MY LITTLE TWIN KIDS 8

By. d14napink

Rate M /YAOI/Mpreg

Borrow MASASHI KISHIMOTO'S character

But story own : d14napink

SasukeXNaruto

ItachiXKyuubi

dll.

Chapter 8

please wake up, Naru

.

.

.

.

'maaf Naru, bila waktu bisa kembali di putar... aku bersedia memakan kue pemberianmu saat itu'

"hari ini tanggal 23 Juli, aku ulang tahun...cepatlah bangun agar kita bisa merayakannya bersama" bisik Sasuke pada pemuda pirang yang masih terlelap di ranjang rumah sakit.

Sasuke yang masih memakai pakaian kerja formal di pagi hari di depan jendela kaca luar ruang ICU hari ini, memandang sendu pemuda pirang yang masih terlelap panjang dalam tidurnya.

.

.

.

-Rumah Sakit KONOHA-

"Bagaimana keadaan Papa kami dok?" tanya seorang remaja SMU Shunsuke pada seorang dokter wanita bersurai pirang panjang bername tag Michele Regist.

"kondisinya masih sama seperti kemarin namun kami berhasil mempertahankan kondisinya tetap stabil, hanya menunggu dirinya tersadar kembali entah kapan, jadi kuharap kau mau bersabar" jawab sang dokter.

hari ini adalah hari ke 12 sejak kecelakaan itu tapi kondisi Papa masih sama seperti kemarin, hanya tinggal menunggu ia sadar, tapi sampai kapan? tak ada yang bisa menjawabnya.

semua peralatan penunjang hidupnya terpasang di sana sini lewat kabel-kabel rumit yang entah untuk apa.

"sudahlah Nii-san bersabarlah, kita hanya bisa berdoa dan berharap Papa segera sadar dan cepat pulih" ucap Ryonousuke.

"kau benar outoto...bagaimana kalau kita mengurus toko laundrynya sambil menunggu Papa tersadar dan sehat kembali" Shunsuke segera mengambil Tas hitamnya dan dua murid kembar beseragam itu segera berjalan menuju pintu keluar.

"aku ada ide, aku masuk pagi besok jadi siangnya aku bisa ke toko sampai sore, kalo Nii-san kan masuk siang, jadi pagi-pagi harus langsung pergi ke toko saja ya?"

"tentu saja, bukankah biaya hidup kita sehari-hari dan juga biaya rumah sakit berasal dari toko itu, selama Papa masih tidur bagaimanapun caranya kita harus mempertahankan toko kebanggan Papa"

"setuju, sebaiknya kita lekas pulang, sepuluh menit lagi bis yang mengarah ke rumah kita akan sampai di halte depan rumah sakit...ayo cepat ke halte"

.

.

.

.

.

-Ruko laundry kiloan Morning Sunshine-

keesokan paginya di ruko laundry kecil yang nampak sibuk

'KLINING!'

suara bel yang menandakan seorang pelanggan baru saja masuk toko terdengar nyaring saat jam 8 pagi

"selamat da... loh, tuan muda Shunsuke? kenapa ada di sini?bukannya hari ini harusnya sekolah" tanya Tenten.

"aku masuk siang jadi pagi aku bisa menghandle toko ini, nanti setelah selesai jam makan siang, saudara kembarku Ryo yang akan menggantikanku sepulangnya ia dari sekolah...apa ada masalah dgn laundry kita?"

Shunsuke datang dengan kemeja putih dan celana bahan hitam juga dasi hitam yang nampak profesional di usianya yang masih muda tak lupa jas seragam sekolahnya yang tersampir di lengannya.

ia langsung masuk ke ruang kantor Papanya dan duduk di meja kerja besar milik Papanya Naruto...Tenten segera masuk dengan beberapa map berkas di tangannya.

"emmm... anu... tuan muda, kami akan memberikan laporan pendapatan kita minggu ini juga laporan pemasukan dan pengeluaran toko tiap harinya, mohon di cek" Tenten menyerahkan Map yang berisi data usaha kecil mereka.

"apa ada keluhan dari pelanggan?" Tanya Shunsuke sambil membuka berkas laporan.

"ya, sebenarnya tak ada keluhan dari pelanggan tapi ada keluhan di bagian pencucian...mesin cuci dan pengering kita ada beberapa yang tak bisa beroperasi karna rusak, jadi usaha kita untuk menyelesaikan pakaian kotor pelanggan tak bisa secepat biasanya, Rock Lee-san dan Guy-san sedang berusaha memperbaikinya tapi masih belum maksimal"

"sebenarnya berapa jumlah mesin cuci yang kita punya dan berapa yang rusak? kenapa hal ini tak di laporkan ke Papa?" tanyanya sambil membaca berkas di tangannya.

"maaf, sebelum tuan Namikaze kecelakaan, kami sudah melaporkannya...saat itu jumlah mesin cuci dan pengering yang jumlahnya 20 yang rusak baru 2 unit tapi setelah kecelakaan tuan Namikaze, jumlah mesin yang rusak meningkat jadi 6 unit...terdiri dari 3 mesin cuci dan tiga mesin pengering pakaian"

"meskipun saat itu baru 2 unit, harusnya cepat-cepat di atasi, bagaimana bisa melayani pelanggan dengan maksimal kalau keadaan mesin sudah rusak sampai 6 unit begini, apalagi sebentar lagi ada matsuri, bisa di pastikan semua orang yang baru pulang dari liburan keluarga membawa pakaian kotor untuk di serahkan pada kita khan?"

"gommen ne, tuan muda" jawab Tenten sambil menunduk.

"ahhh... sudahlah, sebaiknya kita perbaiki satu persatu dulu...bila kita dapat untung, simpan untuk memperbaiki satu mesin dulu, tak apa kalau pelan-pelan... jangan sampai menunggu ada yang rusak lagi atau kita terpaksa harus lakukan proses mencuci secara manual demi mengejar target... kau tau kan, mencuci dengan tangan"

"ha'i Namikaze-san" jawab Tenten.

Shunsuke mulai membaca berkas laporan yang di tinggalkan Papanya selama ia sakit

'begitu banyak kerusakan mesin yang di timbulkan sejak Papa sakit, bahkan uang hasil keuntungan usaha belum cukup untuk memperbaiki mesin yang rusak dalam waktu cepat...apalagi usia mesinnya sudah sangat tua, aku baru tau kalau Papa membeli mesin bekas...bukan yang baru untuk memulai usaha ini, bagaimana kami bisa bayar biaya rumah sakitnya kalau begini?' gumamnya.

tangan Shunsuke dengan lincah mengetik beberapa kalimat di keyboardnya, sesekali ia memegang mouse dan menekannya beberapa kali.

'aku harus melakukan sesuatu untuk mempertahankan usaha kecil Papa...meski kecil, hanya inilah satu-satunya usaha Papa yang bisa di banggakannya, aku sangat paham bagaimana menderitanya kami dulu...aku masih ingat kami terpaksa makan hanya sekali sehari hanya dengan sejumput nasi dan bumbu garam karna Papa sempat di pecat dari pekerjaan, bahkan Papa rela gak makan asalkan kami bisa terus makan'

TOK!

TOK!

TOK!

"masuk!" jawab Shunsuke.

seorang gadis bersurai merah panjang dengan name tag Mei Terumi muncul di balik pintu yang terbuka

"sumimasen Namikaze-san, ada tamu dari Akatsuki datang ingin bertemu dengan anda sebagai pimpinan sementara"

"who are them?" (siapa mereka?)

"Akasuna Sasori dan pasangannya Namikaze Deidara"

'Namikaze? aku pernah dengar kalau aku punya sepupu tapi aku tak menyangka bisa bertemu secepat ini,'

"baiklah, persilahkan mereka masuk, Terumi-san" ujar Shunsuke.

Mei Terumi keluar lalu masuklah dua orang yang berbeda warna rambut di depan Shunsuke, seorang pemuda berwajah baby face bersurai merah dan seorang pria manis bersurai pirang dan bermata biru mirip Papa dan kakeknya Minato.

"ohayo sepupu un!" sapa Deidara.

"maaf kami baru datang menjenguk Naru-chan saat kami terima kabar kalau dia kecelakaan, ku dengar ada masalah di sini, bisa kami tahu apa itu?" tanya Sassori

"eh?"

.

.

.

.

.

.

.

.

-Haruno Corp building-

satu bangunan megah nan mewah berdiri di satu sudut kota metropolitan Konoha yang padat nan sibuk, papan nama besar terbuat dari marmer mahal bertuliskan HARUNO CORP terpampang jelas di satu sudut taman nan asri.

terlihat tiga orang pria berusia setengah baya nampak sedang membicarakan hal serius di salah satu ruang rapat kecil, seorang pria bersurai pink dengan model rambut mirip bunga sakura sedang duduk si kursi besar khas seorang boss, dua orang lainnya juga tak kalah perlentenya.

"bagaimana dengan lelang proyek yang ada di Busan Korea, sudah ada kabar ?" tanya Kizashi Haruno bersurai pink itu.

"sudah, tapi pejabat KorSel minta 15 juta sebagai panjar agar urusan perizinannya diperlancar" jawab salah satu pria gemuk berkacamata tebal yang baru saja mematikan puntung rokoknya yang kedua.

"15juta won? kalau gitu akan ku sediaka..."

"bukan dalam mata uang won korea tapi euro, Haruno-san" ralat pria kurus yang sedang mengunyah kue dango berwarna hijau yang sengaja di sediakan di meja mereka.

"euro?! mereka gila, mana punya aku 15juta euro, kalo won aku masih sanggup" ucap Haruno pink itu sewot.

"jangan berlagak hemat Kizashi-san, memang keluarga besan Uchiha belum memberi anda proyek lagi? bukankah mereka konglomerat nomor wahid, ingat...ini demi kelancaran bisnismu berikutnya. betul khan Woon Jae Hyun-ssi? " ucapan pria gemuk yang bernama Morimiya Juken itu di setujui oleh rekan koreanya yang di panggil Woon Jae Hyun membuat sang Haruno mendecih kesal.

'sial, apa mereka tak tahu kalau status anakku Sakura saat ini berada di ujung tanduk, karna kebodohannya itu aku jadi kesulitan untuk mendapatkan lelang proyek bagus dari pemerintah daerah di luar negri maupun dalam negri, untungnya berita tentang rencana perceraian anakku belum tersebar... bisa malu aku pada rekan bisnisku kalau ketahuan' keluh Kizashi dalam hati.

"ah, saran anda berdua sungguh bagus sekali, akan saya pikirkan baik-baik, ah iya... silahkan tambah lagi wisky nya" ucap Kizashi menunjukkan senyum bisnisnya sambil menuangkan air wiski berwarna gold itu ke masing-masing gelas kristal kecil untuk para tamunya.

.

.

.

.

(setelah kedua tamu Tn Haruno Kizashi pulang)

"menyebalkan... sangat menyebalkan! benar-benar gadis tak berguna! kali ini dia harus ku paksa untuk rujuk dengan Uchiha itu bagaimanapun caranya, kalau tidak... aku bisa tak dapat modal segar lagi untuk menyuap pejabat pemerintah pada lelang proyek besar di Busan-Korea bulan depan" kepala keluarga Haruno itu masih saja menggerutu.

pip...pip...pip..piip (suara tombol telpon yang di tekan)

"halo mama, apa Sakura di rumah?" tanya Kizashi pada istrinya.

["Sakura-chan sedang tak ada di rumah pa, mungkin dia masih di salon sama Yamanaka-chan"] jawab istrinya Haruno Mebuki.

"APA?! anak itu.. bukannya instropeksi diri malah keluar main gak jelas menghamburkan uang orangtua saja... suruh sakura pulang cepat! kalau dia gak pulang dalam waktu lima menit aku pastikan kartu kreditnya di cabut sehingga dia tak bisa membayar billing salonnya hari ini, aku juga ingin pulang cepat... ada yang ingin ku bicarakan dengannya, penting!"

KLEK!

suara telpon terputus di seberang sana sontak membuat Mebuki-san pucat dan histeris memanggil pelayannya dalam keadaan panik.

.

.

.

.

-Prefektur Mie-

Kushimaru Kuriare dan Sun Goku saat ini terlihat sedang bersantai sehabis mandi di dalam satu kamar motel murah bernama 'Azalea' yang lokasinya di pinggir hutan hujan prefektur Mie, terlihat juga mobil curian barang bukti menabrak Naruto sedang terparkir apik di carport motel...keduanya tak menyadari saat ini sedang di pantau oleh anggota akatsuki yang terdiri dari Kakuzu, Zetsu, Kisame dan Tobi... sementara Hidan untuk sementara tak bisa ikut bergabung karna semalam 'dimangsa' habis-habisan sampai pagi oleh Kakuzu sampai gak bisa jalan sama sekali.

empat orang Akatsuki team sedang bersembunyi di balik semak tak jauh dari hotel tersebut, lebih tepatnya bergerombol sambil jongkok di semak yang rimbun mirip jii-san berotak ecchi yang lagi ngumpul sambil nonton video hent*i lewat video streaming HP trus lagi rapat gimana cara ngintipin para gadis yang lagi mandi di onsen balik semak-semak.

"Kakuzu nii-san, apa kata ketua Pain?" tanya Zetzu.

"fix, sekarang waktunya operasi penangkapan...ketua sudah memberi ijin... ingat hanya PENANGKAPAN...bukan eksekusi mati, kalau luka-luka dikit gak masalah asalkan target jangan sampai mati...jelas semua?"

"Ha'i nii-san" jawab ketiga anggota akatsuki lainnya.

"Tobi-bro, apa kau bawa bom rakitan dari Deidara?" tanya Zetsu.

"siiip! semua jenis bom udah ada di sini" unjuk Tobi pada teman-teman lainnya menunjukkan bom nya yang berjumlah 3 butir bom tanah liat berkekuatan sedang berada dalam kantong kresek hitam tanpa pelindung apa-apa lalu mengacungnya tinggi-tinggi, serempak tiga orang akatsuki menjauh ketakutan.

"baka-Tobi! kau pikir bom Deidara itu buah manggis yang patut masuk kantong kresek hapah?mana kotak pelindung khususnya?bukannya sudah dikasi bareng kotaknya?" marah Zetzu sambil menggeplak Tobi.

"aku buang boksnya, abis ngerepotin dan menuhin tempat, makanya mending di taruh kantong kresek aja, praktis...keliatan kyk bawa buah khan?" jawab Tobi menyengir lebar di balik topeng lolipop orangenya dengan memperlihatkan eye smilenya di balik lubang mata topeng membuat teman-temannya serempak menepuk kening bareng dan memasang wajah facepalm.

"praktis gundulmu! sekali senggol kecil aja itu bom bisa meledak BAKA! kau ingin membahayakan nyawa kami semua?" Zetsu mulai histeris...'kalau bom itu meledak meski cuma satu, aku bakal berubah jadi bonsai, itu namanya bencanaaa!' inner zetsu mulai menjerit.

"oh ya ampuuun, cobaan berat apa yang Engkau berikan pada kami Tuhaaaan...untung Tobi cuma satu biji...kalo ada Tobi kedua lebih baik ijinkan aku gantung diri saja di pohon toge terdekat Tuhan" keluh Kisame.

"sudahlah kalian ini, jadi operasi penyergapannya gak sih ? kapan kita bisa pulang kalo masi stuck di sini bakayarooo! konoyaroooo!" omel Kakuzu meniru gaya bicara penyanyi rap Bee sambil menimpuk tobi dengan benang cakra hitam sebesar bola bowling dengan pentuh 'cinta' dan sudut siku-siku besar tercetak di kepalanya sampai

BLETAKK!

sang Tobi terjengkang terlentang ke belakang tak berkutik... tiba-tiba Tobi bangun lalu berdiri tegak membelakangi kawan-kawannya

"You wanna party? i'll give you a BIG PARTY!... Banzaaaaiiii!"

sambil memakai kembali topeng lolipop orange nya Tobi yang super duper kesal di bully saudara-saudara se teamnya langsung berlari kencang menyerbu motel kecil itu sendirian meniru pasukan khusus anbu penyerang.

"To...TOBIII!... double sh*t! jangan nekat kau adik idiot bodoh! guwe blon kasi aba-aba!..." ucap Kakuzu.

BLAARRRR!...

terlambat, tau-tau ledakan besar terdengar kencang diikuti asap membumbung keluar dari jendela kaca motel yang pecah berlubang besar di mana-mana akibat ledakan keras barusan.

serpihan ledakan mental kemana-mana hingga membuat Kakuzu, Zetsu dan Kisame terpaksa berlindung di balik pohon yang rada jauh dua meter dari lokasi.

ketiganya segera menyusul mendekati lokasi ledakan besar itu setelah dirasa aman.

"ki...kira-kira si baka Tobi bakal selamet gak ya?" tanya Kakuzu.

"kayaknya yes deh" jawab Kisame.

"gu...guwe sih No" jawab Zetsu sambil ngaca di cermin kecil saku buat mastikan riasan wajah hitam putih nya yang katanya mirip no face vilain nya batman tetep pada tempatnya...tetep vertikal bukan berubah jadi horizontal macam bendera indonesia lantaran ledakan mendadak.

sisa asap masih terlihat di bekas ledakan, kamar hotel Azalea hancur di bagian pintu masuk, target penangkapan yaitu Kushimaru kuriare pingsan di lantai reruntuhan hotel dengan baju compang camping bekas ledakan, Sun Go Ku juga telungkup pingsan menggantung di atas meja bartender sedangkan Tobi Uchiha berada di kamar mandi masuk bak ember besar dengan posisi terbalik dengan kepala dan badan masuk ember sedangkan kedua kakinya saja yang terlihat di udara...dan untungnya mobilnya gak apa-apa, paling cuma kena serpihan krikil dan debu.

"tob...tobi...elo waras khan Tob?" tanya Kakuzu memastikan yang di jawab acungan jempol meski si baka lolipop orange masih merintih karna kepala dan setengab badannya masuk ember besar dan kaki masih mengudara.

"mission complete sir" lapor Kisame yang tau-tau sudah nelpon ketua Pain.

["bagus, bawa pelaku beserta mobilnya kembali ke kota...kita introgasi mereka di sana secepatnya"] suara ketua Pain terdengar puas mendengar anggota nya berhasil dalam misi peringkusan tersangka penabrak Naruto.

.

.

.

.

.

-Markas Akatsuki di kota Amegakure-

"siapa yang telpon? kelihatannya wajahmu senang sekali" sapa Konan yang sedang merajut tas woll berwarna hitam motif awan merah sambil duduk di sofa.

"aku baru saja mengirim Kisame, Kakuzu, Hidan, Tobi dan Zetsu untuk mengejar dan menangkap hidup-hidup dua orang pelaku penabrak Naruto, kabarnya kedua pelaku sembunyi di kota kecil prefektur Mie, dan akhirnya misi hari ini sukses...aku harap mereka membawa dua pelaku itu kembali ke kota Tokyo dengan aman dan sentosa"

"ada misi pelacakan penabrak Naruto kenapa kau tak mengajak aku serta? aku bosan di sini"

"dear, misinya berbahaya...aku gak mau kau kenapa-napa...lebih baik serahkan pada lima orang bodoh itu, kita punya banyak anggota akatsuki...kenapa gak di manfaatkan" ucap Pein sambil memeluk Konan dari belakang.

.

.

.

.

"Hatsyii! koq kayaknya ada yang ngomongin kita deh bro" ucap Tobi yang kali ini badannya penuh perban karna luka-luka ledakan nya sangat banyak...ia sedang di bopong Zetsu yang prihatin akan keadaan partner in crime nya ini.

"perasaan loe aja ngkali Tobi, udahlah jangan ngeluh...mobil yang bawa kita pulang cuma satu sementara kita lima orang di tambah dua mahluk nista gak jelas ini, kita perlu tambahan satu mobil lagi...apa ada saran selain nyewa taxi yang muahalnya inanilahi? mana duid berkurang gara-gara buat berobat tiga kunyuk iniih" keluh Kakuzu yang mulai keluar jiwa pelit ala rentenirnya...kedua tangannya sibuk menggendong Hidan ala bridal style yang bokongnya masih sakit bekas Kakuzu 'garap' semalaman.

"siapa yang ngatain tiga kunyuk HEEH!" Son Go ku mulai ngambek.

"lah, koq marah...?" celetuk Zetsu.

"ya jelas marah lah...yang kunyuk kan cuma dia (nunjuk Sun Go Ku) masa gue sama manusia lolipop ikutan di bawa-bawa?" protes Kusimaru Kuriare gak terima.

"dih ngaku" celetuk Kisame sakrastic.

"udahlah, jangan berantem lagi, timbang sewa taxi online apa susahnya, sebentar ya...aku buka guugle chrome dulu" kata Hidan yang masih nyaman di gendongan Kakuzu.

"dooh pegel nih, ada yang bawa PSP gak? bete neh guwe nunggu lama" protes Sun Go Ku yang nulis-nulis tanah pakai jempol kaki.

"gak usah minta yang gak ada deh, tangan nya aja masih di iket gitu masih belagu minta pinjem PSP segala, gak mikir pegang PSP nanti pake apa?" tanya Kisame sambil minum air mineral.

"pake jempol lah, masa pake sirip" celetuk Sun Go Ku yang bikin Kisame kesel banget.

"you nyindir guwe njirr?" Kisame mulai emosi jiwa.

"udah-udah...masa monyet berantem sama ikan, khan gak level" lerai Tobi.

"eh permen lolipop, diem deh!" tunjuk Kusimaru.

"senpaiiii huweeeeee!" Tobi nangis sambil gegulingan di tanah.

alhasil kelompok kecil akatsuki ricuh berantem sendiri di tengah kebon kosong prefektur Mie.

TBC