Cho Kyuhyun, seorang pilot yang selamat dari kecelakaan maut jatuhnya sebuah pesawat mengalami Fear of Flying atau rasa takut untuk terbang, bertemu dengan Choi Siwon, seorang namja yang tengah berusaha meraih impiannya menjadi pilot terbaik, mampukah Siwon mengembalikan impian Kyuhyun yang telah dibuangnya jauh – jauh karena ketakutan yang dialaminya itu? Ataukah ia justru merelakan Kyuhyun menyerah begitu saja?

Fly Baby, Fly

Chohyunnie present

A wonkyu fanfiction

Main Cast : Cho Kyuhyun and Choi Siwon

Desclaimer : I have nothing except the story, semua cast punya Tuhan dan entertainment masing – masing

Warning : BL, DLDR, Typo(s), tidak sesuai EYD, No Bash

NB : Yang dibold dan cetak miring itu flashback

.

Di udara kau adalah pemegang nyawa kami, tapi dalam hidup, Tuhan-lah yang mengatur semuanya,

Happy Reading

.

.

"SJ one zero one three kau bisa mendengar ku? SJ one zero one three" Suara Kepala Park terdengar di telinga Kyuhyun. Menyadarkan namja manis itu dari pikirannya.

Kyuhyun mengangkat kepalanya perlahan dan memperhatikan keadaan sekitar yang nampak sangat panik. Ia lalu memegang pinggiran meja sebagai topangannya untuk kembali berdiri.

Dari kedua matanya, Kyuhyun mampu melihat Kepala Park, beberapa pegawai FOO dan para pilot yang belum ada jadwal terbang berkerumun di satu tempat.

Kyuhyun melangkahkan kakinya perlahan - lahan menjauhi kerumunan tersebut. Matanya nampak kosong, "Andwae... Jebal... Andwae..." Lirih Kyuhyun, air matanya mulai menggenang.

Suara dari kepala Park yang terus memanggil nomer penerbangan Siwon tetap terngiang di telinga Kyuhyun. Namja itu berhenti dan memandang langit melalui jendela kantor tempatnya berada.

Kyuhyun kemudian menyatukan kedua tangannya, berdoa dalam hati, doa yang diselingi panggilan tak kenal lelah dari Kepala Park.

"Tuhan... Jika Engkau memang ingin menyiksa ku, siksa sajalah aku tapi jangan dia Tuhan, jangan... Apakah Engkau memang tidak menginginkan ku untuk sembuh dari ketakutan ku? Apakah Engkau akan mengambil orang - orang yang berusaha membantuku untuk sembuh Tuhan? Itu tidak adil. Engaku jahat Tuhan jika seperti itu..." Bibir Kyuhyun mulai bergetar, ia merasa sangat sakit dalam hatinya. Siwon tidak boleh kenapa - kenapa, Siwon harus kembali dengan selamat. Siwon telah berjanji padanya.

"Siwon -ssi salah apa pada Mu Tuhan..." Kyuhyun menangis dalam diam. Ia biarkan air matanya jatuh menetes membasahi kedua pipinya. Terus mengalir hingga membasahi tangannya yang tengah berdoa, "Kumohon kembalikan Siwon -ssi Tuhan, Kumohon..." Kyuhyun berteriak keras dalam hatinya. Nafasnya terasa sesak karena air matanya semakin tidak terkontrol.

Diantara banyaknya pegawai yang terus memanggil nomor penerbangan Siwon, Kyuhyun hanya berdiri seorang diri di salah satu sudut kantor yang jarang dilalui siapapun. Berdoa seorang diri.

"Dia sudah berjanji padaku... Dia tidak akan meninggalkan ku... Dia tidak akan melanggar janjinya padaku Tuhan... Jangan ambil dia kumohon... Jangan... Tuhan... Jangan... Selamatkanlah dia Tuhan... Selamatkan... Kumohon..." Kyuhyun menundukkan kepalanya, berdoa dengan penuh kekhusyukan, ia benar - benar tidak mau terjadi sesuatu pada Siwon. Jika Siwon sampai meninggalkannya ia akan mengakhiri hidupnya saat itu juga.

Kyuhyun menyandarkan tubuhnya di dinding, masih dengan matanya yang terpejam dan tangannya yang dalam posisi berdoa. Panggilan terus saja dilakukan namun tetap belum ada respon dari pesawat yang di terbangkan Siwon.

"Kecelakaan, Kematian, itu adalah hal yang pasti membayangi kita saat bertugas"

Kyuhyun teringat percakapannya dengan Siwon semalam. Namja manis itu lalu memandang kosong ke depan, ke arah kerumunan pegawai SJ Air tengah berkumpul meski ia hanya bisa menatap punggung mereka semua.

Kyuhyun menyandarkan kepalanya ke tembok. Kyuhyun menggeleng - gelengkan kepalanya. Tidak bisa. Ia tidak bisa menerima perkataan itu. Tidak akan ada kecelakaan apalagi kematian yang menimpa Siwon.

"Mereka yang tidak bisa kau selamatkan, adalah orang - orang yang memberikan nyawa nya untuk orang lain yang lebih memerlukan hidup"

Kyuhyun kembali terdiam ketika ucapan Siwon kembali terngiang, Pandangan Kyuhyun semakin mengabur karena tertutup air mata "Tuhan... Jika nyawaku bisa ditukar dengan nyawa Siwon -ssi, aku bersedia... Aku rela menyerahkan nyawaku sebagai ganti kehidupannya... Aku sudah tidak berguna lagi di dunia ini.. Sementara Siwon -ssi... Dia masih bisa hidup lebih lama Tuhan..." Air mata kembali menetes di pipi Kyuhyun. Kesedihan nampak terpancar jelas di matanya. Permohonan, harapan, semua tampak terlihat di sana.

"Siwon -ssi..."

Entah apa yang tiba - tiba saja merasuki pikiran Kyuhyun, namja itu berjalan meninggalkan sudut pojokan ruangan dan melangkah menuju kerumunan. Satu per satu karyawan yang bergerombol ia minta untuk menyingkir dari jalannya hingga yang ada di sisinya hanyalah Kepala Park.

Kyuhyun meraih alat komunikasi yang sejak tadi di pegang oleh Kepala Park. Semua yang ada di sana memandang heran ke arah Kyuhyun yang nampak seperti habis menangis. Matanya masih terlihat sembab dan air mata masih menetes di pipinya.

Tangan Kyuhyun yang memegang alat komunikasi bergetar, nafasnya naik turun tidak beraturan, "SJ... One... Zero... One three... Kau bisa mendengarku?" Suara Kyuhyun terdengar sangat lirih, namja itu menggigit bibirnya kuat - kuat. Ia sangat takut saat ini. Ia bahkan merasa lebih takut daripada saat harus memaksa berada di kokpit.

"SJ one zero one three..." Ulang Kyuhyun lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Masih belum ada jawaban. Kyuhyun terduduk di kursi, tangannya masih memegang alat komunikasi.

"Siwon -ssi... Kau bisa mendengarku?" Kyuhyun mengganti panggilannya, ia melirik komputer yang ada di depannya, masih belum ada tanda - tanda SJ 1013 di radar mereka. Kyuhyun memegang alat komunikasi di tangannya dengan erat, seakan - akan ia seperti hendak menghancurkan benda itu.

Kepala Kyuhyun tertunduk lunglai, seluruh tubuhnya bergetar karena ia harus menahan tangisnya, namja manis itu terus menggigit bibirnya kuat - kuat hingga robek, namun Kyuhyun tidak perduli, sebanyak apapun darahnya yang keluar dari bibirnya tidak sebanding dengan kesedihan yang harus ia alami jika kehilangan Siwon.

"Tuhan... Apalagi yang harus aku lakukan agar Engkau mengabulkan doa ku Tuhan... Apa..." Kyuhyun kembali berteriak dalam hati.

"Kyuhyun -ah gwaenchana?" Kepala Park menyentuh bahu Kyuhyun, "Siwon pasti akan selamat, dia pilot yang pintar, dia pasti bisa kembali" Ucap Kepala Park memberikan ketenangan pada Kyuhyun.

Kyuhyun menghela nafasnya, ia menatap Kepala Park yang berdiri di sampingnya, namja itu lalu kembali mengamati layar komputer yang menampilkan beberapa penerbangan milik SJ Air.

"Siwon -ssi... Aku... Percaya padamu... Aku percaya kau pasti kembali... Meski Tuhan tidak mengabulkan doaku, tapi, aku yakin Tuhan pasti mengabulkan doa semua penumpang yang saat ini tengah berada di sana bersamamu, dan doa semua yang ada di ruangan ini sekarang. Tidak apa jika Tuhan tidak mau mengabulkan doaku, tidak apa, karena doaku memang tidak pantas untuk dikabulkan. Tapi, Tuhan pasti mengabulkan doa mereka semua. Aku percaya itu" Gumam Kyuhyun dalam hati. Ia sudah merasa pasrah sekarang. Pesawat tanpa sambungan komunikasi hanyalah tinggal menghitung waktu hingga benar - benar hilang kontak untuk selamanya.

Kyuhyun memejamkan matanya, kembali membiarkan air matanya menetes. Benar - benar mencoba sekuatnya untuk menerima keadaan.

Namun, dalam hidup ini, selalu ada yang namanya keajaiban. Entah itu karena memang belum takdirnya mereka dipanggil Tuhan, atau, karena ketulusan dan harapan dari seseorang.

Kyuhyun kembali meraih alat komunikasi dan mendekatkan bibirnya di alat tersebut, "SJ one zero one three, apa kau benar - benar tidak bisa mendengarku?" Ucap Kyuhyun untuk terakhir kalinya sebelum ia merelakan semuanya terjadi. Panggilan terakhirnya kepada seseorang yang telah memberinya satu kebaikan, seeorang yang sudah mulai membuka matanya, "Siwon -ssi.. Jika kau mendengarku, tolong ucapkan sesuatu.."

Dan keajaiban itu benar - benar terjadi, keajaiban yang dianggap mustahil itu pun muncul. Sebuah suara terdengar membalas panggilan Kyuhyun, dan sebuah titik yang bergerak dengan tulisan SJ1013 mulai kembali terlihat di radar.

"SJ one zero one three.. Aku mendengarmu"

Suara itu adalah suara milik Siwon. Suara yang terdengar lelah dan berat.

Kyuhyun melebarkan kedua matanya, ia merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Matanya reflek melihat ke arah layar, dan tangisnya meledak saat itu juga ketika melihat nomor penerbangan Siwon kembali terlihat. Namja manis itu menangis terisak - isak, "Siwon -ssi, Siwon -ssi... Kau kembali" Ucap Kyuhyun disela isakannya. Kyuhyun menutupi bibirnya dengan kedua tangannya, merasa sangat bersyukur karena Siwon bisa merespon panggilannya.

Desahan lega terdengar memenuhi ruangan FOO, semua yang ada di sana saling berpelukan satu sama lain ketika keajaiban itu telah meluluhlantakkan semua rasa takut dan khawatir mereka selama beberapa menit terakhir.

"Siwon -ssi gwaenchana? Apa yang sebenarnya terjadi tadi?" Tanya Kepala Park.

"Maafkan saya Kepala Park, saya tidak bisa menjawab panggilan anda. Terjadi turbulance (goncangan) cukup kuat tadi, dan itu mengakibatkan beberapa sistem di kokpit bermasalah, akibatnya kami sempat kehilangan komunikasi dengan pihak ATC. Namun untung nya setelah mesin berhasil di restart semua kembali normal, tadi saya telah menghubungi pihak tower Incheon dan meminta untuk return to base (kembali ke tempat asal) secepatnya. Dan saat ini saya harus melakukan persiapan untuk melakukan pendaratan darurat." Terang Siwon.

Kepala Park tersenyum lega, "Syukurlah jika semua tidak apa - apa"

Kyuhyun yang sejak tadi masih terkejut dengan apa yang terjadi mulai menemukan kesadarannya. Namja itu mendesah lega dan berterima kasih karena Tuhan tidak jadi mengambil Siwon darinya.

Tapi, Kyuhyun masih belum bisa tenang karena Siwon masih berada di udara saat ini. Dan apa tadi katanya? Ia akan melakukan pendaratan darurat?

Kyuhyun dengan cepat menghapus air matanya dan coba berkomunikasi dengan Siwon.

"Siwon -ssi..." Panggil Kyuhyun lirih.

"Kyuhyun -ssi?" Siwon nampak terkejut saat mendengar suara Kyuhyun, "Kau ada di sana?"

Kyuhyun tak bisa untuk tak tersenyum saat mendengar suara Siwon. Entah mengapa ia begitu merindukan suara tersebut. Padahal baru beberapa menit lalu ia menangis, sekarang wajahnya nampak sangat cerah, "Ne.. Aku di sini" Gumam Kyuhyun.

"Gwaenchana?"

Kyuhyun menganggukkan kepalanya meski Siwon tidak mampu melihat, "Apa Siwon -ssi yakin akan melakukan pendaratan darurat?" Tanya Kyuhyun, meski lega ia tetap merasa khawatir.

"Ne, itulah yang memang seharusnya ku lakukan, terlalu berbahaya jika tetap memaksa melakukan penerbangan ke Busan" Jawab Siwon.

"Tapi dengan kembali ke Incheon? Apa tidak ada bandara lain selain harus kembali kemari? Tidakkah itu terlalu beresiko?" Tanya Kyuhyun, terdengar jelas rasa khawatir di nada suara namja manis itu.

Siwon tersenyum tipis, "Tidak ada Kyuhyun -ssi, aku sudah coba mencari bandara yang sesuai, dan juga sudah berunding dengan pihak ATC. Panjang runway bandara yang ada di sekitar sini tidak mencukupi untuk pesawat dengan tipe 737, apalagi, kemungkinan besar aku juga harus menghabiskan bahan bakar bukan? Tidak masalah, aku hanya berharap kalian mendoakan kami agar bisa mendarat dengan selamat"

Kyuhyun masih belum bisa tenang, meski Siwon mengatakan tidak akan ada apa - apa, tapi ia tetap saja khawatir. Terlebih bandara Gimpo sedang di tutup sementara karena ada pesawat yang tergelincir .

"Kyuhyun -ssi, jangan khawatir, kau percaya padaku kan? Ayolah, jam terbangku bukan baru beberapa ratus jam, sudah ribuan jam terbang aku kantongi, percayalah padaku" Siwon tahu Kyuhyun tengah khawatir, "Mungkin aku hanya harus berputar - putar di sekitar Incheon selama satu jam untuk menghabiskan bahan bakar, karena saat ini beban pesawat masih terlalu besar untuk mencapai Minimum landing weight (berat minimal untuk melakukan pendaratan)" Lanjutnya. Kyuhyun kembali terdiam, "Aku sudah berjanji padamu bukan? Aku tidak akan pernah mengingkarinya Kyuhyun -ssi" Siwon berusaha memberikan ketenangan lagi pada Kyuhyun.

Kyuhyun masih belum membuka mulutnya, "Siwon -ssi, apa kau akan melakukan approaching (pendekatan ke runway) dengan manual pilot? Apa autopilot mu tidak bekerja?" Tanya Kyuhyun tiba - tiba setelah terdiam sejak tadi, ia memandang lekat layar yang ada di hadapannya. Namja manis itu bukannya menjawab pertanyaan Siwon namun malah balik memberinya pertanyaan.

Kali ini gantian Siwon yang terdiam, Kepala Park yang sedari tadi berdiri di sisi Kyuhyun coba memperhatikan arah terbang SJ1013 di layar, "Katakan padaku Siwon -ssi, apa autopilot mu tidak bekerja?" Tanya Kyuhyun lagi, Siwon masih belum menjawab, "Bagaimana aku bisa percaya padamu bodoh! Apa kau mau bunuh diri?! Kau tahu berapa kecepatan angin di Incheon sekarang? Hampir mencapai batas maksimal Choi Siwon! Dan kau mau memaksa mendarat darurat tanpa auto pilot? Apa kau sudah gila" Kyuhyun menggebrak meja tempatnya berada. Mengakibatkan keributan kembali muncul di dalam ruangan FOO.

"Tidak akan ada apa - apa Kyuhyun -ssi, kau tahu, aku sangat mempercayai para kru atc kita, mereka tidak akan mungkin mengijinkan ku untuk mendarat jika kondisi tidak memungkinkan, bisa saja nanti kecepatan angin berubah, lagipula bukankah dalam proses take off dan landing kita memang tidak memerlukan auto pilot? Bukankah semua dilakukan manual?" Siwon tetap berusaha tenang, ia tahu apa yang sebenarnya ditakutkan Kyuhyun, saat - saat aproaching adalah saat yang krusial dalam melakukan pendaratan, jika ia salah posisi maka semua akan jadi bencana.

Kyuhyun mengusap wajahnya dengan kasar, jantungnya berdegup begitu kencang sekarang, setelah ia berhasil mendapatkan kontak kembali dengan Siwon sekarang ia harus kembali menghadapi kenyataan menakutkan lainnya.

"Bukankah, kita sudah sering diajarkan untuk melakukan pendaratan seperti ini di ruang simulator? Terlebih runway di Incheon cukup panjang, tidak mungkin ada masalah Kyuhyun -ssi, kau hanya perlu mendoakan ku dan memberikan kepercayaan mu pada ku" Bisik Siwon.

Kyuhyun kembali duduk di kursinya, coba mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan. Emosinya benar - benar berantakan sejak beberapa menit lalu. Mulai saat kabar hilangnya kontak dengan pesawat Siwon hingga sekarang ini. Kyuhyun menghela nafasnya, mencoba untuk tenang.

"Tidak ada ada masalah lain kan? Bagaimana dengan sistem hidrolik nya? Apakah ada masalah?" Tanya Kyuhyun akhirnya. Ia coba mempercayai Siwon kali ini.

Siwon nampak diam sejenak, senyum kecil tercetak di bibirnya, namja itu lalu mengecek kembali apa yang ditanyakan Kyuhyun, "Semua normal"

"Siwon -ssi..." Kyuhyun memanggil nama Siwon dengan begitu lembut. Namja manis itu tidak menghiraukan bisik - bisik heran dari seluruh rekan - rekannya.

Siwon tersenyum mendengar namanya dipanggil. Baru kali ini ia merasa sangat senang ketika ada yang menyebut namanya. Ia merasa bahagia dan dadanya terasa bergemuruh, "Waeyo Kyuhyun -ssi?" Ucap Siwon sama lembutnya dengan panggilan Kyuhyun tadi.

Kali ini ganti Kyuhyun yang mulai merasakan detakan aneh di jantungnya. Kyuhyun yakin, sangat yakin ia tidak punya riwayat penyakit jantung. Tapi kenapa sekarang jantungnya berdegeup begitu kencang hanya saat mendengar Siwon memanggilnya?

Kyuhyun berdehem coba mengalihkan pikirannya dari yang tidak - tidak, "Aniyo, hanya ingin mengatakan, kau harus mendaratkan pesawat dengan benar, jangan sampai membuat lecet, biaya perawatannya mahal kau tahu" Ucap Kyuhyun akhirnya, ia terlalu malu untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya. Dia masih punya muka tebal untuk menjaga image nya di depan rekan - rekan kerjanya.

Terdengar tawa Siwon di seberang sana, "Arasseo Kapten Cho, aku akan pastikan pesawat ini mendarat dengan aman" Ucap Siwon.

Kyuhyun terdiam. Kapten Cho? Kapan terakhir kali ia dipanggil dengan nama itu? Kyuhyun tersenyum tipis, "Good luck, Kapten Choi, aku menunggu mu di sini, dan aku sangat percaya padamu, jadi kau harus mendaratkan pesawat itu dengan selamat" Ucap Kyuhyun.

Siwon tersenyum, ia menganggukkan kepalanya pasti, kedua tangannya memegang kendali pesawat dengan penuh, "Ne, tolong doakan kami semoga tidak ada masalah apapun"

Kyuhyun menghela nafasnya, "Kau pasti bisa Siwon -ssi" Ucap Kyuhyun mantap. Ia tidak pernah merasa seyakin ini dalam hidupnya dalam mempercayai orang lain.

"Aigoo sepertinya ada yang sedang pacaran di radio komunikasi, kita disini dianggap patung tidak bergerak" Terdengar suara menggoda dari arah belakang. Kepala Park tertawa mendengar celotehan salah satu pilot yang terkenal dengan keberisikannya.

"Shim Changmin, apa kau mau ku lempar ke runway huh?" Kyuhyun memutar kursinya dan memandang kesal ke arah Changmin.

"Ya! Kyuhyun -ah, kau ini tega sekali kenapa melemparku ke runway, ish, aku akan adukan pada Sajangnim jika ada pilot nya yang sedang pacaran di saluran radio, aigoo sepertinya akan ada gosip panas yang menyebar setelah ini" Changmin tertawa setelah mengatakan kalimat tersebut.

"Shim Changmin, neo!" Teriak Kyuhyun lagi kali ini sambil melempar beberapa lembar kertas ke arah Changmin.

Suara tawa terdengar di ruangan FOO, tawa hangat yang menggantikan semua perasaan takut dan khawatir para pegawai SJ Air, dan mereka yakin, di kantor Air Traffic Controller pun sama merasa leganya dengan mereka saat ini. Kyuhyun yakin, para petugas ATC di Incheon akan membantu Siwon mendaratkan pesawatnya dengan baik.

Kyuhyun berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum, ia melihat ke arah jendela dan menghela nafas lega, "Terima kasih atas kebaikan Mu, Tuhan, saat ini aku yang egois ini ingin meminta lagi pada Mu, tolong lancarkan pendaratan darurat yang dilakukan Siwon -ssi" Kyuhyun melihat jam tangannya, sudah lima belas menit berlalu. Tinggal empat puluh lima menit lagi pesawat yang akan di terbangkan Siwon bisa mendarat. Kyuhyun lalu berjalan menuju kaca jendela besar di ruangan FOO setelah sebelumnya memberi hormat kepada Kepala Park. Membiarkan pria tersebut mengambil alih kembali komunikasi.

.

.

Suasana di ruang FOO kembali terasa mencekam saat detik demi detik berlalu menuju proses pendaratan darurat. Pihak Ground masing - masing maskapai saat ini pasti sedang sangat ribut dan bekerja keras menangani perubahan jadwal yang mendadak.

Para petugas yang ada di dalam ruangan terus terusan melihat jam tangan mereka, menunggu waktu hingga satu jam terasa sangat lama bagi mereka. Dan diantara para pegawai yang berkumpul, ada seorang namja yang sejak tadi terus memperhatikan Kyuhyun.

Yunho terus menatap lekat ke arah Kyuhyun. Sejak namja manis itu memasuki ruang FOO, hingga ia menangis di pojokan ruangan sampai dengan saat ini, di depan kaca jendela sambil memegang sebuah teropong di tangannya.

"Aku belum pernah melihat mu seperti ini Kyuhyun -ah, sepenting itu kah kehadiran Choi Siwon bagimu? Apa yang membuat mu menangis seperti itu untuk orang sepertinya? Aku tidak mengerti" Yunho menatap punggung Kyuhyun dari kejauhan, "Selama aku mengenal mu, belum pernah aku melihat ekspresi mu yang seperti itu Kyuhyun -ah" Ucap Yunho lagi ketika matanya memperhatikan Kyuhyun.

Yunho lalu berjalan meninggalkan tempatnya berdiri sejak tadi. Sudah waktunya ia untuk bertugas, meski jadwal penerbanganya diundur tapi ia tetap harus sudah stand by. Yunho berjalan meninggalkan ruangan FOO, meninggalkan namja manis yang masih mempertahankan ekspresi khawatirnya yang sangat terlihat. Dan Yunho tahu kepada siapa sebenarnya ekspresi itu Kyuhyun tujukan.

Rasa tidak suka itu kembali muncul di hati Yunho. Ia merasa benci pada Siwon, atau mungkin lebih tepatnya iri pada namja itu. Ia berteman dengan Kyuhyun perlu waktu hampir setahun, namun Siwon, hanya perlu dua hari sudah bisa mendapatkan perlakuan hangat dari Kyuhyun. Yunho menghela nafasnya. Coba mengatur emosinya yang mulai muncul. Ia harus bisa mengatur masalahnya baik - baik. Persoalan pribadinya tidak boleh mengganggu tugasnya nanti.

.

.

Kyuhyun kembali melihat jam tangannya, sudah hampir empat puluh menit ia berdiri di depan jendela, kemungkinan, lima menit lagi pesawat Siwon seharusnya sudah bisa melakukan pendaratan. Kyuhyun semakin menempelkan tubuhnya ke dinding kaca di depannya. Ia memakai teropong yang tadi di pinjam nya.

Kyuhyun mengeratkan pegangannya pada teropong yang ia pegang ketika badan pesawat Boeing 737 itu terlihat di kedua matanya. Kyuhyun menelan ludahnya. Tak ayal ia merasa khawatir saat ini, pendaratan darurat apapun jenisnya tetaplah tidak bisa dianggap enteng, apalagi Siwon harus melakukannya di tengah tiupan angin yang cukup kencang. Kyuhyun bisa melihat para petugas pemadam kebakaran milik bandara Incheon telah siap siaga di posisi masing - masing.

"Terlihat, itu dia pesawatnya" Teriak seorang petugas, akibatnya, para pegawai yang lain langsung berlarian menuju kaca jendela dan berdiri berdesakan, coba memantau pesawat tersebut.

Kyuhyun sedikit menghela nafas leganya ketika ia bisa melihat seluruh roda pesawat telah turun sempurna. Namja itu lalu menurunkan teropongnya dan menatap pesawat milik SJ Air dengan mata telanjang. Ia kembali menautkan kesepuluh jarinya bersama - sama, kembali berdoa, "Jebal... Tidak terjadi apapun.. Jebal" Kyuhyun nampak gelisah ketika ketinggian pesawat makin menurun, ia bisa melihat badan besar pesawat tersebut sedikit bergerak - gerak karena melawan tekanan angin.

Kyuhyun menahan nafasnya saat pesawat tersebut nampak memantul karena kalah dengan tekanan angin ketika mulai menyentuh runway, "Jangan sampai Go Around Siwon -ssi, kau harus melakukan landing, kau pasti bisa" Gumam Kyuhyun, ia masih tetap pada posisinya, berdoa.

Detik - detik pendaratan terasa sangat menegangkan bagi Kyuhyun dan seluruh pegawai SJ Air yang melihat kejadian tersebut, namja manis itu terus memperhatikan pesawat yang di terbangkan Siwon kembali berusaha untuk melakukan touch down sempurna.

"Jebal... Jebal... Jebal..." Kyuhyun sangat cemas, cemas jika Siwon memutuskan untuk membatalkan pendaratan. Tapi ia yakin Siwon tidak akan melakukannya karena itu sudah terlambat. Saat ini Siwon harus berusaha untuk landing.

Kyuhyun kembali memandang ke arah runway, mobil pemadam kebakaran langsung bergerak mengikuti pesawat yang tengah bermasalah tersebut. Landing dalam keadaan seperti ini memang cukup sulit, diperlukan skill dan ketepatan dalam mengambil keputusan.

Kyuhyun kembali menahan nafasnya ketika pesawat memantul untuk kedua kalinya kala itu, ia menggigit bibirnya, rasa perih yang tadi sempat terasa sama sekali tak ia perdulikan. Ia hanya fokus memandang ke arah pesawat di seberangnya.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

"Jebal... Jika kau tidak bisa touch down sekarang kau pasti akan mengalami overrun, Siwon -ssi jebal..."

.

Berbeda dengan Kyuhyun yang nampak tegang, Siwon tengah berjuang sekuat tenaga untuk mengatur pergerakan pesawatnya. Saat ini, nyawa seratus dua penumpang ditambah nyawa lima awak kabin tengah ada di pundaknya. Siwon tahu ia pasti akan mengalami kesulitan saat mendarat di Incheon karena kecepatan angin yang tidak cukup bagus. Mau tidak mau ia harus tetap coba mendarat dalam kondisi seperti ini, tidak ada bandara di sekitar Incheon yang bisa menjadi bandara alternatif. Siwon coba mengatur kosentrasinya, berusaha keras mengendalikan tekanan pada roda pesawat agar bisa melakukan touch down

"Kapten Choi, tekanan angin kembali berubah" Ucap Co-pilot yang terbang bersama Siwon.

Siwon mengangguk kecil, ia memperhatikan alat navigasi di kokpit. Siwon kembali menggerakkan kemudi pesawat, coba memberikan tekanan lebih besar pada bagian tail (ekor) agar roda belakang bisa menyentuh landasan dengan sempurna lebih dulu.

"Jebal.. Ayolah bekerja samalah dengan ku..." Siwon berusaha keras melawan angin agar roda belakang bisa menyentuh runway tanpa kembali memantul.

Wajah Kyuhyun terlintas di benak Siwon secara tiba - tiba. Semua ucapannya yang semalam ia katakan pada Kyuhyun kembali terputar. Kyuhyun. Benar. Ia harus tetap hidup demi namja itu. Sekarang adalah satu - satunya kesempatan terakhirnya untuk melakukan touch down. Jika ia gagal, kemungkinan kecelakaan tiga tahun lalu akan kembali terulang sangatlah besar. Siwon menghela nafasnya dan membayangkan wajah sedih Kyuhyun. Ia sudah berjanji tidak akan membiarkan Kyuhyun sedih lagi, ia harus membantu Kyuhyun kembali ke kokpit. Siwon memejamkan matanya, dan ketika ia merasa waktunya tepat, Siwon kembali mendaratkan pesawatnya.

.

Untuk kedua kalinya dalam hidupnya Kyuhyun merasakan detik - detik pendaratan yang sangat panjang. Telapak tangannya sudah basah karena berkeringat dingin. Jantungnya sejak tadi terus berdegup dengan kencang. Namja manis itu memegang erat tangan orang - orang yang ada di sebelahnya. Ketegangan terus terasa, bahkan Kyuhyun sama sekali tidak sadar jika sedari tadi ia menahan nafasnya.

Teriakan dari salah seorang pegawai menyadarkan Kyuhyun. Namja itu langsung melihat ke arah runway, mata Kyuhyun langsung kembali memanas. Berhasil. Siwon berhasil mendarat dengan sempurna, saat ini pesawat tersebut benar - benar telah berhenti tepat sebelum landasan berakhir. Kyuhyun jatuh terduduk, air matanya mulai kembali menetes, Kyuhyun coba tersenyum disela - sela tangisannya. Teriakan kegembiraan terdengar disekelilingnya. Para pegawai yang sejak tadi berkumpul dan sama - sama berdoa langsung saling berpelukan satu sama lain dan meluapkan kegembiraan mereka.

Kyuhyun memandang semua kejadian di sekitarnya dengan mata berkaca - kaca, lalu ganti memandang pesawat milik SJ Air yang benar - benar telah berhenti.

Kyuhyun memejamkan matanya, lega. Ia benar - benar merasa sangat lega. Senyumnya terus terkembang., "Siwon -ssi... Terima kasih, terima kasih untuk tetap berusaha selamat" Kyuhyun menghapus air matanya. Namja manis itu langsung berdiri dari tempatnya dan berjalan keluar dari ruangan FOO.

.

.

"Kenapa wajah mu kusut seperti itu eum? Tidak seperti Jung Yunho yang ku kenal" Yunho hanya menoleh singkat kearah seorang namja yang berbicara padanya sebagai respon, "Apa kau ada masalah? Aish jika seorang Jung Yunho menjadi seperti ini, hanya satu orang penyebabnya"

Yunho menghentikan kegiatannya mengatur beberapa tombol yang ada di kokpit dan kembali memandang co-pilot nya hari itu, "Kim Jaejoong, bisakah kau diam dan tidak berbicara macam - macam? Kau seperti orang yang mengenal ku saja" Jawab Yunho dingin. Entahlah, mood nya terasa buruk sejak tiba di bandara.

Jaejoong tertawa kecil, "Ya! Aku memang mengenalmu, dan sangat mengenalmu, kita ini sudah saling kenal sejak sekolah menengah, tega sekali kau berkata seperti itu huh"

Yunho mendengus kesal, kenapa juga ia harus berpasangan dengan namja berisik disampingnya ini. Mimpi apa dia semalam? Tadi pagi ia merasa bahagia karena Kyuhyun mulai sedikit berubah, namun rasa itu langsung terbuang begitu saja ketika mendengar Kyuhyun menyebutkan nama namja selain dirinya.

Cemburu? Ya, bisa dibilang ia cemburu. Selama ini, ia adalah orang yang paling dekat dengan Kyuhyun. Ia yang tahu semua masalah namja itu, ia yang selalu ada di sisi Kyuhyun saat anak itu bersedih. Namun, dia tidak bisa mengembalikan senyumnya yang hilang selama tiga tahun. Dan Choi Siwon, namja yang bahkan mungkin baru ditemui Kyuhyun beberapa kali itu bisa membuat Kyuhyun kembali menjadi dirinya yang dulu. Yunho menggelengkan kepalanya ketika rasa kesal itu kembali memenuhi pikirannya.

"Ada apa dengan kerutan di wajahmu itu huh? Kau tahu, kau nampak seperti orang tua yang tidak rela anak gadisnya dilamar orang" Cerocos Jaejoong ketika melihat Yunho justru malah melamun, bukannya melakukan tugasnya.

Jaejoong berdecih ketika Yunho masih diam pada posisinya, "Yak! Kapten Jung, apa kau sadar sekarang kau sedang dimana eoh, ppali, kita harus menyiapkan persiapan keberangkatan" Jajoong menepuk keras bahu Yunho. Membuat namja bermata musang itu tersadar, ia memandang Jaejoong sekilas dan kembali melakukan tugasnya yang sempat terhenti. Namun, lagi - lagi kedua tangannya tidak bergerak, matanya memandang ke arah luar kokpit dengan tatapan yang sulit di mengerti.

Di hadapan Yunho, tepatnya di anjungan yang ada di depan pesawatnya berada, Kyuhyun tengah berdiri dan seorang Choi Siwon berada di hadapannya.

.

"Ternyata kau di sini" Siwon tersenyum saat mendapati seseorang yang sejak tadi ia cari telah berhasil ditemukan. Ia berjalan perlahan, memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya karena rasa dingin yang sejak tadi menusuk tidak ia hiraukan. Siwon berhenti tepat di depan namja yang setelah ia berhasil berada di daratan dengan sempurna langsung ia pikirkan, "Kau baik – baik saja kan?"

Kyuhyun melebarkan matanya, kenapa Siwon malah bertanya akan keadaannya? Bukankah seharusnya ia yang bertanya akan hal itu padanya. Kyuhyun sudah akan membuka bibirnya, namun tidak ada satu katapun yang mampu ia utarakan dikarenakan ia masih sangat terkejut dengan kejadian yang sejak tadi ia rasakan. Satu jam terpanjang dalam hidupnya yang baru saja selesai ia lewati.

Siwon terdiam melihat Kyuhyun, ia bisa melihat raut ketakutan masih terpancar jelas di wajah namja itu, tanpa kata – kata Siwon langsung menarik Kyuhyun ke dalam pelukannya. Mendekap erat tubuh yang lebih kecil darinya itu. Perbuatan tanpa kata – kata yang memang selalu Siwon coba berikan pada Kyuhyun untuk menenangkan namja tersebut.

Kyuhyun menenggelamkan wajahnya di dada Siwon, ia bisa merasakan tubuhnya masih bergetar, ia tahu bukan hanya dirinya saja yang takut, Siwon pun pasti masih merasa takut dengan kejadian tadi. Biar bagaimanapun namja itu baru saja lolos dari kematian dan juga rasa bersalah jika saja terjadi gagal landing. Perlahan, air mata yang sejak tadi berhasil ia kuasai kembali turun. Kyuhyun mulai terisak.

"Pabo… Pabo…. Choi Siwon pabo…" Kyuhyun memukul – mukul punggung Siwon dengan brutal, tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap saat Siwon melakukan ini padanya, ia tidak tahu harus senang, sedih ataukah marah ia tidak tahu. Ia hanya melampiaskan apa yang ia rasakan dengan menangis dan memukul Siwon agar perasaannya lebih tenang.

Siwon memeluk Kyuhyun semakin erat, ia biarkan saja punggungnya terasa perih sebagai akibatnya. Namja tampan itu lalu beralih mengelus rambut Kyuhyun dengan lembut, "Pukul lah sepuasmu Kyuhyun – ssi, pukul saja sampai kau merasa lega, maafkan aku sudah membuat mu khawatir, maafkan aku yang hampir saja tidak mampu memenuhi janjiku, pukul saja terus…" Bisik Siwon di telinga Kyuhyun yang bahkan tak ia sadari jika kalimat itu ia ucapkan bersamaan dengan air matanya yang menetes.

Kyuhyun menangis semakin keras, ia berhenti memukul Siwon dan memeluk namja itu erat – erat, menangis layaknya seorang anak yang takut ditinggal pergi orang tuanya.

.

.

Yunho memandang kosong apa yang ada di depannya. Matanya berkaca – kaca, bukan karena Siwon dan Kyuhyun yang berpelukan, tapi ia tahu jika Kyuhyun tengah menangis. Yunho merasa seluruh tubuhnya bergetar, ini pertama kalinya ia melihat Kyuhyun yang sampai seperti itu, dulu, saat sang ayah meninggal, Kyuhyun tidak menangis sehebat sekarang. Namun, apa yang ia lihat dengan kedua matanya saat ini benar – benar menyakiti hatinya.

Jaejoong yang sejak tadi ikut memperhatikan arah pandang Yunho ikut bersimpati atas sahabatnya tersebut. Tapi apa yang bisa mereka lakukan, mereka tidak mungkin keluar dari dalam kokpit dan menemui mereka. Dengan berat hati Jaejoong menyentuh pundak Yunho yang bergetar, merangkulnya dan menariknya dalam pelukan, agar namja itu tidak lagi melihat adegan menyakitkan itu. Jaejoong memperhatikan satu tombol komunikasi yang terpasang di dekatnya. Ia merasa ragu, ia sadar apa yang ia lakukan adalah salah, hukuman akan menantinya jika mereka sampai tahu, tapi, kondisi Yunho yang seperti ini jauh lebih menakutkan daripada amarah para atasan menyebalkan baginya itu. Dengan gemetar, tangan kanan Jaejoong yang bebas menekan tombol komunikasi yang berfungsi untuk merekam segala percakapan di kokpit, ia mematikan tombol tersebut. Hanya untuk sementara saja.

"Yunho –ya…" Ucap Jaejoong setelah ia melakukan aksi nekatnya, "Kau harus sadar di mana posisimu, apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa mendapatkannya, dia tidak akan menjadi milikmu, sekeras apapun kau berusaha, kau tidak bisa dan tidak akan pernah bisa memiliki perasaan itu sampai kapanpun" Jaejoong merasakan tubuh Yunho menegang di pelukannya, namun namja itu tidak berhenti, ia tetap melanjutkan kata – katanya, "Kau harus ingat, jika Kyuhyun –ssi adalah…"

"Berhenti sampai di situ, Kim Jaejoong… Jangan lanjutkan lagi, aku tidak mau mendengarnya…" Yunho memotong ucapan Jaejoong dan menatapnya dengan raut memohon yang terlihat menyedihkan bagi Jaejoong, membuat namja itu tanpa kata - kata langsung memberikan kecupan di bibir Yunho yang nampak memucat.

.

.

Pesawat yang diterbangkan Yunho telah lepas landas ketika Kyuhyun menghentikan tangisannya. Ia melepaskan pelukan Siwon dengan perlahan sambil sesekali menghapus sisa – sisa air mata yang masih menetes. Siwon dengan sabar ikut membantu Kyuhyun menghapus air matanya.

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Siwon pelan, Kyuhyun mengangguk kecil, "Kau ingin kubelikan kopi? Atau perlu kita masuk ke dalam saja?"

"Beilkan saja aku kopi, aku masih ingin di sini" Kyuhyun mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang yang ada di dekatnya.

Siwon tersenyum, ia lalu melepas mantelnya dan memakaikannya ke tubuh Kyuhyun. Membuat tubuh Kyuhyun mendadak kaku, "Kenapa kau selalu tidak pernah memakai jaket jika diluar, kau bisa jatuh sakit, aku akan mengambil mantel yang lain untuk kupakai, jadi kau pakai saja itu dulu"

Kyuhyun memandang lekat wajah Siwon yang baru saja memakaikan mantel miliknya, namja itu merasa wajahnya memanas tiba – tiba, "Terima kasih…" Bisik Kyuhyun sambil tertunduk, ia mendadak merasa malu.

Siwon tertawa kecil, "Tidak perlu sungkan, baiklah aku pergi dulu"

"Kapten Cho, kita tidak mengarah ke runway"

Deg. Kyuhyun terkejut ketika satu ingatan akan kecelakaannya terlintas di pikirannya. Reflek ia menahan tangan Siwon yang sudah akan berjalan, membuat kening namja tampan itu berkerut.

"Kyuhyun –ssi, ada apa?"

Kyuhyun tidak menjawab, ia mulai merasa ingatan – ingatan mengerikan yang hanya muncul ketika ia mendekati kokpit kini mulai berseliweran di otaknya.

"Saat ini cuaca dalam keadaan buruk. Kapten Lee mendadak mengalami masalah pada jantungnya dan tidak dapat melanjutkan penerbangan. Saya mohon tolong bantu kami Kapten Cho, saya tahu anda sedang tidak bertugas, tapi ini keadaan darurat"

"Kyuhyun –ssi, gwaenchana?" Siwon terdiam ketika tidak ada respon dari Kyuhyun, namja manis itu hanya memandang takut ke depan dengan keringat yang mulai membanjiri keningnya.

"Kyuhyun –ssi, you have it…"

Tubuh Kyuhyun mulai bergetar, ingatan itu terus menerus muncul di pikirannya tanpa mau berhenti, tanpa sadar ia memegang tangan Siwon semakin erat, membuat namja tampan itu meringis.

"Kapten Cho, autopilotnya, kita tidak mengaraah ke runway"

"Apa katamu?" Kyuhyun memperhatikan alat navigasi dan matanya melebar, kondisi sedang sangat buruk dengan jarak pandang yang hampir mencapai batas, hujan sedang turun dengan sangat lebat dan petir beberapa kali menyambar.

"Kyuhyun –ssi…" Siwon coba mengguncang – guncang tubuh Kyuhyun namun tidak ada reaksi, namja itu terlihat seperti mayat hidup dengan wajah yang terus memucat dan nafas yang naik turun tidak karuan. Siwon mulai bingung, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, "Kyuhyun –ssi, kau bisa mendengarku?" Namja tampan itu lalu berjongkok, menyamakan tingginya dengan Kyuhyun yang sedang duduk di kursi, "Kau kenapa Kyuhyun –ssi?"

"Kapten Cho, bukankah itu pegunungan…."

Kyuhyun merasa tubuhnya bergetar saat memegang kemudi pesawat, namun ia tetap berusaha tenang dan kosentrasi, meski dalam hati ia merasa sangat takut tapi ia tidak boleh menunjukkannya

One thousand…

Suara alat pengukur ketinggian mulai berbicara, posisi saat ini adalah posisi penting dalam pendaratan, mereka tidak mungkin berputar dan kembali ke jalur runway yang benar karena sudah terlambat.

"Cari peta manual, apa disekitar sini ada lahan yang bisa kita gunakan untuk mendarat, laporkan pada atc" Perintah Kyuhyun.

"Tapi.."

"Ppali!"

"N, ne.."

Kyuhyun tetap berkosentrasi, mengusahakan agar ketinggian pesawat tetap dalam posisi stabil, matanya memandang tajam ke depan sambil memperhatikan daerah – daerah berbahaya yang ditujukan radar.

"Kapten Cho…"

"Bagaimana.."

Co pilot yang disamping Kyuhyun terdiam, membuat Kyuhyun kembali menaikkan nada suaranya, "AKU TANYA BAGAIMANA"

"I, itu…"

"ITU APA HAH, KAU TIDAK LIHAT AKU SEDANG KOSENTRASI, CEPAT KATAKAN" Teriak Kyuhyun.

"ADA GUNUNG DI DEPAN" Sang co pilot mendadak ikut berteriak, menyadarkan Kyuhyun, karena terlalu berkosentrasi ia sampai tidak menyadari suara alarm berbunyi menandakan adanya gunung yang ada di dekat pesawat.

Seperti teringat sesuatu, reflek Kyuhyun langsung membelokkan pesawat ke kanan semampu yang ia bisa, tidak ia perdulikan teriakan co pilotnya atau entah bagaimana kondisi di kabin ketika ia berbuat nekat seperti ini, yang ia perdulikan hanyalah bagaimana ia bisa menghindari tabrakan dengan gunung.

"Jebal… berbeloklah, jebal…"

Terrain… Terrain… Terrain… alarm tersebut masih berbunyi menandankan posisi mereka masih belum aman. Kyuhyun terus berusaha keras mengatur kendali pesawatnya, ia tidak perduli bagaimana sang co pilot yang di sisinya berteriak entah mengucapkan apa, ia harus bisa melewati gunung itu harus bisa.

Bank angle..

Bank angle…

Bank angle…

Tiga kali alarm penanda pesawat dalam kemiringan yang berbahaya berbunyi. Kyuhyun mati – matian mengendalikan ketinggian, kecepatan serta posisi pesawat, agar bisa kembali ke jalur yang benar.

"Kumohon… sedikit lagi, sedikit lagi.."

Hujan mulai mereda dan Kyuhyun bisa melihat dengan jelas gunung yang harus ia hindari, namja itu sedikit bersyukur, setidaknya ia bisa memastikan posisi pesawat yang pas. Alarm tanda bahaya gunung telah berhenti berbunyi. Namun alarm untuk posisi kemiringan yang melebihi batas masih belum ada tanda – tanda berhenti. Kyuhyun masih belum bisa mengembalikan pesawat ke posisi semula, karena ia harus bisa mencari tempat yang aman dari lokasi pegunungan.

"Berapa bahan bakar yang tersisa?"

Merasa tidak ada jawaban, Kyuhyun menoleh ke samping dan mendapati co pilot nya jatuh pingsan. Kyuhyun menghela nafasnya, ia harus menyelesaikan ini sendiri, tidak ada waktu baginya untuk menjawab berbagai panggilan dari atc yang masuk ke dalam saluran komunikasi. Ia hanya perlu untuk…

Mendadak mata Kyuhyun melebar, karena tak sadar telah mengalihkan pandangannya, Kyuhyun tidak mampu mengontrol ketinggian pesawat yang semakin lama semakin rendah dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Namja manis itu kembali panic, namun ia berusaha tenang, ia coba menaikkan pesawatnya kembali, namun satu kenyataan menghantam Kyuhyun, tidak berhasil. Pesawat tidak mampu menaikkan ketinggian karena kalah dengan kecepatan.

Kyuhyun terdiam, apakah ia akan berakhir di sini, di tengah pegunungan?

"Appa… apa yang harus aku lakukan, appa…" Kyuhyun tahu ia tidak punya waktu untuk berfikir, ia harus bertindak cepat namun ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia takut. Sangat takut. Kematian sudah ada di depan matanya saat ini. Kyuhyun memejamkan matanya, namun mendadak ia merasa ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Kapten Lee…"

Pria itu tersenyum, "Maafkan aku Kyuhyun –ssi, seharusnya aku tidak memaksakan diri untuk terbang, seharusnya aku lebih memilih mengikuti perintah dokter, kau harus selamat, aku tidak akan membiarkanmu mati.."

"Kapten Lee, apa maksud…" Kyuhyun tergagap, ia tidak tahu apa yang dibicarakan Kapten Lee.

Sang Pilot lalu menyingkirkan tubuh Co pilotnya yang masih pingsan ke posisi belakang dan mengambil alih posisinya, "Kyuhyun –ssi, I have it…"

Deg. Kyuhyun melebarkan matanya, ia melihat Kapten Lee tersenyum padanya dan mulai mengambil alih. Ia merasa roda pesawat telah keluar, dan kecepatan mulai berkurang sedikit demi sedikit,

"Kapten Lee…" Kyuhyun ikut mencoba membantu namun ucapan lemah sang kapten menahannya.

"Jangan, jangan coba – coba menyentuh apapun, kau diam saja di sana…"

"Tapi…"

"Kau percaya padaku kan?" Kapten Lee tersenyum, "Kau akan hidup, kau harus bertahan hidup"

Mata Kyuhyun kembali melebar.

"Cho Kyuhyun!" Siwon mengguncang tubuh Kyuhyun lebih keras kali ini, namun Kyuhyun masih belum kembali dari masa trans nya, ia masih terlihat seperti orang yang mengalami panic attack. Nafasnya naik turun dengan cepat, keringat yang terus mengalir dengan deras. Siwon menoleh kesana kemari, coba mencari bantuan, ia bingung harus melakukan apa, apakah ia harus meninggalkan Kyuhyun atau bagaimana, "Kyuhyun –ssi jebal, sadarlah, kau kenapa.."

"Aniyo, anda juga akan hidup Kapten Lee, kita berdua akan hidup bersama – sama, saya sudah menganggap anda sebagai pengganti appa, saya tidak akan membiarkan anda meminta saya hidup seorang diri" Kyuhyun tidak mengindahkan kalimat Kapten Lee dan ikut membantu mengendalikan pesawat agar bisa mendarat dengan layak, setidaknya mereka bisa menyelamatkan entah satu atau dua penumpang. Syukur – syukur mereka berhasil mendarat sempurna.

Five hundred…

Dengan kecepatan seperti ini mereka berdua yakin pendaratan sudah pasti akan gagal, namun baik Kyuhyun maupun Kapten Lee tetap berusaha semampu mereka, agar setidaknya jumlah korban tidaklah terlalu banyak, namun, sekeras apapun manusia berusaha, tetap Tuhan lah yang menentukan segalanya. Sekali lagi, Kapten Lee tersenyum memandang Kyuhyun yang sudah dibanjiri keringat dengan wajah yang sangat pucat.

Three hundred…

Kapten Lee menoleh ke belakang, co pilot nya yang sudah pingsan mungkin tidak akan merasakan sakit, ia tersenyum dan kembali menatap Kyuhyun.

Two hundred….

"Kyuhyun –ssi, kau harus hidup…"

One hundred…

Posisi pesawat semakin mendekati daratan, mereka beruntung ada lapangan rumput cukup luas di sekitar pegunungan yang ditemukan disaat – saat terakhir, Kapten Lee yakin, ia yakin Kyuhyun pasti bisa hidup.

Dengan tangan gemetar ia melepas seat belt nya dan melepas genggaman tangannya pada kemudia pesawat.

Fifty…

"Kyuhyun –ssi.. Hiduplah dengan baik…" Kapten Lee berdiri dari tempatnya dan mulai melangkah mendekati Kyuhyun meski dengan kondisi yang berbahaya.

Fourty…

Thirty…

Twenty…

Ten…

Bruk

Pesawat berhasil mendarat, namun semua belum berakhir, karena kecepatan yang terlalu tinggi saat mendarat, pesawat masih terus meluncur, mereka tidak akan punya cukup waktu sebelum akhirnya tetap menabrak entah apa yang ada di ujung ladang ini.

Kapten Lee mendadak melangkahi Kyuhyun dan berdiri di depannya, menghalangi pandangan namja manis itu.

"Kapten Lee apa yang anda…"

"Hiduplah, Kyuhyunie…"

Bruak…

Bau darah, bahan bakar, asap, benda terbakar, semua mulai menjadi satu, pesawat itu akhirnya berhenti setelah menabrak pegunungan di saat – saat terakhir, api langsung membumbung tinggi, memberikan warna merah menyala di area pegunungan. Untungnya saat itu hujan masih turun, hingga tidak menimbulkan kebakaran yang parah di sana.

Kyuhyun tidak mampu membuka matanya, meski ia masih dalam keadaan sadar, namun seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, ia bisa mencium bau anyir dimana – mana, darah, darah dan darah. Tapi ia tidak bisa berbuat apa – apa. Yang ia sadari hanyalah, ada sesosok tubuh yang memeluknya dengan erat.

Kyuhyun mendadak tersadar bertepatan dengan berakhirnya malam tragis tiga tahun lalu tersebut, namja itu mengatur nafarsnya yang terasa semakin sesak, ia menoleh ke samping dan mendapati Siwon menatapnya khawatir,

"Kyuhyun –ssi, kau baik – baik sajakan?" Tanya Siwon, ia meraba seluruh bagian tubuh namja manis tersebut.

"Si… Siwon…ssi…" Kyuhyun bergumam, ia memandang sayu ke arah Siwon, namun mendadak kepalanya terasa seperti dihantam batu keras. Satu ingatan kembali muncul di otaknya, ucapan terakhir yang benar – benar ia dengar saat kecelakaan itu terjadi.

"Kyuhyun –ssi, Jangan sia – siakan apa yang ku lakukan ini… jebal…"

Bertepatan dengan berakhirnya kepingan ingatannya saat kecelakaan tiga tahun lalu terngiang di otaknya, kesadaran Kyuhyun pun perlahan mulai menghilang, tubuhnya terayun ke belakang. Mata Siwon melebar melihat Kyuhyun yang tiba – tiba menutup kedua matanya dan tubuhnya lunglai, reflek ia menangkap Kyuhyun ke dalam pelukannya agar tidak jatuh menghantam tanah, "Kyuhyun –ssi, ireona, Kyuhyun –ssi! YA! CHO KYUHYUN!" Mata Siwon semakin terbelalak ketika ia melihat darah mulai menetes keluar dari hidung Kyuhyun dan tubuh Siwon menegang ketika ia mulai tidak merasakan adanya aliran nafas dari namja manis yang ada di pelukannya tersebut, "Ya Tuhan…"

-Tbc-


semoga baby kyu cepet sembuh T_T

semoga kalian suka dengan chap ini, mianhae jika jadinya kayak drama huhu

Sampai jumpa di chapter berikutnya

Chohyunnie

2016-08-27