Daddy Day Care

Pair:

Kim Namjoon (Rap Monster) x Kim Seokjin (Jin)

With

Child! Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung, and Jungkook.

Rated: T

Summary:

Namjoon yang ditinggal pergi seharian oleh Seokjin wajib merawat lima buah hatinya yang memiliki kepribadian dan tingkah laku yang sangat berbeda. Well, bagaimana nasib Namjoon? / "Aku bersumpah aku tidak akan membuatmu hamil lagi, Jinnie." –Namjoon. / NamJin with GS!Jin and other BTS member.

Warning:

Fiction, AU, GS ! for Seokjin .

.

.

.

Enjoy!

.

.

.

Daddy Day Care

Namjoon menguap pelan dan bergerak bangun dari posisi tidurnya. Dia menatap sekeliling kamar tidurnya, "Yeobo?" panggilnya pelan sambil mencari sosok istrinya.

Namjoon menggaruk-garuk kepalanya dan melirik jam digital di meja nakas, dia melihat angka sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Seluruh anggota keluarganya pasti berada di ruang makan dan tengah menikmati sarapan mereka.

Namjoon menyibak selimutnya dan berjalan dengan langkah diseret ke kamar mandi, dia harus ikut sarapan bersama anggota keluarganya yang lain. Setelah cuci muka dan menyikat gigi, Namjoon turun ke bawah dan saat dia sampai di bawah tangga, dia bisa mendengar jeritan heboh dari anak-anaknya.

Namjoon berjalan memasuki ruang makan dan dia melihat Yoongi, putra sulungnya yang berusia 7 tahun, tengah makan dengan tenang dan terlihat jelas kalau dia mengacuhkan kondisi di sekelilingnya. Di sebelah Yoongi, ada Hoseok, putra keduanya yang berusia 6 tahun sedang makan dengan sangat semangat sehingga makanannya banyak yang terlempar dari piringnya.

Di hadapan mereka berdua, ada Jimin dan Taehyung, putra ketiga dan keempat Namjoon. Jimin berusia 5 tahun dan Taehyung 4 tahun. Dan terakhir, Namjoon melihat putra kelimanya yang baru berusia 10 bulan, Jungkook, tengah duduk di baby chairnya dan terlihat tertawa riang memperhatikan Jimin dan Taehyung yang berisik.

Well, Namjoon memang memiliki lima orang putra di usianya yang masih tergolong muda, 34 tahun, dia menikah dengan Seokjin dan langsung memiliki Yoongi di tahun pertama mereka menikah. Salahkan dirinya yang tidak bisa mengontrol dirinya sehingga anak-anaknya hanya memiliki perbedaan umur satu tahun, hanya Jungkook yang memiliki perbedaan umur cukup jauh dari Taehyung, itu pun karena Seokjin mengomeli Namjoon terus-menerus dan meminta Namjoon untuk memakai pengaman agar dia tidak hamil lagi (walaupun akhirnya Seokjin tetap hamil lagi dan melahirkan Jungkook.).

"Ah, Namjoon. Akhirnya kau bangun juga."

Namjoon memalingkan pandangannya dari anak-anaknya dan melihat Seokjin, istrinya, tengah tersenyum padanya. Seokjin berjalan keluar dari dapur dengan semangkuk kecil bubur bayi. Seokjin duduk di sebelah Jungkook.

"Hoseok, sayang, makannya yang rapi dong. Sebagai kakak, Hoseok harus memberikan contoh yang baik untuk yang lainnya. Coba lihat Yoongi Hyung." ujar Seokjin seraya menggeleng-geleng pelan melihat Hoseok kemudian mulai menyuapi Jungkook.

Hoseok mengangguk pelan, "Iya, Mama."

Namjoon tertawa kecil, dia mengusap kepala Hoseok sebelum bergabung di meja makan. "Hallo, para jagoan Papa."

"Papa!" pekik Taehyung semangat. Dia mengulurkan tangannya ke arah Namjoon, meminta agar Namjoon menggendongnya.

Namjoon menggeleng, "Nanti, sayang. Papa mau sarapan dulu."

Taehyung cemberut, bibirnya melengkung ke bawah dan matanya berkaca-kaca. "Mama.."

Seokjin menggeleng, "Habiskan dulu sarapanmu, Taehyungie. Setelah itu minum susunya, oke? Lihat, Chimchim Hyung sudah hampir menyelesaikan sarapannya."

Taehyung menoleh ke arah Jimin dan menjerit kesal, Taehyung memang selalu tidak mau kalah dari Jimin.

Namjoon tertawa melihat keributan di antara Taehyung dan Jimin.

"Namjoon, ada yang mau aku bicarakan."

Namjoon menoleh ke arah Seokjin, "Kenapa, sayang?"

"Semalam ayahku menelepon dan dia bilang ibuku sakit. Aku harus pergi menjenguknya."

Namjoon mengangguk, "Setelah ini aku akan mandi dan kita berangkat."

Seokjin menggeleng, "Namjoon, dengar dulu. Aku tidak berencana mengajak anak-anak."

Namjoon menghentikan gerakannya menyantap sarapannya, "Kenapa?"

"Anak kecil tidak boleh sembarangan masuk rumah sakit, Yeobo. Apalagi Jungkook masih berusia 10 bulan."

"Lalu?" tanya Namjoon was-was. Dia mulai mengerti kemana arah pembicaraan Seokjin.

"Jadi, aku akan menitipkan anak-anak padamu. Aku usahakan aku bisa pulang sebelum jam tidur mereka."

"Tapi.. aku tidak pernah ditinggal bersama anak-anak sendirian sebelumnya."

Seokjin tersenyum kecil, "Makanya kau harus belajar menjaga mereka hari ini. Oya, tolong belanja juga ya, sayang. Aku sudah siapkan daftar belanjanya, sudah kutempel di kulkas. Aku juga sudah menyiapkan ASI untuk Jungkook, ada di botol-botol kecil di kulkas. Jangan lupa dihangatkan sebelum diberikan pada Jungkook. Ingat Namjoon, dihangatkan! Bukan dipanaskan!"

Namjoon mengangguk pelan, "Ada lagi?"

"Jangan lupa memberikan makan siang untuk mereka. Jangan membeli makanan yang terlalu pedas dan berminyak. Pastikan Jimin dan Taehyung makan sayur, lalu jangan biarkan Hoseok berkeliaran sendirian. Jungkook juga harus makan siang, belikan bubur atau nasi tim untuknya. Jangan lupa dihaluskan lagi." Seokjin menoleh ke arah Yoongi, "Yoongi bisa membantumu menjaga Jungkook. Jangan lupa periksa popok Jungkook dua atau tiga jam sekali."

Seokjin meletakkan mangkuk Jungkook yang sudah kosong ke meja, kemudian dia berdiri dan mulai membereskan sisa sarapan yang lain. "Setelah makan siang, mereka harus tidur siang, berikan ASIku pada Jungkook, dia bisa mengamuk kalau tidak minum susu sebelum tidur siang. Tolong pastikan Taehyung benar-benar tidur, Yeobo. Lalu jam 4 sore nanti mereka harus makan snack, tolong berikan biscuit bayi untuk Jungkook dan buah untuk yang lainnya. Aku sudah menyiapkan buah potong di kulkas."

Namjoon mengangguk lagi, diam-diam dia mencatat ucapan Seokjin dalam kepalanya.

Seokjin menumpuk sisa sarapan mereka dan mulai mencucinya, sementara Namjoon masih menghabiskann sarapannya dengan perlahan dan fokus pada ucapan Seokjin.

"Jangan lupa perhatikan mereka saat bermain. Taehyung dan Jimin sangat heboh saat bermain jadi kau harus benar-benar memperhatikan mereka. Jaga Jungkook karena dia suka memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya." Seokjin berjalan kembali ke ruang makan setelah selesai mencuci piring, dia membersihkan wajah Jungkook dan yang lainnya dari sisa-sisa makanan.

"Kurasa itu saja sudah cukup. Ponselku aktif dan kalau ada apa-apa kau bisa menghubungiku." Seokjin mengambil tas dan jaketnya kemudian mengecup dahi anak-anak mereka, "Sayang, Mama pergi dulu ya. Jangan nakal dan jangan merepotkan Papa." Seokjin berjalan menghampiri Namjoon dan mengecup bibirnya sekilas, "Aku titip anak-anak ya, Yeobo."

Seokjin melambaikan tangannya kemudian dia menghilang di balik pintu. Tepat setelah Seokjin pergi, Taehyung, Jimin, dan Hoseok langsung melompat turun dari kursi mereka dan mengelilingi Namjoon.

"Papa! Papa! Ayo kita maiiinnnn!" pinta mereka semangat.

Well, kelihatannya mimpi buruk Namjoon sudah dimulai.

.

.

.

.

.

Sesuai dengan permintaan Seokjin, Namjoon pergi berbelanja bersama kelima anak mereka. Namjoon mendorong stroller berisi Jungkook dengan keempat anaknya yang berjalan di depannya. Namjoon sengaja meminta mereka berjalan di depan agar Namjoon bisa mengawasi mereka.

Beberapa wanita terlihat menoleh ke arah Namjoon dan menatapnya dengan tatapan tertarik. Well, penampilan Namjoon memang tidak terlihat seperti ayah dari lima orang anak. Dia masih tampak muda dan keren, wajar jika banyak wanita yang meliriknya.

"Yoongi, bisa tolong dorong stroller Jungkook? Papa harus mendorong trolley belanja kita." Namjoon berujar pada Yoongi yang langsung mengangguk patuh dan menggantikan Namjoon mendorong stroller Jungkook.

Namjoon mengambil trolley dan Jimin serta Taehyung langsung ribut karena mereka ingin naik ke dalam trolley. Namjoon menuruti mereka dan mereka langsung berseru semangat. Tadinya Hoseok juga ingin ikut, tapi Namjoon melarangnya karena nanti trolleynya tidak akan cukup menampung barang-barang belanjaan mereka kalau Hoseok ikut masuk.

Namjoon berjalan menyusuri tiap rak di supermarket dan mengambil barang-barang yang sudah ditulis Seokjin dalam daftar belanjanya. Dia juga mengambilkan banyak cemilan untuk anak-anaknya. Well, Seokjin tidak mengingatkan soal cemilan jadi Namjoon rasa tidak masalah kalau dia membelikan beberapa snack tambahan untuk anak-anaknya.

Namjoon membaca daftarnya lagi dan dia terhenti saat melihat Seokjin juga menulis 'pembalut' di sana. "Aish, kenapa dia menyuruhku membeli ini?" gerutu Namjoon.

Namjoon berjalan menyusuri rak hingga akhirnya dia menemukan rak berisi pembalut dengan aneka merk dan kemasan berbeda. Namjoon menatap sekeliling rak, banyak gadis yang menatapnya sambil terkikik dan Namjoon bersyukur dia mengenakan sunglasses, setidaknya wajahnya akan sedikit tertutupi.

"Papa! Ini apa? Kok empuk?" tanya Jimin polos seraya menusuk-nusuk salah satu kemasan pembalut.

"Aku pernah melihat Mama membeli itu di minimarket, Papa! Itu apa sih?" tanya Hoseok.

"Ini kue ya, Papa?" tanya Taehyung dengan polos dan mata berbinar.

"Papa, kelihatannya Jungkook lapar. Apa aku boleh memberikan biscuit bayinya?" kali ini suara Yoongi.

Namjoon memijat kepalanya pelan, astaga, dia sungguh kagum pada istrinya yang sanggup menjaga mereka berlima seorang diri.

"Papa, Tae juga mau biscuit!"

"Chimchim juga!"

"Hoseok juga!"

"Dadada!"

Namjoon tersenyum lemah mendapati semua anaknya, kecuali Yoongi, tengah berseru-seru semangat. "Yoongi, tolong berikan mereka biskuitnya ya."

Yoongi mengangguk, dia membuka ransel berisi perlengkapan Jungkook dan mengeluarkan kotak biscuit dari sana. Dan ketiga anaknya langsung menyerbu biscuit itu dengan semangat. Sementara Jungkook tertawa riang dan tersenyum lebar saat Yoongi juga memberinya biscuit.

Namjoon mengambil dua bungkus pembalut dan melemparkannya ke dalam trolley. Kemudian dia segera menuju kasir untuk membayar seluruh belanjaannya.

Saat berada di kasir, Namjoon meminta Yoongi untuk menunggu di luar antrian bersama Jungkook, sementara ketiga anaknya yang lain bersikeras berada di sekitar trolley. Jimin dan Taehyung tidak mau turun dan Hoseok bersikeras mengatakan kalau dia akan menjaga mereka.

Tak lama kemudian Namjoon menyadari kalau beberapa orang menatapnya sambil terkikik geli, bahkan kasir wanita di hadapannya juga terlihat menahan tawa dengan wajah memerah. Namjoon mengerjap bingung, dia menoleh ke arah Yoongi dan Jungkook yang terlihat santai. Yoongi tengah menemani Jungkook bermain dengan boneka kelinci kecil kesayangan Jungkook yang memang selalu dibawa kemanapun Jungkook pergi.

Namjoon menoleh ke arah trolleynya dan dia langsung tahu apa yang menyebabkan orang-orang itu terkikik geli. Namjoon melihat Taehyung sedang menggigiti satu pembalut sementara Jimin terlihat tengah menatap pembalut yang dia keluarkan dari kemasannya dengan bingung.

"Papa, ini apa? Bisa dimakan tidak?" tanya Taehyung dengan satu individual pack pembalut di antara giginya. Namjoon sangat bersyukur Taehyung tidak membuka individual pack itu.

"Papa, ini apa sih? Ini empuk seperti roti." tanya Jimin.

"Bagaimana kalian membukanya?" tanya Namjoon sambil menyambar pembalut itu dan dengan cepat meletakkannya ke meja kasir.

"Hoseok yang membukanya, Papa!" ujar Hoseok semangat dan dengan nada bangga.

Namjoon menghela nafas pelan, kelihatannya hari ini akan menjadi sangat panjang untuknya.

.

.

.

.

.

.

Setelah kejadian memalukan yang membuat Namjoon malu setengah mati di meja kasir, Namjoon mengajak anak-anaknya untuk pergi makan siang. Di tangan anak-anaknya (kecuali Jungkook) sudah ada satu cotton candy karena mereka semua merengek untuk dibelikan itu. Jungkook terdengar asik berceloteh riang dengan boneka kelincinya yang sibuk dia gigiti bagian telinganya.

Namjoon menghentikan langkahnya saat dia melihat ATM centre di dekatnya, dia mendorong trolleynya ke arah kursi panjang yang berada di depan tempat itu. Namjoon mendudukkan Hoseok, Jimin, dan Taehyung ke sana. Kemudian mendorong stroller Jungkook ke dekat kursi itu.

"Tunggu di sini sebentar ya. Jangan pergi kemana-mana, kalau ada apa-apa, teriak saja dan panggil paman satpam itu." Namjoon menunjuk seorang security yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Papa mau ke mana?" tanya Yoongi.

"Papa mau mengambil uang dulu. Jaga adik-adikmu ya, Yoongi. Jangan biarkan mereka berkeliaran."

Yoongi mengangguk kecil.

Namjoon berjalan masuk dan mengambil uangnya. Tak lama kemudian Namjoon kembali ke luar dan melihat Taehyung, Jimin, dan Hoseok tengah berdiri mengelilingi stroller Jungkook sambil terkikik geli.

"Aku sudah melarang mereka, Papa." ujar Yoongi.

Namjoon bergegas melihat kondisi Jungkook dan dia tidak tahu harus bereaksi apa karena rambut hitam dan tebal Jungkook sekarang penuh dengan gulali yang membuatnya terlihat seperti baru saja mendapat highlight pink di rambutnya.

"Lihat, Papa! Rambut Jungkook berwarna pink!" ujar Taehyung semangat.

Jimin dan Hoseok tersenyum lebar dan menanti reaksi Namjoon. Namjoon menghela nafas pelan, dia ingin sekali berteriak kesal tapi dia tahu itu hanya akan membuat anak-anaknya ketakutan. Namjoon mengulurkan tangannya dan mulai mengambil cotton candy yang menempel di rambut Jungkook dengan perlahan.

"Jangan menempelkan makanan ke adik kalian, sayang. Nanti adik kalian akan dikerubungi semut dan Jungkook akan merasa gatal-gatal serta sakit karena digigit semut."

Jimin membulatkan matanya, "Benarkah, Papa?"

Namjoon mengangguk pelan, "Iya, jadi jangan lakukan lagi, ya?"

Taehyung, Jimin, dan Hoseok mengangguk.

"Maafkan kami, Kookie." ujar Hoseok sedih.

Taehyung dan Jimin juga terlihat sedih. Bahkan mata Taehyung sudah berkaca-kaca.

"Hei, jangan menangis. Kookie tidak marah pada kalian, kok." Namjoon mengusap kepala Taehyung.

"Tapi, tapi, kami nakal, Papa… hiks." Taehyung terisak pelan dan mengusap pipi chubbynya dengan tangan yang penuh gulali, membuat wajahnya menjadi kotor.

Namjoon segera memeluk Taehyung.

Jimin yang melihat Taehyung menangis ikut menangis dan membuat Namjoon harus memeluknya juga untuk meredakan tangisannya.

"Papa, Hoseok nakal ya?" ujar Hoseok sedih.

Namjoon menatap Hoseok panik, bisa gawat kalau Hoseok menangis juga. "Tidak, sayang. Hoseok tidak nakal kok."

Yoongi mengusap-usap kepala Hoseok pelan agar Hoseok tidak menangis dan Namjoon benar-benar bersyukur putra sulungnya mampu menjaga adik-adiknya dengan sangat baik.

"Jangan menangis ya, sekarang kita bersihkan diri kalian dulu." ujar Namjoon seraya meregangkan pelukannya dan menatap Jimin dan Taehyung yang masih terisak pelan.

Jimin dan Taehyung mengangguk pelan.

"Papa,"

"Iya, Yoongi?"

"Permen di rambut Jungkook mulai mengeras."

Dan Namjoon hanya bisa menghela nafas pelan, entah untuk ke berapa kalinya dalam hari ini.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah sesi memandikan Jungkook di wastafel toilet dan sesi membersihkan tangan dan wajah anak-anaknya dari permen, Namjoon memutuskan untuk mengajak anak-anaknya makan siang bersama. Untungnya mereka semua tidak banyak bertingkah saat makan jadi Namjoon bisa menyuapi Jungkook dengan tenang.

Setelah makan siang, Namjoon segera mengajak anak-anaknya kembali ke rumah. Namjoon meminta Yoongi untuk membantu adik-adiknya mengganti pakaian mereka sementara Namjoon menghangatkan ASI untuk Jungkook.

Saat Namjoon masuk ke kamar Yoongi dan Hoseok, dia melihat Yoongi sudah duduk diam di tempat tidurnya sementara Hoseok tengah sibuk bermain dengan legonya. Untungnya mereka berdua sudah mengganti pakaian mereka.

"Hoseok, ayo tidur siang. Bermainnya dilanjut nanti saja." Namjoon berjalan menghampiri Hoseok dan membantunya untuk berdiri dan berbaring di tempat tidur.

"Nah, Hoseok tidur siang dulu, ya. Papa harus memeriksa Taehyung dan Jimin dulu." Namjoon menoleh ke arah Yoongi, "Yoongi, tolong bantu Papa untuk memastikan Hoseok tidur siang, ya. Oya, Yoongi sudah membantu Jungkook ganti baju, kan?"

Yoongi mengangguk, "Sudah, Papa. Kookie ada di boks bayinya."

Namjoon mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih pada Yoongi kemudian Namjoon berjalan keluar dan masuk ke kamar Taehyung dan Jimin. Dan sesuai dugaannya kedua anaknya masih belum berbaring di tempat tidur. Taehyung dan Jimin sedang asik bermain perang bantal.

"Tae, Jimin, ayo tidur siang." Namjoon menangkap tubuh Taehyung yang masih asik melompat-lompat riang dan membaringkannya.

"Tae tidak ngantuk, Papa!" gerutu Taehyung.

Namjoon berbaring di sebelah Taehyung dan memeluknya, "Tapi Taehyung harus tidur. Ayo, Papa temani sampai Taehyung tidur."

Taehyung berguling dan memeluk Namjoon, Namjoon mengusap-usap kepala Taehyung. Namjoon mendongak saat dia merasa ada yang menatapnya dan dia melihat Jimin yang sedang menatap mereka dengan sedih.

"Kenapa, Jimin?"

"Jimin juga mau dipeluk Papa."

Astaga, bagaimana mungkin Namjoon lupa kalau Jimin dan Taehyung tidak pernah mau mengalah untuk urusan bermanja pada orangtuanya?

Namjoon bergerak bangun dan Taehyung langsung menjerit protes.

"Sebentar, sayang." ujar Namjoon pada Taehyung kemudian dia berjalan menghampiri Jimin dan menggendongnya untuk ikut berbaring di sebelah Taehyung. Namjoon berjongkok di sebelah tempat tidur Taehyung dan menjulurkan lengannya untuk memeluk mereka berdua. "Nah, sekarang Papa sudah memeluk kalian. Ayo tidur.."

Sekitar beberapa menit kemudian, Taehyung dan Jimin sudah tertidur pulas sambil memegangi lengan Namjoon yang memeluk mereka. Namjoon melepas pelukannya dengan hati-hati, menyelimuti kedua anaknya dengan selimut lalu mengecup dahi mereka dan berjalan keluar untuk memeriksa Jungkook.

Sebelum memeriksa Jungkook, Namjoon mengambil botol berisi ASI yang sudah dia hangatkan di dapur. Dan saat Namjoon memeriksa Jungkook, bayinya terlihat tengah bermain dengan boneka kelinci kesayangannya.

Namjoon menggendong Jungkook setelah menyingkirkan bonekanya, kemudian memberikan botol berisi ASI itu yang langsung diminum dengan semangat oleh Jungkook. Namjoon menimang-nimang Jungkook dan setelah memastikan bayinya tidur, Namjoon meletakkan Jungkook di boks bayinya.

Namjoon keluar dan memeriksa kamar anak-anaknya, Namjoon menyelimuti Hoseok kemudian mengecup dahinya, Yoongi tertidur dengan sangat rapi jadi Namjoon hanya mengusap kepalanya dan mengecup dahinya. Sementara Taehyung dan Jimin tertidur pulas sambil memeluk satu sama lain.

Namjoon berjalan ke lantai bawah dan membereskan barang belanjaan yang sudah dia beli. Namjoon menghela nafas pelan, "Aku benar-benar tidak bisa membayangkan rasanya menjadi Seokjin yang harus menghadapi ini setiap hari.."

.

.

.

.

.

.

.

"Jadi, bagaimana rasanya menjaga anak-anak selama satu hari penuh?" tanya Seokjin seraya duduk di sebelah Namjoon dan memberikan secangkir teh hangat untuknya.

Namjoon menghela nafas pelan, dia sangat bersyukur istrinya pulang sebelum makan malam karena dia benar-benar tidak tahu bagaimana caranya dia bisa bertahan mengasuh anak-anaknya seorang diri lebih lama lagi. Memandikan mereka saja sudah merupakan perjuangan besar bagi Namjoon.

Namjoon meletakkan cangkir tehnya dan memeluk Seokjin, anak-anak mereka sudah tidur jadi Namjoon bebas bermanja pada Seokjin. "Aku lelah sekali~ mereka benar-benar membuat seluruh tubuhku remuk."

Seokjin tertawa, "Sekarang kau sudah mengerti rasanya menjadi aku, kan?"

Namjoon mengangguk pelan. "Kau tahu, hari ini mereka benar-benar membuatku malu dan capek sekaligus." Namjoon mendongak menatap Seokjin, "Sayang, tolong jangan minta aku membeli pembalut lagi untukmu."

"Kenapa?"

"Karena anak kita tidak henti-hentinya bertanya benda apa itu padaku, bahkan tadi Taehyung menggigit-gigit benda itu karena dia mengira itu makanan."

Seokjin tertawa keras, "Astaga! Ini lucu sekali."

"Dan mereka juga menempelkan permen kapas ke rambut Jungkook hingga rambutnya berubah menjadi pink. Aku sampai harus memandikan Jungkook di wastafel toilet umum! Astaga.."

Seokjin mengusap-usap kepala Namjoon, "Astaga, aku tidak bisa membayangkan itu. Kau pasti lelah sekali." Seokjin mengecup kepala Namjoon, "Sebagai tanda terima kasih karena sudah menjadi ayah yang baik seharian ini, kau mau hadiah apa dariku?"

Mata Namjoon langsung berbinar, "Aku boleh minta apa saja?"

Seokjin mengangguk, "Apapun untukmu."

"Kalau begitu aku minta 'itu'!" ujar Namjoon semangat.

Seokjin tertawa kecil, "Okay.."

"Oh, tapi sebelumnya, apa kau sedang dalam masa subur?"

Seokjin mengerutkan dahinya, "Tidak, kenapa?"

"Karena aku tahu kita tidak memiliki stok pengaman dan aku tidak mau membuatmu hamil lagi."

Seokjin mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa? Bukankah dulu kau yang bersikeras ingin memiliki banyak anak?"

Namjoon menggeleng, "Aku berubah pikiran setelah hari ini, memiliki lima anak sudah lebih dari cukup untukku. Aku bersumpah aku tidak akan membuatmu hamil lagi, Jinnie."

Seokjin tertawa keras mendengar ucapan Namjoon.

The End

.

.

.

Aku tahu temanya sangat standar, tapi kuharap kalian suka.

.

.

.

Thanks