Just a Slave ©Just For KaiHun

*~Presents~*


10.00 PM | 9 January 2014 | KaiHun's Bedroom | Kim's Mansion | Seoul, South Korea

BRUGH!

"Jongin, maafkan aku. Sungguh. Tak terpikirkan olehku untuk menyakiti hatimu." Ucap seorang pria berkulit putih susu itu bergetar sembari menggapai pipi pria berkulit kontras dengannya. Namun, pria tampan berkulit tan itu menepis tangannya kuat hingga membuat pria berkulit putih susu itu mengaduh kesakitan.

"Tak terpikirkan, katamu?! Lalu, siapa lelaki brengsek itu, huh?! SIAPA, SEHUN?!" Pria berkulit putih yang sudah tersudutkan memejamkan mata sabitnya, ia tak mau melihat sorot kemarahan itu kembali diutarakan untuknya.

Jongin, pria berkulit-tan itu, menyengkram kedua lengan Sehun, pria berkulit putih susu. Lagi, Sehun berusaha memalangi ringisan atau erangan yang bisa saja membuat Jongin murka kapan saja kepadanya. Ditambah lagi, luka yang berada di lengan kanannya kembali terbuka dan merembes di balik kemeja putih yang ia kenakan.

"Buka matamu, Sehun!"Sehun membuka matanya perlahan.

"Kukatakan padamu sekali lagi. Kau hanya milikku. Tak ada yang boleh menyentuhmu, kecuali diriku. Kau mengerti?!" Sehun mengangguk pelan, mulutnya terasa berat untuk diangkat, bahkan satu katapun ia tak mampu melontarkannya.

"JAWAB AKU, SEHUN!" Bentaknya sekali lagi.

"A-aku mengerti, Jongin. Aku mengerti." Setelah itu, ia memejamkan matanya erat bersamaan dengan air mata yang mengaliri kedua pipinya, kala bibir tebal milik Jongin menyentuh bibir tipisnya.

Ingin sekali Sehun pergi dari kehidupan Jongin, akan tetapi Sehun tahu, bahwa ia tidak bisa meninggalkan pria yang kini tengah mencumbunya ini. Satu alasan yang membuatnya tak dapat meninggalkan Jongin. Cinta.

Entah, apa yang telah merasuki dirinya hingga dibutakan sendiri oleh cinta tak berawalnya ini. Tak berawal? Yah, Sehun tak mengetahui, mengapa ia mencintai sosok Jongin yang kejam dan tak berperasaan ini. ia tak tahu sejak kapan perasaannya pada Jongin bertumbuh menjadi cinta. Yang ia tahu, ada sebuah perasaan yang membuatnya enggan meninggalkan Jongin, meskipun ia telah disiksa berulang-kali oleh Jongin.

Sehun memberikan seluruhnya pada Jongin, apapun itu, termasuk tubuhnya. Sehun merelakan tubuhnya menjadi objek kekejaman Jongin. Sehun merelakan tubuhnya ternodai cairan merah pekat oleh Jongin, dan Sehun merelakan kehormatannya pada Jongin. Namun, itu semua tak mampu membuat Jongin menatapnya sebagai seorang lelaki yang mencintainya. Di mata Jongin, Sehun tetap akan menjadi seorang budak untuknya.

Yeah. Just a Slave.

Satu kenyataan itu kembali membuat lidahnya terasa kelu, ia merasa sangat jijik di hadapan Tuhan, bahkan pada dirinya sendiri. Sekali lagi, ia merasa tak diinginkan, lantaran orang tuanya sendiri-lah yang telah menjualnya kepada Jongin dengan harga sembilan puluh miliyar. Tapi, semua kenyataan ini tak dapat lagi dielakan olehnya, kenyataan yang sendirinya membawa sebuah kesedihan berlarut sekaligus kebahagiaan terpendam. Ini membingungkan untuknya. Sungguh.

"Hmptt! Sakit! Enghh!"

PLAK

Entah sudah berapa kali Jongin menamparnya dengan keras selama pria berkulit-tan itu menyetubuhinya. Jongin sungguh kasar ketika menggagahinya, ditambah Jongin adalah seorang yang tak akan pernah puas, walaupun Sehun sudah tak berdaya sama sekali, bahkan saat Sehun sudah jatuh pingsan, Jongin akan tetap menyetubuhinya. Dan ketika mentari sudah menyambut, yang Sehun temukan hanya dirinya yang bertelanjang di atas sprei yang sudah tak berbentuk lagi dan di penuhi oleh cairan sperma milik mereka berdua dan darah yang tentu saja milik Sehun.

"Ugh! Aku lelah, Jongin! Ahh! Biarkan aku beristirahat sejenak. Eunghh!"

"Tak ada kata istirahat untuk malam ini, Slave!" Jongin kembali melanjutkan aktifitasnya untuk menyetubuhi Sehun. Satu lagi yang membuat Sehun merasakan dirinya terlalu murah, Jongin tidak menyebut apa yang mereka lakukan saat ini adalah 'bercinta' melainkan 'bersetubuh'.

Sebut saja dia terlalu lemah dan terlalu jalang, malah lebih jalang daripada wanita malam sekaligus. Ia tak menolak sekalipun kala Jongin mulai melucuti pakaiannya, ia tak menolak sekalipun kala Jongin mulai menggerayangi tubuhnya, dan ia sama sekali tak menolak sekalipun kala Jongin memasukan penisnya ke lubang analnya. Dan, semua itu hanya ada satu alasan yang dapat mewakili seluruh kata 'tak menolak'-nya. Cinta. Yeah, sekali lagi, Sehun menjadikan cinta sebagai dasar perlakuannya ini.

"Kau milikku, Sehun! Kemarin, Hari ini, dan Seterusnya!" Disaat itu juga, Jongin mengeluarkan cairan spermanya di dalam lubang anal Sehun. Sehun dapat merasakan tubuh bagian dalamnya terasa panas saat cairan putih itu menyembur di dalam lubangnya. Sangat banyak, hingga meluber keluar.

Tubuh Jongin ambruk di atas tubuhnya, pria berkulit-tan itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Sehun. Sehun dapat merasakan detak jantung Jongin berdegup kuat akibat menyetubuhi Sehun enam jam lamanya, tanpa berisitirahat sama sekali.

Sehun memeluk punggung Jongin. Lagi, ia memejamkan matanya, berusaha menetralisir detak jantungnya yang berdetak tak karuan. Ia lelah. Biarkan ia beristirahat sejenak hingga mentari kembali menampakan dirinya dan di saat itu juga penderitaannya akan kembali terulang seperti hari-hari sebelumnya, bagaikan sebuah adegan film yang terus saja diulang-ulang tanpa henti.

TBC or END?


Just a Slave ©Just For KaiHun


Just For KaiHun's Note :

Apa kabar semuanya~ Nih, Kay bawa new FF berbau ehem-ehem gimana gitu. Adakah yang menginginkan kelanjutannya. Tapi, ini akan jadi MPREG. Adakah yang minat? Mian pendek, soalnya cari pelanggan dulu :p… Kebetulan ini juga cuman prolog :v… Maaf untuk tipo yang bertebaran dan gaya bahasa yang aduhai berantakan banget.

KEEP SUPPORT AND LOVE KAIHUN!


Just a Slave ©Just For KaiHun

*~Just For KaiHun~*