde Naruto berkibar dengan indah.
Dari kejauhan, terdapat seorang murid yang dituntun oleh dua orang temannya berjalan panik Orang itu kesakitan. Murid-murid tersebut semakin lama semakin dekat. Ketika Murid-murid tersebut melewati Naruto, Naruto melihat tangan yang dituntun oleh kedua murid tersebut mengeluarkan darah.
DEG
Naruto lagi-lagi sakit kepala bukan main. Lagi-lagi ingatan ini.
"Jangan..kumohon" Naruto memohon pada dirinya sendiri. Pada ingatannya sendiri. Dengan kepala yang dipegangi oleh kedua tangan Naruto, Naruto terus-terusan memohon untuk tidak mengingat apapun.
"Kumohon..jangan!" kata Naruto yang gemetar.
Semakin kecang.
Semakin kecang.
Dan semakin kencang.
Kejadian demi kejadian mulai terlihat jelas dalam ingatan Naruto.
"Aku mencintaimu Naruto"
"Tidak!" Naruto mengelak.
Naruto tidak mau mengingat hal itu lagi.
"KUMOHON JANGAN HAL ITU LAGI!" Naruto berteriak dengan sangat kencang.
Sasuke dan Gaara yang di belakangnya akan menghampiri Naruto, lari buru-buru, takut terjadi apa-apa dengan Naruto
"Naruto!" teriak Gaara yang langsung menangkap Naruto
"Kau tidak apa-apa?!" kata Sasuke
Naruto terlihat begitu lemah.
"Ayo Naruto kita masuk" ajak Gaara.
Gaara menuntun Naruto masuk ke dalam, dituntun duduk oleh Gaara dan dipesankan minuman hangat.
Sasuke yang dari tadi hanya melihat, ingin sekali memeluk Naruto. Membantunya untuk menghadapi kenyaaan. Tapi tidak bisa. Gaara sudah duluan berada di sisi Naruto.
xxxxx
Hari sudah menunjukan pukul 5:30 sore. Para murid sudah masuk ke dalam kamarnya masing-masing. Hanya tinggal Naruto, Gaara dan Sasuke yang masih berada di lobi hotel. Naruto sudah diberi jaket hangat. Untung saja Naruto tidak memakai bikini saat perlombaan tadi siang.
Dari lift, muncul Kyuubi, Sasori, Kabuto dan Fugaku. Mereka berempat menghampiri Naruto yang tengah duduk di temani Gaara di sampingnya.
"Kyuubi, nii chan, ada apa? Dan siapa paman ini?" tanya Naruto
"Langsung saja keintinya" ucap Sasuke yang sudah tak tahan lagi. Naruto melihat Sasuke penuh dengan tanda tanya.
"Naruto, Itachi telah meninggal, 5 bulan lalu saat kita mengadakan class trip bersama" tegas Sasuke
Naruto terhenyak mendengar kabar tersebut. Dengan rasa tidak percaya, Naruto mengelaknya dengan polos, "Apa yang kau bicarakan? Itachi tidak mati, dia ada di sini kok jelas-jelas. Kau ini kenapa Sasuke san?"
"Dia bukan Itachi, dia itu Kabuto. Kakak kandung Itachi. Dia menggunakan jutsu untuk meniru sosok Itachi" tegas Sasuke lagi
"Tidak Sasuke san. Dia itu Itachi" elak Naruto dengan masih dalam keadaan tenang
"Itu benar Naruto" ujar lemah Sasori, "Orang yang kau lihat ini bukanlah Itachi, tapi melainkan Kabuto, jika kau tidak percaya, tanyakan sendiri pada ayahnya Itachi ini"
Naruto kini menaruh pandangan pada ayahnya Itachi dengan tersirat ,'Apakah itu benar?'
"Maafkan aku Naruto. Aku telah membohongimu. Selama ini, aku telah menyuruh Kabuto berpura-pura menjadi Itachi supaya kau tidak depresi. Kau sempat koma saat itu, aku jadi khawatir terhadapmu. Aku juga menyuruh yang lainnya menganggap Itachi masih hidup. Aku sungguh menyesal, maafkan aku Naruto" sesal Fugaku
"Terima kenyataan. Itachi telah meninggal dunia." tegas Sasuke kemudian.
Naruto tidak menggubris perkataan siapapun, diam tertunduk. Tidak berbicara sedikitpun.
"Naruto…" Ucap Kyuubi. Saat Kyuubi akan menyentuh pundak Naruto, Naruto berkata
"Bohong.." Lirih Naruto, "Kalian bohongkan. Ini…ini tidak benar kan.."
"Tidak. Kami jujur, Naruto" ucap Gaara
"Tidak..kalian bohong…" Lirih Naruto lagi.
Poof!. Kabuto mengakhiri jutsunya
"Aku bukan Itachi, aku Kabuto. Percaya?" kata Kabuto
Sasuke, Gaara dan Sasori yang mendengarnya ingin meninju wajah Kabuto. Apa-apan dia, teganya dia berbicara dingin seperti itu pada Naruto yang sedang dalam kondisi ketar ketir begini. Apa dia bosan hidup?
"Tidak, bohong! Kalian…..kalian bohong!..."
"Naruto.." Sapa Kyuubi yang berusaha untuk menangkannya
"Bohong..Bohong…BOHONG!"
"Naruto.." Ucap Sasori lembut
"Kalian bohong! Aku tidak mau percaya! Kalian bohooong!" Teriak Naruto. Naruto keluar ruangan lobi dan berlari entah kemana
"Naruto!" Ucap Gaara yang mengejar Naruto. Yang lainnya pun mengikuti Gaara di belakang kecuali Kabuto. Dia malah tidak peduli sama sekali.
xxxxxx
Naruto berlari kencang di pinggiran pantai. Air mata Naruto sudah mengalir dengan derasnya. Di belakang Naruto, Gaara mengejarnya. Digapai Naruto dan di tenangkanlah Naruto oleh Gaara
"Naruto tenanglah! Naruto!" kata Gaara
"Lepaskan aku!" Berontak Naruto
"Naruto tenang kubilang!"
"Lepaskan! Jangan sentuh aku! Lepaskan! Lepaaaaas!" Teriak Naruto yang berontakannya semakin kuat.
"NARUTO!" Bentak Gaara yang sudah tidak tahan lagi melihat kondisi Naruto
"Apa?! Kubilang lepas ya lepas!" Berontakan Naruto sudah tak terkendali lagi. Gaara yang sudah semakin sakit hatinya melihat kondisi Naruto, memeluk Naruto dengan erat. Menahan untuk Naruto tidak memberontak lagi dalam pelukannya dengan sekuat tenaga. Tidak lama kemudian, berontakan Naruto melemah.
"Tenang…Tenanglah…" Ujar lembut Gaara. Gaara memejamkan matanya dengan pedih. Tidak kuat melihat Naruto. Tidak kuat mendengar isakan Naruto yang begitu menyayat hati Gaara.
"Itachi..hiks...Itachi.." Lirih Naruto yang tersedu-sedu dalam pelukan Gaara. Gaara mengeratkan pelukannya lagi. "Itachi...hiks..hiks..Itachi..hiks.."
Gaara menggit bibir bawahnya. Menahan untuk tidak ikut menangis juga. Membiarkan Naruto menangis sepuasnya dalam pelukannya. Menjadikan diri Gaara tempat pelampiasan kesedihan Naruto.
Dari kejauhan, Sasori, Sasuke, Kyuubi dan Fugaku melihat Naruto begitu menyedihkan. Kyuubi juga menangis dalam diam.
Sasori juga mengepal tanganya sangat kencang. Urat nadi Sasori sampai terlihat.
Dari kejauhan, di dalam hotel tepatnya, Hidan, Suigetsu, Kiba dan Hyosuke melihat Naruto melalui jendela. Mereka dilarang untuk ikut berkumpul supaya tidak mengundang perhatian murid lainnya. Mereka ikut teriris hatinya. Meskipun tidak mendengar suara, lewat ekspresi yang tergambar sudah menjelaskan jika Naruto benar-benar sedih
At Evening
xxxx
Dalam hotel, para murid telah berpakaian bebas. Juubi tidak mengadakan pesta dansa sesuai perintah Kabuto, tapi mengadakan pesta biasa. Karena, jika mengadakan pensta dansa secara mendadak seperti itu, akan timbul masalah yang tak terduga nantinya
Juubi menghindari hal-hal yang dapat membuat rencananya hancur berantakan.
Naruto saat ini sudah tertidur tenang dalam kamarnya. Hanya Kyuubi yang berpartisipasi dalam pesta ini. Sebenarnya Kyuubi tidak mau ikut karena tidak ada Naruto, tapi peraturan dan perintah headmaster adalah absolute, jadi harus segera dilaksanakan.
Kyuubi berdiri sendirian di belakang meja yang penuh dengan minuman. Kyuubi hanya memerhatikan sekeliling dengan pandangan kosong. Yang hanya dalam pikiran Kyuubi hanyalah Naruto seorang.
Di saat Kyuubi melamun, Suigetsu datang menghampirinya
"Kenapa hanya diam di sini?" tanya Suigetsu. Kyuubi tidak menjawab. Melirik Suigetsu saja pun tidak sama sekali. "Kyuubi? Halooo" ujar Suigetsu lagi yang melambaikan tangannya di depan wajah Kyuubi
Kyuubi tersadar. Kyuubi melihat Suigetsu yang berada di depannya entah sejak kapan.
"Kau tidak apa-apa? Wajahmu pucat…" Ucap Suigetsu yang mengkhawatirkan Kyuubi
"Tidak apa-apa" ujar Kyuubi dingin lalu membuang muka lagi. Melihat Kyuubi dan Suigetsu sedang berduaan, Hidan mengambil tindakan.
"Dia sedang tidak dalam kondisi sehat. Tolong tinggalkan dia" ucap Hidan mengusir Suigetsu
"Aku tidak menggodanya, aku hanya bertanya kondisinya. Lihat, wajah adikmu ini pucat begitu. Aku khawatir" ujar Suigetsu
Hidan melihat wajah adikknya. Benar juga, Kyuubi pucat. Tatapannya juga kosong. Pasti Kyuubi sedang memikirkan Naruto.
Tiba-tiba saja, Kabuto menghampiri Kyuubi bersama Juubi di belakangnya.
"Kyuubi, maukah kau ikut bersamaku?" tanya Kabuto dengan ramahnya.
Suigetsu dan Hidan melihat Kabuto dengan pandangan gusar.
"Ajak saja gadis lain, dasar sampah" ujar Kyuubi dingin, lalu pergi untuk melihat kondisi Naruto
Hidan dan Suigetsu yang melihatnya ingin tertawa keras di depan wajah Kabuto. Tapi, Hidan dan Suigetsu tau tempat. Jika mereka berdua melakukan hal itu, mereka pasti akan ditendang dari Akademi Shiki saat ini juga.
Kabuto menahan amarahnya dengan tersenyum. Lalu sambil lewat di samping Juubi, Kabuto membisikan sesuatu kepada Juubi, "Buat rencana B"
"Wakatta" bisik Juubi kemudian. Juubi juga membungkuk hormat ketika Kabuto sudah melewatinya.
xxxxx
Kyuubi berada dalam lift. Dia menunggu untuk sampai di lantai tempat kamarnya berada. TING. Suara lift yang menandakan telah sampai tujuan berbunyi dan pintu lift terbuka. Kyuubi keluar dari lift dan berjalan menuju kamarnya.
Sampai di depan kamarnya, Kyuubi membuka pintu dan dilihatnya ranjang Naruto kosong.
"Naruto?" gumam Kyuubi. Kyuubi berpikir Naruto berada dalam kamar mandi. Ketika dibuka pintu kamar mandi, Naruto tidak ada.
"Dimana dia?" gumam Kyuubi lagi. Kyuubi mencoba menelpon, tapi ponselnya tidak aktif. Kyuubi mulai panik. Naruto sedang dalam kondisi yang tidak menjamin. Kyuubi menghubungi kakaknya
"Kak! Naruto tidak ada!" ujar Kyuubi panik
"Apa? tidak ada? Kemana dia?!"
"Aku juga tidak tahu! Kak aku akan mencari sekarang!"
"Baiklah! Kami juga!"
Tut tut tut. Kyuubi menutup ponselnya dan mulai mencari Naruto.
xxxxx
Naruto berjalan sendirian menuju laut dengan tatapan kosong. Angin malam yang sangat kencang dan dingin tidak membuat Naruto berhenti berjalan
Deburan ombak yang besar membuat kaki Naruto basah. Begitu jelas suara ombak-ombak laut yang menerpa kaki Naruto. Begitu jelas masa-masa Naruto bersama Itachi dalam ingatannya. Naruto berhenti sesaat.
Terputar kembali waktu ketika Naruto bertemu kembali dengan Itachi.
"Aku pulang" kata Itachi lembut
"Jika kau meninggalkanku lagi, kau akan menjadi daging panggang!" kata Naruto mengomel dalam pelukan Itachi
Ketika Naruto bertengkar salah paham dengan Kyuubi palsu, Itachi menenangkan Naruto dengan mencium lembut bibirnya.
"Naruto, kadang kejujuran yang tersembunyi di balik kebohongan itu sangat menyakitkan, dan orang yang menyembunyikannya pasti terdapat alasan yang membuatnya harus melakukan hal tersebut. Tidak semua orang bisa mengatakan hal yang sebenarnya meskipun mereka sudah berjanji ataupun bersumpah. Karena kondisi, waktu dan perasaan yang mereka miliki sangat berpengaruh bagi mereka untuk mengatakannya atau tidak,"
Saat Naruto dan diajak kencan oleh Itachi, pergi ke bioskop ternama di jepang, pergi ke Fuji-Q Highland dan terakhir ke Taman Ueno Park. Taman Ueno Park Itachi sewa sendiri khusus untuk kencannya dengan Naruto. Itachi juga meminang Naruto saat itu dengan pemberian cincin pertunangan yang begitu manis nan indah.
Naruto juga bersenang-senang dengan Itachi di pantai seperti ini bersama yang lainnya. Pesta pertunangan yang kecil dan sederhana tapi begitu memberi kesan membuat Naruto sangat sangat bahagia saat itu.
Naruto juga mendengarkan alunan tiupan suling Itachi yang begitu lembut. Memang benar perasaan Naruto, nada yang dibuat Itachi saat itu merupakan nada pertanda bahwa Itachi akan meninggalkannya. Sebuah nada perpisahan. Sebuah nada yang mengandung arti kesedihan Itachi yang akan meninggalkan Naruto untuk selamanya.
Kenangan itu bagaikan bunga tidur bagi Naruto. Hanya dalam waktu semalam, Itachi pergi meninggalkannnya. Pergi untuk selamanya. Senyuman terakhir Itachi, kata-kata terakhir Naruto dengar dari Itachi, terasa begitu…sakit. Sangat sakit. Dada ini begitu sesak. Sangat sesak.
"Aku mencintaimu Naruto"
"Kenapa kau meninggalkanku...? Kenapa kau tidak menepati janjimu...? Bukankah kau yang bilang sendiri kau tidak akan pernah meninggalkanku...? Kau akan selalu bersamaku...di sisiku selamanya...? Kenapa Itachi...? Kenapa kau berbohong...!..hiks...Itachi kenapa..hiks...!" Naruto kembali menangis
Tubuh Naruto lemas. Naruto sudah tidak kuat lagi untuk menahan ini semua. Naruto terjatuh duduk. Dia menangis. Menangis dengan sangat deras. Menangis dengan sangat sedih. Naruto memegang dadanya. Begitu sakit dan sesak untuk bernafas.
Kenapa kenyataan begitu pahit baginya. Kenapa semua ini harus terjadi menimpa dirinya. Apa salah Naruto? Apa salah Itachi? Apa salah mereka berdua? Apakah ini hukuman? Apakah ini cobaan? Tapi kenapa harus seperti ini?
Kini tubuh Naruto sudah basah kuyup tertempa ombak laut. Rambut Naruto yang lembut juga mulai basah.
Terdapat sebuah pemikiran untuk bunuh diri
xxxxxx
Sasuke, Gaara, Deidara, Kiba, Kyuubi, Hidan dan Suigetsu pergi mencari Naruto ke segala arah. Mereka bertujuh memencar ke sana ke sini. Pulau Hateruma yang luas membuat mereka sulit menemukan Naruto
Sasuke berlari panik mencari sosok Naruto. Ketika Sasuke ingin menelpon Hidan jika dia tidak menemukan Naruto, Sasuke melihat seorang gadis yang berjalan menuju tengah laut. Dilihat simak-simak gadis itu.
Mata Sasuke yang tajam terbelalak lebar ketika sosok gadis itu terlihat seperti Naruto. Sasuke berlari menuju gadis itu yang sudah semakin lama semakin ke tengah lautan.
"Hey Naruto!" teriak Sasuke.
Sasuke berlari sekencang mungkin. Berharap Sasuke belum terlambat. Di raihnya Naruto oleh Sasuke untuk mencegahnya ke tengah lautan
"Hey hentikan!" ujar Sasuke
"Lepaskan! Aku mau bersama Itachi! Aku tidak mau sendirian!" kata Naruto
"Kau gila? Jangan bertindak bodoh! Kau tidak sendirian Naruto!" kata Sasuke
"Tidak mau! Kubilang lepas ya lepas! Jangan ganggu aku!" Naruto mendorong Sasuke hingga terjatuh.
Naruto berlari secepat mungkin. Semakin lama semakin ke tengah. Semakin ke tengah. Sasuke juga berusaha sekuat tenaga untuk menggapai Naruto kembali. Deburan ombak yang sangat besar membuat Sasuke kesusahan mengejar Naruto.
xxxxx
"Hah….hah…hah…" engah Sasuke.
"Apa yang kau lakukan ha?! Cepat menyingkir dariku! Kau tidak dengar?! Kubilang menyingkir!" berontak Naruto
Mereka berdua berada di pinggiran pantai dengan seluruh tubuh yang sangat basah kuyup. Ombak laut masih bisa menerpa tubuh Naruto yang di atasnya ada Sasuke yang baru saja menyelamatkannya dari maut. Sasuke tampak kehabisan nafas. Dia kelelahan. Terlalu banyak tenaga yang diambil karena ombak terlalu besar dan kuat.
"Kau sudah gila? Dimana otakmu? Kau mau mati? Mau bunuh diri ha?!" ujar Sasuke yang masih terengah-engah.
"Minggir!"
"Kau itu tidak sendiri!" tegas Sasuke
"Minggir! Aku mau bersama Itachi!"
"Kenapa kau tidak mau dengar?! Sudah kubilang kau tidak sendiri! Tegarlah dan hadapi kenyataan!" tegas Sasuke mengunci kedua tangan Naruto
"Tidak mau! Minggir!" kata Naruto semakin keras memberontak
"JANGAN KERAS KEPALA DAN BERHENTI MEMBUATKU CEMAS NARUTO!" bentak Sasuke.
Naruto membelakan matanya dan terdiam. Baru kali ini dia melihat Sasuke membentak keras seperti itu dan Sasuke mencemaskan Naruto?.
Sasuke yang selalu tampil tenang dan cuek di hadapan Naruto, dapat kehilangan kendali emosinya seperti itu. Naruto terdiam dan tidak berani membalas perkataan Sasuke
Nafas Sasuke yang terengah-engah semakin dalam. Emosi dan tenaganya yang habis bercampur aduk menjadi satu. Dia menatap Naruto kesal tapi juga lelah. Sasuke ingin Naruto menghadapinya dengan kuat. Naruto harus merelakan Itachi.
Sasuke menangkat tubuh Naruto untuk memeluknya dengan sangat erat. Sasuke membisikan sesuatu kepada Naruto,
"Tidak hanya kau yang sedih dan kehilangan. Kami semua juga merasakan sedih dan kehilangan. Tegarlah dan relakan kepergian Itachi. Kau tidak sendirian. Masih ada aku. Aku akan melindungimu dan bersamamu untuk selamanya. Jadi kumohon, tolong berhenti lari dari kenyataan. Kumohon…Naruto…" lirih Sasuke
Naruto tidak berkutit. Sasuke yang selama ini di pikiran Naruto begitu jahat dan tidak punya perasaaan, dapat mengatakan hal seperti itu padanya.
Jika dipikir secara logika, seorang Sasuke mana mungkin mengatakan hal seperti itu pada Naruto. Karena mereka berdua selalu bertengkar setiap bertemu dan saling mengejek satu sama lain.
Naruto merasakan kehangatan. Pelukan ini… Pelukan yang sama yang dia dapatkan dari Itachi. Hangat, nyaman dan…aman.
"Naruto!" teriak Gaara dari kejauhan bersama Hidan dan Kyuubi.
Mendengar teriakan itu, Sasuke melepaskan pelukannya dan bangkit berdiri. Naruto tetap memerhatikan Sasuke tanpa mempedulikan Gaara yang berlari ke arahnya.
"Naruto, apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya Gaara panik.
Naruto menatap Gaara tapi tidak merespon perkataan Gaara. Naruto masih terlihat syok dan terkejut di wajahnya.
"Lihat apa hasil rencana yang kau buat, dasar B*eng*ek!" omel Gaara kepada Sasuke, "Naruto sekarang semakin memburuk. Dia hampir saja mati oleh ulahmu yang membocorkan semuanya sekarang. Apa yang kau sebut dengan sukses? Ini ha? Ini yang kau sebut dengan Naruto akan baik-baik saja?!" kata Gaara emosi
"Dia memang baik-baik saja" ujar Sasuke dengan tenangnya
"Benar-benar kau b*eng*ek!" kata Gaara sambil melayangkan tangannya
BUAGH!
Gaara meninju keras-keras wajah Sasuke sampai Sasuke tersungkur ke atas pasir . Sasuke tidak membalas tinjuan Gaara. Sasuke tetap tenang dan diam.
"Gaara sabar! Tahan emosinmu!" ujar Hidan yang menahan Gaara dengan kedua tangan Hidan.
"Lepaskan aku, Aku akan memberinya pelajaran. Dia telah membuat Naruto semakin memburuk" ketus Gaara
"Tenang dulu! Jika kalian bertengkar di sini headmaster akan menghukum berat kalian berdua!" ujar Hidan
"Masa bodoh dengan hukuman. Sasuke harus diberi pelajaran sekarang juga pokoknya" sinis Gaara.
Dia menepis kedua lengan Hidan yang menahannya. Berjalan mendekati Sasuke. Bersiap-siap untuk menarik kerah baju Sasuke dan meninjunya lagi, tapi, Naruto menahannya dari belakang.
"Naruto?" ujar Gaara yang terkejut. Tidak hanya Gaara, Sasuke, Hidan dan Kyuubi juga ikutan terkejut melihatnya
"Cukup hentikan. Jangan memukulnya lagi kumohon…" lirih Naruto
"Apa yang kau lakukan? Kau mau memaafkan orang ini? Dia sudah membuatmu semakin menderita Naruto. Aku tidak bisa memaafkan orang yang telah membuatmu menderita. Aku harus memberinya pelajaran" kata tajam Gaara
"Tidak jangan! Kumohon Gaara, jangan!" larang Naruto. Gaara pun luluh mendengar permohonan Naruto. "Dia benar, aku harus menerima kenyataan. Aku yang salah di sini. Aku berniat untuk bunuh diri supaya aku bisa bersama Itachi. Tapi dia sudah menyelamatkanku dari maut tadi…Dia merelakan tubuhnya kedinginan dan mempertaruhkan nyawanya hanya untuk menyelamatkanku, jika tidak ada dirinya, aku pasti sekarang sudah tenggelam di tengah laut Gaara…Jadi kumohon, jangan pukul dia lagi..kumohon.." lirih Naruto lagi
Gaara yang tak tega menolak permohonan Naruto, dengan berat hati Gaara memaafkan Sasuke
"Dengar, jika bukan karena Naruto, Kau sudah kubuat babak belur saat ini juga Sasuke" ketus Gaara
Sasuke tidak membalas. Dia tetap tenang seperti biasa.
"Hmmm Sasuke…" sapa lemah Naruto
"Apa?" jawab dingin Sasuke
"Terimakasih banyak atas pertolonganmu…Aku—"
"Sudahlah. Cepat istirahat. Hangatkan tubuhmu, nanti kau sakit" dingin Sasuke. Lalu Sasuke berjalan sendirian ke arah hotel.
"Minnaaaaa!" teriak Deidara dan Kiba serempak dari kejauhan. Mereka berlari menghampiri Naruto dan yang lainnya. Suigetsu juga berlari mengikuti Deidara dan Kiba.
"Kau tidak apa-apa Naruto?" tanya Deidara
"Hm. Aku tidak apa-apa" kata Naruto
"Syukurlah" hela nafas Kiba lega.
"Naruto ayo kita ke kamar. Hangatkan tubuhmu itu" ajak Kyuubi
"Hm, terimakasih" ujar Naruto tersenyum lembut.
TBC
Nah senpai hehe, aksi rebutan naru dimulai di chapter besok hehe, jadi inti dari cerita ini tuh sebenarnya sasunaru yang orang ketiganya gaara heheheheh
Maaf ya senpai kalo buat bingung, jalannya emang rumit dicampur misteri, terus saya nulisnya berantakan:(, maklum, saya waktu itu masih smp, jadi masih berantakan gak karuan:(
Anak rajin beli tupai
Nama Tupainya adala Tini
Wahai para senpai
Bagaimana dengan cerita ini?:D
Mau review lagi senpai?:D
see you next time senpai:D