"Replace"

Sumary : Kim Jongin wanita muda berusia 26 tahun yang merupakan sekertaris baru dari CEO Oh Corp, Oh Sehun. Jongin rela melakukan apapun demi membayar hutang dan menyelamatkan ayahnya yang bajingan termasuk 'menemani' Oh Sehun yang merupakan duda beranak dua. Terjebak cinta dan keluarga sang CEO yang rumit itulah kehidupan Kim Jongin sekarang.

Warn: Gs!Kai, Gs!Baekhyun, Typo(s)

Pair : Hunkai

Disclaimer : Cast(s) milik diri mereka sendiri.

.

.

.

.

Tok tok tok.

"Masuk"

"Permisi sajangnim ini sekertaris baru anda. Kim Jongin"

"Kim Jongin imnida" gadis cantik berkulit tan dengan rambut coklat yang diikat ponytail itu membungkuk dengan hormat.

"Hmm" sang CEO hanya menggumam sambil memperhatikan sekertaris baru dari atas hingga bawah. Cantik dan manis ternyata kalau dilihat dengan seksama.

"Baiklah. Ini pekerjaan mu, segera kerjakan aku ingin berkas-berkas ini ada di mejaku sebelum kau pulang" titah Oh Sehun kepada sekertaris barunya.

"Ne sajangnim" Jongin segera mengambil berkas-berkas yang menjadi tugasnya dan berpamitan kembali ke ruangannya menyeselesaikannya.

Setelah bertemu dengan bosnya Kim Jongin kembali ke ruang kerjanya yang ditempatinya bersama beberapa pegawai lain.

"Kau sekertaris baru Oh sajangnim ya?" tanya seseorang saat Jongin baru saja mendudukkan pantatnya di kursi kerjanya.

"Ah iya. Kim Jongin imnida" Jongin memperkenalkan diri seraya mebungkuk ke rekan kerjanya yang bisa dikatakan sunbaenya mengingat dia pegawai baru.

"Hai Jong. Aku Amber dan ini Krystal" kata perempuan berambut pendek bernama Amber itu sambil menunjuk temannya yang bernama Krystal.

"Hoo jadi kau sekertarisnya sajangnim? Enak banget jadi sekertarisnya CEO tampan kayak dia. Aku juga mau" Keluh Krystal sambil memanyunkan bibirnya.

"Ingat Krys dia sudah punya anak" Amber memperingati Krystal.

"Terus kenapa kalau dia punya anak? Toh dia duda kan" protes Krystal masih tetap ngotot.

"Emang berani kau mendekati sajangnim? Bisa-bisa nggak direspon sama dia orang dia cuek banget. Terus juga si Oh Baekhyun yang judesnya minta ampun itu katanya dia nggak mau punya ibu tiri."

"Oh Baekhyun?" Jongin akhirnya buka suara karena penasaran dengan nama yang memiliki marga yang sama dengan bosnya. "Putrinya sajangnim" jawab Krystal.

"Loh bukannya anaknya Sajangnim laki-laki ya?" tanya Jongin lagi.

"Oh itu anak bungsunya. Oh haowen yang umurnya masih 6 tahun. Kalau Oh baekhyun ini anak sulungnya, dia udah 13 tahun" Amber menjawab pertanyaan Jongin.

"Sebesar itu?" tanya Jongin kaget. 13 tahun? sebesar itu? Well, sebenarnya masuk akal saja sih mengingat bosnya itu sudah berusia 35 tahun walaupun katampanannya masih terlihat 10 tahun lebih muda. Tapi kan tetap saja. 13 tahun? berarti sajangnim memilik anak diusia 22 tahun.

"Iya. Kau nggak percaya kan? aku juga awalnya. Secara sajangnim masih ganteng dan kelihatan muda banget" Krystal langsung menjawab dengan heboh.

"Hei hei kalian bergosip aja. Cepet balik kerja sana" tegur salah seorang karyawam disana.

"Iya iya dasar bawel" protes Krystal sambil kembali ke mejanya.


Oh Sehun namanya, CEO dari Oh Corp berusia 35 tahun. Duda beranak dua yang ditinggal meninggal istrinya saat melahirkan anak kedua mereka. Dengan paras yang tampan dan perawakan yang tinggi dan gagah tentulah tak ada yang tidak terpesona olehnya termasuk Jongin.

Apa?

Memang benar kalau Jongin tertarik pada bosnya itu. Mau bagaimana pun juga Jongin itu hanya wanita normal, instingnya sebagai wanita pun mau tidak mau pasti jatuh juga pada pesona seorang Oh Sehun.

Mapan, tampan, berwibawa. Siapa yang sanggup menolaknya?

Hanya orang bodoh atau buta yang menolaknya.

Tidak. Tunggu. Orang bodoh dan buta pun pasti akan jatuh juga pada pesonanya.

Oke Jongin ralat.

Hanya orang GILA yang mampu menolak pesona seorang Oh Sehun.

Dan Jongin bukanlah salah satu dari orang gila itu. Jongin memang terpesona pada Oh sehun seperti wanita-wanita lain. Tapi yang membedakan Jongin dengan wanita-wanita lain itu adalah Jongin menggunakan otaknya.

Jongin adalah wanita berpendidikan, tentu saja. Dia salah satu lulusan terbaik Seoul University dengan beasiswa pula, tentulah kemampuan otaknya tidak diragukan lagi.

Maka dari itu dengan kemampuan otaknya dia cukup tau diri bahwa dia tidak sebanding dengan bosnya itu.

Bukan dalam artian tidak sebanding secara fisik. Tidak. Jika Oh Sehun tampan maka Kim Jongin cantik. Atau itulah yang biasa dikatakan orang-orang. Wajahnya rupawan, kulitnya tan nan manis, tubuhnya indah dan sepertinya tidak berlebihan kalau disebut seksi, otaknya pun encer.

Yang Jongin maksud tidak sebanding adalah status sosialnya. Maksudku, oh please! Oh Sehun siapa? Dan dia siapa?

Well, dia sekertaris Oh Sehun.

Tapi diluar itu Kim Jongin tetaplah anak seorang pemabuk dan penjudi, ibunya pun dulu seorang pelacur yang kini telah meninggal karena tubuhnya rusak oleh kehidupannya yang kelam. Jongin tumbuh dilingkungan yang tidak layak dengan kehidupan yang serba kekurangan.

Dia sampai disini pun hasil kerja kerasnya sendiri memeras otak dan keringat sampai akhirnya bias menjadi seperti sekarang. Namun tak peduli seberapa bersinarnya dia sekarang, orang-orang akan tetap memandangnya sebelah mata karena dari apa dan dari mana dia berasal.

Jongin sendiri tidak ingin hal yang muluk-muluk. Dia bekerja disini bukan untuk mengemis cinta Oh Sehun. Dia bekerja disini mencari uang untuk membayar hutang-hutang judi ayahnya yang makin lama makin mencekik. Ayahnya memang bajingan. Dia bersusah payah mencari uang tapi ayahnya dengan seenak jidatnya berjudi dan menambah hutang mereka. Kalau begini mau Jongin bekerja sampai karatan pun tidak akan membuat dia kaya dan kehidupannya membaik. Tapi mau bagaimana lagi? Sebajingan apapun orang itu, dia tetaplah ayahnya.


"Kim jongin"

Mendengar namanya dipanggil Jongin segera mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang dikerjakannya.

"Ne sajangnim?"

"Mau sampai kapan kau bekerja?" tanya Sehun pada sekertaris barunya.

"Eh? Sampai pekerjaan saya selesai sajangnim. Kata sajangnim kan saya harus menyelesaikannya sebelum pulang" jawab Jongin polos sambil mengedip-ngedipkan matanya bingung. Gimana sih bosnya satu ini katanya tadi harus sampai selesai sekarang masih nanya lagi.

"Huh. Tidak bisa apa lihat jam? Sekarang udah jam brapa huh? Ini sudah terlalu malam pulanglah lanjutkan besok" perintah Sehun dengan entengnya ke Jongin.

"Tapi kan sajang-"

"Sudahlah pulang saja. Jangan membantah tidak baik untuk wanita sepertimu pulang malam" Sehun memotong ucapan Jongin sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya.

Eh?

Bukankah kata rekan-rekannya kalau Sehun itu dingin dan cuek.

Tapi kenapa?

"Kenapa bengong aja? Kau mau pulang apa tidak?" suara Sehun membuyarkan Jongin dari lamunannya.

"I-iya sajangnim"

"Kalau begitu cepatlah. Haruskah aku mengantarkanmu?"

Tuh kan.

Jangan salahkan Jongin kalau sekarang matanya sedang membulat lucu mendengarkan ucapan bosnya itu.

"E-eh? Tidak usah sajangnim saya bisa pulang sendiri" tolak Jongin masih setengah terkejut. Dan Sehun bersumpah anak ini sangatlah lucu. Melihat tingkahnya saja membuat sesuatu dalam diri Sehun menghangat. Hatinya. Hatinya yang membeku semenjak ditinggal istrinya.

'Aish apa sih yang kau pikirkan Oh Sehun? Kau bahkan baru bertemu dengannya hari ini' Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran konyol diotaknya.

'Mungkin aku kelelahan' lanjutnya dalam hati.

"Baiklah kalau begitu hati-hati di jalan" Sehun berbalik dan meninggalkan Jongin setelah melempar senyum tipis pada Jongin.

"Ne sajangnim juga" Inilah salah satu pesona Oh Sehun. Yang ternyata dibalik sikap dingin dan cueknya tersimpan sosok yang perhatian.

'Ini gawat kalau begini bisa-bisa aku benar-benar menyukainya' batin Jongin.

'Tidak tidak tidak. Ini tidak boleh dibiarkan' Jongin menggeleng-gelengkan kepalanya keras mencoba berpikir jernih tapi hatinya menolak. Sekarang otaknya sedang macet, dia sedang berpikir dengan hatinya. Huh, dasar wanita.

Sampai sebuah kalimat muncul dikepalanya membawanya kembali ke kenyataan yang pahit.

'Ingatlah siapa dirimu Kim Jongin'

Bagaikan sebuah tamparan yang menyadarkannya. Membuat hatinya yang tadi menggebu-gebu terdiam dan otaknya kembali bekerja.

'Tentu saja aku ingat' batinnya sambil tersenyum kecut dan segera membereskan barang-barangnya dan segera pulang.


Jongin terus berjalan melawan hawa dingin malam yang menusuk tulang. Dia terus berjalan sampai memasuki apartemen lusuh dan bobrok miliknya.

"Aku pulang" gumamnya pelan tapi tentu saja tidak ada yang menjawab. Dia sendirian.

Ayahnya?

Mungkin sedang mabuk dan berjudi menambah hutang mereka. Jongin menghela nafasnya melihat kondisi apartemennya yang seperti kapal pecah. Botol bir, sisa puntung rokok, piring kotor berserakan dimana-mana. Dan jangan lupakan baunya yang mematikan.

Dengan telaten Jongin membersihkan apartemennya setelah itu mandi. Setelah membuat makanan sederhana untuk mengisi perutnya dan untuk ayahnya nanti. Dia mendudukan tubuhnya di depan tv dan menunggu ayahnya pulang. Menyetel tayangan sepak bola yang bahkan dia tidak tau tim mana lawan mana. Huh, jadi teringat pekerjaannya yang belum selesai tadi. Ingin dikerjakan sekarang tapi karena Jongin tidak punya laptop jadinya dia tidak bisa mengerjakan. Menghela nafasnya kasar Jongin melirik jam dinding didekatnya. Sudah hampir pukul 12 malam tapi ayahnya tak kunjung datang.

Suara pintu yang dibuka dengan keras membangunkan Jongin dari tidur singkatnya. Dilihatnya sang ayah, Kim Jonghyun masuk ke apartemen mereka dalam kondisi mabuk dan setengah sadar. Jongin segera membantu ayahnya, memapah laki-laki tua itu ke kamarnya. Setelah mendapat beberapa pukulan dan cacian dari ayahnya Jongin meninggalkan ayahnya yang sudah tidak sadar. Merebahkan tubuhnya dikasurnya dan kembali menuju alam mimpi dengan setetes air mata yang mengalir dari matanya yang indah.


Tok tok tok.

"Permisi sajangnim ini berkas yang kemarin" Jongin segera menyerahkan berkas-berkasnya pada Sehun sambil membacakan rincian-rinciannya sehingga kini mereka berdiri berhadap-hadapan. Sementara Jongin menjelaskan, Sehun tidak bisa fokus pada berkas-berkas di tangan Jongin dan malah meperhatikan wajah Jongin.

"Jadi sajangnim tinggal menandatangani berkas ini. Oh iya saat makan siang nanti kita harus menemui investor di Cyber hotel. Apa ada yang salah diwajah saya sajangnim?" Jongin menghentikan penjelasannya dan bertanya ke Sehun yang sedari tadi memandang wajahnya.

"Bibirmu kenapa?" tanya Sehun lembut dengan nada penuh kekhawatiran, tanpa sadar tangannya terulur memegang pipi Jongin dengan ibu jarinya mengelus pelan sudut bibir Jongin yang terluka. Dan entah kenapa wajah mereka sangat dekat dengan kedua mata mengunci satu sama lain.

"Saya terjatuh" balas Jongin singkat sambil menunduk memutus kontak mata mereka dan mundur satu langkah supaya tangan Sehun terlepas dari wajahnya.

Sehun sendiri kaget karena tak biasanya bahkan tidak ada satu wanita pun yang menolak dipegangnya. Bahkan mereka sendiri yang berlomba-lomba mencari kesempatan untuk memegang Sehun. Bukannya Sehun sombong atau apa tapi memang itulah faktanya. Sehun tau itu. Tapi bukan berarti dia sering memegang-megang wanita sembarangan. Tidak, bukan begitu. Bahkan kalau boleh jujur ini pertama kalinya dia memegang wanita selain keluarganya dengan.. Err.. intim? Atau apapun kalian menyebutnya.

Dan sialnya pada pengalaman pertamanya ini dia malah mendapat penolakan. Jujur Sehun merasa tersinggung dan sedikit terluka. Yang benar saja dia itu Oh Sehun.

Oh Sehun.

Oh Sehun.

Sekali lagi OH SEHUN.

Dia Oh fucking Sehun.

Alisnya berkerut tidak suka melihat tingkah Jongin.

"Ya sudah kau boleh pergi sekarang" ujarnya ketus. Jongin sendiri kaget pada perubahan sikap bosnya itu. Barusaja dia memegang wajahnya lembut dan bertanya dengan penuh kekhawatiran tapi sekarang?

"Ne sajangnim. Saya permisi dulu" mengabaikan kebingungannya Jongin segera meminta izin untuk pergi.

"Tidak tunggu dulu. Berhenti sebentar" Sehun menghentikan Jongin dan memandang penampilan Jongin dari atas sampai bawah dengan alisnya yang masih berkerut. Apa ada yang salah dengan penampilan Jongin? Sepertinya tidak.

Dia memakai kemeja putih dan rok hitam ditambah blazer yang sewarna dengan roknya. Rambut coklat yang tak terlalu panjang miliknya dibiarkan terurai. Ditambah make up tipis dan sepatu heels pendek karena Jongin sendiri sudah cukup tinggi tanpa memakai heels yang berlebihan. Jadi apa yang salah?

"Krystal Jung segera keruangan ku sekarang" Ha? untuk apa Sehun menelpon Krystal?

"Ne sajangnim?" Krystal segera datang setelah mendapat panggilan dari bosnya.

"Bawa Jongin ke mall ubahlah penampilannya. Aku tidak bisa membawanya bertemu dengan investor dengan baju seperti itu" Sehun yang masih dalam mode CEO dingin nan cuek dengan entengnya menghina baju Jongin dengan nada jijiknya. Tapi Jongin diam memang benar adanya jika akan benar-benar memalukan bagi Sehun membawa Jongin bertemu investor dengan pakaian murahan dan jelek seperti itu. Ha. Bahkan harga satu setel bajunya dari atas kepala sampai kaki yang dipakainya sekarang jika dibandingan dengan celana dalam Sehun pasti masih mahalan celana dalam Sehun. Jadi dengan sabar Jongin menerima hinaan Sehun. Dia sudah terbiasa dihina oleh orang lain jadi hanya hinaan kecil seperti ini bukan apa-apa baginya.

Tapi kalimat Sehun selanjutnya lah yang membuatnya merasa nyeri tepat dihatinya.

"Dia terlihat tidak layak"

Hanya satu kalimat sederhana bagi Sehun tapi serasa seperti tamparan telak bagi Jongin. Menusuk tepat di hatinya yang terjebak dalam pesona seorang Oh Sehun. Dan sekaligus sebagai sebuah peringatan untuk tidak terbuai dan mengharapkan sesuatu yang berlebihan dari Sehun.

'Ya aku memang tidak layak' batinnya miris.

.

.

.

TBC


A/N :

Yuhuuuu~~ ini ff pertama saya di akun ini dan di fandom ini. Dan iya ini Hunkai! Hunkai! saya ini Hunkai hard shipper. Udah lama pengen buat ff Hunkai tapi masih macet di ide sama karena utang ff saya di fandom sebelah yang belom kelar di akun saya lainnya jadinya mengurungkan niat.

Tapi setelah saya dapet ide melalui mimpi. Iya mimpi. Saya kalo buat ff selalu bersumber dari mimpi. Walaupun idenya nggak sepenuhnya dari mimpi tapi terinspirasi dari berbagai sumber juga. Contohnya ff ini yang main idea nya saya dapet selain dari mimpi tapi juga dari serial turki yang saya tonton sebelum tidur. Ada yang agak ngeh nggak ini serial turki apa? Ituloh yang sekarang lagi ngetren yang tayangnha di *ntv .-.

Ah udahlah ngebacotnya sekian curhatan saya. RnR ya~~