WELCOME TO MY IMAGINATION

.

.

.

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Warning! : Maybe OOC. Typos. Alur cepet

.

GAK SUKA?! JUST GO AWAY!

.

NB : Disarankan ㅡjika berkenanㅡ untuk mendengarkan backsound Naruto sesuai dengan yang tertulis di [...] Agar bisa mengikuti suasana seperti yang penulis inginkan. Terimakasih^^

.

.

Happy Imagining^^

.

.

[Shiren]

Mentari pagi menyapa penduduk desa Konoha yang sudah memulai aktivitas mereka. Seperti biasa, setiap pagi para shinobi aktif akan menemui Hokage untuk mendapatkan sebuah misi untuk mereka. Begitu pula dengan Hinata, Naruto, Sakura, Shikamaru dan Lee yang hari ini akan mendapatkan misi bersama.

"Misi kalian saat ini adalah membawa Sasuke kembali." Ucap Kakashi dengan wajah serius.

"Apa? Membawa Sasuke kembali?"

"Ya. Sudah terlalu lama dia berkelana dan dia sama sekali tidak memberi kabar apapun. Dia itu satu-satunya Uchiha di dunia ini. Jadi, harus dilestarikan."

"APA? Di lestarikan?" Naruto tergelak mendengar ucapan Kakashi. "Apa dia makhluk yang hampir punah?! Ha Ha."

PLETAK

"Aduh!"

Sakura memukul kepala Naruto kesal. Kekasihnya itu benar-benar masih konyol dan tidak tahu sopan santun. Kekasih? Yah. Walau Sakura tidak mau mengakuinya, tapi Naruto memang sudah menjadi kekasihnya sekarang.

"Jangan bicara sembarangan! Bukankah guru Kakashi sudah bilang kalau dia satu-satunya Uchiha di dunia ini, HA?!" Sakura berteriak kesal.

"Iya-iya.. Aku kan hanya bergurau." Naruto memanyunkan bibirnya sambil mengusap kepala yang di pukul Sakura.

"Ah! Kalian ini.." Desah Kakashi.

"Lalu, jika Sasuke tidak memberi kabar apapun bagaimana kita bisa mengetahui keberadaannya sekarang?" Tanya Shikamaru mengabaikan dua sahabatnya yang tengah berperang itu.

"Yah.. Aku sudah mencari informasi tentang keberadaannya saat ini. Dia ada di pulau Nagi, di Negara Air."

"APA?! Itu jauh sekali.."

"Benar-benar berkelana ya?" Cicit Hinata.

"Ayolah teman-teman jangan mengeluh. Mana semangat masa muda kalian?!" Ucap Lee berapi-api.

"Ck! Merepotkan!"

"Oh iya.. Ba-bagaimana jika Sasuke-san menolak untuk kembali?" Tanya Hinata.

"Aku menyerahkan semua masalah itu pada kalian. Yang ingin aku tahu, Sasuke harus kembali. Bagaimanapun caranya." Tegas Kakashi.

"Baiklah! Aku akan membawa Sasuke kembali!" Teriak Naruto bersemangat.

"Ya! Untuk yang kedua kalinya." Timpal Sakura ikut bersemangat.

Saat itu juga ke-lima shinobi itu bergegas kembali ke rumah masing-masing untuk mengambil perbekalan perjalanan mereka, setelahnya mereka akan berkumpul di gerbang desa.

.

.

[Lightning Speed]

Tim yang di tugaskan untuk menjemput Sasuke telah berkumpul di gerbang desa. Kakashi juga ada disana. Melepas kepergian mereka.

"Berhati-hatilah kalian. Dan bawa Sasuke kembali secepatnya."

"Baik!"

"AYO! Kita bawa pulang Sasuke!" Teriak Naruto bersemangat.

Mereka pun segera menggerakkan kaki mereka menjauhi desa. Pergi menuju ke arah timur.

OoOoO

[Hyouhaku]

Seorang pemuda berjubah hitam dengan surai hitam panjang berjalan diantara pepohonan di hutan belantara. Entah apa yang ia lakukan di dalam hutan ini. Sesekali kepalanya berputar ke berbagai arah, berharap menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.

"Kelinci?"

Matanya menajam ketika melihat siluet bergerak menjauh. Sesuatu berwarna putih itu tampak melompat-lompat dan sesekali berhenti. Mulutnya tampak bergerak-gerak mengunyah sesuatu.

Tepat sekali. Sekarang sudah waktunya untuk makan. Sejauh perjalanannya sejak 2 hari yang lalu, ia belum menemukan sebuah desa lagi. Maka dari itu, makanan yang ia konsumsi beberapa hari ini adalah hewan-hewan yang ada di sekelilingnya, seperti burung, kelinci, tupai, dan hewan berukuran kecil lainnya.

BATS

Sasuke melemparkan pedang Kusanagi-nya dan tepat mengenai ekor kelinci itu. Kelinci itu belum mati karena hanya ekor yang terkena pedang Sasuke dan bergerak-gerak ingin melepaskan diri.

Sasuke mendekati lalu meraih kelinci itu kemudian menyembelihnya, setelah itu ia membersihkannya. Ia pun mengumpulkan beberapa ranting kering, membuat api unggun untuk membakar daging kelinci itu.

"Sudah semakin malam. Sepertinya aku akan bermalam disini." Gumamnya sambil memandang langit yang mulai menggelap dengan tangan yang sesekali memutar-mutar daging kelinci.

Sasuke menyandarkan tubuhnya pada sebuah pohon. Matanya menerawang. Sudah hampir 3 tahun ia pergi meninggalkan Konoha. Kini ia bisa melihat dunia dengan lebih baik. Ia ragu, kali ini, ia akan kembali lagi ke Konoha atau tidak? Ia sudah tidak mempunyai alasan untuk kembali ke desa yang selalu di lindungi oleh mendiang kakaknya, Itachi.

"Apa yang harus aku lakukan? Kakakㅡ" gumam Sasuke seraya memejamkan kedua matanya.

.

.

[Companions/Nakama]

Kelompok yang diketuai oleh Shikamaru telah bergerak jauh dari Konoha. Sekitar 2-3 km ke depan, mereka akan memasuki negara Air. Hari sudah malam. Hampir seharian penuh mereka berjalan dan sekarang waktu yang tepat untuk beristirahat.

"Jika ada Tenten pasti menyenangkan." Gumam Lee.

"Lho? Kenapa begitu?" Tanya Sakura heran.

"Tentu saja. Kita bisa makan makanan yang lezat, bahkan di hutan seperti ini." Jelas Lee.

"Kau benar! Kemampuannya itu kan? Hm.. Apa namanya ya?" Ucap Naruto sambil berfikir.

"Dia ahli fuinjutsu. Bisa mengambil barang apapun termasuk bahan-bahan makanan." Kata Lee menjelaskan kemampuan Tenten.

"Wooahh! Hebat sekali." Decak Naruto kagum. Kemudian ia beralih pada kekasihnya, "Sakura-chan.. Apa kau tidak bisa seperti itu juga?"

"Jangan aneh-aneh Naruto! Makan saja apa yang ada di depanmu!" Gerutu Sakura.

"Sakura-chan jahat sekali.." Gumam Naruto sedih sambil menyantap makananya murung.

Sakura hanya menggerutu tidak jelas menanggapi gumaman Naruto. Hinata hanya bisa terkikik geli melihat perilaku kedua sahabatnya. Sedangkan Shikamaru? Yah. Kalian bisa menebaknya sendiri.

"Hm.. Saat ini Sasuke-san sedang apa ya?" Gumam Hinata sambil memandang bintang-bintang di langit melalui celah-celah rimbunan daun-daun.

"Eh?" Sakura yang mendengar gumaman Hinata tampak terkejut. Apa baru saja Hinata sedang memikirkan Sasuke?

"A-ada apa Sakura-chan?" Tanya Hinata sedikit gugup.

"Kauㅡ sedang memikirkan Sasuke-kun?"

"A-APA?! Bu-bukan begitu!" Sangkal Hinata seraya mengibaskan kedua tangannya.

"Wah! Hinata-chan! Sekarang kau telah melewati masa mudamu dengan penuh cinta." Kata Lee tidak jelas.

"Nanti aku akan mendekatkanmu dengan Sasuke, Hinata-chan. Tenang saja!" Ucap Naruto seraya memamerkan ibu jarinya.

"Bu-bukan begitu!" Jerit Hinata membuat suasana menjadi hening, tidak ada lagi godaan dari teman-temannya. "Sekarang kita sedang dalam misi membawa Sasuke-san kembali. Jadi, yang ada di pikiran kita pasti bagaimana cara membawanya kembali. Apa kita akan menggunakan kekerasan jika dia menolak?"

Naruto dan yang lainnya tampak berpikir, kecuali Shikamaru. Dia hanya menyimak apa yang Hinata katakan.

"Benar juga! Dia kuat sepertiku. Jika kalian tidak bisa mengalahkanku, bagaimana kalian bisa membawa Sasuke kembali dengan kekerasan?" Ucap Naruto sambil berpikir.

"Hey! Kau ini sedang berpikir mencari solusi atau sedang memamerkan kekuatanmu, ha?!" Keluh Sakura.

"He..he.. Bukan begitu Sakura-chan." Kata Naruto terkekeh.

"Hinata-chan.. Kau tenang saja. Aku yakin, kita akan membawa Sasuke kembali tanpa kekerasan!" Ucap Lee optimis.

[Hurricane Suite]

"Hey! Kalian diamlah. Sekarang sudah semakin malam. Kita tidak tahu apa yang ada di tempat iniㅡ"

"A-a-apa maksudmu Shikamaru?! A-apa ada hantu disini?" Potong Naruto ketakutan seraya merangsek mendekati Sakura sambil melihat sekeliling dengan horor.

"Ck! Bukan itu maksudku.." Decak Shikamaru kesal. "Hinata, aktifkan Byakuganmu. Dan periksa apa di sekeliling kita cukup aman untuk tidur di bawah atau tidak?!"

Hinata mengangguk. Kemudian dia mengaktifkan Byakugannya. Urat-urat kecil tampak terlihat di sekitar mata Hinata. Ia menggeleng pelan sebelum menonaktifkan Byakugannya.

"Sekeliling aman Shikamaru-kun. Kita bisa tidur di bawah malam ini." Tuturnya lembut.

"Baiklah.. Sekarang kita tidur dan pagi-pagi sekali, kita akan melanjutkan perjalanan." Ucap Shikamaru yang langsung di turuti oleh semuanya.

Mereka terlihat menyamankan posisi tidur mereka, yaitu dengan bersandar di pohon atau berbaring di atas tanah. Mereka mengambil selimut dari ransel mereka masing-masing untuk sedikit menghangatkan tubuh mereka dari dinginnya angin malam.

OoOoO

[Loneliness]

Sasuke membuka kelopak matanya ketika mendengar burung-burung bernyanyi merdu. Sudah pagi rupanya. Ia harus segera kembali melangkah. Sasuke memegang perutnya. Tampaknya ia lapar, tapi tidak ada hewan yang bisa dimakan pagi ini. Yah. Walaupun ada sedikit potongan daging kelinci yang kemarin ia tangkap. Mungkin ia bisa memakan itu.

"Kemana aku akan pergi sekarang? Lurus atau belok?" Gumamnya.

Ia pun melangkahkan kakinya menuju jalan lurus yang ia ambil. Ia terus melangkahkan kakinya.

Sudah beberapa jam ia berjalan, akhirnya ia menemukan sebuah sungai. Sungai dengan air jernih, bahkan bebatuan di dasar sungai bisa terlihat jelas. Ikan-ikan berukuran sedang tampak berenang kesana-kemari. Sasuke memutuskan untuk beristirahat sejenak. Mencuci muka dan tampak meminum sedikit air sungai itu.

"Hati-hati sayang. Di depanmu ada sebuah batang pohon melintang."

"Iya, selama ada dirimu, aku yakin aku akan baik-baik saja."

Samar-samar Sasuke mendengar suara orang yang tengah bercakap-cakap. Ia memutar kepalanya mencari sumber suara. Di depan sana, di seberang sungai, ia melihat sepasang kakek-nenek tengah berjalan bersama. Dengan beberapa ikat kayu bakar di punggung sang kakek dan sebuah bakul di dekapan sang nenek.

Sasuke melihat kemesraan yang di tunjukan oleh pasangan renta tersebut. Sedikit membuat hati Sasuke menghangat. Ia berpikir apakah ia bisa merasakan perasaan seperti yang kakek itu rasakan? Hidup bersama seseorang yang dicintai dan mencintainya.

Sasuke teringat seorang gadis yang pernah singgah di hatinya, bahkan sampai saat ini. Tidak ada yang tahu siapa gadis yang ia sukai, hanya dia dan Tuhan yang tahu. Seorang gadis dari masa kecilnya. Seperti apa dia sekarang? Apa di sudah menjadi gadis cantik? Tidak. Sejak dulu, gadis itu memang cantik. Apa dia sudah menikah? Ahㅡ memikirkan itu membuat jantung Sasuke berdenyut sakit.

BRUKK

Sasuke terperanjat ketika mendengar suara itu. Ia mengalihkan pandangannya pada pasangan kakek-nenek itu. Sang Kakek terlihat tengah terjatuh. Sementara Sang nenek terlihat sangat khawatir.

"Apa lebih baik tinggalkan satu ikat kayu bakar disini, suamiku?" Tanya sang nenek khawatir.

"Tidak sayang. Jika aku meninggalkan satu ikat saja disini, penghasilan kita akan berkurang. Tenang saja, aku masih kuat." Jawab kakek itu.

Sasuke beranjak dan mendekati pasangan renta itu. Kakek-nenek itu tampak terkejut dengan kedatangan Sasuke. Pemuda dengan wajah yang lumayan sangar namun memancarkan sedikit ketulusan di matanya.

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Sasuke sopan. Yah. Hasil dari mengelana, berkeliling dunia selama hampir 3 tahun ini. Ia menjadi sedikit terbiasa menolong seseorang.

"Tidak perlu, nak." Tolak sang kakek halus.

"Tidak apa-apa. Kulihat kau begitu kesusahan. Biarkan aku membawa kayu-kayumu. Kau bantu isterimu saja." Ujar Sasuke sambil mengambil alih kayu-kayu dari punggung kakek.

Sang kakek pun tampak pasrah. Ia membiarkan Sasuke membawa kayu-kayunya. Ia pun menuntun isterinya dan pergi menuju gubuk kecil mereka.

Setelah berjalan hampir 1 km. Akhirnya mereka sampai di sebuah gubuk kecil yang terletak cukup jauh dari pemukiman lainnya. Kakek itu meminta Sasuke untuk meletakkan kayu bakarnya tepat di samping pintu, sedangkan sang nenek telah masuk kedalam gubuk.

"Terimakasih telah membantuku, nak." Ucap sang kakek tulus.

"Sama-sama. Kalau begitu, aku akan pergi."

"Tunggu dulu!" Cegah sang kakek. "Masuklah! Minum dulu. Kau pasti lelah.."

"Tidak perㅡ"

"Aku akan sangat sedih jika kau menolaknya." Potong sang kakek.

Akhirnya Sasuke pasrah. Mau tidak mau ia pun mengikuti sang kakek masuk ke dalam gubuk. Setelah beberapa menit duduk dan berbincang dengan kakek, sang nenek datang dengan 3 gelas teh.

"Jadi, siapa dirimu, nak?" Tanya sang nenek.

"Aku hanya seorang pengelana." Jawab Sasuke.

"Pengelana? Kau sedang mencari apa?"

Sasuke tampak berpikir, "entahlah. Aku hanya ingin melihat seperti apa dunia ini. Dunia yang selalu kulihat dengan kegelapan."

"Setelah kau melihat dunia ini. Apa yang akan kau lakukan? Kembali ke desamu?"

"Aku tidak tahu kakek. Aku ragu untuk kembali kesana." Tutur Sasuke.

Nenek itu tampak tersenyum, "kembalilah nak! Aku yakin, sesuatu yang kau cari itu sebenarnya ada di dalam desamu sendiri."

Sasuke terdiam. Mencerna apa yang nenek itu katakan. Yang dia cari ada di dalam desanya? Apakah itu?

"Nak, setelah iniㅡ kemana kau akan pergi?" Tanya sang kakek.

"Entahlah. Selama ini aku hanya terus berjalan." Jawab Sasuke ringan.

"Kalau begitu menetaplah disini untuk satu atau beberapa hari. Desa ini sangat indah, mungkin bisa sedikit menenangkan hatimu." Tutur sang kakek sambil beranjak dari duduknya.

"Apa kau akan menjual kayu bakarnya sekarang, suamiku?" Tanya sang nenek.

"Ya isteriku. Aku akan menjualnya sekarang."

"Apa aku boleh membantumu menjualnya?" Tanya Sasuke tiba-tiba.

Sang kakek tersenyum, "tentu saja."

Sasuke pun mengikuti sang kakek. Mengambil alih kayu bakar yang tadi ia taruh dan pergi bersama kakek ke pasar untuk menjual kayu-kayu itu.

.

.

.

TO BE CONTINUE

Note :

Okay! Ini adalah percobaan, ada yang ingin berimajinasi bersamaku atau tidak? Jika ada minimal 5 orang, aku akan membagi imajinasiku bersama kalian^^

See you^^