Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. I don't take any material profit from it.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Romance, angst, hurt/comfort, family

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian maupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya! Yang masih bandel saya kutuk terus ngejomblo seumur hidup!

To Be with You

Prolog

By : Fuyutsuki Hikari

Sewaktu aku memutuskan untuk bergabung dalam pasukan khusus tentara Amerika, aku tidak pernah berpikir untuk bisa pulang, menetap di Tokyo dan memiliki kehidupan normal seperti wanita lainnya. Dan di masa-masa sekarang, ketika menatap wajah suami dan putraku, aku seringkali berpikir; bagaimana jika dulu aku memilih untuk tetap menyembunyikan diri? Jika itu terjadi, mungkin saat ini aku hanya seorang wanita paruh baya yang kesepian? Ah, entahlah!

Saat ini umurku tak lagi muda, putra semata wayangku bahkan sudah menginjak usia dua puluh tahun, tahun ini. Namun apa yang terjadi di masa lalu masih bisa kuingat secara jelas dan detail. Kematian ayahku membawaku pulang ke Tokyo saat usiaku tujuh belas tahun. Misi pertamaku sebenarnya cukup mudah; memberikan dog tag milik Ayah pada kakakku; Kurama. Namun hal mudah itu menjadi sulit saat perasaan terlibat di dalamnya. Siapa yang menyangka jika aku akan bertemu orang-orang yang kemudian menjadi sahabat, saudara angkat, bahkan salah satu diantara mereka menjadi suamiku. Aku pun tidak menyangka jika kedatanganku di dalam kehidupan mereka ikut merubah pandangan hidup mereka.

Kasus perampokan dan penyanderaan yang terjadi tahun 2005 di pusat perbelanjaan di Kota Tokyo membuatku tertembak dan koma. Dan kehidupanku kembali berjalan seperti biasa setelah aku terbangun dari koma. Aku menjadi anggota kehormatan pasukan khusus, prajurit terbaik dari yang terbaik. Hal itu membuatku senang untuk sesaat, dan sedih untuk waktu yang lebih lama.

Pekerjaanku saat itu memberiku banyak hal, namun juga merengut banyak hal. Aku pun tidak tahu berapa banyak musuh yang mati di tanganku. Sungguh aku tidak tahu. Mendali-mendali itu diberikan negara kepadaku sebagai tanda keberhasilan misi-misiku. Namun tidak bisa dipungkiri, saat malam datang, sisi kemanusianku berteriak keras, protes. Inikah yang kuinginkan? Benar, mereka yang kubunuh; penjahat-penjahat berbahaya. Namun disisi lain, bukankah mereka juga manusia? Mungkin saja mereka seorang ayah, kakak, paman, ibu atau saudari yang dicintai. Aku telah memisahkan ayah dengan anaknya, memisahkan kakak dengan adiknya dan sebagainya- dan sebagainya. Rasa penyesalan itu terus menggerogoti hatiku, hingga aku pun menyerah dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari kesatuan.

Pada satu titik tertentu, aku pernah begitu membenci diriku sendiri. Seringkali aku ingin mengakhiri hidupku sendiri. Oh, andai saja aku tidak teringat akan janji yang kuucapkan padanya, sebuah janji yang kuucapkan sebelum helaan napas terakhirnya.

Setelahnya, aku pun memutuskan untuk kembali pulang ke Tokyo. Saat itu usiaku hampir dua puluh delapan tahun.

Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana ekspresi mereka saat aku kembali muncul untuk kedua kalinya setelah sepuluh tahun menghilang tanpa jejak. Mereka tidak pernah bertanya kemana aku pergi selama itu. Tidak pernah bertanya apa saja yang aku lakukan. Tidak. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak pernah terlontar, karena saat itu hanya ada ekspresi penuh syukur di wajah mereka, dan mereka memelukku erat- malam itu.

Saat bersama mereka, aku berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan sisi gelapku. Namun pada akhirnya mereka tahu dan tetap menerimaku, memperlakukanku penuh kasih sayang. Membuatku merasa kembali dicintai dan merasa berhak untuk disayangi. Bersama mereka, akhirnya aku kembali menemukan jalan terang. Mereka mengulurkan tangan untuk menarikku dari tempat tergelap dalam hatiku. Mereka; pahlawanku.

Udara dingin awal bulan November yang bertiup kembali menyadarkanku ke masa kini, membuatku semakin merapatkan jaket dan syal tebal yang aku kenakan. Namun saat aku memejamkan mata, kenangan tahun-tahun itu kembali berputar di kepalaku. Kenangan itu tidak sepenuhnya indah, juga tidak sepenuhnya menyedihkan. Semuanya menjadi satu kombinasi yang membentuk pribadiku sekarang.

Namaku Uchiha Naruto, inilah kisahku, dan aku berjanji akan menceritakannya secara detail kepada kalian semua.

.

.

.

TBC

Sampai jumpa dichap selanjutnya! ^-^

#WeDoCareAboutSFN