Yasuna Katakushi Present…
One Word, Say Sorry..
Pairing: Naruto Uzumaki, Hyuuga Hinata.
Genre: Romance, Drama, H/C.
Word: 2,862
Summary: (Penokohan), Hyuuga Hinata. Gadis cantik, manis, sempurna, tapi siapa sangka. Sosok berbalut kulit seputih porselen itu merupakan punggawa kebanggan tim futsal sekolahnya? Gadis berkedudukan sebagai ujung tombak tersebut sudah di percaya tim futsal inti sekolahnya untuk terjun langsung di arena pertandingan. Normalnya futsal putri akan bertarung melawan tim futsal putri juga. Tapi apa jadinya jika tim futsal putri akan melawan tim futsal putra, yang jauh lebih mumpuni dalam bidang sepakbola? / Naruto Uzumaki, punggawa tampan dengan garis wajahnya yang tegas, di tambah dengan tiga pasang goresan di dua sisi pipinya yang menambah kesan manis pada wajahnya. Sosok pangeran dari sekolahnya, sekaligus anak tunggal dari pemilik saham terbesar di dua tim setan lapangan asal Inggris. Manchester United dan Chelsea, ayahnya. Minato Namikaze, pengusaha yang menguasai hampir separuh dari total saham di kedua tim raksasa tersebut.
Summary: (Cerita) bertepatan dengan hari jadi perusahaan yang bergelut di bidang entertainment Nazu Production, pada hari jadinya yang ke 20 tahun. Nazu Production mengadakan event laga persahabatan, termasuk bidang olahraga futsal, dan dalam laga tersebut. Tim putra dan putri akan bertarung, pertarungan dengan perwakilan sekolah ini akan berlangsung kurang lebih selama 45 hari lamanya. Dan apa yang akan terjadi jika tim futsal putra bertarung dengan tim futsal putri? Akankah berjalan secara Sportif?
Prolog…
Siang hari yang terik mungkin akan di pakai para gadis shooping dengan teman, sahabat, maupun kekasih mereka. Tapi mari kita tengok sisi lain yang jarang kita temui, halaman depan perpustakaan Konoha Gakuen. Sekolah negeri terbaik di Jepang, sekolah yang hanya memiliki 2 kriteria untuk masuk di sana. Kalian terlalu pintar atau, kalian adalah atlet nasional.
Di sana ada sekumpulan siswi yang sedang duduk di teras depan perpustakaan, mereka sedang asik memakan bekal makan siang mereka yang kadang di selingi canda dan tawaan. Mereka terdiri dari 3 orang siswi tingkat satu, 3 orang siswi tingkat dua, dan 5 orang siswi tingkat tiga.
Paras cantik dan manis melekat pada diri mereka, wajah oriental khas masyarakat Jepang, dan kulit putih yang mereka miliki. Juga mata sipit tapi tidak terlalu sipit, dengan iris mata beraneka warna yang mereka miliki. Bibir peach mereka yang terlihat lembab karena makanan mereka yang cukup banyak berkuah itu.
"Ya! Dan kau tau, dia tidak bisa melakukan shooting dengan baik.. Dia sangat payah!" Ujar seorang siswi berambut merah dengan iris emerland. Iris emerland-nya membulat seirirng cerita yang dia lantunkan.
"Ya! Mereka memang payah! Dan kalian tau, aku berharap dapat bertanding dengan tim dari Nazu gakuen!" Ujar seorang gadis berambut indigo, matanya terpejam kala dia membayangkan keinginannya kalau sampai bisa terkabul.
"Jika kau ku yakin bisa! Tapi bagaimana dengan kita Hinata?" Ujar gadis lain berambut biru pendek, dengan mata-nya yang terlihat anggun.
"Hinata memang hebat! Kemarin saja saat melawan Kazefield School dia berhasil mencetak 8 gol tunggal, T-U-N-G-G-A-L. 8 gol yang dia borong sendiri!" Ujar gadis berambut biru itu lagi.
'Ya! Dn kalian akan melihat yang lebih mengerikan lagi saat kita berhasil ikut laga dan melawan Nazu Gakuen." Ujar gadis berambut merah.
"Kau berlebihan Sarah, Konan. Aku tidaklah sehebat Pakkura sister, dialah dewi lapangan sebenarnya."
"Pakkura sister sudah lulus, dan kau lah yang akan menggantikannya.." Ujar gadis berambut biru atau Konan.
Kesebelas gadis itu kembali melanjutkan topik makan siang mereka, jika kalian belum mengenal siapa mereka. Akan ku perkenalkan mereka.
Hyuuga Hinata, ujung tombak tim futsal putri Konoha Gakuen. Umeira Konan, gelandang tengah. Sarah Hyomoto, gelandang kiri. Mereka bertiga adalah siswi tingkat pertama di sekolah itu, di belakang mereka ada tiga orang lagi yang berbeda satu tingkat dari mereka yang juga sedang membahas topik yang tak jauh berbeda dari yang mereka bicarakan sekarang.
Gadis asal Indonesia yang baru 2 tahun tinggal di Jepang, Brenna Hidatsu. Dia adalah keeper kebanggaan tim futsal sekolah tersebut. Ada lagi gadis blaster Jepang-Chinesse, Ten-Ten Kato. Gadis yang berkedudukan sama dengan Hinata, ujung tombak kedua yang sekolah itu miliki. Dan yang terakhir, gadis yang memiliki hobby backpacker Temari Shabaku. Tapi untuk Temari dia tidak bisa mengikuti pertandingan seperti sebelum-sebelumnya, cidera pada tulang kering kakinya dua tahun lalu membuat dia tidak bisa mewjudkan cita-citanya di masa lalu.
Di sisi lain ada lima orang gadis yang juga sedang melakukan streaching mereka adalah siswi tingkat ketiga di Konoha Gakuen, mereka juga anggota futsal putri sekolah tersebut. Hanya karena saat ini mereka berada di tahun terakhir, mereka tidak dapat kembali terjun dalam tim inti. Mereka hanya dapat duduk menunggu di bangku pemain cadangan.
Dalam satu kali pertandingan terdiri dari 10 orang, 5 orang tim inti dan 5 orang cadangan. Dan jangan kalian pikir dengan paras yang mereka miliki kalian dapat dengan mudah meremehkan skill yang mereka miliki, mereka adalah bintang lapangan di masa depan. Bahkan ada salah satu alumni mereka yang berhasil masuk ke dalam timnas putri Jepang. Hebat bukan? Itu juga yang mereka inginkan, cita-cita masa depan mereka.
Kita lupakan sejenak aktifitas mereka, di tempat lain di kota Jepang….
Lima orang remaja putra tengah memandang bingung juga kaget pada CEO dari Nazu Production, bagaimana tidak. Mereka yang di kenal sebagai tim futsal terkuat di dataran Hokkaido harus bertarung melawan tim futsal putri asal sekolah negeri yang secara taraf sangan berbeda dengan mereka.
Terutama remaja berambut pirang acak-acakan yang menatap resah pria dengan warna rambut yang senada dengannya, remaja yang merupakan anak tunggal dari CEO tersebut tidak senang dengan rencana ayahnya. Apa-apaan, tim futsal terbaik melawan tim futsal putri? Apa tidak salah?
Apa mungkin ayahnya sudah gila, begitu mungkin pikirnya sekarang. Memang, dia belum tau seberapa hebat para gadis itu saat di lapangan. Tapi dia yakin, ayahnya membuat pilihan yang salah. Kalaupun tim gadis-gadis itu hebat, tidak akan sebanding dengan kemampuan pada remaja putra saat di lapangan.
Dunia sudah terbalik mungkin…
Ya… kau tidak akan tau apa yang terjadi selanjutnya Brother..
Kita kembali lihat kegiatan para ladies sekarang…
Hinata dan kawan-kawan sekarang sedang melakukan pemanasan singkat, dan mungkin akan di lanjut dengan latihan men-dribling bola secara zik-zak. Dan kemudian mereka mungkin akan membuat game mereka sendiri.
Game di sini adalah pertandingan dua kali 20 menit, atau setara dengan separuh waktu pertandingan pershabatan pada umumnya. Pada saat game, mereka bebas memilih siapa lawan dan kawan mereka. Kadang mereka membuat tim campuran putra-putri, atau mungkin lawan mereka yang berasal dari tim futsal putra.
Mereka amat mahir saat menggiring, menggocek, atau pun mengolah benda bulat tersebut. Siapa sangka saat di lapangan semua paras cantik dan kelebihan mereka secara fisik tidak sepadan dengan permainan mereka, mereka tidak tomboy. Tapi lebih gentle di banding para gadis tomboy di luar sana yang menyerukan bahwa mereka adalah gadis tomboy yang piawai di lapangan hijau.
Mereka langsung memberikan bukti kemampuan mereka di lapangan, bukan berarti kalau mereka mencintai dunia sepakbola mereka tidak menyukai kegiatan khas perempuan lain. Mereka masih normal, tapi mereka memiliki sisi lain yang unik dan sangat seru untuk di telusuri.
oOoOoOoOo
Hinata memposisikan dirinya di depan wasit dan captain tim lawan yang berasal dari tim futsal putra. Matanya menatap serius teman sekelasnya, rahangnya berubah tegas. Dan benda bulat berwarna putih dengan corak hitam itu sudah berada di bawah pijakkan kaki kananya.
"Mulai!"
Aba-aba dari wasit mengawali gerakkan Hinata, tubuhnya yang kecil membuatnya leluasa dalam bergerak. Mata lavendernya menatap tim lawan, tapi gerakkan kakinya amat konstan dalam manggiring bola tanpa harus dia lihat. Professional, kata itulah yang terucap saat kita melihat caranya bermain.
DUASHH!
Bola tertendang keluar lapangan saat Hinata hendak mengopernya ke arah Ten-Ten yang berada di seberang lapangan, bibirnya mendecak kesal. Padahal tadi itu hampir saja, jika dia berhasil mengopernya pada Ten-Ten ada dua kemungkinan yang terjadi. Ten-Ten yang mencetak gol, atau dia yang akan menjebol gawang lawan.
Permainan kali ini memang hanya berlangsung 40 menit, tapi Hinata menganggap ini adalah pertandingan sesungguhnya. Jika sekarang dia tidak bisa memenangkan pertandingan, itu artinya sama saja dia tidak berkembang dari hari ke hari.
Tim futsal puta sekolahnya memang lebih hebat di banding tim futsal putri sekolahnya dalam segala bidang, oleh sebab itu. Memenangkan laga uji coba dengan tim futsal putra sama saja mempersiapkan mental untuk di lapangan nantinya. Maka dari itu Hinata tidak mau menyia-nyiakannya sedikitpun.
.
.
.
40 menit telah berlangsung, sekarang tiba waktu di mana laga uji coba harus di hentikan. Mengingat batas waktu yang sudah habis. Hinata berjalan menuju halaman depan perpustakaan sekolahnya, di sana sudah ada banyak anggota tim futsal yang sedang beristirahat sambil menunggu giliran mereka bertanding.
"Apa ini benar?"
"Tentu saja."
"Jika kalian tau, yang mengantarkannya langsung adalah Captain tim mereka."
"Ku dengar dia sangat tampan.."
Setibanya Hinata di depan halaman perpustakaan banyak teman-temannya baik perempuan maupun laki-laki yang sedang menggosipkan sesuatu hal yang Hinata tidak tau.
Hinata duduk di samping temannya yang berniat pulang bersama dengannya, gadis bersurai pink pendek ini memang bukan anggota futsal putri tapi dia sering berkumpul bersama anggota futsal lainnya saat menunggu Hinata seperti sekarang ini.
Sakura, nama gadis itu. Dia masih terlihat menatap anggota futsal yang sedang asik berbincang tanpa menyadari kedatangan temannya sendiri. Hinata yang merasa di abaikan, tanpa basa-basi langsung merampas air mineral dingin yang Sakura pegang. Membukanya, dan langsung meneguknya sampai habis.
Meremukkan kemasannya lalu melemparkannya pada Sakura, gadis musim semi ini hanya dapat menatap kesal pelaku pelemparan. Bagaimana tidak, sampah tadi mengenai tepat di jerawat yang ada di dahinya. Dia tidak mau jika nanti jerawat itu akan meninggalkan bekas yang mencolok pada wajah putihnya, Sakura tidak mau itu sampai terjadi. Jika itu terjadi, dia akan meminta pertanggung jawaban dari Hinata.
"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya Hinata tanpa menghiraukan wajah masam sahabatnya.
"Aku tidak tau. Ayo pulang!" Ajak Sakura yang langsung berjalan menuju lapangan parker untuk mengambil motornya.
"Ngambek.." Gumam Hinata pelan, mengambil tasnya dan berpamitan pada anggota lain. Terutama pada pelatih sekaligus pembinanya.
Sakura dan Hinata memang terbiasa pulang bersama setiap harinya, tapi biarpun begitu, mereka pulang dengan motor mereka masing-masing. Tidak ada yang manumpang jika bukan karena keadaan yang mendesak.
Motor matic milik Sakura melaju pelan di depan Hinata, biarpun dengan kecepatan rendah. Jarang Hinata dan Sakura lumayan jauh, di tambah lagi dengan adanya mobil dan kendaraan lain di antara mereka.
"Kalian yang meminta!" Ujar Hinata memandang serius jalanan di depannya.
Tangan kanan Hinata dengan sigap menarik tuas gas yang ada di pegangan di tangan kanannya, dan badannya dengan cekatan mengendalikan gerak motornya. Tapi saat di depan dia melihat motor sakura yang menepi, penasaran. Akhirnya Hinata pun ikut menepi.
"Lihat!" Perintah Sakura setibanya Hinata di sampingnya.
"Apa?" Tanya Hinata yang belum mengerti maksud dari Sakura.
"Tim Futsal Nazu Gakuen, mereka ada di sini." Ujar Sakura yang masih belum menatap Hinaya.
"Ya… Aku tau, ini adalah Nazu Gakuen. Wajar saja jika mereka baru pulang sekolah dan tanpa sengaja kita bertemu dengan mereka, kau saja yang terlalu berlebihan." Ujar Hinata datar.
Dia memang anggota tim futsal, dan dia tau betul tim futsal terberat bagi sekolahnya adalah tim futsal dari Nazu Gakuen. Tapi biar begitu, Hinata tidak tau siapa saja anggota dari tim tersebut. Yaa… walaupun mereka sudah terkenal, Hinata tetap tidak kenal mereka jika tidak bertemu langsung.
Sekolah yang amat terkenal di Jepang itu memang tidak dapat di ragukan lagi kualitas para siswanya di segala bidang, baik di bidang akademik, maupun non akademik. Mereka selalu berhasil menjadi yang terbaik, padahal mereka merupakkan sekolah swasta yang sering di sebut sekolah "buangan". Tapi justru jika di bandingkan dengan Nazu Gakuen, maka sekolah negeri yang ada. Bahkan yang terbaik sekalipun, akan bertukar menjadi sekolah buangan.
Bagaimana tidak, jika kalian ingin masuk di sana. Ada 3 kriteria yang bisa kalian pilih untuk dapat menduduki salah satu bangku yang ada di sana. Kalian terlalu pintar, kalian terlalu kaya, atau kalian adalah artis.
Hinata memang pintar, dia nyaris di terima di semua sekolah yang ada di Jepang. Nyaris tapi itu tidak berlaku jika sekolahnya adalah Nazu Gakuen. Bagaimana tidak, jika rata-rata nilai rapor Hinata adalah 89 sampai dengan 92. Maka nilai rata-rata terendah di Nazu Gakuen adalah 94 sampai dengan 100.
System belajar pun di bedakan, antara kelas prestasi, kelas gold, dan kelas star. Prestasi bagi siswa penerima beasiswa di sana, Gold untuk siswa-siswa kaya di sana, dan Star kelas bagi mereka para bintang entertainment. Terutama mereka yang di naungi langsung oleh Nazu Production.
Hinata sudah mulai bosan melihat tingah Sakura yang berharap dapat bertemu artis Nazu Production yang juga bersekolah di sini, tapi dia juga penasaran seperti apa sosok punggawa dari Nazu Gakuen yang selalu dibanggakan tersebut. Apa mereka memang hebat, atau itu cuma bualan.
Setengah jam sudah berlalu, apa mungkin Sakura mau menunggui pangeran dongengnya terus menerus? Oh ayolah.. ini sudah jaman modern. Sakura, bisa saja pangeranmu telah pergi dan jatuh cinta pada perempuan lain. Dan jangan buat hidupmu seperti drama picisan!
Tepat saat Hinata hendak manarik tuas gas pada motornya, segerombol anak laki-laki keluar dengan berjalan kaki. Mereka terdiri dari 9 orang, yang pastinya mereka masuk di salah satu dari 3 kriteria Nazu Gakuen.
Mereka terdiri dari…
Namikaze Naruto, putra pemilik Nazu Production dan segala perusahaan yang berada di dalam naungannya. Uchiha Sasuke, anak dari menteri luar Negeri dan adik dari kepala pilisi Tokyo yang sekarang menjabat. Dia juga salah satu artis yang di naungi oleh Nazu Production. Nara Shikamaru, remaja pria berambut nanas. Dia adalah anak dari menteri aparatu Negara Jepang. Di deretan belakang, ada Shimura Sai anak dari actor terkenal Danzou Shimura. Yang kelima ada anak dari duta besar Jepang untuk Korea Selatan, Shabaku Gaara. Dia dan Temari juga merupakan saudara jauh. Di urutan keenam, ada sosok penuh misteri. Uzumaki Menma, dia adalah keponakkan dari ibu Naruto. Wajahnya dan Naruto sangat mirip, yang membedakan hanya warna rambut mereka. Selanjutnya ada seorang pria berambut coklat lurus, Hyuuga Neji. Dari nama dia dan Hinata memang sama, tapi pada dasarnya di Jepang Klan Hyuuga terbagi menjadi 2, dan mereka berbeda golongan. Neji merupakan anak dari pengusaha batu bara yang ada di lautan timur tengah.
Dua anggota terakhir merupakan anak kembar yang di ketahui bernama Sakon dan Ukon, mereka merupakan anak dari Sutradara sekaligus Produser terkenal yang juga bekerja sama dengan Nazu Production.
Mata Hinata membulat tak percaya, terutama pada sosok bermbut pirang yang sekarang sedang menatapnya. Dia, Namikaze Naruto merupakan anak dari orang terkaya di Jepang berada di depannya. Pria yang di kenal akan ketampanan wajahnya juga kepintarannya, sempurna sudah hidupnya.
Hinata masih bertanya, apa mungkin salah satu dari kesembilan pria tampan nan kaya di hadapannya merupakan anggota tim futsal yang selama ini di siarkan kehebatannya.
Naruto berjalan maju, menuju sosok gadis asing yang jarang di temui olehnya di lingkungan Nazu Gakuen. Gadis itu masih menatapnya tanpa gugup apa lagi takut.
"Siapa kau?" Tanya Naruto pada Hinata.
"Hyuuga Hinata." Naruto terdiam sesaat mendengar jawaban Hinata. Sebelum kembali berucap.
"Ada keperluan apa kau ke sini?" Tanya Naruto datar dengan tampang dinginnya pula.
"Tidak ada." Jawab Hinata ringan, mata lavendernya memutar bosan.
"Lalu untuk apa kau di sini sekarang?" Tanya Naruto dengan tatapan tajam miliknya.
"Hanya mengikuti dia.." Jawab Hinata menujuk Sakura yang sedang menatap Sasuke dengan pandangan kagum akan pria itu.
Naruto terdiam melihat reaksi Hinata, baru kali ini dia mendapat reaksi dingin dari seorang gadis. Perutnya serasa di gelitik oleh puluhan kupu-kupu, ingin rasanya tertawa. Tapi dia bingung, apa yang akan dia tertawakan?
"Sakura cepatlah sedikit! Aku akan terlambat melihat pertandingan itu." Ujar Hinata menyalakan mesin motornya yang entah sejak kapan sudah mati begitu saja.
Sakura yang merasa momennya terganggu, mendecak kesal. Tapi, mau tidak mau. Dia juga harus pulang. Dia tidak mau di marahi ibunya, karrena tidak bisa membantu berjualan.
Dan dengan cepat dua gadis tadi langsung pergi dari halaman Nazu Gakuen, dan di sisi Nazu. Ada dua orang pangeran yang di liputi kebingungan, tentu saja dengan kelakuan dua gadis asing tadi.
Dan salah satu dari mereka menciptakan sebuah seringai penuh arti, menatap punggung salah satu gadis tadi. Berharap hari yang di nantikannya cepat datang, dan rencananya cepat terwujud dan berjalan dengan lancar…
To
Be
Continued
Okray, Yasuna Katakushi balik lagi setelah sekian lama vacuum di dunia ketik mengetik. Beberapa waktu lalu, Suna vacuum mengingat Suna harus mengurusi administrasi dan hal lainya di awal masuk SMA. Dan jujur, Suna gagal masuk SMA impian Suna. Tapi di sekolah baru Suna, Suna bersyukur karena ada banyak murid yang suka sama FFN dan Hentai macam Suna ini.
Di tambah Akomi-kun yang masuk rumah sakit akibat gak bisa di charge, Suna juga gak boleh ke warnet sama Uke-senpai. Jadi mau gak mau, Akomi-Jr yang Suna pakai buat terjun langsung ketik mengetik fic Suna.
Dan lagi, ini itu merupakan persembahan buat FFBS 12 dan HINODE CLUB 12. Dua club itu sendiri merupakan club baru Suna yang sebelumnya Suna pilih Paskibra di SMP. FFBS 12 sendiri itu club futsal, dan HINODE kalian taulah… club Japanesse…
Terus kenapa ga ambil Paskibra lagi? Suna masih cinta sama Paskibra SMP Suna, serasa ada yang beda kalo Suna ambil eskul yang sama kaya SMP Suna mau nyari suasana yang baru aja. Biar gak ngebosenin.
Sekian cuap-cuapnya, Suna mohon apresiasi dari kalian…
Untuk chapter depan, Suna kasih bocoran. Dominan Naruhina walaupun bukan dalam artian bagus.
Next update 23 agustus jika tidak ada halangan.
Dan… sebagai anak Paskibra…
Happy Birthday 70th my country, makin jaya, cepet jadi Negara maju, dan semoga Hokage Indonesia yang baru bisa ngurangin angka TKW dan TKI yng di kirim ke luar negeri. Kitanya juga harus berusaha buat jadi Negara Super Power, bukan malah jadi Negara So Klin Power!
Next Update 7 September 2015 di jam yang sama…