"Sekarang, ayo lanjut!~~ Midorima, silahkan putar botolnya secara RANDOM!"

Padahal tadinya Midorima mau mengarahkan mulut botol itu ke Akashi.

Ya sudahlah. Midorima memutarnya (terpaksa) dengan random.

Dan mulut botol berhenti padaaaaa...

.

.

Chapter 13 : The unbelieveable scape.

.

.

"EEEEEGHHH!"

"HAHAH, AHOMINE, KENA KAU!"

Pada akhirnya, yang kena juga Aomine. Cowo ganteng paling dim dan jorok di Kuroko no Basket. Idup lagi. Semua orang yang ada di lingkaran itu berharap, diputaran botol selanjutnya, mereka yang akan kena memberikan Truth or Dare ke Aomine.

'Semoga aku, semoga akuu!' batin mereka semua serempak.

"Mari putar botolnya lagiii~~" dan Kimaki pun memutar botolnya. Secara random, tentunya.

Botol terus berputar.

"Dan yang memberikan Truth or Dare adalaah...

Botol mulai melambat.

Botol berhenti.

Semua orang cengo.

Botolnya berhenti d-

"HAHAHAH, PAS BANGET YAH AHO! Aku yang kasih TODnya! WAHAHAHAH~~" seru Kagami kegirangan sambil tertawa-tawa setan yang nggak Kagami banget.

"Kenapa bisa pas sekali sih, kamu yang kena! Woy, Kimaki, kau putar botolnya gimana sih?!" Protes Aomine tidak terima. Ya memang benar sih, pas sekali bisa-bisanya Kagami yang kasih TODnya.

"Hei, aku putar dengan benar dan cepat kok! Mungkin kau memang ditakdirkan untuk dapat TOD dari Kagami deh! Sekarang cepet pilih dah, mau Truth or Dare!" Kimaki nyolot balik ke Aomine yang nggak terima. Aomine hanya membalasnya dengan decihan dan berkata,

"Ya sudah! Aku pilih Truth aja!" Yang langsung ditertawai oleh Kagami keras-keras.

"HAHAAHAY! Hei yang bener aja lo! Lo cemen amat sih, punya otot mah punya, tapi malah pilih truth! Lu ini banci atau benconglah? Dare aja nggak ngeh, wahahahaha~~~"

...Duh, Kagaminya OOC bingitz deh.

"K- BAKAGAMI SIALAN KAU! Ya sudah, aku pilih Dare! Cepet kasih!"

'Yaampun, ni anak gampang banget kena pengaruh omongan!' batin yang lainnya.

"Yaudah deh. Ini dare gua, coba lo jalan-jalan disekitar perumahan ini, tanpa pake BOXER, tanpa SEMPAK, tanpa BAJU, TANPA PAKE APAPUN!" Seru Kagami lantang. Dare nya nguawur sumpfa. KAGAMI SADIIIIS! batin yang lain lelah.

"ANJENG! ASUKAMPRET, TAI! Kagami isi otak lo ketinggalan di remote?! Lo mau ngehancurin martabat gue sbagai laki tulen?! Woy pret, mati aja lo nyett! Anjerrr!" Aomine segera nyolot ga terima sekeras mungkin.

"Yaudah deh gua ringanin, titit elu tutupin pake kulit pisang aje ye. Udahan deh cepet pergi sana." Balas Kagami seenak alis cabangnya. Ye eleh, eleleleh, Aomine udah panas banget ini. Panas? Maksod low hot getohh? Mayan berkelas cyinn /oposeh

"DISINI GAK ADA PISANG BAKAGAMI KAMPRET! MONYET RAI LOE!" Teriak Aomine kesetanan.

"Ini, aku ada kok." Sebuah kulit pisang terlempar di tengah-tengah mereka.

"FAAAAAK! DARIMANA LO DAPET KULIT PISANG, KIMAKI?!" Seru Aomine dengan dangat amat panik. Kimaki pun hanya tersenyum mengerikan dan berkata-

"Dari mana, ya dari ranselku yang tadi kubawa lah."

Masih ingat saat sebelum game di chapter sebelumnya, Kimaki berkata akan membawa ransel besar untuk main TOD? Ya dari tas itulah.

"KAMPREEEET COEEEGG!" Teriak Aomine.

"Oh, dan lu juga bisa make topeng kalo mau." Tambah Kagami dengan santai.

"FAK LOH KAGAMI! Gaada topeng disini njrit!"

"ini, aku juga ada topeng." Kimaki mengeluarkan topeng dari ransel besarnya. Semua yang ada didalam ruangan cengo.

'Dafuq, itu ransel isinya apaan aja sih?!.' batin beberapa dari mereka semua dengan keringat dingin yang menetes.

Kenapa cuma beberapa? Karena gak semua.

Buruan lanjott :v

Ets, jeda sebentarrr~~

Mari kita pergi ke tempat imajiner didalam Shiromaki dimana Shiromaki, Kuromaki, Kimaki, dan Midorimaki berkumpul.

"Hei, kadang-kadang kamu punya ide yang bagus juga, Kuro." Kata Shiromaki sambil menikmati ke OOC an para hologram buatannya.

"Tentu saja." Balas Kuromaki singkat.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Jadi begini. Di remote buatan Shiromaki tempat persembunyian Hologram buatannya, ada beberapa tombol. Tombolnya berbentuk switch ON-OFF.

Lalu, tepat sebelum game dimulai, Shiromaki secara tersembunyi menggeser tombol "Out Of Characther" ke ON.

Dan, mereka akan ber OOC ria.

Hehe~

#dilempar

Keyy balek ke ceritaaaa

Kini Aomine dilanda kegalauan yang amat sangat. Gimana enaknya sekarang. Kalau dia pilih truth, nanti diolokin cemen sama Kagami. Kalo milih Dare, malunya kaga main-main.

...

Ah, masa bodohlah! Emang Aomine pikirin, kalau dibilang cemen sama Kagami? Daripada malunya dobel dobel? Ya, Aomine akan memilih Truth!

"Ah, gua pilih truth aja!" Kata Aomine dengan lelah.

Kagami tertawa mengejek dengan sangat amat keras. Aomine memukul Kagami. Dan game berlanjut.

"Hihi- baiklaah~~" kata Kagami setelah tenang. "Sekarang, lo ngomong ke kita pade."

Kagami terdiam. Aomine terdiam. Semua terdiam, dan terdiam. Sambil memandangi Kagami.

Ku terdiam~ dan tak bergerak~ ooo~🎵

Entah bagaimana dan darimana, sebuah lagu mellow mengalun.

"...Aomine, lo bilang... gimana lo bakal nyenengin cewek lu diatas ranjang."

ASTAGAFIRULLOHHH

DEMI APAAAAA YA TUHANNNN

KAGAMIIIIIIIIIIIII!

"SOMPLAK LOE KAGAMI!"

"KAGAMI-KUN, MATILAH!"

"KAGAMICCHI, KOK GITU SIH?!"

"BAKAGAMI, DOSAMU BESAR!"

"YAOLOH, TAIGA! DEMI APA AKU PUNYA SAODARA KEK KAMU!"

"YEELAH KAGAMI MINTA DIANCURIN LU!"

Yah, mungkin buat kalian biasa aja ya, tapi buat hologram-hologram kita yang alim sangat... Ini adalah hal besar.

Tunggu, kalo mereka ngerti maksudnya apa, alim dari mananya coba?

"Tapi, aku ingin tahu tuh. Ngomong, Daiki."

Demi TUHAN!

DEMI APA AKASHI BISA JADI KEK GINI?!

Hologram-hologram kita langsung lari semua.

Kuroko luluran pake AQUA (Air Qencing kUdA).

Kagami ke Indonesia makanin hijabnya mbak Dijah Yellow.

Aomine remes-remes susu sapi impor. Dari Jepang. (What the f?!)

Kise nodong mbak-mbak penjual kondom pake jarum jait.

Takao pergi nyari batu akik di gunung Bromo.

Midorima berendam di kutub selatan tanpa baju.

Himuro berkunjung kekandang singa sambil pake kostum daging. (Wow cari mati amet neh ye)

Murasakibara mempersembahkan rambutnya kepada Saitama. (Hell?!)

Dan yang palin ekstrem, Kimaki tiduran diatas rumput tetangga!

Anjeng bulldog, ekstrem dari mananya, kampret?

"Ayolahhh! Cepet kesini atau gunting sang maharatu (Kimaki maksudnya) akan menancap di *piiiip* kalian." Ancam Akashi santai.

My God, i know it'll be very paifull.

"ANJEEENG! KIMAK! MATI KAU, DARIMANA KAU DAPET GUNTINGKU?! BALEKEEEEN!"

"ENGGAAK MAUUU!"

Kimaki langsung sadar dari acara tidur-diatas-rumput-tetangganya dan menerjang Akashi dengan penuh kasih cinta dan sayang. Tapi Akashi malah lari-lari sambil melet dan muter-muter itu guntingnya Kuromaki.

Yah, sebenernya guntingnya punya Kuromaki sih.

Hologram-hologram tertjintah kita hanya bisa mengelus-elus dada ratanya melihat adegan dua orang tercebol dan tersadis dilingkaran mereka lagi main kejar-kejaran.

"Ya sudah, ayo lanjut. Tadi pertanyaannya apa?" Tanya Kimaki yang akhirnya dapet guntingnya balik.

Gimana caranya? Oh, mudah. Dia jambak rambut Akashi (moga-moga kagak lepas ye) terus dia ambil itu gunting sekali sabet.

Real easy.

"Adududuh rambut gw..." Akashi hanya bisa ngoceh gajelas karena kesakitan yang merajarela di kepalanya. Hebatnya, dia gak bunuh tuh Kimaki. Napa bisa? Kalian lupa kalo Kimaki bisa ngendaliin hologramnya?

Hahay

"Tadi tuh pertanyaannya... nyenengin cewe diranjang?"

"Oh gitu. Dai, ngomong!"

"Ya tinggal kissmark, remes-remes, gigit, masukin. Nape susah-susah?" Kata Aomine dengan wajah watadosnya.

Somplakk!

"Yaudah deh. Dai, puter botolnya." Kata Kimaki lelah. Belum tiga giliran ia sudah lelah duluan. Sepertinya ia harus meng switch-off tombol OOC di remotenya. Ia lelah dengan semua keabsurdan ini.

Yaaak, dan botol diputer Aomine asal.

Swiiiiing... Dan botol mengarah ke-

...

...Aduh.

"...Aku?"

Akashi berkata dengan wajah datarnya.

Hening seketika.

Tiba-tiba, auranya berubah menjadi mengerikan. Aura hologram-hologram yang memikirkan Truth atau Dare yang absurd sangat untuk Akashi kita tersayang dan terpende-

NGIIIING KRESEK KRESEK JEDUAGH PLAK

Maaf, karena Narator tertimpa kecelakaan naas tiba-tiba yaitu tertancap gunting rumput tepat di jidatnya, jadi saya sendiri, si author yang akan menggantikan Narator.

"Hmmmm... Yasudah. Sekarang aku akan memutar botolnya." Kata Kimaki.

Swing swing swing

Botol berhenti di...

"Eh...?"

KUROKO! ALHAMDULLILAH, rasanya ingin sekali Kuroko berteriak-teriak sambil menggosokkan kain hijab berenda di rambutnya seperti monyet kesurupan di kamarnya. Tetapi, otaknya masih jalan untuk tidak melakukan hal tersebut.

Bagaimana dengan hologram yang lain? Ekspresi mereka bermacam-macam. Ada yang kecewa, ada yang tertawa ngakak, ada yang sok cool padahal shock setengah mati, ada yang jijik (entah kenapa), dan lain-lain.

"Aduh, Tetsuya cayank~ gini-gini gw jago ngerajut loh. Ayuyuk keruang sebelah ngerajut kimono buat Tetcuya cayank~~"

Entah kesurupan setan apa, Akashi mengatakan hal yang mengerikan, sangat! Dengan wajah yang mengerikan pula! Apa-apaan wajah merona dan malu-malu itu?! Ohhh, tahan dirinu untuk tidak meng-ignite pass kai bola bowling yang ada ditas Kimaki sekarang juga, Tetsuya! Tahan diri! Walau tangannya sudah gatal sangat untuk melakukan hal tersebut.

"Akashi-kun, kenapa...? Aku tidak berdosa berat, mengapa aku bisa-bisanya punya kapten kampret macam dirimu...?"

Doakan Kuroko ya...?

Hologram yang lain begidik mendengar ucapan Kuroko yang tergolong sangat berani. Oh, tolong! Mereka masih belum seberani Kuroko.

"Hiks hiks... Tetcuya cayangku begicyu... Abang sedih... ABANG TAK KUAT! BUNUH ABANG DIRAWA-RAWA SEKARANG JUGA!"

Hal ajaib.

Apakah besok akan ada hujan belerang?

Akashi merebahkan badannya diatas lantai sambil menangis layaknya anak bayi yang... Ingin makan? Entahlah. Pokoknya ya parah amat.

Kuroko jawdrop. Yang lain kesurupan dan ngais-ngais tanah bak anjing. Ralat, anjing kampung banget.

"Ehkhem. Ya sudah. Aku kasih. Akashi-kun pilih apa?" Tanya Kuroko dengan aura yang aneh. Sangat aneh.

Akashi kembali ke posisi semula dan malah berwajah watados. "Truth deh."

"Madafaka, please deh. Daritadi kalian pade milih truth semua. Kagak seru ah!" Teriak Aomine sambil mengeruk emas dari lobang hidung babinya.

"Berisik, suka-suka gua lah Daiki." Nada absolut dikeluarkan, Aomine kicep. Sungguhlah, siapa yang mengajari Akashi bahasa seperti itu? Kalau ketemu, akan Author bunuh.

"Baiklah, Akashi-kun, apakah Akashi-kun pernah mengintip seseorang yang sedang ganti baju baru-baru ini? Siapa orang itu?"

Aura Kuroko? Bunga sakura bermekaran dengan indahnya.

Aura Akashi? Terlalu gelap sampai-sampai seluruh ruangan jadi seperti ada halilintar yang menyambar.

"Aku tid-"

"JUJUR, Akashi-kun, JUJUR."

Vangsat lo, Tetsuyaaaaa!

Akashi hampir tidak percaya. Kegiatan mengintipnya 'waktu itu' ketahuan oleh Kuroko. Kenapa Akashi tidak merasakan hawa kehadirannya? Tidak biasanya hal seperti itu terjadi! Lalu kenapa?!

"Akashi-kun!"

"IYA YA! Aku mengintip... Dua orang."

MADAFAKA! AKASHI BUKANLAH ANAK ALIM!

"Jadi... Waktu itu..."

.

"Akashi, mandinya sudah selesai?"

"Sebentar, Aomine. Ya, kau boleh masuk."

Akashi keluar dengan berbalutkan bathrobe, kemudian Aomine masuk. Tetapi beberapa menit kemudian, Akashi baru menyadari kalau boxernya ketinggalan didalam kamar mandi.

"Aomine, b-"

Akashi membatu.

Aomine yang sedang mandi. Kulitnya yang hit- maksud saya eksotis basah dan teelihat seksi. Hal itu membuat Akashi terus memandangi tubuh Aomine tanpa disadari Aomine, tentunya.

Beralih ke-

'Gile, 'anu'nya besar banget!'

.

"AKASHIIIIIII!? Jadi waktu itu lo ngintipin gue?! MADAFAKA GUE UDAH GAQ SUCI LAG-"

"Daiki, ."

Aomine kicep. Padahal didalam hatinya ia menjerit seperti perempuan. Begitu pula yang lain. Mereka hanya bisa berkeringat dingin dan berbatin... Seperti...

'Madafaka, Akashi/-cchi/-chin ternyata diam-diam mesum!' atau sejenisnya.

"Yang kedua, Akashi-kun?~"

Kuroko terlihat puas.

Setan cilik dibalik topeng malaikat.

Akashi berjanji akan membuat Kuroko sujud sembah setelah ini.

.

"Hhhhh, ternyata seleksi masuknya sekolah berat sekali ya.." gumam Akashi sambil berjalan menyusuri lorong megah di kediaman Shiromaki. Ia hendak menanyakan tentang detail materi yang diujikan tersebut. Tidak, bukannya dia tidak ingat atau tidak fokus atau apalah, dia hanya ingin memastikan saja.

Tak membutuhkan waktu lama, Akashi sudah sampai didepan pintu kamar Shiromaki. Akashi mengetuk pintunya dan masuk ke dalam sambil mengucapkan 'permisi'.

"Ah, dia tak ada dikamar." Gumamnya.

Lalu Akashi mendengar suatu suara.

Ah, suara shower.

Shiromaki sedang mandi.

WAUW!

Tak berlama-lama lagi, Akashi segera berjalan cepat menuju ke arah kamar mandi.

'Buka-nggak-buka-nggak-buka-nggak-'

...

'-buka.'

Dibukanyalah pintu tersebut.

Akashi mengintip Shiromaki. Tak memakai baju apapun. Walau butek karena uap panas airnya, tetapi Akashi masih samar-samar bisa melihat tubuh Shiromaki.

Akashi mengintip selama beberapa detik, sampai-

'...Gak seru, bodynya rata.'

Akashi menutup pintu kamar mandi dengan bosan.

Akashi keluar kamar.

Tamat.

.

"SEIIIIIII, MATI LAHHHH! BUAT APA KAMU IDUP COBA, DASAR, DIEM-DIEM MESUM, BERKEPRIBADIAN GANDA, NGGAK BER KEPRI-OPPAI-AN! MATI MATI MATIIIIII!"

"GYAAAAAAAAH! TASUKETE, SHINTAROUUUU! HELEP MIIII!" Akashi berlari ke arah Midorima dengan pose seperti akan memeluk Midorima. Tetapi apa yang terjadi setelahnya adalah hidung Akashi yang menyapa lantai dingin ruangan ini. Kenapa? Karena Midorima bergeser sedikit dengan wajah datar sambil berkata "nggak makasih." Dan membiarkan Akashi pendek kita terjatuh begitu saja.

Ralat ralat, bukannya pendek, tapi kurang tinggi aja. Ya, aku masih belum mau mati lah.

"SHINTAROU LO KEJEM! HWEEEEE~~~~" Akashi mewek sambil merangkak di lantai sana.

"..."

"Kelakuan lo ajaib, Akashi."

Kuroko lari ke danau terdekat dan menyucikan dirinya.

"Oke oke fine fine. Awas aja lo Sei, nanti suatu malem, aku pasti bakal kasih lo oppai. Yang gede. Liat aja."

BRRR!

Akashi merinding

Taubat naaak, taubaaaaat!

Setelah Kuroko balik dari danau, gamenya lanjut.

Tetapi, selama gamemenya berlanjut, hal yang tidak terduga terjadi.

"HUWAAAAAH!"

Tiba-tiba, ada angin puting beliung di tengah-tengah mereka semua. Kimaki berdasarkan perintah Shiromaki segera menswitch off tombol OOC di remotenya. Karena saat sedang kondisi normal lah otak mereka berjalan untuk melakukan tindakan yang tepat. Dan dalam sepersekian detik, hologram-hologramnya kembali ke karakter masing-masing.

Kii, cepet switch ke aku!

Ya, Shiro, keluarlah!

Dan dalam 4 detik, Shiromaki mengambil alih tubuhnya.

"Kimaki! Apa kau yang melakukan ini?" Tanya Akashi setengah berteriak. Shiromaki memberikan kode 'tidak' dan tepat disaat itu, Akashi menyadari kalau dialah Shiromaki.

Dari angin puting beliung itu, muncul sebuah sosok yang tampaknya tak asing dimata Shiromaki. Wanita dewasa berambut panjang dan berwarna hitam kecoklatan berpakaian serba putih disertai sebuah syal putih yang terselip diantara tangan ke tangannya. Sepertinya malaikat tanpa sayap. Ia melayang di atas lantai ruangan itu. Tetapi wajahnya tak terlihat karena tertutup cahaya yang sangat menyilaukan mata.

"Sepertinya, kalian sedang bersenang-senang, eh...?" Ucap sosok itu dengan suara yang bisa dibilang lembut dan indah.

"Shiromaki," kata sosok itu lagi sambil menunjuk Shiromaki yang masih terpaku. Sosok itu tersenyum, tidak, mungkin menyeringai, lalu berkata lagi.

"...Aku akan membuat perubahan besar pada ciptaanmu dan hidupmu dengan kekuatanku."

.

.

.

~T.B.C~


Hyaaaaahhhh selesai juga chap ini~

Makasih ya buat ripiu dan follow dan favorite, maafkan apdet yang lama sangat~

Saya memutuskan untuk membuat mereka menjadi OOC~

Chapter depan, saya akan memberi cerita bonus, tentang suatu kejadian sekitar beberapa hari sebelum mereka masuk ke sekolah, dimana mereka masih memanggil Shiromaki dengan sebutan 'Shou'~

Jaa, mata ne!~