OVERPROTECTIVE

Chapter 5 – Special Flashback (1)

Main Cast

Byun Baekhyun | Park Chanyeol | Oh Sehun | Do Kyungsoo

Genre

Romance | Drama | Hurt/Comfort

Warning!Boyxboy!Boyslove!Yaoi!Typo(s)!

A/n : Hallo!

Chapter 5 Overprotective Posted! Maaf baru post… semoga suka~

Gimana buat kakak kakak yang lagi ngelaksanain UN/udah nyelesain? Semangat ya~!

Sebelumnya aku mau ralat ni, nama band Chanyeol sc itu aku ganti glx band, lalu nama sekolah mereka Yongshin SHS.

4K+ Words


9 Month ago…

Chanyeol menghentikan petikan gitarnya saat sebuah ponsel berdering. Sontak tiga lelaki yang juga berada disana ikut menoleh kearah suara. Chanyeol menatap ketiga temannya bergantian sampai ia menyadari jika ponsel yang berdering itu adalah miliknya. Dengan cepat, lelaki tinggi itu meraih ponsel yang berdering semakin nyaring.

Senyuman mengambang diwajahnya saat mata onyxnya melihat deretan huruf bertuliskan 'My Bi is calling'. Ia menekan tombl hijau lalu, melangkahkan kaki panjangnya kearah pintu keluar. Sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan yang ia sebut studio, telinga lebar lelaki itu dapat mendengar siulan menggoda dari teman-temannya.

Mungkin ia tak menyadari bahwa ada satu orang yang tak ikut dalam menggodanya.

Chanyeol menarik nafas dalam-dalam, menghirup udara segar Kota Seoul hari ini. Sebelum ia mendekatkan benda persegi panjang itu kedaun telinganya ia berdeham sebentar sebelum ia menyapa orang yang diseberang.

"Halo Bi? Merindukan seorang pangeran, 'hm?" Goda Chanyeol,

"…"

"Haha," ia tertawa renyah, "Akui saja, Bi~"

"…"

"Tidak, sayang. Aku sedang tidak menggodamu~"

"…"

"Okay, okay. Ada apa sayang?"

"…"

Ia terdiam beberapa saat, berfikir sebelum menjawab pertanyaan sosok yang ia panggil 'Bi'. Ia menoleh kebelakang menatap pintu yang bertuliskan 'Sedang latihan' lalu, kembali menatap pemandangan Kota Seoul. "Aku tidak sibuk. Ada apa?"

"…"

"Apa itu sebuah ajakan kencan?" Ujar Chanyeol dengan nada menggoda. Ia sangat menyukai menggoda sosok yang sedang menelponnya. Dapat ia tebak bahwa pipi orang itu sudah merah bak kepiting rebus. Dan hal itu membuat Chanyeol tak tahan ingin mencium kedua pipi chubby orang itu.

"…"

"Baiklah, sayang. Limabelas menit lagi aku akan sampai. Tunggu aku disana, Bi."

"…"

"Tunggu, tunggu. Jangan dimatikan dulu!"

"…"

Ia menjilat bibirnya sebentar lalu tersenyum menawan –walau orang itu tak akan melihat senyumannya– lalu berkata dengan lembut. "Saranghae~"

"…"

Setelah sambungan telepon itu terputus. Chanyeol tak dapat menahan senyum lebarnya, dengan setengah berlari ia melangkahkan kakinya memasuki ruangan tempat ia latihan bersama glx band yang sudah ia bentuk sejak mereka masih di bangku SMP.

Dengan terburu-buru ia memasuki matilda kedalam tas, Matilda adalah nama yang diberikan Chanyeol untuk gitar kesayangannya.

Kai dan Chen yang duduk dikursi pojok menyandar di tembok saling berpandangan bingung melihat tingkah Chanyeol. Kyungsoo menatapnya dingin, "Kau mau kemana Chan? Kita belum selesai, ingat?" Suara Kyungsoo menginterupsi pergerakan Chanyeol. Ia menghentikan pergerakannya lalu menatap ketiga temanya secara bergantian dengan tatapan merasa bersalah.

"Maaf, kawan. Sepertinya kalian harus latihan tanpa aku hari ini."

Kyungsoo membulatkan matanya lalu berdiri. "A, apa?! Itu tidak mungkin Chan–"

"Sudahlah Kyung." Lelaki berkulit tan memotong protesan Kyungsoo, ia mendekat kearah sang vocalist dan merangkul pundak pemuda mungil itu dan dihadiahi tatapan tajam oleh mata bulat Kyungsoo. Dengan rasa tak rela Kai melepas rangkulannya dipundak ramping Kyungsoo lalu, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Kai berdeham lalu mengalihkan pandangannya kearah Chanyeol, "Kau ingin berkencan dengan kekasihmu, 'kan? Pergilah. Seorang 'uke' benci menunggu." Saran Kai dengan wink nakalnya.

Kyungsoo mendengus lalu kembali menatap tajam kearah Kai.

"Dimana akal sehatmu, Kim Jongin? Bulan depan kita akan tampil untuk mengisi acara di Genie, kau tidak memikirkan itu, 'huh?" Sanggah Kyungsoo.

Sedangkan sang leader sekaligus gitaris dari glx band hanya terdiam, ia merasa bersalah kali ini. Ucapan Kyungsoo benar, ia egois kali ini. Bisa-bisanya ia mementingkan urusan pribadi dibanding urusan band yang dulu menjadi prioritas utamanya.

"Ckck, Do Kyungsoo sudahlah." Chen yang daritadi diam, mulai menimpali. Baginya, hal yang wajar jika saja Chanyeol ingin menghabiskan waktunya bersama kekasihnya. Mengingat leadernya itu sama sekali belum pernah berkencan dengan pemuda mungil yang mereka ketahui bernama, Baekhyun.

Ketiga pasang mata disana menatap kearah Chen yang mulai berjalan mendekat kearah Chanyeol. Ia menepuk-nepuk pundak lelaki yang lebih tinggi darinya lalu, menoleh kebelakang menatap kedua temannya.

"Biarkanlah hari ini leader kita bersama kekasihnya, Kyung. Kesian dia. Toh kekasih Chanyeol juga sahabatmu, apa salahnya membiarkan mereka berkencan selama 1 hari. Bukankah kita bisa latihan besok?"

"Dan yang aku tahu, hubungan mereka hampir satu bulan dan mereka sama sekali belum berkencan, benar begit–"

"Tunggu. Darimana kau tahu berita itu?" Kai memotong pembicaraan Chen. Lelaki bermata unta itu mendengus lalu menatap gusar kearah Kai. "Kau bodoh atau apa? Jelas saja mereka belum pernah berkencan. Chanyeol saja selalu berada distudio pada jam bebas. Bagaimana bisa mereka berkencan?" Jelas Chen. Jam bebas yang dimaksud oleh Chen itu adalah dari jam 2 sampai 9 malam. Mereka memang berada diasrama sekolah, namun Yongshin SME tidak mengkekang murid-muridnya seperti sekolah asrama lainnya. Mereka bebas berkeluyuran pada jam yang sudah ditentukan.

Kai mangut-mangut, "Kau benar juga Chen."

"Dasar bodoh," Kyungsoo menimpali. Dan Chanyeol hanya tersenyum tipis melihat tingkah ketiga temannya.

Chen tak merubris ucapan Kyungsoo lalu, beralih menatap Chanyeol. "Leader, kau boleh pergi. Tapi besok kau harus meneraktir kita. Ya, minimal 2 box pizza cukup, 'kan Kai?"

"A, apa?! Ti–"

"Yup! Aku setuju dengan persyaratanmu, Chen. Haha, akhirnya besok perutku akan terisi makanan enak," Ujar Kai memotong pembicaraan Kyungsoo 'lagi'. Kyungsoo menghela nafas, mengapa semua temannya suka sekali memotong pembicaraannya.

Chanyeol tersenyum lebar, "Kheol!"(Setuju).

"Baiklah aku harus pergi, Baekhyun sudah menunggu." Chanyeol meraih tas gitarnya dan menentengnya dipunggung, sebelum Kyungsoo menghentikan pergerakannya lagi ia dengan cepat bergegas keluar dari studio musik.

Sedangkan Kyungsoo, mood laki-laki itu menurun secara drastic tiba-tiba. Dengan gusar, ia meraih tas ranselnya dan hendak keluar.

"Kau mau kemana Kyung?"

Lelaki bermata bulat itu menoleh dan menatap temannya gusar, "Pulang." Dan BRAK. Tanpa menunggu ucapan Kai dan Chen, Kyungsoo berlalu.

Kai dan Chen saling berpandangan,

"Chen, apakah kau memikirkan hal yang ku fikirkan?" Tanya Kai sambil menatap kearah pintu keluar. Chen mengangguk ragu, "Kurasa,"


Lelaki mungil dengan balutan sweeter berwarna baby blue itu tengah duduk disalah satu bangku taman. Ia menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri. Saat mata hazelnya tak menemukan sesosok lelaki tinggi dengan telinga peri, desahan kecil keluar dari bibir cherrynya.

Jari indah nan lentiknya meraih ponsel yang berada disampingnya, ia mengecek log panggilan terakhir lalu kembali menghela nafas. Ia kembali menoleh kekanan dan kekiri, mengecek apakah lelaki tinggi yang daritadi ia tunggu sudah datang atau tidak.

Ia menarik nafas dalam-dalam, tenang Baek tenang mungkin sedang macet.Batinnya menghibur dirinya yang sedang suntuk. Ia mengusap hidungnya lalu membuka aplikasi didalam ponselnya. Apa saja yang cukup dapat membunuh rasa bosannya.

Hari ini hari yang cukup special untuknya. Tidak, maksudku– 'mereka', dia dan kekasihnya. Hari ini adalah kencan pertama mereka setelah satu bulan jadian. Baekhyun dan kekasihnya belum pernah berkencan karena kesibukan kekasihnya dengan bandnya, Baekhyun cukup memakluminya walau ia tak begitu menyukai musik,

Tak lama, ia merasakan sebuah tangan menutupi kedua matanya, membuat pandangannya menghitam. Ia tersenyum, dan mengusap tangan itu lembut.

"Guess who?" Suara husky itu terdengar digendang telinganya.

"Park Dobi!" Jawabnya senang. Ia dapat mendengar dengusan dari lelaki itu, Baekhyun terkekeh dan dengan perlahan melepas tangan yang berada dimatanya. Ia menoleh kebelakang dan tersenyum, membuat lelaki tampan itu ikut tersenyum.

"Sudah menunggu lama?"

Baekhyun mengerucutkan bibirnya lalu menggangguk pelan, persis seperti puppies fikir lelaki itu.

Chanyeol tersenyum lalu, mengusak rambut coklat Baekhyun lembut. "Kajja," Ajaknya sambil menarik-narik tangan Baekhyun pelan. Baekhyun mengerutkan keningnya, "Kemana?" Tanyanya.

Chanyeol tersenyum lagi, "Ice cream, 'kan?"


Sebelum pergi kekedai ice cream langganan Baekhyun, tentu mereka menyempatkan diri untuk menikmati wahana taman bermain. Ng,… sebenarnya hanya Baekhyun. Ia merengek kepada Chanyeol saat matanya menangkap ayunan dan wahana permainan lainnya. Chanyeol yang notebenenya lelaki yang tak bisa menolak permintaan Baekhyun –apalagi dengan puppy eyesnyahanya mengangguk pasrah dan menemani Baekhyun bermain.

Chanyeol juga tidak menolak saat Baekhyun meminta dirinya untuk mendorong ayunan Baekhyun dari belakang. Sungguh kekasihnya terlihat seperti anak kecil,

Namun, itu hanya sebentar…

Baekhyun tiba-tiba saja suntuk saat sedang asik-asiknya bermain ayunan, gerombolan gadis –dan juga lelaki- genit datang meminta tanda tangan, berfoto dan tak sedikit yang menggoda kekasihnya.

Ditambah Baekhyun kesal bukan main saat Chanyeol membalas dengan senyuman yang terlihat tulus. Hey, apa salahnya Baek?

Bukan seperti itu. Ia benci. Menurutnya senyuman Chanyeol yang merespon mereka seperti itu terlihat bahwa Chanyeol senang digoda oleh gadis dan lelaki tadi.

Ia mengerucutkan bibirnya lucu sambil memandang nanar kearah semangkuk ice cream berukuran jumbo didepannya. Hanya menatap, tanpa ingin menyentuhnya. Ia menoleh kearah Chanyeol sambil mengerucutkan bibirnya kesal dan ditatap bingung oleh lelaki tinggi itu.

"Bi? Ice creamnya sudah meleleh, kau tidak berniat untuk menyentuhnya?" Chanyeol bertanya, ini pertama kalinya Baekhyun tak menyentuh ice cream yang selalu menjadi favorite Baekhyun.

"O, oppa?"

Keduanya menoleh kearah suara, lagi-lagi Baekhyun mendengus sebal. Fan lagi!

Chanyeol tersenyum menatap fannya yang terlihat malu-malu, tak menyadari bahwa ada sosok yang sudah panas didepannya. "Ya?"

"Bolehkah aku meminta tanda tanganmu? Ah, dan berfoto bersama?" Tanya gadis itu dengan nada yang dibuat-buat manja. Chanyeol tersenyum tipis menanggapinya –Chanyeol adalah orang yang murah senyum terhadap fansnya, okay. "Tentu," Jawab Chanyeol. Gadis itu berseru dan memberikan Chanyeol sebuah majalah dan bolpoin. Glx band memang hanya band sekolahan namun mereka cukup terkenal dikota Seoul karena sering memenangkan perlombaan dan tak sedikit yang menjadikan mereka model sampul majalah.

"Siapa namamu?"

What? Baekhyun melongo lalu mendengus. Sial! Ini pertama kali Baekhyun melihat Chanyeol menanya nama pada fan. Mau apa 'huh? Tergoda? Andwee…..

Gadis itu menjerit tertahan dengan jari-jarinya menutupi mulutnya, ia melompat-lompat kecil kegirangan karena ditanyai nama oleh idolanya. Baekhyun memutar bola matanya malas melihat tingkah gadis itu, kekanakan cibir Baekhyun dalam hati.

"Kim Hyemi," jawabnya,

"Nama yang indah," puji Chanyeol. Pipi gadis itu memerah padam mendapat pujian dari Chanyeol. Ugh, sumpah Baekhyun ingin sekali berendam didalam sebaskom es batu sekarang(?). Berlebihan, Baek…

Hyemi mengambil tanda tangan itu dan memegang tangan Chanyeol erat, ia menatap Chanyeol berbinar, "Terimakasih, Oppa! Ung, foto?" Hyemi menoleh kearah Baekhyun dan menatap memohon kearahnya, "Oppa! Bisakah kau mengambil gambarku dan Chanyeol oppa? Please~"

"Kenapa harus aku?" Jawab Baekhyun tak suka. Dengan perlahan Chanyeol melepas genggaman Hyemi. Ia menatap tak enak kekasihnya, ia lalu menoleh kearah Hyemi. "Hyemi-ya. Mianhae, oppa harus pulang. Fotonya lain kali, ya."

"T, tapi–"

Wajah gadis itu terlihat kecewa. Chanyeol tersenyum lalu berdiri, sebelum menarik tangan Baekhyun, ia mengusak kepala gadis itu pelan. "Maaf ya." Ujarnya lalu berlalu pergi.


Baekhyun kini duduk diambal bulu berwarna-warni dengan Chanyeol yang duduk didepannya. Mereka tak berdua saja, melainkan ada Kyungsoo yang tengah duduk disisi kiri mereka –menjadi penengah. Setelah aksi Chanyeol yang kabur dari Hyemi –fansnya. Tiba-tiba saja Baekhyun meminta untuk cepat-cepat kembali keasrama.

Diperjalan tadi, tak ada yang membuka pembicaraan terlebih dahulu. Baekhyun yang berjalan cepat dengan kaki dihentakkan dan Chanyeol yang berjalan dibelakangnya mengikuti langkah kaki Baekhyun.

Kyungsoo memijit pelipisnya dan menatap pasangan itu secara bergantian. Ia sedang dalam mood yang buruk dan pasangan ini mengganggu ketenangannya.

"Sekarang apa lagi?"

Baekhyun melipat kedua tangannya didepan dada, bibirnya ia kerucutkan tanda kesal dan menatap nyalang kearah pemuda tinggi didepannya. "Dia yang mulai!"

"Bi, mereka hanya fans. Aku melakukan itu hanya sekedar seorang idola kepada fans. Tidak lebih!" Chanyeol mencoba membela diri, meyakinkan lelaki mungil didepannya.

"Fans? Tersenyum, memberikan wink bodohmu, lalu memuji mereka?!"

"Bi, itu wajar. Aku harus bersikap baik terhadap fansku. Tanpa mereka aku tak akan seperti ini," jelas Chanyeol.

"Kau tak mengerti diriku, Yoda!"

"Baek–"

"Sudah cukup!" Lelaki bermata bulat itu berteriak, jenuh dengan pertengkaran keduanya, pasangan itu membungkam mulutnya, kedua pasang mata itu kompak menatap Kyungsoo takut-takut. Percayalah, Kyungsoo yang sedang marah sangat mengerikan.

Kyungsoo menatap tak suka kearah Baekhyun, menusuk kearah manic hazel milik Bakhyun, membuat lelaki cantik itu menunduk takut sambil memainkan jari-jarinya. "Byun Baekhyun, kau kekanakan. Kami seorang idola itu adalah hal yang wajar kami lakukan jika berada disekitar fans. Kau adalah kekasihnya dan seorang fans lebih penting daripada seorang kekasih. Tanpa fans kami tidak akan seperti sekarang." Sindir Kyungsoo dingin, perkataan Kyungsoo yang frontal itu cukup menusuk dada Baekhyun. Ini pertama kalinya Kyungsoo berkata sekarasar ini padanya.

Lalu, lelaki bermata doe itu mengalihkan padangan kearah Chanyeol, ia menatap lelaki itu dengan tatapan yang tak kala menusuknya. "Dan kau! Sudah berapa kali aku katakan? Keluar menggunakan masker atau topi. kau itu sangat mudah dikenali. Ah, mulutku hampir berbusa memberitahumu, Chan!" Setelah mengatakan itu, Kyungsoo bangkit dan berjalan kearah ranjangnya lalu, masuk(?) kedalam selimutnya, melanjuti tidurnya tadi. Ia sangat lelah.

Chanyeol menatap Baekhyun yang terlihat bengong, ia menjilat bibirnya lalu dengan perlahan mendekati kekasih mungilnya. Ia hendak mengusap rambut Baekhyun namun, dengan cepat lelaki mungil itu menepisnya kasar. Jangan harap Baekhyun memaafkanmu semudah itu, Chan. No no no.

Baekhyun ikut bangkit dan mendekat kearah Kyungsoo. Chanyeol yang ditinggali Baekhyun hanya dapat menghela nafas kasar dan mengusap wajahnya frustasi. Sebelum ia menembak Baekhyun, ia tak pernah tahu jika sifat Baekhyun seperti ini.

"Kyung~"

"…"

"Kyungie~"

"…"

Kyungsoo tak merespon panggilan Baekhyun, Baekhyun mengerucutkan bibirnya kesal. Ia menopang dagunya diranjang sambil menatap wajah Kyungsoo yang tertupi selimut tebal. "Penguin~"

Oke, Kyungsoo menyerah. Ia membuka selimut yang menutupi wajahnya dan menatap dingin kearah Baekhyun, entah setiap melihat wajah Baekhyun. Amarahnya akan terus memuncak.

"Berhenti memanggilku seperti itu," protes Kyungsoo tidak suka.

"Wae? Penguin cocok untukmu, atau owl?"

"Bisakah kau diam? Aku sedang tak ingin diganggu."

Baekhyun menghela nafas dan menatap merasa bersalah kearah sahabatnya. "Mianhae, Kyung. A- aku hanya ingin menghiburmu…" lirih Baekhyun, ia menunduk takut.

Kyungsoo menarik nafas dalam, terkadang ia juga tak enak saat Baekhyun begini. Ia melembutkan tatapannya kearah Baekhyun lalu menarik nafas dalam kembali dan menjilat bibirnya,

"Ada apa, Baek?"

"Tidur bersama?"


Lelaki tinggi itu mengacak rambutnya frustasi. Ia menatap kearah jendela, memperhatikan pohon-pohon yang bergerak mengikuti arah angin yang menghembusnya.

"Hey, bung. Biasanya kalau kau menginap dikamar kami, kau pasti ada masalah dengan Kyungsoo. Ada apa?" Lelaki berkulit tan yang sedang fokus menekan-nekan tombol stick ps dan matanya yang menatap kearah televisi. Sedikit pemberitahuan, mungkin kalian bingung bagaimana bisa disekolah asrama muridnya diperbolehkan untuk membawa ps dan sejenisnya, tentu hanya anak yang cukup nakal yang ahli dalam menyembunyikan sebuah barang yang bisa melakukannya –Chen.

Lelaki yang berada disamping pemuda tan itu mengangguk membenarkan, "Benar, dan juga kali ini jangan aku lagi yang tidur dengan lelaki itu. percayalah! Kyungsoo yang sedang marah bahkan melebihi wanita yang sedang pms." Ujarnya berlebihan.

Chanyeol mendengus, ia yang semula berdiri disamping jendela mendekat kearah kedua sahabatnya yang sedang bermain ps lalu menjitak kepala mereka satu persatu. Dan mereka berdua meringis kuat sambil mengusap kepalanya akibat hadiah cinta dari tangan Chanyeol.

Chanyeol sang pelaku hanya menarik nafas dan duduk ditengah mereka dan menyenderkan tubuhnya disofa. "Ini lebih parah dari Kyungsoo yang sedang marah." Ujarnya tak semangat.

Ia menatap kosong kearah televisi, tubuhnya seketika lemas. Baekhyun yang ngambek benar-benar mengerikan. Ia kembali mengingat kejadian tadi, saat ia hendak menidurkan tubuhnya diranjangnya suara Baekhyun menghentikan aksinya. Dan dengan tatapan tajam sekaligus teriakan Baekhyun, pemuda mungil nan cantik itu menghusir Chanyeol dari kamarnya. Ufh, ia menghela nafas. Baekhyun dan Kyungsoo sama saja, batinnya. Sama-sama mengerikan saat mengambek.

Kedua temannya menatap Chanyeol penasaran, mereka melupakan game mereka dan lebih tertarik dengan cerita Chanyeol.

"Ada apa?" Tanya Chen penasaran.

Ia menatap langit-langit kamar ChenKai lalu memejamkan matanya, "Aku bertengkar dengan Baekhyun."

"Bertengkar? Wah, parah. Kau mencoba memperkosa anak itu lalu, Baekhyun berlari kekamarmu dan melapor ke Kyungsoo, begitu?" Tebak Chen lagi. Kai dan Chanyeol sontak menatap tajam kearah temannya yang berotak mesum itu. Hipotesa macam apa itu?

"Hilangkan otak mesummu itu, Byuntae. (Byuntae adalah mesum, pervert, cabul)" sindir Kai dengan mata memicing, Chen mendengus sambil memutar bola matanya malas. "Heol, kau harus bercermin dulu, Kkamjong. Siapa yang setiap malam selalu membaca majalah porno huh?"

"Begitu, begitu kau juga membacanya." Cibir Kai.

"Kai, aku sedang malas bertengkar denganmu. Chan, ceritakan semuanya pada kami!" Chen mendesak Chanyeol.

"Entahlah aku bingung dengannya, akhir-akhir ini Baekhyun terlihat sensitif. Bahkan ia selalu marah jika aku berdekatan dengan orang lain selain dirinya."

"Seperti kemarin lusa, aku dan Kyungsoo sedang ketoko buku bersama. Kau tahu bukan bagaimana cintanya Kyungsoo terhadap buku? Aku hanya menemaninya saja dan Baekhyun mengambil kesimpulan bahwa aku sedang berkencan dengan Kyungsoo." Lanjut Chanyeol lagi,

Kedua teman Chanyeol hanya mengangguk-angguk mengerti. Pantas saja tadi Kyungsoo terlihat marah saat Chanyeol hendak berkencan dengan kekasihnya, ternyata si vocalist galak mereka itu sedang marah pada kekasih Chanyeol.

"Jadi itu alasan Kyungsoo marah saat kau diajak kencan dengan Baekhyun?" Chen yang memang dasarnya 'selalu ingin tahu' bertanya pada Chanyeol. Lelaki yang ditanya mengerutkan keningnya. "Huh? Kalian orang pertama yang ku beritahu." Jawab Chanyeol.

Kai dan Chen saling berhadapan. "Chen, benar apa yang ku fikirkan?"

Chen mengangguk pelan "Sepertinya, ya Kai."

"Hey kalian menyembunyikan sesuatu dariku?!"


Baekhyun menatap langit-langit kamar Kyungsoo sembari menggerak-gerakkan telapak kakinya kekanan dan kekiri, mencoba mencari kegiatan. Kamar itu sangat sepi hanya suara dentingan jam yang terdengar teratur ditelinga Baekhyun. ia menoleh kekanan mendapati Kyungsoo yang tidur sambil memunggunginya.

Sejak kepergian Chanyeol tadi– umh, Baekhyun menghusir Chanyeol tadi, Kyungsoo berubah semakin dingin dan tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pemuda maniak eyeliner itu. Ia menjilat bibirnya dan menarik nafas, mengumpulkan keberanian untuk memanggil sahabatnya.

"Kyung? Kau sudah tidur?" Panggil Baekhyun pelan. Tidak ada jawaban, mungkin Kyungsoo sudah tidur batinnya.

Ia menghela nafas, padahal tujuannya kesini adalah ingin berlama-lama dengan sahabatnya. Sudah satu bulan hubungannya merenggang. Akhir-akhir ini pemuda bermata doe itu sangat sulit untuk dihubungi, entah apa yang dilakukan lakukan oleh pria itu sehingga melupakan Baekhyun –mungkin tidak sampai melupakan sih. Namun, Baekhyun tidak ingin berfikiran negatif. Setelah ia mendengar curhatan Chanyeol yang selalu latihan akhir-akhir ini karena menjadi guest star disalah satu sekolah tetangga, Baekhyun berfikir Kyungsoo sibuk dengan bandnya.

Baekhyun sangat mengetahui kebiasaan Kyungsoo, pria yang memiliki ambisi tinggi, selalu ingin melakukan yang terbaik dan dari setiap apa yang dilakukan Kyungsoo hampir mendekati kata sempurna. Tak heran lelaki itu terlalu sibuk, dan Baekhyun sebagai sahabat yang pengertian mencoba untuk mengerti dan memaklumi tingkah sahabatnya.

Dan juga, Sudah 2 minggu ini, Kyungsoo tak pernah menyempatkan diri untuk berkunjung kekamar atau menginap dikamarnya. Biasanya sahabatnya itu akan berkunjung kekamar Baekhyun sekali seminggu atau lebih. Maklum, Baekhyun tinggal sendiri dikamarnya, roomatenya telah pindah ke Amerika dan menimbah ilmu di Negara Paman Sam, tak jarang Kyungsoo atau Chanyeol akan menginap dikamarnya.

Bicara tentang Chanyeol, Baekhyun merasa bersalah dengan pemuda tinggi itu. Sedang apakah laki-laki itu? Apa dia sudah makan? Tadi mereka belum sempat untuk makan dan Baekhyun takut jika magh laki-laki itu kambuh. Chanyeol memiliki penyakit magh, sehingga Baekhyun harus selalu mengingati laki-laki itu untuk makan.

Dan juga ia benar-benar merasa bersalah mengusir lelaki itu, seharusnya ia sadar diri kamar siapa ini. Mengapa ia menghusir tuan rumah? Baekhyun bodoh.

Ia menghela nafas lalu menatap temannya lagi, "Kyung?" Panggilnya lagi. Dan tak ada jawaban. Baekhyun menjilat bibirnya, "Aku merindukanmu, Kyung." Aku Baekhyun dengan suara yang pelan. Ia kembali menatap langit-langit kamar Kyungsoo dan Chanyeol.

"Terimakasih telah menjadi sahabatku, Kyung.. Saranghae, kkk." Baekhyun merasa matanya mulai berat, dengan perlahan kelopak matanya mulai menutupi manic hazel indahnya, sebelum ia benar-benar tertidur ia mengatakan sesuatu, "sweet dreams, owlie" ujarnya pelan dan tulus, dan matanya benar-benar rapat.

Tanpa Baekhyun sadari, lelaki yang daritadi ia ajaki bicara mendengar semua ucapannya, Kyungsoo tersenyum tipis. "sweet dreams too, Bacon."


Chanyeol melangkahkan kakinya menyelusuri koridor lantai 2, dimana kelas 11 berada. Kepalanya ia tengokkan kekanan dan kekiri, mencari-cari sosok yang tak begitu ia kenal namun cukup ia ketahui.

Tadi malam, setelah curhat panjang lebar dengan kedua sahabatnya. Kai menyarankan agar Chanyeol bertanya langsung pada Baekhyun, apa yang harus dilakukannya agar mendapatkan maaf darinya, namun langsung dibantah Chen yang dikenal paling bisa memikat hati wanita –dan uke. Chen menyarankan agar Chanyeol bertanya pada orang terdekat Baekhyun, yaitu sepupu Baekhyun yang berada dibanku kelas 11, tepatnya adik kelas mereka. Chen juga menegaskan bahwa sepupu Baekhyun pasti tau apa favorite Baekhyun dan bagaimana cara menangani pemuda mungil itu agar tidak ngambek lagi.

Sepanjang ia berjalan, ia dapat mendengar pekikan, pujian yang dilontarkan oleh laki-laki cantik kelas 11 –namun bagi Chanyeol, Baekhyunnya masih lebih cantik–, ia tak memperdulikan hal itu dan tetap mengedarkan padangan.

"Chanyeol hyung?" Panggil seseorang dari belakang. Chanyeol menoleh dan ia tersenyum sumrigah mendapati siapa yang memanggilnya. Sepertinya Dewi Fortuna berpihak padanya.

Chanyeol melangkah cepat mendekati laki-laki yang tengah berdiri didepan kelas 11-D yang sedang merangkul seorang lelaki manis.

"Kau sedang apa disini, hyung?"

"Taehyung, aku membutuhkan bantuanmu."

"Hah?"


Chanyeol menghela nafas setelah menceritakan semuanya kepada Taehyung, ia merasakan lega telah mengeluarkan semua masalahnya. Ia meraih cangkir berisi cappuccino dan menyuruputnya perlahan lalu, ia menatap Taehyung penuh harap. Saat ini mereka berdua berada dikafetaria sekolah.

Taehyung menatap lekat kearah Chanyeol, "Kau berpacaran dengan sepupuku?"

Chanyeol mengangguk. Lalu, Taehyung berdecih dan mendumel pelan –tentu bukan pada Chanyeol.

"Si bacon itu tak pernah bercerita padaku!"

"Kau tidak mengunjungi vestival sekolah?" Dan sebuah gelengan menjawab pertanyaan Chanyeol. Ia memijit pelipisnya, pantas saja anak ini tidak tahu.

"Baiklah, apa yang bisa kubantu?" Tanya Taehyung,

Chanyeol memasang wajah putus asa, ia benar-benar putus asa sekarang, "Apa yang harus kulakukan?"

Taehyung berfikir sejenak lalu menyenderkan punggungnya kesenderan kursi, "Muda saja,"

"Apa itu?"

"Kau cuku–"

"Chanyeol?" Sebuah suara menghentikan perkataan Taehyung. Chanyeol menoleh dan mendapati Baekhyun yang berdiri dihadapannya. Ia tersenyum sumrigah, syukurlah Baekhyunnya sudah tak marah padanya. Iapun bangkit dari kursinya dan mencoba mendekat kearah Baekhyun.

"Jangan mendekat." Dingin. Baekhyun berujar dengan dingin. Ia menatap sinis kearah Chanyeol dan Taehyung secara bergantian.

"Untuk apa kau bersama sepupuku? Selingkuh?!" Baekhyun berteriak cukup nyaring. Beruntung kafetaria kali ini cukup sepi, sehingga tak banyak yang memperhatikan mereka.

Chanyeol membulatkan matanya, bagaimana bisa kekasihnya berfikiran seperti itu? Heol, ia masih waras. Masih waras menyukai seorang uke cantik, yaitu Baekhyun seorang. Dan juga, mengapa Baekhyun selalu berfikiran tidak-tidak setiap ia ketangkapan berdua dengan orang lain. Tapi ini berbeda, Oh astaga! Taehyung adalah sepupunya bisa-bisanya Baekhyun begini,

"Baek–"

Belum sempat Chanyeol menjelaskan, pemuda mungil itu berlalu pergi meninggalkan Chanyeol yang membeku, Kyungsoo menghela nafas lalu mengejar Baekhyun.

Saat Chanyeol hendak mengejar Baekhyun, Taehyung menghentikannya. Chanyeol mendesah dan mengusap wajahnya kasar, ia terus menatap pintu kafetaria tempat Baekhyun keluar tadi, terkadang ia tak bisa mengerti jalan fikiran Baekhyun.

"Bodoh," cibir Taehyung. Lelaki itu mendengus lalu memutar matanya malas, penyakit overprotektif sepupunya kumat lagi. Taehyung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Chanyeol, ia menepuk pundak Chanyeol,

"Tolong mengerti dia, hyung. Ini pertama kalinya ia menjalani sebuah hubungan. Dia memang bodoh, aku sebagai wali meminta maaf atas perlakuannya." Kata Taehyung. Mungkin jika Baekhyun mendengarnya Taehyung tak akan selamat. :)

Chanyeol diam tak merespon ucapan Taehyung. Ia masih terus menatap kearah pintu kafetaria. Sebelum adik kelasnya pergi, lelaki itu mengatakan sesuatu yang membuat Chanyeol masih bisa tersenyum lega.

"Terimakasih," ucap Chanyeol setelah tubuh Taehyung menghilang dibalik pintu kafetaria.


"Byun Baekhyun!"

Teriakan Kyungsoo menggema disepanjang koridor yang cukup sepi, ia terus berlari mengikuti kemana Baekhyun berlari. Baekhyun mengusap air matanya kasar dan berlari semakin kencang. Tak mau kalah, Kyungsoo semakin memperlebar langkahnya –walau itu cukup sulit– untuk menghentikan Baekhyun.

Kyungsoo menarik lengan Baekhyun dan menampar pipi Baekhyun keras hingga laki-laki itu tersungkur dan menabrak tembok, Baekhyun meringis sambil memegang pipinya yang perih.

"Hh, Kau hh,… bodoh,,?!" Hardik Kyungsoo. Kyungsoo sontak membungkuk mengatur nafasnya yang sempat terengah-engah karena terlalu kencang berlari mengejar Baekhyun. Wajahnya terlihat merah padam akibat marah, ia menatap nyalang kearah Baekhyun. Baekhyun hanya menundukkan kepalanya dan membiarkan air matanya mulai mengalir.

"Bagaimana bisa kau berfikir Chanyeol selingkuh dengan Taehyung, 'hah?!" Teriak Kyungsoo lagi. Baekhyun memegang tembok dan mencoba berdiri, ia menatap Kyungsoo terluka.

"Kau hh,, membelanya?! Bahkan hh,, j, jelas-jelas… mereka berdua dikafetaria bersama, Kyung! D, dia tak serius padaku!"

Kyungsoo kembali menampar pipi Baekhyun keras, membuat laki-laki itu kembali tersungkur. Ia mendesah kencang dan mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa fikiran Baekhyun terlalu pendek. Apa yang ada difikiran Baekhyun sehingga ia berfikiran kalau lelaki itu menyelingkuhinya, dan juga jika Chanyeol tak serius padanya mungkin mereka sudah putus dari kemarin-kemarin.

"Kau gila?! Apa semua orang yang sedang berdua dikatakan 'berpacaran' atau 'selingkuh'?! Diamana kau taruh otak cerdasmu itu?!" Balas Kyungsoo dengan penekanan.

Ucapan Kyungsoo menjadi tamparan keras bagi Baekhyun. Pemuda mungil itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menangis. Ia hanya takut kehilangan Chanyeol, tidak lebih.

"Sepupumu itu sudah memiliki kekasih dan apa kau masih berfikir jika dia selingkuh?! Dimana akal sehatmu?!"

Baekhyun tetap diam dan terus menangis, Kyungsoo benar. Harusnya dia tak berfikiran seperti itu terhadap sepupu dan kekasihnya. Ia mengusap air matanya dan menatap wajah Kyungsoo. Hidungnya merah dan matanya bengkak karena menangis. Membuat Kyungsoo menjadi tak tega. Kyungsoo mengusap wajahnya kasar lalu, berjongkok.

Ia mengusap air mata yang masih bersisa dipipi Baekhyun, "Berbaikanlah pada Chanyeol, Baek." Saran Kyungsoo. Lembut. Tak ada lagi ucapan keras, kasar yang dilontarkan untuk Baekhyun. Baekhyun mengangguk cepat dan memeluk erat tubuh sahabatnya.

Baekhyun bersyukur memiliki sahabat seperti Kyungsoo. Kyungsoo adalah sosok yang sangat berarti baginya, ia dapat menjadi orang tua, kakak dan sahabat sekaligus untuk Baekhyun. ia sangat menyayangi sahabatnya ini. Ia menyesal telah berburuk sangka pada sahabat yang begitu baik padanya.

Tak sadar, air matanya kembali menetes, ia semakin memeluk erat tubuh Kyungsoo, "M, mian…" lirih Baekhyun.

Kyungsoo menarik nafas sambil mengusap punggung Baekhyun yang bergetar.

Aku yang harusnya meminta maaf.


Setelah berfikir matang-matang, Baekhyun bertekad untuk meminta maaf pada Chanyeol. Ia meraih ponsel yang berada dimeja nakas dan menekan tombol call dikontak Chanyeol. Ia menggigit bibirnya cukup kuat, hatinya dag-dig-dug menunggu telepon tersambung. Katakanlah Baekhyun pengecut, ia terlalu malu meminta maaf langsung didepan wajah Chanyeol karena tingkahnya yang dikatakan Kyungsoo kekanak-kanakan.

"Nomor yang anda tuju sed–" Baekhyun memutus sambungan dan menghela nafas, apa Chanyeol marah padanya sampai-sampai tak ingin menjawab teleponnya? Perlahan tubuhnya merosot kelantai, air matanya kembali keluar. Ia menangis tersedu-sedu sampai bahunya berguncang hebat. Bagaimana jika Chanyeol membencinya? Bagaimana kalau Chanyeol bosan padanya? Andwe… Ia takut…

Tok. Tok. Tok.

Ia menoleh kearah pintu kamarnya yang diketuk, ia mengusap air matanya kasar. Saat ini ia tak ingin menerima tamu dan hendak melanjutkan acara menangisnya, tapi ketukan pintu kamarnya semakin keras dan brutal mengganggunya. Dengan enggan dan malas, mau tak mau ia berjalan malas kearah pintu dan membuka pintu itu secara perlahan.

Dan air matanya semakin deras keluar dari manik mata indahnya.

"Hikks… Chanyeol…"

Tbc–

.

.

Hah, akhirnya chapter 5 update! Yuhoo! Semoga suka, kkk~ Oh ya, terimakasih yang masih setia menunggu ff ini ;) gak nyangka banyak yang suka~ saranghae~ 3

Seperti yang saya janjikan sebelum2nya kalo ff ini bakal jadi alur maju-mundur/?. Nah ini udah dikasih flashbacknya~. Btw, jujur saya kurang faham juga sih sama namanya alur maju, mundur atau campuran. Tapi yang saya ingat beginilah namanya alur campuran/? Kalau salah maafkeun lah saya :'D. manusia adalah tempatnya salah /wiss/

Ung, dan juga makasih ya yang sudah memfaf/foll/rev ff ini dan makasih juga semua kritik&saran yang kalian kasih ke saya, saya akan mencoba untuk menjadi lebih baik yang seperti kalian inginkan. Saya sudah melakukan semaksimal mungkin mengubah dan memperbaiki cara menulis saja… tapi mohon maaf jika masih kurang baik karena saya bukanlah orang yang pro, saya sangat hobby menulis sih sebenarnya tapi saya bukan orang yang pro dalam bidang menulis /eh :'D

Dan juga~

Review kalian selalu ngebuat saya senyam-senyum sendiri xD dan kadang sampe senyum 7jari.g pen ngalahin Chanyeol :v.

Terakhir…

Ff ini masih jauh dari kata sempurna jadi sangat dibutuhkan kritik&saran dari readers semua, aku sangat menghargai apa yang kalian ucapkan kok~

Danke, gomawo, airgatogozaimasu, xiexie(?), Thank you, terimakasih~.

XOXO~

Bigthanks :

[guest][CindiWhitesides][Sebut Saja B][septianaditya1997][leon][Sfa30][parklili][Restikadina][parkbyunxoxo][RDRD ChanBaek][vietrona chan][kmkr2728][rhenaaakifa][bapexo][SeiraCBHS][Chany][ByunSehun][park yubi][7hunhanm][Oh Yuri][sunsehunee][guest(2)]

.

[winter park chanchan][rydeer][guest][parklili][guest(2)][SeiraCBHS][Choco chipz][bbkhyn][bichan18][guest(3)][cbhs][RDRD ChanBaek][istiqomahpark01][chanbaekssi][Misunnie][Babywolf Jonginnie'Kim][shilla20][vietrona chan][juli][xiuminbae][LyWoo][Park884][Guest(4)][penarusa][jjk][byunbacon][fvirliani][Dewi852][Chany][nb][dewiarum08][Ziayu][miss horvishy][byunbaekssi][guest(5)][Park Di An][chanbaekqiss][byunbaebybaechu][CBHHS][Real792]

.

[popyanzz][septianaditya1997][Choco chipz][aaa][byunbaebybaechu][LyWoo][TitikduabintangbuatKYUMIN][guest][keziaf][kmkr2728][dewiarum08][rhenaaakifa][Lussia Archery][ayumahefa][pinkeuxo][kimhaneul19][Byun Sehun][vietrona chan][Meli Channie][chanbaekqiss][YGFanmain][Puji942][Park587][sehun2502][istiqomahpark01][Vela715][Real792][rydeer][ne][Elene][Princesspcy][guest(2)][guest(3)][miss horvilshy][hunbek shipper][Yulistiana504][xxcbaekido][guest(4)][beki0605][beki 0605][guest(5)][overdosehun][Bae][Phoenix Hua][RDRD ChanBaek][fvirliani][Valiens][Irene][bloodskull-kira][cbhs][strangerxlh][nam mingyu][duren][Byun595]

:3

.

.

[10/04/16]