Qtalita

.

.

Wonkyu

.

.

My Heart Belong To You

...

Tok tok tok tok

Kyuhyun mengetuk pintu di depannya dengan tidak sabar, ia gelisah, sejak menerima telepon 15 menit yang lalu namja dengan rambut cokelat itu segera melesat membelah kota dengan mobilnya menuju ke sebuah rumah di sebelah utara kota.

Kyuhyun berniat mengetuk pintu lagi andai saja papan putih itu tidak terbuka.

"Ya Tuhan, Siwon. Kenapa lama sekali, bagaimana keadaannya?"

Kyuhyun menerobos masuk sambil melepas jaketnya, Namja yang ia panggil Siwon mengekor, terlihat panik dengan bulir keringat di dahinya. Kyuhyun menarik nafas panjang ketika tiba di depan sebuah kamar dengan pintu terbuka lebar, sesosok bocah kecil, ani.. bocah yang bahkan baru saja menginjak usia 8 bulan sedang terlihat menutup matanya dengan tubuh menggigil, Kyuhyun melirik AC.

"Matikan AC nya" Ujarnya, namja itu kemudian berdiri di samping box bayi, mengulurkan lengan-lengan panjangnya lalu menggendong sang bayi ke dalam dekapan dadanya.

"S-sehun sudah demam sejak semalam, a-aku takut" Siwon ikut berdiri di samping Kyuhyun yang ini sibuk mencari sesuatu.

"Siwon, kau seolah-olah belum pernah punya bayi, kau itu seorang ayah dengan dua anak, jika kau lupa" Kyuhyun mendapat apa yang ia cari, sebuah selimut tebal, di baringkannya baby Sehun ke atas ranjang, menyelimutinya dengan rapat, setelah itu Kyuhyun berlari keluar mengambil sesuatu dari jok belakang mobilnya. Sesuatu yang ia sebut peralatan tempur.

Kyuhyun kembali muncul dengan stetoskop di lehernya dan beberapa kotak obat. Dengan cekatan Kyuhyun yang merupakan dokter anak segera memeriksa keadaan Sehun, nafasnya dibuang kasar saat ia mengetahui jika Sehun menderita radang di saluran pernafasannya.

"Sehun menderita radang, tapi tenang saja, ini adalah pertolongan pertama, jika dalam 2 hari demamnya belum mereda, kau bisa membawanya ke rumah sakit, hubungi aku secepatnya" Kyuhyun menuliskan beberapa resep tambahan, selain mengeluarkan botol kecil dan alat suntik.

"Sehun masih terlalu kecil mengkonsumsi obat secara langsung, kau bisa mencampurkannya dengan susu atau buburnya, mian Siwon, bisakah kau memanggil ibunya? Aku takut Sehun akan menangis jika kusuntik"

Siwon yang sedari tadi hanya diam sekarang sedikit terkejut, Kyuhyun memutar bola matanya malas.

"Cepatlah"

Dan Siwon bergerak, keluar kamar dan menuju ruangan lainnya, dimana seorang yeoja yang tidak kalah gelisah tengah menunggu. Setelah memberitahukan keadaan Sehun, yeoja itu tidak kalah terkejut dengan apa yang ia dengar, sedikit ragu namun Siwon menarik lengannya.

"Guixian.." Yeoja itu memilih memanggil Kyuhyun dengan panggilan cina, Kyuhyun menarik nafas panjang sebelum berbalik, ia tersenyum, meminta ibu Sehun itu untuk mendekat.

"Tolong pegang Sehun dengan erat, jangan sampai ia terkejut, aku tidak ingin ada patahan jarum di dalam tubuhnya" Bukannya menakuti, tapi Kyuhyun merupakan salah satu dokter yang tidak ingin menutupi kebenaran, ia lebih memilih mengatakan semua hal buruk yang akan terjadi dibanding menjamu pasiennya dengan ucapan manis membujuk.

Tubuh yeoja itu menegang saat ia menggendong Sehun sementara Kyuhyun menyingkap kain di tubuh bagian belakang bayi itu, menusukkan jarum suntuk yang telah berisi injeksi dengan tepat, Sehun mengerang pelan namun kembali terlelap nyaman setelah Kyuhyun menarik jarumnya dan menekan-nekan lembut bekas suntikan itu.

Mata Kyuhyun berkelit saat tidak sengaja melihat cincin bertahtakan berlian di jemari manis yeoja itu, sementara dirinya? Hanya ada bekas cincin di jemarinya yang menyisakan warna belang putih. Kyuhyun segera membereskan alat kedokterannya, lalu memberikan resep yang tadi ia tulis.

"Ingat pesanku Siwon, jika dalam 2 hari demam Suho tidak juga turun, hubungi aku"

Siwon mengangguk, sedikit kikuk dengan situasi seperti ini, dia, Kyuhyun dan yeoja yang berstatus sebagai istrinya, sebuah komposisi yang menarik bukan?

Siwon mengantar Kyuhyun hingga ke teras, sementara istrinya lebih memilih berada di kamar.

"Gomawo Kyu, aku tidak tahu jika kau tidak ada"

Kyuhyun tersenyum, mengenakan jaket tebalnya, matanya mengernyit miris, Siwon masih dengan pakaian kantor yang berantakan, mungkin tadi namja itu tengah sibuk lalu mendengar kabar anaknya sakit. Kyuhyun mengendikkan bahu.

"Tidak masalah, ini sudah menjadi tugasku"

Siwon dan Kyuhyun menjadi ambigu setelahnya, Siwon mencuri pandang kearah Kyuhyun begitupun sebaliknya, mereka sama-sama tersenyum saat pandangan mereka bertemu.

"Ah, Bagaimana Minho? Dia baik-baik saja?"

"Well, dia baik-baik saja, beruntung samchonnya tidak terlalu sibuk beberapa hari ini, paling tidak ia tidak terlalu merindukanmu" Kyuhyun mengingat anaknya yang seminggu lalu merayakan ulang tahun ke-tujuhnya, tanpa Siwon, sang ayah.

Wajah Siwon menyiratkan rasa bersalah, Kyuhyun tersenyum memukul pelan lengan Siwon.

"Tenang saja, Minho sudah besar untuk mengerti, Ah pekan depan ada pentas drama di sekolahnya, Minho sangat berharap kau hadir, bisakah?" Ada rasa harap yang besar dari wajah Kyuhyun, dan ia benar-benar lega saat Siwon mengangguk.

"Aku akan datang, katakan pada Minho Daddynya akan menonton di barisan paling depan"

"Jangan berlebihan, kau hanya membuatnya menangis nanti"

"Eoh?"

"Anakmu hanya berperan sebagai seekor kodok" Kyuhyun menahan tawanya, Siwon terkejut dengan mata besarnya. Kyuhyun berhenti tertawa, sekelebat melihat bayangan istri Siwon dari balik punggung Siwon.

"Sudahlah, jangan lupa pesanku, aku harus kembali ke rumah sakit"

"Ah, secepat itu? baiklah, sekali lagi gomawo kyu"

Kyuhyun hanya mengangguk, melambai saat tubuhnya masuk ke dalam mobil, dan dengan segera melaju pelan.

Siwon tidak tahu, beberapa meter dari rumahnya, Kyuhyun berhenti, menarik nafas berulang kali, mengatur emosinya, namun kemudian semuanya tumpah ruah, Kyuhyun menggigit bibirnya, memukul dadanya yang sesak.

"Gwenchana Kyu, Gwenchana" Bisiknya berulang kali. Kyuhyun menangis sesenggukan.

Ini pertama kalinya Kyuhyun bertemu langsung dengan yeoja itu setelah perceraiannya dengan Siwon, yeoja oriental yang dulu menjadi brand ambassador salah satu produk kecantikan yang dimiliki perusahaan Siwon, yeoja yang tidak pernah ia kira akan menggendong seorang bayi dari Siwon, yeoja yang tidak seharusnya ada dalam kehidupan rumah tangganya bersama Siwon, yeoja yang berlutut di depannya beberapa bulan lalu dan mengatakan jika tengah hamil anak Siwon, yeoja itu merebut Siwonnya, merebut Daddy Minho, menjadikan Kyuhyun kesepian tiap malamnya.

Liu Wen, sebut saja namanya seperti itu.

Kyuhyun tidak menyangka ia bisa sekuat ini bertemu Liu, padahal beberapa bulan terakhir, mendengar namanya saja, hatinya terasa terbakar, terkhianati sepenuhnya. Namun entah dorongan dari mana, saat Siwon menghubunginya dengan suara panik, Kyuhyun bahkan menyerahkan tugas menjemput Minho kepada Changmin, rekan kerja, teman curhat sekaligus saudara kandungnya.

Hatinya terenyuh, saat menyentuh Sehun, nama bayi yang dulu 'hampir' menjadi nama anaknya itu, Jiwa keibuannya tumbuh, biar bagaimanapun Sehun tidak bisa disalahkan.

Lalu bagaimana dengan Minho?

Jangan berfikir jika Kyuhyun menyembunyikan perihal ayahnya, Kyuhyun bukan tipe seperti itu bukan? Maka dengan perlahan Kyuhyun menjelaskan semuanya, benar-benar secara perlahan, awalnya Minho memberontak, Changmin korbannya, dengan luka memar dan goresan panjang di pipi bekas cakaran keponakannya itu. Siwon juga nyaris tidak bisa bertemu Minho, mengingat hak asuh jatuh ke tangan Kyuhyun, dan sikap anak itu yang berubah dingin kepada Siwon. Namun berkat ketelatenan Kyuhyun, akhirnya hubungan mereka menjadi sedikit menghangat. Meskipun Minho terkadang masih memandang Siwon dengan tatapan kesal.

Kyuhyun memukul-mukulkan kepalanya ke permukaan kemudi, mencoba menghentikan tangisnya. Sejujurnya ia begitu merindukan Siwon, jika tidak mengingat betapa gentingnya suasana beberapa menit yang lalu, Kyuhyun dengan senang hati menghambur ke pelukan Siwon. Kyuhyun tidak pernah ingin berbohong jika ia masih sangat mencintai mantan suaminya itu.

Kyuhyun menarik nafas panjang, menyeka airmata di kedua pipinya, lalu bergegas menginjak rem, ia tidak ingin Changmin memukul kepalanya lagi gara-gara meninggalkannya terlalu lama di departemen anak.

...

"Oiii Kyuhyun!"

Kyuhyun memijit pelipisnya, berupaya mengalihkan pandangan Changmin dari kedua matanya yang bengkak. Namja tinggi dengan rambut halus itu mendekati Kyuhyun, membungkuk ingin melihat wajah adiknya.

"Kau menangis?"

Gagal. Kyuhyun memang tidak pernah berhasil membohongi Changmin, tangannya jatuh bebas di sisi tubuhnya, masih mengalihkan pandangan namun tangkupan tangan Changmin membuatnya menengadah. Kyuhyun mendengus, begitupun Changmin.

"Kau darimana? Apa yang terjadi padamu?" Kyuhyun menampik lengan Changmin, ia melirik sekitarnya, hanya sedikit yang tahu jika mereka bersaudara, selebihnya lebih banyak yang menganggap jika Changmin adalah kekasih atau bahkan suami Kyuhyun.

"Dimana Minho?"

"Di ruanganmu, ia tidak ingin kuajak makan, hei kau tidak menjawab pertanyaanku"

"Ck, akan kuceritakan nanti, aku ingin bertemu Minho dulu"

Kyuhyun menepuk perut Changmin sebelum berjalan melewati saudaranya itu, Changmin hanya menghela nafas panjang, dilihatnya Kyuhyun semakin jauh dari pandangannya dengan memijit tengkuknya berulang kali. Ia tahu ada yang tidak beres, dan memang tidak pernah beres setelah kejadian itu.

Kyuhyun tiba di depan ruangannya, terdengar suara anak kecil yang sepertinya tengah bercakap dengan seseorang, dahi Kyuhyun mengernyit, dengan pelan ia membuka pintu ruangannya, senyumnya mengembang, anaknya Minho tengah berbaring di atas sofa dengan sebuah ponsel yang menempel di telinganya.

"Ah, Mommy sudah tiba Dad"

Ah Siwon, ternyata anak itu tengah berbicara dengan Siwon. Kyuhyun melepas jas putihnya, menyampirkannya di tiang penyangga, sementara peralatan kedokterannya ia taruh rapi di atas rak steril. Kyuhyun duduk di kursinya, menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata, kepalanya terasa pening, sungguh hebat efek pertemuan tadi.

Minho melirik ibunya, seakan memberi isyarat jika Siwon ingin berbicara dengannya, namun demi kesehatan hati Kyuhyun, namja manis itu menolak, menunjuk jam di lengannya, Minho seakan mengerti – atau terbiasa – akhirnya memberitahu ayahnya jika Kyuhyun tengah sibuk dengan pasien. Kyuhyun tersenyum, anaknya mengangkat jempol. Kompak.

Setelah mengakhiri sambungan telepon, Minho merangkak naik ke pangkuan ibunya, memeluk leher Kyuhyun erat. Mata Kyuhyun terbuka, lengannya ikut memeluk Minho.

"Mom.."

"Hm?"

"Kenapa Mommy tidak bilang kalau ingin bertemu Daddy"

Pelukan Kyuhyun mengerat.

"Minho rindu Daddy.."

Suara anaknya terdengar lirih, sepertinya ingin menangis. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya, mengusap punggung Minho lembut.

"Daddy berjanji akan datang pentas depan sayang"

Minho menatap Kyuhyun dengan wajah berbinar.

"Jinjja?"

Kyuhyun mengangguk, Minho bersorak senang, berteriak-teriak begitu gembira di pangkuan Kyuhyun, namja dewasa itu berusaha tersenyum, satu hal yang tidak Minho mengerti, Minho tidak pernah mengerti arti berbagi, meskipun ia tahu Siwon sudah terbagi.

...

TAK

"MWO?"

Sumpit itu terpatah seiring dengan teriakan seseorang, matanya membulat tidak percaya, ia meremas patahan sumpit di tangan kanannya, sementara lawan bicaranya hanya mendecih, meneguk jus jeruk kaleng.

"Ssst, jangan berteriak Cwang, aku merasa biasa saja"

Changmin menelan sisa makanan di mulutnya, meneguk sejumlah air mineral lalu kembali menatap Kyuhyun bingung.

"Biasa saja? Kau bilang biasa saja? Kau gila aisshh" Changmin mengacak rambutnya, masih mengingat bagaimana yeoja itu datang kerumah Kyuhyun.

"Anak mereka sakit, aku dokter Cwang"

"Persetan"

"Changmin!" Tegas, kata Kyuhyun kali ini bernada tegas. Changmin mendengus kasar, ia menggeleng masih tidak percaya, ia membuka mulut hendak bicara namun seakan bisu, tak ada suara yang keluar. Ia terkejut, sangat.

"Apa kau lupa Kyu? Liu Wen, yeoja brengsek itu datang, merusak semuanya"

"..."

"Dan lebih bangsat lagi, Siwon mengakuinya"

Tes.

Airmata Kyuhyun menetes.

"Sekarang kau bisa tersenyum di depannya? Seharusnya kau membakar rumah itu Kyu"

Tes. Tes.

Airmata itu semakin merembes, Changmin menjadi merasa bersalah, ia menggenggam tangan Kyuhyun, menenangkannya. Changmin menarik nafas sebelum menatap sendu adiknya.

"Kyuhyunnie.."

"Aku bodoh.. hiks.. bodoh hiks.." Kyuhyun terisak, Changmin menarik dirinya mendekati Kyuhyun merangkul bahu Kyuhyun, mengusapnya berulang kali. Fikirannya melayang, masih jelas diingatannya bagaimana Liu Wen berlutut di depan Kyuhyun, lalu bagaimana Siwon mengakui semuanya, bagaimana Kyuhyun hanya diam, dan Changmin masih ingat bagaimana dirinya menyeret Siwon keluar beserta wanitanya.

...

Kyuhyun menggeliat dalam tidurnya, getaran ponsel di meja nakas membuatnya terbangun, Kyuhyun melirik jam dinding di atas TV , pukul 3 dini hari. Kyuhyun menggerutu, siapa yang dengan berani mengganggu tidur namja itu, padahal Kyuhyun baru saja bisa menutup matanya 10 menit yang lalu.

"Ck, yeobseo" Sapa Kyuhyun dengan suara serak, terdengar suara nafas yang memburur di sebearng sana, kesadaran Kyuhyun menjadi 100 persen. Dahinya mengernyit.

"Siwon?"

Hanya helaan nafas, dan Kyuhyun bisa dengan tepat menebak siapa pemilik suara itu.

"Aku berada di bawah, bisa buka pintunya?"

"..." Kyuhyun bangkit dari ranjang, menengok kebawah dari jendela di samping lemari, Siwon berdiri disana, di depan kap mobilnya, melambai pada Kyuhyun.

Kyuhyun mematikan ponselnya, berlari tergesa kebawah, menuruni anak tangga dengan cepat.

Cklek.

"Ya Tuhan, Siwon, apa yang kau lakukan disini? Ini sudah larut, bagaimana keadaan Sehun? Lalu Liu? Apa dia.." Kyuhyun memberondong pertanyaan untuk Siwon saat pintu itu ia buka, Siwon hanya tersenyum dengan alis terangkat.

"Aku merindukan Minho"

Suara Kyuhyun berhenti seketika, Siwon merindukan anaknya, Kyuhyun memijit pangkal hidungnya, selalu seperti ini, namja mantan suaminya itu selalu seperti ini.

"Ini sudah larut Siwon, Minho sudah tidur"

"Aku bisa tidur disampingnya"

Mata Kyuhyun membulat, tidur? Itu artinya Siwon akan menginap disini? Bisakah?

"Jangan bercanda, kau pulanglah, besok kau bisa menjemput Minho di sekolah, lagipula aku tidak mau Changmin tahu kau ada disini" Kyuhyun memberi saran, ia bergidik melirik kamar Changmin yang memang tinggal bersamanya, Siwon berdecih.

"Please, aku akan pergi sebelum Changmin terbangun" Mohonnya. Kyuhyun memasang wajah datar, tidak ingin terpengaruh wajah anjing buangan yang dipasang Siwon, namun..

"Baiklah, jangan berisik" Pasrah, Kyuhyun masih mengutuk dirinya yang sekarang menutup pintu setelah Siwon masuk, menguncinya lalu berbalik menatap Siwon yang juga menatapnya, ah bukan dirinya, tapi belahan dadanya yang terekspos akibat piyama yang terlalu besar di tubuhnya. Kyuhyun memperbaiki pakaiannya, pipinya memerah, selain karena tubuhnya yang terekspos, Kyuhyun yakin Siwon masih mengenali piyama itu, piyama milik Siwon yang tidak sempat ia ambil.

Siwon mengulum senyumnya, entah kenapa hatinya merasa berbunga-bunga.

"Kau tahu kamar Minho bukan?" Kyuhyun bertanya, seolah tidak ingin berlama-lama dengan Siwon. Siwon mengangguk.

"Kecuali kau menukar posisi kamarnya dengan Changmin"

Kyuhyun menggeleng, tetap sama. Kyuhyun tidak pernah merubah apapun di dalam ruangannya itu, tetap sama, bahkan pigura yang berada di kamar Minho, pigura berisi gambar mereka bertiga saat keluarga itu masih utuh.

DEG

Kyuhyun sadar, ya pigura itu masih ada disana, dan bodohnya sekarang Siwon sudah menghilang dari pandangannya, namja itu sudah berdiri di depan pintu Kamar Minho di lantai 2. Kyuhyun bergegas naik, terlambat, Siwon sudah didalam, menutup rapat pintu kamar Minho.

Kyuhyun berdiri diam di depan kamar Minho, menggigit jarinya, berjalan mondar mandir, haruskah ia masuk, menjelaskan semuanya, atau sebaiknya ia ke kamarnya saja?

Cklek.

Darah Kyuhyun berdesir. Pintu kamar Minho terbuka, Kyuhyun berbalik, secepat kilat masuk ke dalam kamarnya sendiri, menutup pintu rapat-rapat lalu menempelkan telinganya di daun pintu, ingin tahu apa yang terjadi diluar.

Bayangan kaki terlihat dari bawah sela pintu kamar Kyuhyun, seseorang berdiri di depan sana, dada Kyuhyun berdebar, menunggu. Namun beberapa saat berlalu, bayangan itu juga berlalu. Kyuhyun menghela nafas sedikit kecewa, jujur ia masih ingin menatap wajah Siwon lebih lama, jujur ia merindukan mantan namjanya itu, Kyuhyun berjalan pelan menuju meja kerja yang berada di kamarnya, membuka laci terbawah dan mengacak isinya, kotak itu masih disana, dengan beludru biru di sekelilingnya, Kyuhyun membuka penutupnya, menarik cincin silver polos dengan ukiran nama di baliknya, Kyuhyun menggigit bibir bawahnya. Sesak itu datang lagi.

Sementara itu..

Siwon memeluk Minho dalam tidur, setelah gagal bertemu Kyuhyun, ia kembali ke kamar Minho, matanya tidak lepas dari gambar yang disajikan di depan ranjang anaknya, sebuah pigura besar yang hampir mengambil setengah dari dinding, sebuah gambar dimana dirinya memeluk namja dewasa lain dan seorang bocah kecil dengan permen lolipop di mulutnya, begitu bahagia, tawa mereka begitu natural. Siwon memejamkan mata, merasa menjadi namja paling brengsek di dunia, tangan kanannya menarik sesuatu dari balik baju atasnya. Sebuah kalung dengan bandul cincin berwarna silver, bertuliskan nama 'Choi Kyuhyun' di baliknya, Siwon mengecup cincin itu, menggenggamnya hingga ia jatuh tertidur.

Tak ada yang tahu. Sebenarnya mereka masih sama-sama menginginkan.

...

Changmin melipat lengan di depan dadanya, ia tidak juga menyentuh sepiring sarapan pagi yang Kyuhyun siapkan, matanya tidak tenang memperhatikan Kyuhyun, Siwon dan Minho secara bergantian. Apalagi ketika Kyuhyun meletakkan sekantung es di sudut bibir Siwon yang memar.

Changmin melirik Minho yang masih sesenggukan, menatap jengkel padanya.

Jangan salahkan Changmin, namja itu memang terbiasa bangun cepat, mengecek kamar Kyuhyun, lalu Minho, dan mendadak kaku, saat seseorang tidur bergelung selimut bersama Minho, dengan cepat ia mengenali namja itu, tanpa mengingat jika Minho masih berada disana, Changmin menarik Siwon keluar, menghadiahi wajah tampannya dengan pukulan bertubi-tubi, dan terakhir, Siwon jatuh berguling di tangga. Seandainya Kyuhyun dan Minho tidak terbangun, mungkin Siwon sekarang sudah dilarikan ke rumah sakit.

Kyuhyun tentu saja marah, namun ia juga sadar, Changmin terlalu menyayanginya hingga mampu berbuat hal nekad, lagipula Siwon tidak menepati janjinya untuk pulang lebih awal. Padahal ia juga tahu Changmin tidak akan pernah suka dengan kehadirannya.

Siwon tidak berani mengangkat wajahnya, Changmin benar-benar mengintimidasi.

Krieet.

Changmin berdiri, membanting kasar serbet di pangkuannya ke atas meja, beribu umpatan terdengar lirih dari bibirnya, Kyuhyun menghela nafas, diliriknya Minho dan Siwon, anaknya itu bahkan kini mengganti tugas Kyuhyun dengan sekantung es dan sesekali menyuapi Siwon sarapan.

"Setelah ini Mommy harus siap-siap ke rumah sakit sayang, berbereslah, Mommy akan mengantarmu ke sekolah" Kyuhyun berdiri, sepertinya hari ini tugas Changmin mengantar Minho harus ia ambil alih. Ia tidak mungkin mengorbankan nyawa anaknya jika harus berkendara dengan Changmin yang masih digeluti emosi.

"Biar aku yang mengantar" Siwon meringis setiap kali bibirnya terbuka. Kyuhyun menggeleng.

"Tidak usah, lebih baik kau pulang, istri dan an.." Ucapan Kyuhyun terhenti, Minho menatapnya dengan mata sendu.

"Bukankah hari ini kau akan ke kantor Siwon" Kyuhyun mengganti alasan. Minho mengaduk-aduk sereal di mangkuknya, jelas sekali tengah kesal, belaian Siwon di rambutnya saja ditampik. Siwon menyerah. Tidak ingin Kyuhyun marah dan tidak mengijinkan ia bertemu Minho lagi.

"Baiklah, ok kita bertemu pekan depan tampan?" Siwon mengecup pelipis Minho, Minho hanya bergumam meninggalkan kursinya, dan berlari kecil kelantai atas.

"Dia akan baik-baik saja, pulanglah, katakan maafku pada Liu"

Dahi Siwon berkerut.

"Maaf?"

"Ya, karena telah membuat wajah suaminya terluka"

Ada rasa tidak rela menyebut 'suaminya' dari bibir Kyuhyun, toh Siwon dulu miliknya, sebelum yeoja itu datang dan merebut hak patennya.

Siwon menggeram, jengah mendengar nama istrinya disebut, bukan! Ia tidak marah pada Kyuhyun, ia malah jenuh pada istrinya, bukan tanpa masalah ia menikah dengan Liu Wen, orang tuanya yang memang sudah jatuh hati pada Kyuhyun meskipun mantan menantunya itu seorang namja, kini benar-benar menghapus Siwon dari daftar keluarga, sahabat-sahabatnya lebih memilih memalingkan wajahnya setiap kali bertemu pandang di suatu kesempatan, belum lagi anaknya sendiri.

"Kyu.." Lirih, Siwon berucap sangat lirih. Kyuhyun mengangkat wajahnya. Siwon berjalan kehadapannya.

"Mianhe" Lanjuta Siwon, Kyuhyun menelan ludah Siwon benar-benar dekat dengannya, hanya berjarak selangkah. Ini pertama kalinya mereka bertatapan intens setelah perceraian, dan Kyuhyun tidak ingin terbawa emosi, ia memilih mengalihkan perhatiannya, berbalik mengangkat mangkuk dan gelas susu milik Minho dan berjalan ke arah wastafel.

"Sudahlah, sebaiknya kau pulang Siwon"

"Kyu.."

"Aku mohon"

Final. Kyuhyun tidak ingin dibantah, ia bahkan tidak ingin menatap wajah Siwon sekarang, pipinya sudah lembab, ia tidak ingin Siwon melihatnya menangis, mempertaruhkan harga dirinya jika ternyata ia lemah, Kyuhyun tidak ingin itu terjadi.

Siwon mundur, ia hanya membelai pucuk kepala Kyuhyun sebelum pamit dan berjanji akan datang pekan depan. Kyuhyun hanya bisa mengangguk, ia larut dalam sedihnya sendiri.

Setelah merasa pintu depan benar-benar tertutup dan deru mobil Siwon menjauh, Kyuhyun jatuh merosot, berjongkok di depan wastafel, menggigit lengan piyamanya kuat, ia tidak ingin Minho tahu jika Mommynya tengah menangis.

Kesedihan itu harus berlalu.

...

Blam

Changmin masuk kembali ke ruangannya saat ia bertemu Kyuhyun di lorong rumah sakit, Kyuhyun sudah mengira akan begini akhirnya, maka ia berdiri saja, bersandar di samping pintu, ia yakin beberapa detik kemudian, Changmin akan..

Cklek

"YAK! KAU SIM KYUHYUN! BERANI-BERANINYA KAU MEMBAWA NAMJA BRENGSEK ITU KE DALAM RUMAH!"

Kyuhyun menutup kedua telinga dan matanya, Changmin nampak meredam emosinya dengan mengusap dada dan mengatur nafasnya.

"masuk"

Kyuhyun tersenyum, mereka lahir dari rahim yang sama, tentu saja ia sudah mengenal bagaimana watak Changmin bekerja.

Kyuhyun langsung memeluk Changmin saat pintu ruangan dokter muda tertutup. Bermanja-manja, Changmin memutar bola matanya kesal, adiknya selalu begitu, merengek padanya. Dan Changmin bisa apa, dia hanya seorang namja dewasa yang menjadi panutan Kyuhyun, penjaga Kyuhyun setelah orang tua mereka meninggal dan Kyuhyun di 'buang' suaminya. Hanya dia yang dimiliki Kyuhyun selain Minho tentu saja.

Lengan Changmin terangkat membelai rambut belakang Kyuhyun sayang. Ia membuang nafas panjang.

"Aku tidak ingin kau terluka lagi Kyu, bisakah kau menjaga jarak darinya?" Pinta Changmin, Kyuhyun mengangguk.

"Aku akan menjaga jarak darinya, tapi tidak dengan Minho, biar bagaimanapun Siwon itu Daddynya hyung"

Changmin terkekeh.

"Sejak kapan kau memanggilku 'hyung' bocah nakal?"

Kyuhyun ikut tertawa.

"Kau memang hyungku"

Changmin mau tidak mau luluh juga, ia melepas pelukannya, mencubit ujung hidung Kyuhyun lalu beranjak duduk di kursinya, memeriksa beberapa data pasien di mejanya, Kyuhyun duduk di depan Changmin memainkan papan nama, menggeser-gesernya hingga menimbulkan suara yang mengganggu. Changmin berdecih, Kyuhyun tersenyum lebar.

"kau masih bisa tersenyum, dasar" Gerutunya. Kyuhyun melipat lengan di atas meja, menumpukan dagunya.

"Jam berapa?"

"Hm?"

"Namja brengsek itu datang jam berapa?"

Gantian Kyuhyun berdecih.

"Namanya Siwon"

"Jawab saja"

"Pukul 3"

"Benar-benar namja brengsek"

Kyuhyun ingin tertawa, disini dia yang terluka, dia yang terkhianati, lalu kenapa Changmin yang begitu marah? Kyuhyun saja sudah belajar untuk merelakan, belajar untuk terbiasa, tapi Changmin? Ayolah, menyebut namanya saja ia sudah enggan, mual.

"Aku sudah terbiasa, meskipun harus bertatapan lama dengannya" Bohong, Kyuhyun tahu dirinya tengah berbohong, pagi tadi saja ia tidak bisa menatap Siwon lebih lama. Changmin melirik, menelusuri wajah Kyuhyun.

"Dengan garis-garis di dahi dan dekat matamu itu, kau tidak akan bisa berbohong magnae"

Kyuhyun merengut, meraba garis halus di dahinya, selalu muncul tiap kali ia berbohong. Kyuhyun memainkan jarinya, menunduk. Pekan depan bukan saja pentas drama Minho, tapi juga ulang tahunnya, sebenarnya Kyuhyun berharap lebih, membayangkan Siwon masih mengingat ulang tahunnya meskipun peluangnya kecil, semasa masih bersama dulu ia bahkan pernah lupa ulang tahun Minho, ulang tahunnya sendiri, bahkan lupa jalan pulang. Ah! Kyuhyun berjengit, jangan-jangan Siwon memang disetting untuk cepat melupakan.

"Lupa jalan pulang karena dia sudah memilih jalan yang lain" Lirih pelan Kyuhyun. Changmin menghentikan pekerjaannya.

"Wae?"

"Eh? Aniyo!" Kyuhyun sadar jika ia sudah berbicara sendiri, Changmin menggeleng-geleng, ia meletakkan berkas terakhir bersama tumpukan lainnya lalu bersidekap menantang Kyuhyun.

"Dengarkan aku baik-baik, hari ini adalah terakhir kali aku melihat namja brengsek itu ada di dalam rumah kita"

"..."

"Jika aku melihatnya lagi melangkahkan kakinya meski seinci"

"..."

"Akan aku pastikan ada nisan bertulis namanya"

Kyuhyun menelan ludahnya, sepertinya Changmin tidak main-main dengan ancamannya, mata bulat itu tidak berkedip, dan terakhir Changmin menunjuk Kyuhyun tepat di depan hidungnya.

"Oke.. oke.. aku menyerah" Kyuhyun mengangkat kedua tangannya keatas, mencubit kedua pipi Changmin lalu berlari kecil keluar dari ruangan itu sebelum Changmin meledak dan menggelitik pinggangnya.

Kyuhyun masih terkikik sepanjang lorong hingga, di ujung pelataran ia bertemu seseorang dengan bayi di gendongannya. Kyuhyun mengenali yeoja itu, yeoja dengan tinggi diatas rata-rata.

"Liu Wen?"

TBC

Maafkan akuuuu teman-teman

Karena sudah datang dengan ff baru huhuhuuhu angst pula

Maaaafff karena sudah membawa sehun disini, maaf karena bikin wonkyu pisah disini huhuhuhuh nanti bakal balikan kok qai janji..

Dannn voilaaa itu cewe mengkudu muncul disini kkkk, sudah lama pengen bikin ff trus tuh cewe kesiksa, daaan disini dia bakal dapat ganjaran huahahahahaha

Moment wonkyu bakal lebih sering dibanding si cewe mengkudu, trus Changmin disini saudara Kyuhyun ya, gak ada incest atau sejenisnya hihihihihi

Maaf juga Kyu harus ganti marga *bow* aneh aja klu Changmin jadi CHO kkkk

So, bagaimana?

LOVE

QAI^^